Anda di halaman 1dari 13

PENANGGULANGAN DBD

No. Kode :
Terbitan :
No. Revisi :
BLUD PUSKESMAS UKUI
Tgl.Mulai Berlaku :
Disahkan oleh :
Halaman : Kepala BLUD
SPO Puskesmas Ukui
PEMERINTAH
KABUPATEN PELALAWAN

dr. Hj.Leila Handayani


NIP. 19800715 200701 2 003

Pengertian Demam berdarah dengue adalah penyakit menular yang di tularkan


melalui gigitan nyamuk Aedes aegepty dan Aedes albopictus yang
sebelumnya telah terinfeksi oleh virus Dengeu dari penderita DBD
lainnya terutama menyerang anak-anak, ditandai dengan panas tinggi,
perdarahan dan dapat menimbulkan kematian. Penyakit ini termasuk salah
satu penyakit yang dapat menimbulkan wabah.
Tujuan Sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan penanggulangan DBD
Kebijakan KEPUTUSAN KEPALA BLUD PUSKESMAS UKUI
Referensi Kep.Men PAN No : KEP/25/M.PAN/2/2004
Langkah-langkah 1. Penemuan suspek penderita DBD baik aktif dan pasive di unit
Prosedur pelayanan kesehatan dengan gejala tidak ada tanda kedaruratan
dilakukan uji Tourniquet dan dilakukan pemeriksaan laboratorium atau
RDT.
2. Jika hasil positif dengan Jumlah trombosit ≤ 100.000/µl, penderita di
rujuk ke Rumah Sakit.
3. Selanjutnya dilakukan Penyelidikan Epidemiologi di wilayah penderita
dan apabila memenuhi kriteria fogging maka dilakukan pengasapan
4. Jika hasil positif dengan Jumlah trombosit > 100.000/µl,penderita
tidak perlu di rujuk cukup dilakukan kontrol dan tetap dilakukan
Penyelidikan Epidemiologi di wilayah penderita apabila memenuhi
kriteria fogging maka dilakukan pengasapan Dan jika hasil negatif
maka akan diberikan pengobatan sesuai simptomatis.
5. Jika ditemukan penderita dengan tanda kedaruratan atau penderita dari
Rumah Sakit, PE dilaksanakan berdasarkan laporan dari RS ( S0 dan
hasil laboratorium )

Unit Terkait 1. KIA


2. Gizi
3. Imunisasi
4. Promkes
5. PKK
6. Kader
Dokumen terkait 1. Dinas Kesehatan
2. Rumah Sakit
3. UPTD Kesehatan/Puskesmas
4. Pustu
5. Poskesdes/Polindes.
PENANGGULANGAN DBD
No. Kode :
Terbitan :
No. Revisi :
BLUD PUSKESMAS UKUI
Tgl.Mulai Berlaku :
Disahkan oleh :
DAFTAR Halaman : Kepala BLUD
TILIK Puskesmas Ukui
PEMERINTAH
KABUPATEN PELALAWAN

dr. Hj.Leila Handayani


NIP. 19800715 200701 2 003

TIDAK
NO KEGIATAN YA TIDAK
BERLAKU
1. Apakah penemuan suspek penderita DBD baik aktif dan
pasive di unit pelayanan kesehatan dengan gejala tidak ada
tanda kedaruratan dilakukan uji Tourniquet dan dilakukan
pemeriksaan laboratorium atau RDT?

2. Apakah jika hasil positif dengan Jumlah trombosit ≤


100.000/µl, penderita di rujuk ke Rumah Sakit?

