Anda di halaman 1dari 6

Nama : Wahyu Fonika Sari

NIM : 1157040067
Kelas : Kimia 4B

SEMINAR NASIONAL
Pemateri 1 : Prof. Dr. H. Nanat Fatah Natsir, M.Si
Pemateri 2 : Dr. La Ode Sumarlin, M.Si
Pemateri 3 : Dede Suhendar, M.Si

Materi 1 : Paradigma Wahyu Memandu Ilmu (Kimia Dalam Perspektif Al- Quran)

 Pada abad ke 7M - 13M, pada 6 abad ini atau abad pertengahan bisa dikatakan sebagai
abad yang dinamis. Pada abad ini islam memimpin peradaban dunia. Perkembangan ilmu
pengetahun pada abad ini sangatlah pesat. Pada abad ini islam memiliki kontribusi yang
sangat besar dalam upaya menyebarkan ilmu pengetahuan dan tekhnologi. Banyak
ilmuan-ilmuan muslim di zaman ini seperti Ibnu Khaldun, Ibnu Sina, dan Abu Musa Jabir
bin Hayyan/Geber. Keberadaan para cendekiawan ini menjadi inspirasi dan inovasi bagi
uamt Islam untuk terus mempelajari berbagai disiplin ilmu sehingga islam mampu
membawa rahmat bagi seluruh dunia. Hal ini disebabkan sistem integrasi ilmu dan
agama. Para ilmuan menjadikan ayat-ayat Qur’aniyah sebagai panduan dan landasan
untuk ayat-ayat kauniyah. Sehingga itegrasi ilmu yang berkembang dengan luas
berdasarkan islam dan sesuai dengan ayat-ayat qauniyah. Pada abad 14 M – abad 20 M,
dapat dikatakan sebagai abad yang statis, pada abad ini islam mengalami kemunduran.
Sistem pendidikan dikhotomi ilmu dan agama. Abad 20 sampai selanjutnya islam meraih
kembali zaman keemasan Islam dan memimpin peradaban dunia. Sistem pendidikan
wahyu memandu ilmu dan tidak ada dikhotomi ilmu dan agama.
 Agar Pendidikan Islam mampu membangun akhlak/karakter bangsa, maka perlu
dilakukan rekonstruksi pendidikan islam melalui pengembangan sistem pendidikan islam
berbasis wahyu memandu ilmu dan berbingkai akhlakul karimah. Pendidikan islam
berbasis wahyu memandu ilmu dengan argumentasi didasarkan pada Q.S. Ali Imron 190-
191 : “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam
dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal (yaitu) orang-orang yang
mengingat Allah sewaktu berdiri, duduk atau berbaring dan mereka fikirkan hal kejadian
langit dan bumi : Ya Tuhan Kami! Tidaklah Engkau jadikan (semuanya) ini dengan sia-
sia. Maha Suci Engkau maka peliharakanlah kiranya kami dari azab neraka.”
 Wahyu memandu ilmu maksudnya wahyu membimbing, menunjukan dan mengarahkan
ilmu, baik dalam ontologi, epistimologi maupun aksiologi; Pengembangan ilmu tidak
bertentangan dengan wahyu atau dengan kata lain, ilmu dikembangkan sejalan dengan
