Anda di halaman 1dari 2

Karies adalah kerusakan pada struktur jaringan keras gigi (email, dentin) yang diakibatakan oleh

asam yang dihasilkan oleh bakteri yang terdapat pada plak gigi (Post line,2008).
Pembusukan terjadi di dalam lapisan gigi yang paling luar dan keras, tumbuh secara perlahan.
Setelah menembus pada lapisan kedua (dentin, lebih lunak), pembusukan akan menyebar lebih
cepat dan masuk ke dalam pulpa (lapisan gigi paling dalam yang mengandung saraf dan pembuluh
darah). Dibutuhkan waktu 2-3 tahun untuk menembus email, tetapi perjalanannya dari dentin ke
pulpa hanya memerlukan waktu 1 tahun ( Handika,2008).
Menurut Srigupta (2004) proses karies berkembang berdasarkan tiga tahap yaitu :
1. Berbagai bakteri yang ada dalam mulut membentuk asam, dari gula yang terkandung dalam
makanan, yang melekat pada permukaan gigi
2. Asam ini melarutkan “Email” pelapis gigi berwarna putih yang menghancurkan susunan gigi.
Proses ini dikenal dengan karies gigi dan menyebabkan gigi berlubang
3. Lebih jauh lagi asam tersebut menyebabkan penetrasi karies dari email ke gigi bagian dalam di
bawah gigi kepala.
Menurut Suwelo (1992) ada 3 faktor utama terjadinya karies yaitu: gigi dan saliva,
mikroorganisme, dan subtrat serta waktu sebagai tambahan.
Selain faktor luar terdapat faktor-faktor yang tidak langsung ( faktor risiko luar ) yang merupakan
faktor predisposisi dan faktor penghambat terjadinya karies, faktor luar itu antara lain jenis
kelamin, tingkat pendidikan, tingkat ekonomi, lingkungan dan perilaku yang berhubungan dengan
kesehatan gigi (Library Sumut, 2008).

Menurut Suwelo (1992) terjadinya karies merupakan multi faktor yang terdiri dari faktor luar dan
dalam, dari faktor luar antara lain faktor dari usia, suku bangsa kultur sosial penduduk dan
kesadaran, sikap dan perilaku, individu terhadap kesehatan gigi.
Penjelasan :
1. Usia
Sejalan dengan pertambahan usia seseorang, jumlah karies pun semakin bertambah. Hal ini jelas,
karena faktor resiko terjadinya karies akan lebih lama berpengaruh terhadap gigi.
2. Suku bangsa
Beberapa penelitian menunjukkan ada perbedaan pendapat tentang hubungan suku bangsa dengan
prevalensi karies, semua tidak membantah bahwa perbedaan ini karena keadaan sosial ekonomi,
pendidikan, makanan, cara pencegahan karies dan jangkauan pelayanan kesehatan gigi yang
berbeda di setiap suku tersebut.
3. Kultur sosial penduduk
Dijelaskan oleh Wycoff ( 1980 ) ada hubungan antara keadaan sosial ekonomi dan prevalensi
karies. Faktor yang mempengaruhi perbedaan ini ialah pendidikan, dan penghasilan yang
berhubungan dengan diet, kebiasaan merawat gigi dan lain-lain. Perilaku sosial dan kebiasaan akan
menyebabkan perbedaan jumlah karies (Davies, 1963).
4. Kesadaran, sikap dan perilaku terhadap kesehatan gigi
Anak yang dipisahkan dari ibunya dan dititipkan di institusi ( Panti Asuhan ) akan mengalami
kehampaan psikis. Biasanya anak kurang mendapatkan perawatan sehingga pertumbuhan pisik
dan mental anak agak terlambat terutama intelegensia dan emosi ( Sri Rahaju Haditomo, 1985;
dan Kartini-Kartono; 1986 ). Anak yang tinggal di suatu institusi akan mendapatkan perlakuan
(disiplin) ketat dengan jadwal acara yang telah tersusun secara cermat. Bagaimana dan kapan harus
makan, minum,
membersihkan badan, dan lain-lain termasuk bilamana dan bagaimana membersihkan gigi.
(Rahayu cit Suwelo, 1992).
Untuk faktor luar yang disebabkan karena jenis kelamin dijelaskan :
Bahwa karies pada perempuan lebih banyak dibandingkan dengan laki-laki. Hal ini disebabkan
antara lain erupsi gigi perempuan lebih lama dalam mulut. Akibatnya gigi anak perempuan akan
lebih lama berhubungan dengan faktor resiko terjadinya karies(Suwelo, 1992).

Anda mungkin juga menyukai