3. Apakah selanjutnya dilakukan Penyelidikan Epidemiologi


di wilayah penderita dan apabila memenuhi kriteria
fogging maka dilakukan pengasapan

4. Apakah jika hasil positif dengan jumlah trombosit


> 100.000/µl penderita tidak perlu di rujuk cukup
dilakukan kontrol dan tetap dilakukan Penyelidikan
Epidemiologi di wilayah penderita apabila memenuhi
kriteria fogging maka dilakukan pengasapan Dan jika
hasil negatif maka akan diberikan pengobatan sesuai
simptomatis?
5. Apakah jika ditemukan penderita dengan tanda
kedaruratan atau penderita dari Rumah Sakit, PE
dilaksanakan berdasarkan laporan dari RS ( S0 dan hasil
laboratorium )

CR: …………………………………………%.
……………………………………
Pelaksana/ Auditor

(………………………………)
BAGAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PENANGGULANGAN FOKUS DEMAM BERDARAH DENGUE

Penderita DBD

Penyelidikan Epidemiologi (PE)

- Pencarian penderita Di rumah / sekolah penderita


atau tersangka DBD dan rumah bangunan lainnya
lainnya dengan radius 200 m2 (kurang
- Pemeriksaan jentik lebih 20 rumah/bangunan
secara acak)

JIKA DITEMUKAN JIKA TIDAK DITEMUKAN


1. 1 atau lebih penderita DBD lainnya dan 1. 1 atau lebih penderita DBD lainnya dan
2. ≥ 3 orang tersangka DBD 2. ≥ 3 orang tersangka DBD
3. Lakukan Test RDT Jika Ada 3. Ditemukan jentik (≥5%)
4. Ditemukan jentik (≥5%)

1. PSN DBD 1 desa 1. PSN DBD 1 desa


2. Larvasidasi radius 200 m 2. Larvasidasi radius 200 m
3. Penyuluhan I desa 3. Penyuluhan 1 desa
4. FOGGING/ Pengabutan, radius 200 m2
( 2 siklus interval 1 minggu)
SOP Fogging
Standar Operating Procedure Fogging

Penyakit DHF (Dengue Haemorrhagic Fever) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus
dengue sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk ke dalam tubuh penderita melalui
gigitan nyamuk Ae. aegypti betina .1

Menurut WHO, terdapat 4 (empat) derajat klasifikasi antara lain:


1. Derajat I : Demam dan Uji tornigguet positif
2. Derajat II : Demam dan pendarahan spotan, pada umumnya dikulit dan atau manifestasi lain
yaitu mimisan, pendarahan gusi, muntah darah dan kadang disertai berar darah
3. Derajat III : Demam, pendarahan spotan disertai atau tidak disertai hepatomegah dan
ditemukan gejala-gejala kegagalan sirkulasi meliputi nadai yang cepat dan lemah, tekanan
nadi menurun (<20 mmHg) atau hipotensi disertai ekstremitas dingin, dan anak gelisah.
4. Derajat IV : Demam, perdarahan spotan disertai atau tidak disertai hepatomegali dan
ditemukan gejala renjatan hebat nadi tak teraba dan tekanan darah tak terukur.

Beberapa dasar hukum pelaksanaan fogging antara lain :


1. Kepmenkes No.581/MENKES/SK/VII/1992 Tentang Pemberantasan Penyakit Demam
Berdarah Dengue
2. Kepmenkes No 92 Tahun 1994 Tentang Perubahan Atas Lampiran Keputusan Menteri
Kesehatan RI No 581/MENKES/SK/VII/1992 Tentang Pemberantasan Penyakit Demam
Berdarah Dengue
3. Kepmendagri No 31- VI Tahun 1994 Tentang Pembentukan Kelompok Kerja Operasional
Pemberantasan Penyakit Demam Berdarah Dengue (POKJANAL DBD) Tim Pembina
LKMD Tingkat Pusat

Sebelum dilakukan tindakan fogging, terdapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi,
yaitu:
1. Persyaratan Administratif, antara lain:
 Terdapat penderita Positif DBD
 Terdapat Kematian Akibat DBD
 Harus dilaksanakan Penyelidikan Epidemiologi ( PE ) dengan memeriksa jentik dengan
rdius 100 meter dari rumah penderita ( kurang lebih 20 rumah /bangunan secara acak )
 Ditemukan lebih dari 3 orang tersangka DBD
 Ditemukan Jentik > 5% atau ABJ < 95%