wahyu, baik dalam ontologi, epistimologi maupun aksiologi; Pengembangan ilmu
bernafaskan wahyu, baik dalam ontologi, epistimologi maupun aksiologi;
 Prinsip – prinsip wahyu memandu ilmu didasarkan pada tauhid sebagai landasan pokok
pengembangan keilmuan, ayat-ayat Quraniyah dan Kauniyah sebagai sumber ilmu,
wahyu dan akal pada hakekatnya tidak bertentangan, ilmu sebagai sarana ibadah kepada
Allah dan berorientasi kepada kemaslahatan. Prinsip-prinsip tersebut sebagai landasan
filosofis dalam menghadapi paradigma keilmuan konvensional yang mekanistik,
positivistik, materialistik, dan sekularistik. Prosedur kerja wahyu memandu ilmu yaitu :
1. Wahyu (Al-Quran dan Alhadits) yang dituangkan dalam bentuk nas premis-premis
bagi sains empirikal
2. Wahyu-wahyu ini pulalah yang memandu inferensi ke arah mana premis-premis itu
diadopsi
3. Hasil reduksi setelah verifikasi (berdasarkan pada data-data empirikal) perlu
divalidasi kembali oleh alquran dan hadits.(Herman Soewardi, 1999)
 Ilmu Kimia dalam perspektif Al-Quran
a. Al-Quran membahas tentang atom. Dalam Al-Quran, atom dikenal dengan nama
dzarrah, yaitu sesuatu yang paling kecil dan tidak ada lagi yang lebih kecil daripada
itu. Menurut John Dalton, atom adalah partkel terkecil dari suatu zat yang tidak dapat
diuraikan menjadi partikel yang lebih kecil dengan reaksi kimia biasa. Inilah salah
satu mukjizat Al-Quranul Karim.
b. Al-Quran membahas tentang berbagai unsur kimia, seperti besi. Di dalam Kimia,
unsur besi diberi nama Fe. Sedangkan di Al-Quran adalah Al-Hadiid, yang mana
Allah SWT telah mengkhususkan satu surah dengan nama Surah Al-Hadiid.
Kemudian Tembaga. Sebagaimana dalam surat Al-Kahf ayat 96. Di dalam kimia,
unsur tembaga dikenal dengan nama Cu. dan Emas dalam surat Faathir ayat 33. Di
dalam kimia, emas diberi nama unsur Au.
c. Al-Quran membahas tentang senyawa, seperti senyawa air dan alkohol , yang terdapat
pada surat Al-Anbiya ayat 30 dan surat Ash-Shaaffaat ayat 46-47. Di dalam kimia,
senyawa air dinamakan H2O, dan alkohol dinamakan C2H5OH.
d. Al-Quran membahas tentang campuran. Seperti campuran air susu (Q.S. Al-
Mu’minuun : 21) dan Campuran tanah dan air (Q.S. Al-Kahf : 41)
 Para ilmuan terdahulu yang meyakini keberadaan Tuhan. Diantara ilmuan yang meyakini
keberadaan Tuhan yaitu : Galileo Galilei (1564 – 1642), Johannes Kepler (1571 – 1630),
Roger Bacon (1220 – 1292), Isaac Newton (1642 – 1727), Albert Einstein (1879 – 1955)
(Ahli Fisika), Georges Lemaitre (1894 – 1966)

