OLEH:
WISNU SATRIO HARIONO
NIM. 031624253020
Terdapat 10 cara hapusnya utang pajak yang dapat diterapkan (Ps. 1381
1. Pembayaran
3. Pembaharuan utang
5. Percampuran utang
6. Peniadaan utang
1. Pembayaran
pembayaran lunas dengan uang menurut cara, yang diterima baik oleh
kantor kas negara, kantor pos dan GIRO sebagai kantor persepsi yang
diberi wewenang menerima pembayaran pajak maupun oleh bank-bank
oleh wajib pajak yang namanya tercantum pada surat ketetapan pajak
dan siapa yang akhirnya harus memikul beban pajak. Jadi dalam pajak
3. Pembaharuan Utang
lama, yang oleh debitur dibebaskan dari perikatannya. Hal ini tidak
siapapun.
Jadi pada intinya pembaharuan utang tidak dapat terjadi dalam hukum
pajak.
Kompensasi hanya dapat terjadi dalam bentuk utang uang, atau dalam
kepada peminta lelang wajib pajak adalah hasil lelang setelah dikurangi
bercampur pada satu orang. Jumlah atau barang yang terutang adalah
6. Peniadaan Utang
dan dalam hukum pajak, hal ini harus didasarkan pada suatu surat
Cara ini dapat diterapkan dalam hukum pajak. Peniadaan utang ini tidak
pihak administrasi dan ini pun sering harus didasarkan atas permintaan
wajib pajak.
ajaran material tidak akan dapat batal dengan sendirinya demi hukum.
Utang pajak yang terjadi dengan surat ketetapan pajak menurut ajaran
syarat tertentu pada suatu saat dipenuhi. Syarat ini merupakan suatu hal
yang belum tentu, artinya dapat terjadi tapi juga mungkin tidak terjadi.
Lain halnya dengan perikatan dengan ketentuan waktu yang pasti akan
lampau waktu 5 tahun (Pasal 19 ayat (4) UUPd; Pasal 40 ayat (2)
pajak, bagian tahun pajak atau tahun pajak yang bersangkutan, kecuali
UU PPh tidak diatur daluwarsa tentang hak wajib pajak untuk menuntut