2.Persyaratan Teknis
Tersedianya Alat Mesin Fogg / ULV ( Ultra Low Volume )
Pelaksana Petugas Dinas Kesehatan Kabupaten dan tenaga Lain yang telah dilatih
Lokasi meliputi seluruh wilayah terjangkit dengan radius 200 meter dari penderita
Sasaran Fogging rumah dan Tempat-tempat Umum
Dosis Insektisida sesuai dosis
Cara Fogging / ULV dilaksanakan 2 Siklus dengan Interval 1 minggu
Waktu yang dibutuhkan untuk pelaksanaan Fogging untuk 1 Siklus kurang lebih 3 jam,
Sedangkan prosedur pelayanan fogging mengikuti tahapan sebagai berikut:
1. Penderita DBD
2. Penyelidikan Epidemiologi ( PE ), merupakan pencarian penderita atau tersangka DBD
lainnya dan pemeriksaan jentik dilokasi tempat tinggal penderita dan rumah bangunan
lainnya dengan radius 100 m ( kurang lebih 20 rumah/bangunan secara acak )
3. Ditemukan 1 atau lebih penderita DBD lainnya dan / atau > 3 orang tersangka DBD, dan
ditemukan jentik ( > 5 % )

Hasil akhir pelaksanaan Fogging yang diterima oleh masyarakat berupa terbebasnya dari
gigitan nyamuk dewasa penyebab demam berdarah dengue sehingga mengurangi penularan
DBD dan tidak meluas ke wilayah lainnya
Kompetensi petugas fogging
 Jumlah Petugas yang dibutuhkan pada pelaksanaan Fogging sedikitnya 5 Orang yang
meliputi 1 orang Supervisor dan 4 orang petugas Fogging
 Petugas pelaksana harus sudah mengikuti Pelatihan / on the job trining Operasional Mesin
Fogg yang diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten / Propinsi
 Klasifikasi Pendidikan Petugas Pelaksana Fogging minimal SD/Sederajat.

Sarana Dan Prasarana Fogging


Sarana dan prasarana fogging antara lain:
1. 1 buah kendaraan roda 4 untuk mengangkut petugas, alat, bahan ke lokasi
2. 1 buah megaphone untuk menyampaikan pesan-pesan pada masyarakat
3. 1 set perlengkapan operasional yang terdiri dari : Baju lengan panjang ( katle pack );
Masker pelindung,; Topi lapangan; Sarung tangan; Sepatu Lapangan
4. Insektisida untuk 2 siklus fogging
5. 1 Set bahan pembantu operasional yang terdiri dari : 3 Buah jerigen 20 lt untuk solar yang
digunakan hari itu; 2 buah jerigen 5 lt untuk cadangan premum; 1 buah jrigen 2 lt untuk
cadangn insektisida; 8 buah baterai untuk 2 unit mesin fogging; 2 buah corong besar
bersaring; 2 buah corong kecil bersaring; 4 lembar kain lap

Selain hal diatas, harus dicantumkan pula informasi fogging dan pelayanan pengaduan
masyarakat. Juga ada kepastian jaminan pelayanan misalnya jika fogging yang dilaksanakan
tidak sesuai dengan standar akan dilakukan fogging ulang atau pengembalian dana.
Pembersihan Sarang Nyamuk (PSN) & Cara Penggunaan Bubuk Abate

Demam Berdarah Dengue (DBD) dapat dicegah dengan memberantas jentik-jentik nyamuk
Demam Berdarah (Aedes aegypti) dengan cara melakukan PSN (Pembersihan Sarang
Nyamuk) Upaya ini merupakan cara yang terbaik, ampuh, murah, mudah dan dapat
dilakukan oleh masyarakat, dengan cara sebagai berikut:
1. Bersihkan (kuras) tempat penyimpanan air (seperti : bak mandi / WC, drum, dan lain-lain)
sekurang-kurangnya seminggu sekali. Gantilah air di vas bunga, tempat minum burung,
perangkap semut dan lain-lain sekurang-kurangnya seminggu sekali

2. Tutuplah rapat-rapat tempat penampungan air, seperti tampayan, drum, dan lain-lain agar
nyamuk tidak dapat masuk dan berkembang biak di tempat itu.