Materi 2: Integrasi Ilmu Kimia & Islam

 Motivasi mencari ilmu. Banyak kata-kata yang bias dijadikan motivasi untuk kita dalam
menuntut ilmu dan menumbuhkan rasa semangat dalam menuntut ilmu.
Barangsiapa menempuh jalan yang padanya dia menuntut ilmu, maka Allah telah
menuntunnya jalan ke surga.” (HR Muslim).
Imam Syafii rahimahullah berkata: ”Menuntut ilmu adalah lebih utama daripada shalat
sunnah.
Ibnu Abbas r.a. berkata: ”Mendiskusikan ilmu pada sebagian malam lebih saya sukai
daripada menghidupkan malam itu.
 Menuntut ilmu membutuhkan kesabaran dan motivasi yang tinggi. Ada yang berhenti
karena merasa capek dan bosan kuliah (belajar). seharusnya ini tidak terjadi jika pemuda
ini punya semangat dan kemauan yang kuat. Kesulitan yang dihadapi penuntut ilmu hari
ini jauh lebih ringan dibandingkan dengan berbagai kesulitan yang dihadapi para penuntut
ilmu zaman dahulu. Semangat untuk mengamalkan ilmu juga merupakan suatu
pendorong yang kuat dalam penguasaan ilmu. Ali bin Abi Thalib Radhiallahu ’anhu
berkata: “Sesungguhnya yang disebut orang ‘alim adalah orang yang beramal dengan
ilmunya dan ilmunya sesuai dengan amalnya.” Jika seorang yang berilmu, tetapi tidak
mengamalkan ilmunya, maka dia tetap dianggap orang yang bodoh (jahil).
Menuntut ilmu merupakan jalan ke surga, seperti yang disebutkan dalam Hadits
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam: “Barangsiapa yang menempuh suatu jalan untuk
menuntut ilmu, niscaya Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.” (H.R.
Muslim).Untuk itu, marilah kita menjadi penuntut ilmu yang sungguh dan semangat,
mencintai ilmu dan mengamalkannya dalam kehidupan kita.
 Prof. Wahbah az-Zuhaili, penulis kitab al-Fiqh al-Islam wa Adillatuhu dan Tafsir al-
Munir pernah ditanya, berapa jam beliau membaca dan menulis. Beliau menjawab:
“Tidak kurang dari 16 jam sehari”. Kisah lain yaitu Imam Nawawi Rahimahullah dengan
kitab “Syarah Muslimnya”disebutkan bahwa beliau setiap hari belajar 8 cabang ilmu dari
subuh sampai larut malam. Begitu juga dengan Imam Ahmad bin hanbal pernah
menempuh perjalanan ribuan kilometer untuk mencari satu Hadits, bertani untuk mencari
rezeki, dan masih membawa-bawa tempat tinta pada usia 70 tahun.
 Dalam Al-Qur’an surat ar-Rahman ayat 33 di sebutkan bahwa : “Wahai golongan jin dan
manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka
tembuslah! Kamu tidak akan mampu menembusnya kecuali dengan kekuatan (dari
Allah Swt.)”. (Surah ar-Rahman/55: 33)
Pentingnya ilmu pengetahuan bagi kehidupan umat manusia. Dengan ilmu pengetahuan,
manusia dapat mengetahui benda-benda langit. Dengan ilmu pengetahuan, manusia dapat
menjelajahi angkasa raya. Dengan ilmu pengetahuan, manusia mampu menembus sekat-
sekat yang selama ini belum terkuak. Manusia diberi potensi oleh Allah Swt. berupa akal.
Akal ini harus terus diasah, diberdayakan dengan cara belajar dan berkarya. Dengan
belajar, manusia bisa mendapatkan ilmu dan wawasan yang baru. Dengan ilmu, manusia
dapat berkarya untuk kehidupan yang lebih baik.
 Al qur’an sebagai sumber inspirasi ilmu dan memadukan agar pada setiap aktivitas kita
ada kerja keras dari kekuatan tubuh kita, ada kerja cerdas berdasarkan sains (kimia) dan
ada kerja ikhlas berdasarkan Islam. Contoh Integrasi kimia dan Al-Quran misalnya dari
bidang biokimia, dimana ditinjau dari berbagi aspek bidang, yaitu asal mula kehidupan,
teori yang mendasari mahluk hidup, dan dari hokum islam yang berbicara tentang
kehidupan dan asal-muasalnya dan pengembangan praktik ilmu biokimia. Riset lainnya
yang berbasis integrasi sains (ilmu kimia) dan islam yaitu mengenai madu. Dimana madu
dalam alquran disebutkan sebagi obat. Dan dalam riset penelitian dibuktikan bahwa madu
dapat digunakasn sebagai aktivitas antikanker dan antioksidan.

