Anda di halaman 1dari 9

Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perbatasan Negara di Sei Manggaris

BAB 4

RENCANA KERJA

4.1 Tahap Persiapan

Kegiatan Tahap Persiapan meliputi :

1. Kaji ulang usulan teknis untuk disempurnakan menjadi rencana kerja yang lebih
teknis operasional, rinci dan langkah-langkahnya lebih jelas. Rencana kerja tersebut
termasuk metodologi, jadual pelaksanaan, jadual personil dan alokasi tugas masing-
masing personil.
2. Mobilisasi tenaga ahli kedalam tim tenaga ahli yang dibentuk.
3. Persiapan pekerjaan lapangan, berupa penyusunan jadwal pekerjaan lapangan,
konsultasi/ diskusi, metode teknis rinci pekerjaan lapangan, alokasi tugas
lapangan, instansi/ lembaga/ sumber data dan informasi, interview sheets, check
lists data yang dibutuhkan, questionnaires, base maps dan peta wilayah
perencanaan dengan rujukan peta citra dengan skala 1:5000 dan dilengkapi
dengan data peta rupa bumi dengan skala 1 : 50.000.
4. Menyiapkan kelengkapan administrasi, seperti surat pengantar untuk pekerjaan
lapangan.
5. Pengumpulan data awal di tingkat pusat di Kementerian Agraria dan Tata
Ruang, serta kementerian lainnya yang terkait seperti Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Perhubungan, Kementerian
Pertahanan, Kementerian Pertanian, dari sumber tertentu seperti BPS, BIG dan
instansi terkait lainnya. berupa data statistik dan Peraturan, Undang-undang dan
Kepmen.

Desk Studi, yang meliputi :

1. Identifikasi/ pengenalan batas administrasi (base map), dan peta-peta lainnya


untuk mengenali wilayah perencanaan dan rencana kerja lapangan.
2. Kajian awal mengenai kelengkapan data fisik, sosial dan ekonomi kawasan
sebagai dasar untuk menentukan kebutuhan data dan informasi untuk Laporan
Pendahuluan.
3. Kajian ulang (review) dokumen penataan ruang terkait dari RTR KSPN, RTR
Pulau, RTRW Provinsi, dan RTRW Kabupaten.

4-1 LAPORAN PENDAHULUAN


Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perbatasan Negara di Sei Manggaris

4. Merumuskan isu strategis dan permasalahan wilayah perencanaan, terutama


berdasarkan review yang dilakukan terhadap dokumen penataan ruang yang
terkait dengan wilayah perencanaan.
5. Penentuan kebutuhan data dan informasi lapangan
6. Penentuan metode pengumpulan data/ survey lapangan
7. Penajaman dan pendetailan metodologi pelaksanaan pekerjaan
8. Penyusunan Laporan Pendahuluan dan bahan tayangan presentasi.
9. Pembahasan Laporan Pendahuluan di tingkat Pusat

4.2 Pekerjaan Lapangan

1. Observasi visual wilayah perencanaan, yang meliputi preliminary reconnaissance


survey untuk mendapatkan gambaran keseluruhan, pengamatan visual dan
pencatatan/ plotting penggunaan lahan (bila diperlukan), masalah dan potensi
pengembangan, interview dengan masyarakat dan stakeholder terkait,
pengamatan atas kondisi sarana angkutan, prasarana jalan, utilitas dan fasilitas
umum; pengamatan sistem transportasi/ pergerakan dalam wilayah.

2. Konsultasi awal melalui mekanisme informal dan koordinasi dengan pihak


pemerintah daerah untuk mendapatkan gambaran umum isu-isu pengembangan,
aspirasi, persepsi, masalah dan kendala, serta arahan mengenai rencana kerja
lapangan. Pada pekerjaan ini konsultan juga menjelaskan rencana kerja dan
proses perencanaan yang akan dilaksanakan. Pada kesempatan konsultasi awal
ini dilakukan juga melibatkan aparat daerah, wakil masyarakat dan stakeholder
terkait lainnya untuk penjaringan aspirasi dari seluruh stakeholder termasuk
masyarakat.
3. Pengumpulan data sekunder dari instansi terkait di daerah, yaitu berupa
kebijaksanaan daerah berupa : rencana sektoral (permukiman, perdagangan,
industri, energi, air bersih, persampahan, pariwisata, dan lain-lain), RTRW dan
RDTR yang telah ada, dan berbagai peraturan daerah terkait perencanaan
wilayah kabupaten.
4. Pembahasan Laporan Pendahuluan di daerah, dan menyiapkan notulensi
pembahasan serta dokumentasinya.