3. Kubur atau buanglah pada tempatnya barang-barang bekas, seperti kaleng bekas, ban bekas,
botol-botol pecah, dan lain-lain yang dapat menampung air hujan, agar tidak menjadi
tempat berkembang biak nyamuk. Potongan bambu, tempurung kelapa, dan lain-lain agar
dibakar bersama sampah lainnya

4. Tutuplah lubang-lubang pagar pada pagar bambu dengan tanah atau adukan semen

5. Lipatlah pakaian/kain yang bergantungan dalam kamar agar nyamuk tidak hinggap disitu

6. Untuk tempat-tempat air yang tidak mungkin atau sulit dikuras, taburkan bubuk ABATE ke
dalam genangan air tersebut untuk membunuh jentik-jentik nyamuk. Ulangi hal ini setiap 2-
3 bulan sekali

Takaran penggunaan bubuk ABATE adalah sebagai berikut: Untuk 10 liter air cukup
dengan 1 gram bubuk ABATE. Contoh:
Untuk 10 liter air, ABATE yang diperlukan = (100/10) x 1 gram = 10 gram ABATE
Untuk menakar ABATE digunakan sendok makan. Satu sendok makan berisi 10 gram
ABATE.
Bila memerlukan ABATE kurang dari 10 gram, maka dapat dilakukan sebagai berikut:
 Ambil 1 sendok makan ABATE dan tuangkan pada selembar kertas
 Lalu bagilah ABATE menjadi 2, 3, atau 4 bagian sesuai dengan takaran yang dibutuhkan

Setelah dibubuhkan ABATE maka:


1. Selama 3 bulan bubuk ABATE dalam air tersebut mampu membunuh jentik Aedes Aegypti

2. Selama 3 bulan bila tempat penampungan air tersebut akan dibersihkan/diganti airnya,
hendaknya jangan menyikat bagian dalam dinding tempat penampungan air tersebut
3. Air yang telah dibubuhi ABATE dengan takaran yang benar, tidak membahayakan dan tetap
aman bila air tersebut diminum
PENANGGULANGAN P2 CHIKUNGUNYA
No. Kode :
Terbitan :
No. Revisi :
BLUD PUSKESMAS UKUI
Tgl.Mulai Berlaku :
Disahkan oleh :
Halaman : Kepala BLUD
SPO Puskesmas Ukui
PEMERINTAH
KABUPATEN PELALAWAN

dr. Hj.Leila Handayani


NIP. 19800715 200701 2 003

Pengertian Adalah suatu system atau teknis untuk mrnanggulangi terjadinya KLB
Chikungunya atau memperkecil resiko penularan yang lebih luas dengan
melakukan pemberantasan vector dan pemberdayaan peran serta
masyarakat dalam penanggulangan Chikungunya
Tujuan Sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan penanggulangan P2
Chikungunya

Kebijakan KEPUTUSAN KEPALA BLUD PUSKESMAS UKUI


Referensi Kep.Men PAN No : KEP/25/M.PAN/2/2004
Langkah-langkah
Prosedur 1. Jika ada laporan atau ditemukan penderita / tersangka Chikungunya,
segera laksanakan penyelidikan epidemiologi ke lokasi penderita /
tersangka
2. Periksa jentik di rumah sekitar penderita dengan radius 20 rumah dan
juga mencari penderita / tersangka lain, termasuk penderita panas bila
ada
3. Dari hasil penyelidikan epidemiologi, dilakukan analisa apabila :
a. Ada tambahan 2 atau lebih kasus Chikungunya penderita /
tersangka dalam periode 3 minggu yang lalu
b. Adanya tambahan 1 kasus Chikungunya yang meninggal dalam
periode 3 minggu yang lalu
c. Adanya tambahan kasus Chikungunya 1 orang dan 3 panas, dalam
3 minggu serta house index ( HI ) lebih atau sama dengan 5%
d. Ada tambahan 1 kasus Chikungunya dan HI lebih dari 5%
4. Bila ditemui kriteria a dan b atau c lakukan :
a. PSN
b. Abatisasi selektif
c. Penyuluhan
d. Fogging fokus radius 200 m sebanyak 2 siklus
5. Bila hanya dipenuhi kriteria d maka dilakukan :
a. PSN
b. Abatisasi selektif
c. Penyuluhan
Diagram Alir

