MAKALAH IMUNOPATOBIOLOGI

TOPIK: ASMA BRONCHIALE

PENINGKATAN HORMON KEHAMILAN YANG

MEMPENGARUHI PENINGKATAN SITOKIN
PROINFLAMASI PADA WANITA DENGAN ASMA
BRONCHIALE

Dosen Pembimbing:
Prof.Dr. Suhartono Taat Putra, dr, MS

Disusun Oleh:

Indah Agustinaningrum
Menik Kasiyati
Rizka Ayu Wahyuni 09172435300
Nosa Ika Cahyariza 09172435300
Rofiatu Sholihah 091724353007

PROGRAM STUDI MAGISTER IMUNOLOGI

SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2018
 BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Asma Bronkial atau bisa disebut asma atau sesak napas, telah dikenal luas
masyarakat adalah penyakit saluran pernapasan kronik yang merupakan masalah
kesehatan masyarakat yang serius di berbagai negara diseluruh dunia. Penyakit ini
bisa timbul pada anak dan dewasa (PDPI,2006). Prevalensi total asma bronkial di
dunia diperkirakan 7,2% (6% pada dewasa dan 10% pada anak). Prevalensi
tersebut sangat bervariasi pada tiap negara dan bahkan perbedaan juga didapat
antar daerah didalam suatu negara. Prevelensi asma bronkial di berbagai negara
sulit dibandingkan, tidak jelas apakah perbedaan angka tersebut timbul karena
adanya perbedaan kriteria diagnosis atau memang terdapat perbedaan (IDAI,
2010).
Asma bronkial merupakan penyakit yang ditandai dengan meningkatnya
kepekaan saluran trakeobronkial terhadap berbagai rangsangan, pada serangan
asma terhadap bronkospasme, pembengkakan mukosa dan peningkatan sekresi
saluran nafas yang dapat hilang secara spontan atau dengan pengobatan. Pada
sebagian kecil kasus terjadi keadaan yang berat yang mana penderita tidak
memberikan respon terhadap terapi (obat agonis beta dan teofilin), hal ini disebut
asmatikus (Wray, 2003).
Prevelensi asma dipengaruhi oleh banyak status atopi, faktor keturunan,
serta faktor lingkungan. Di Indonesia asma merupakan penyakit sepuluh besar
penyebab kesakitan dan kematian, hal itu didapatkan berdasarkan data studi survei
kesehatan rumah tangga (SKRT) di berbagai provinsi Indonesia. Data SKRT
tahun 2002 menunjukkan asma, bronkitis kronik dan enfisema merupakan
penyebab kesakitan ke-5 di Indonesia. Pada tahun 2005 prevelensi asma di
Indonesia adalah sebesar 2,1% dan tahun 2007 prevelensi meningkat menjadi
5,2%. Kejadian asma dalam kehamilan adalah sekitar 0,5-1% dari seluruh
kehamilan, serangan asma biasanya timbul pada usia kehamilan 24 hingga 36
minggu dan jarang ditemukan pada akhir kehamilan. Hal tersebut membuat asma
menjadi salah satu permasalahan yang biasa ditemukan dalam kehamilan.
 Pengaruh asma pada ibu hamil dan janin sangat tergantung dari frekuensi
dan beratnya serangan asma, karena ibu hamil dan janin akan mengalami
hipoksia. Keadaan hipoksia jika tidak segera diatasi tentu akan memberikan
pengaruh buruk pada janin, berupa abortus persalinan prematur, berat janin yang
tidak sesuai umur kehamilan (Subijanto, 2008).
Berdasarkan uraian tersebut diatas,
B. Tujuan Umum
Menjelaskan serangan Asma Bronkial yang sering ditemukan terjadi pada ibu
hamil.
C. Tujuan Khusus
1. Menjelaskan peningkatan hormon progesteron pada ibu hamil dengan
Asma Bronkial.
2. Menjelaskan peningkatan hormon Estrogen pada ibu hamil dengan Asma
Bronkial.
D. Rumusan Masalah
1. Mengapa terjadi peningkatan hormon progesteron pada ibu hamil dengan
Asma Bronkial.
2. Apa faktor yang menyebabkan hormon Estrogen meningkat pada ibu
Hamil dengan Asma Bronkial.
E. Manfaat
Mengetahui peningkatan hormon pada ibu hamil dengan Asma Bronkial

DAFTAR PUSTAKA
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Laporan hasil riset kesehatan dasar
nasional. Jakarta: Kemenkes RI; 2007.

Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Konsensus pedoman diagnosis &

penatalaksanaan asma di Indonesia. Jakarta: PDPI; 2003.

Subijanto, Achmad Arman, 2008. Jurnal Penelitian Biodiversitas vol 8 No 3 Juli.

Keanekaragaman Genetik HLA-DR dan Variasi Kerentanan terhadap
Penyakit Asma; Tinjauan Khusus pada Asma dalam Kemahilan. Surakarta:
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Wray, Betty B. And Mc Cann, William. 2003. Journal Of Asthma vol 40 :

Bronchial Asthma. Editor David G. Tinkelman, M. D etc.