PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
1
suatu kelompok dan diberikan suatu materi yang dirancang sebelumnya oleh guru.
Setelah itu siswa bersaing dalam turnamen untuk mendapatkan penghargaan kelompok.
Selain itu terdapat kompetisi antar kelompok yang dikemas dalam suatu permainan agar
pembelajaran tidak membosankan. Pembelajaran kooperatif tipe TGT juga membuat
siswa aktif mencari penyelesaian masalah dan mengkomunikasikan pengetahuan yang
dimilikinya kepada orang lain, sehingga masing-masing siswa lebih menguasai materi.
Dalam pembelajaran tipe TGT, guru berkeliling untuk membimbing siswa saat belajar
kelompok. Hal ini memungkinkan siswa untuk berinteraksi dengan guru. Dengan
mendekati siswa, diharapkan tidak ada ketakutan bagi siswa untuk bertanya atau
berpendapat kepada guru.
2
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Adakah perbedaan yang signifikan pada minat belajar kimia siswa dengan mengikuti
pembelajaran metode kooperatif tipe TGT dibandingkan menggunakan metode
ceramah?
1.3 Tujuan
3
BAB II
LANDASAN TEORI
Pembelajaran kimia yang merupakan salah satu bagian dari ilmu pengetahuan
alam mempelajari tentang materi, struktur, dan sifat-sifatnya. Banyak siswa
menganggap materi dalam pelajaran kimia bersifat abstrak. Senyawa Hidrokarbon
merupakan salah satu konsep yang dibahas dalam mata pelajaran kimia, yang mengkaji
konsep-konsep abstrak yang sulit untuk dipahami oleh siswa. Anggapan tersebut,
membuat siswa tidak antusias dan tidak termotivasi dalam mempelajarinya. Hal ini
berdampak pada rendahnya hasil belajar.
4
Prestasi adalah penilaian pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan
murid yang berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada
mereka dan nilai-nilai yang terdapat di dalam kurikulum Bustalin (2004:3). Kegiatan
penilaian termasuk ke dalam evaluasi yang tentunya menggunakan suatu alat atau
sering disebut dengan instrumen. Penentuan alat ukur atau instrumen yang akan
digunakan disesuaikan dengan hasil pengukuran yang ingin di dapat. Sedangkan
ketepatan instrumen penilaian dalam menentukan hasil pengukuran dilihat dari kisi-kisi
instrumen penilaian tersebut. Kisi-kisi tersebut berupa materi yang diujikan, bentuk
soal, tingkat berpikir yang terlibat, bobot soal, dan penskoran (Rasyid, dkk, 2009: 9).
1. Hidrogen alifatik terdiri atas rantai karbon yang tidak mencakup bangun
siklik. Golongan ini sering disebut sebagai hidrokarbon rantai terbuka atau hidrokarbon
siklik. Contoh hidrokarbon alifatik yaitu :
2. Hidrokarbon alisiklik atau hidrokarbon siklik terdiri atas atom karbon yang
tersusun dalam satu lingkar atau lebih.
5
3. Hidrokarbon aromatik merupakan golongan khusus senyawa siklik yang
biasanya digambarkan sebagai lingkar enam dengan ikatan tunggal dan ikatan rangkap
bersilih–ganti. Kelompok ini digolongkan terpisah dari hidrokarbon asiklik dan alifatik
karena sifat fisika dan kimianya yang khas (Syukri, 1999).
Karbon-karbon dari suatu hidrokarbon dapat bersatu sebagai suatu rantai atau
suatu cincin. Hidrokarbon jenuh dengan atom-atomnya bersatu dalam suatu rantai lurus
atau rantai yang bercabang diklasifikasikan sebagai alkana. Suatu rantai lurus berarti
dari tiap atom karbon dari alkana akan terikat pada tidak lebih dari dua atom karbon
lain. Suatu rantai cabang alkana mengandung paling sedikit sebuah atom karbon yang
terikat pada tiga atau lebih atom karbon lain (Fessenden, 1997).
CH3
Senyawa berbobot molekul rendah berwujud gas dan cair, dan zat yang
berbobot molekul tinggi berwujud padat. Alkana merupakan zat nonpolar, zat yang tak
larut dalam air dengan kerapatan zat cair kurang dari 1,0 g/ml. Selain alkana juga ada
alkena yaitu hidrokarbon yang memiliki satu atau lebih ikatan rangkap dua karbon–
karbon. Senyawa ini dikatakan tidak jenuh karena tidak mempunyai jumlah maksimum
atom yang sebetulnya dapat ditampung oleh setiap karbon (Pettruci, 1987).
6
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode
Penelitian ini akan dilaksanakan pada siswa kelas X semester 2 tahun pelajaran
2017. Penelitian ini direncanakan pada bulan Agustus 2017 di SMA Lab School
Unsyiah Banda Aceh, bertempat di Kopelma Darussalam Syiah Kuala, Kota Banda
Aceh.
7
3.4 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Lab School
Unsyiah. Sedangkan sampel yang digunakan adalah siswa kelas X SMA Lab School
Unsyiah.
Metode pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan angket dari data penelitian
yang terdiri dari: 1) data motivasi belajar siswa yang dihimpun dengan menggunakan
angket motivasi sebanyak 10 item pernyataan yang disusun dengan menggunakan
skala Likert. 2) data penguasaan konsep senyawa hidokarbon yang dihimpun dengan
menggunakan instrument tes esai dan diberikan diawal pembelajaran (pretest) dan di
akhir pembelajaran (postest) baik pada siklus I maupun pada siklus II.
Data hasil penguasaan konsep siswa dihitung nilai Gain dan N-Gain (%). Rumus gain
adalah:
(Meltzer, 2008)
Skor Kriteria
0-30 Rendah
30-70 Sedang
70-100 Tinggi
Tabel 1 Interpretasi skor
8
3.6 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa angket
motivasi yang berisi 15 item pernyataan dan instrument tes esai dan diberikan diawal
pembelajaran (pretest) dan di akhir pembelajaran (postest).
9
DAFTAR PUSTAKA
Rasyid, H., dan Mansur. 2009. Penilaian Hasil Belajar. Bandung: CV. Wacana Prima.
Slavin & Robbert E. 1997, Cooperative Learning Theory, Research, and Practice. USA:
Allyn and Daco.
Zulaika Marta Sani, Sudarmin, Sri Nurhayati, April. 2016. Pembelajaran Team Game
Tournament Berbantuan Media Number Card Untuk Meningkatkan Keaktifan
Siswa. Journal Scientia Indonesia. Vol 1, No. 1.
10