Penderita / Pemeriksaan
tersangka Penyelidikan jentik radius 20
Chikungunya Epidemiologi rumah

a. Ada tambahan 2 atau lebih kasus Chikungunya


penderita / tersangka dalam periode 3 minggu yang
lalu
b. Adanya tambahan 1 kasus Chikungunya yang Pencarian
meninggal dalam periode 3 minggu yang lalu penderita /
c. Adanya tambahan kasus Chikungunya 1 orang dan 3 tersangka lain
panas, dalam 3 minggu serta house index ( HI ) lebih
atau sama dengan 5%
d. Ada tambahan 1 kasus Chikungunya dan HI lebih
dari 5%

Kriteria a / b / c Kriteria d

 PSN  PSN
 Abatisasi selektif  Abatisasi selektif
 Penyuluhan  Penyuluhan
 Fogging fokus

Unit Terkait 1. KIA


2. Gizi
3. Imunisasi
4. Promkes
5. PKK
6. Kader
Dokumen terkait 1. Dinas Kesehatan
2. Rumah Sakit
3. UPTD Kesehatan/Puskesmas
4. Pustu
5. Poskesdes/Polindes.
PENANGGULANGAN CHIKUNGUNYA
No. Kode :
Terbitan :
No. Revisi :
BLUD PUSKESMAS UKUI
Tgl.Mulai Berlaku :
Disahkan oleh :
DAFTAR Halaman : Kepala BLUD
TILIK Puskesmas Ukui
PEMERINTAH
KABUPATEN PELALAWAN

dr. Hj.Leila Handayani


NIP. 19800715 200701 2 003

TIDAK
NO KEGIATAN YA TIDAK
BERLAKU
1. Apakah Segera dilaksanakan penyelidikan epidemiologi ke
lokasi penderita / tersangka jika ada laporan atau
ditemukan penderita / tersangka Chikungunya?
2. Apakah dilakukan pemeriksaan jentik di rumah sekitar
penderita dengan radius 20 rumah dan juga mencari
penderita / tersangka lain, termasuk penderita panas bila
ada?
3. Apakah dari hasil penyelidikan epidemiologi, dilakukan
analisa apabila :
a. Ada tambahan 2 atau lebih kasus Chikungunya
penderita / tersangka dalam periode 3 minggu yang
lalu?
b. Adanya tambahan 1 kasus Chikungunya yang
meninggal dalam periode 3 minggu yang lalu?
c. Adanya tambahan kasus Chikungunya 1 orang dan 3
panas, dalam 3 minggu serta house index ( HI ) lebih
atau sama dengan 5%?
d. Ada tambahan 1 kasus Chikungunya dan HI lebih dari
5%?
4. Apakah bila ditemui kriteria a dan b atau c dilakukan :
a. PSN?
b. Abatisasi selektif?
c. Penyuluhan?
d. Fogging fokus radius 200 m sebanyak 2 siklus?
5. Apakah bila hanya dipenuhi kriteria d maka dilakukan :
a. PSN?
b. Abatisasi selektif?
c. Penyuluhan?
CR: …………………………………………%.