Materi 3 : Kimia Dalam Al-Quran

 Kimia dalam al-Quran meliputi semua objek benda dan interaksinya dengan objek objek
lainnya yang disampaikan dalam Al-Quran dan Hadits-hadits sahih. Objek-objek kimia
dalam Quran dan Hadits secara global yaitu tanah, air, dan udara, bahkan sampai
antariksa. Ayat-ayat kimia dalam Quran dan Hadits memiliki tingkat kemudahan
pembahasan dan penelitiannya: Berkaitan dengan fikih yang menggunakan benda ,
fenomena alam, semua itu berkaitan dengan masalah-masalah keimanan. Alquran
merupakan wahyu Allah sebagi cahaya, penerang yang memberi pedoman, menuntun,
menunjukan jalan dan mengendalikan terhadap ilmu-ilmu keislaman dan juga memandu
ilmu sains sebagai sunnatullah. Ilmu sains (kimia) dikembangkan oleh para ilmuan
muslim dan sangat berkembang sampai abad pertengahan yang kemudian diadopsi, dan
lebih dikembangkan oleh saintis barat.
 Relativitas sains dalam pengetahuan benda telah disebutkan oleh Al-Quran dengan istilah
Dzarrah. Dzarrah merupakan benda paling kecil volumenya atau paling ringan beratnya.
perkembangan pengetahuan tentang partikel terkecil dan teringan yaitu 1). debu paling
halus, 2) atom, 3) atom terdiri atas: proton, neutron, elektron, 4) partikel-partikel
elementer (belasan).
 Penyebutan tanah dalam Al-Quran dijelaskan dalam surat ke-5 yang artinya: …lalu kamu
tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah
mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi
Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya
kamu bersyukur.” Sejak zaman dulu telah disebutkan dalam Al-Quran bahwa tanah dapat
digunakan sebagai media untuk berwudhu, dalam hal ini di era sekarang telah benar
adanya dan terbukti bahwa tanah merupakan absorben yang sangat baik, sehingga bisa
digunakan untuk berwudhu. Unsur yang terkandung dalam tanah yaitu dominasi silika,
silikat dan aluminosilikat. Silica gel, kaolin, bentonit, dan zeolit sudah tak terbantahkan
dipakai untuk penyerap dan penanganan pencemaran air karena memiliki sifat yang khas
sebagai adsorben. Berdasarkan hasil eksperimen bahwa Adsorbat dapat di cari dengan
𝑆𝑖−𝐴𝑙
persamaan Adsorbat = K maks (-(𝐹𝑒+𝐶𝑎)+𝑈𝐿 ) K desorp

 Penyebutan air dalam Al-Quran terdapat pada surat ke-5 ayat 6 : “Hai orang-orang yang
beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan
tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan
kedua mata kaki...... Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya
bagimu, supaya kamu bersyukur. (QS. 5:6). Fiqih membahas air sebagai media untuk
berwudhu ditetapkannya dua qullah atau dialirkan, hal ini memiliki hikmah masalah
pengadaan/pengolahan air bersih yaitu adanya bahan terlarut (COD) dan perkembangan
mikroba, pengaliran dimana dapat mengurangi COD, benarnya hadits tentang anjuran
rasulullah untuk menutup bejana air.
 Rekonstruksi konsep kestabilan inti. Selain tanah, air dan udara , Al-Quran juga
menyebutkan tentang unsur kimia yaitu besi. “Dan kami ciptakan besi yang padanya
terdapat kekuatan yang hebat ... (Q.S. 57:25). Kestabilan inti atau energi ikat berdasarkan
defek massa , bila di lihat dengan menggunakan rumus fisika dan kimia yang sudah ada,
diperoleh urutan kestabilan inti: ni-62 > fe-56 > ....”. Kestabilan inti berdasarkan massa
rata-rata inti dari nuklida, sesuai dengan hasil penelitian dengan menggunakan massa inti
per nukleon, urutan kestabilan inti: Fe-56 > Ni-62 . Hasil eksperimen yang di dapatkan
sesuai dengan literature yang ada. Dalam literatur-literatur ilmu bumi dan astronomi: besi
merupakan produk akhir nukleosintesis dan sekaligus sebagai unsur paling stabil (dari
nuklida Fe-56-nya).
 Contoh beberapa hasil penelitian lainnya yang berdasarkan atau sesuai dengan Al-Quran.
- Kandungan Air Zamzam: sulit tumbuh bakteri dan menumbuhkan lebih cepat
tanaman kacang-kacangan
- Fosilisasi Kayu dan Tulang (Dan mereka berkata: "Apakah bila kami telah menjadi
tulang belulang dan benda-benda yang hancur, apa benar-benarkah kami akan
dibangkitkan kembali sebagai makhluk yang baru?"Katakanlah: "Jadilah kamu
sekalian batu atau besi, (QS. 15:49-50)

Anda mungkin juga menyukai