……………………………………
Pelaksana/ Auditor

(………………………………)
SURVEILANS
No. Kode :
Terbitan :
No. Revisi :
BLUD PUSKESMAS UKUI
Tgl.Mulai Berlaku :
Disahkan oleh :
Halaman : Kepala BLUD
SPO Puskesmas Ukui
PEMERINTAH
KABUPATEN PELALAWAN

dr. Hj.Leila Handayani


NIP. 19800715 200701 2 003

Pengertian Merupakan analisis terus menerus dan sistematis terhadap penyakit


menular dan faktor resiko untuk mendukung upaya pemberantasan
penyakit menular
Tujuan Sebagai pedoman kerja petugas surveilans dalam pengambilan data
Kebijakan KEPUTUSAN KEPALA BLUD PUSKESMAS UKUI
Referensi 1. (Kepmenkes) No.1479 Tahun 2003 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Surveilans Epidemiologi Penyakit Menular dan Penyakit Tidak Menular
Terpadu
2. Depkes RI Direktorat Jenderal TPM-PLP Jakarta 1998 tentang
Survailans epidemiologi penyakit menular
3. peranan Surveilans dalam upaya penanggulangan KLB Penyakit
menular
Langkah-langkah 1. Petugas mengumpulkan data dari poli umum, perawatan, IGD, pustu
Prosedur dan poskesdes.
2. Petugas meregistrasi semua kasus penyakit
3. Petugas merekap dan mencatat kedalam format W2 maupun STP
(laporan Bulanan)
4. Petugas menganalisa hasil pencatatan untuk mengambil suatu
tindakan jika ada desa yang bermasalah
5. Petugas melapor dan meminta tanda tangan ke pemimpin
6. Setelah ditandatangani laporan dikirim ke Dinas Kesehatan
Kabupaten Pelalawan dan Dinas Kesehatan Provinsi
Diagram Alir
Petugas mengumpulkan data
dari poli umum, Poli Anak,
perawatan, UGD, pustu dan
poskesdes

Petugas meregistrasi semua


kasus penyakit

Petugas merekap dan mencatat


kedalam format W2 maupun
STP (laporan Bulanan)
Petugas menganalisa hasil
pencatatan untuk mengambil
suatu tindakan jika ada desa
yang bermasalah

Petugas melapor dan meminta


tanda tangan ke pemimpin

Setelah ditandatangani laporan


dikirim ke Dinas Kesehatan
Kabupaten Pelalawan dan Dinas
Kesehatan Provinsi Riau

Hal -hal yang perlu 1. Diagnosa yang tepat


diperhatikan 2. Tempat dan waktu harus jelas
Unit Terkait 1. Kepala Puskesmas
2. Unit Poli Anak
3. Unit KIA-KB
4. Klinik sanitasi
5. Poli gizi
6. Pustu
7. Poskesdes
Dokumen terkait 1. Blanko W2
2. Blanko STP
3. Buku Register
SURVEILANS
No. Kode :
Terbitan :
No. Revisi :
BLUD PUSKESMAS UKUI
Tgl.Mulai Berlaku :
Disahkan oleh :
DAFTAR Halaman : Kepala BLUD
TILIK Puskesmas Ukui
PEMERINTAH
KABUPATEN PELALAWAN

dr. Hj.Leila Handayani


NIP. 19800715 200701 2 003

TIDAK
NO KEGIATAN YA TIDAK
BERLAKU
1. Apakah petugas mengumpulkan data dari poli
umum,perawatan,ruang bersalin,pustu dan poskesdes?

2. Apakah petugas meregistrasi semua kasus penyakit?

3. Apakah petugas merekap dan mencatat kedalam format


W2 maupun STP (laporan Bulanan)?

4. Apakah petugas menganalisa hasil pencatatan untuk


mengambil suatu tindakan jika ada desa yang bermasalah?

5. Apakah petugas melaporkan hasil W2 ke Dinas kesehatan


kabupaten Pelalawan?

6. Apakah petugas melapor dan meminta tanda tangan ke


pemimpin?

7 Apakah setelah ditandatangani laporan dikirim ke Dinas


Kesehatan Kabupaten Pelalawan dan Dinas Kesehatan
Provinsi Riau?
CR: …………………………………………%.
……………………………………
Pelaksana/ Auditor

(………………………………)

Anda mungkin juga menyukai