5. Konsolidasi penyampaian kesimpulan hasil pekerjaan lapangan kepada


pemerintah daerah untuk menyampaikan hasil observasi dan kesimpulan
mengenai kondisi wilayah, prospek perencanaan, serta mendapatkan arahan

4-2 LAPORAN PENDAHULUAN


Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perbatasan Negara di Sei Manggaris

kebijakan pengembangan wilayah kabupaten, dengan melibatkan peran aktif tim


teknis dan aparat yang terlibat dalam pekerjaan lapangan untuk menyampaikan
hasil kerja dan arahan Pemda mengenai kebijakan penanganan kondisi-kondisi
khusus di lapangan.

4.3 Identifikasi Awal Lokasi dan Deliniasi RDTR

Melaksanakan koordinasi awal dengan pemerintah kabupaten dan pihak-pihak


terkait lainnya untuk melakukan identifikasi awal terhadap kawasan yang menjadi
prioritas untuk disusun RDTR dan Peraturan Zonasinya. Selain itu dilengkapi
juga dengan delineasi kawasan tersebut. Kegiatan ini selanjutnya akan
disepakati oleh pemrintah daerah dalam tahapan pembahasan selanjutnya baik
di pusat maupun di daerah.

4.4 Tahap Analisis dan Pengolahan Data

Kajian atas kondisi kawasan bertujuan untuk mendapatkan gambaran dan


kesimpulan mengenai perkembangan dan kondisi fisik, ruang, kependudukan
dan kegiatan ekonomi yang ada dalam kawasan pengembangan, sebagai dasar
penentuan konsep pengembangan yang sesuai. Analisis regional, berkaitan
dengan system transportasi regional, interaksi ekonomi regional, kedudukan dan
peranan kawasan serta potensi geografis.

1. Menyusun kompilasi dan tabulasi data, melakukan updating peta sesuai


dengan data terbaru antara lain dengan melakukan interpretasi peta citra
satelit dan digitasi data lapangan.
2. Analisis mengenai kondisi fisik kawasan berkaitan dengan fisik dasar, seperti
iklim, letak geografis, topografi wilayah dan kelayakan penggunaannya,
status peruntukan lahan (budidaya, non budidaya, hutan lindung, hutan
produksi), area rawan banjir/ longsor, hidrologi serta daya dukung lahan.
3. Analisis mengenai kebijakan dan strategi pengembangan kawasan, yang
berpedoman kepada RTRW Kabupaten, Rencana Sektoral, serta peraturan
daerah terkait.
4. Tinjauan Dokumen RTR KSPN, RTRW Provinsi Kalimantan Utara, dan
RTRW Kabupaten Nunukan.

4-3 LAPORAN PENDAHULUAN


Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perbatasan Negara di Sei Manggaris

5. Kondisi ruang wilayah yang dikaji adalah penggunaan lahan, dinilai


kesesuaiannya dengan kriteria lokasi kegiatan, sebaran fasilitas umum dan
tingkat pelayanannya, jaringan jalan dan fungsinya, sarana transportasi,
sebaran kawasan pertanian dan perkebunan, sempadan sungai/ DAS, dan
ruang terbuka.
6. Kajian mengenai sumber daya buatan yaitu jaringan infrastruktur wilayah dan
kondisi prasarana dan sarana permukiman dinilai berdasarkan fungsi dan
tingkat pelayanannya (area dan besaran/ kapasitasnya) dibandingkan dengan
kebutuhan existing. Proyeksi dan perhitungan kebutuhan untuk pelayanan 10
tahun mendatang (parameter proyeksi penduduk) maupun pelayanan fungsi
lainnya seperti perdagangan, industri, pariwisata serta fungsi-fungsi lainnya
yang ditetapkan dalam perencanaan.
7. Kajian mengenai kependudukan dan sosial budaya setempat yang mendasari
ukuran pertumbuhan yang akan datang, meliputi : perkembangan jumlah
penduduk dan perkiraan pertumbuhannya 10 tahun mendatang, pertumbuhan
struktur lapangan kerja yang menggambarkan pertumbuhan ekonomi
wilayah kabupaten, kajian dan perkiraan pertumbuhan angkatan kerja.
8. Kajian mengenai potensi ekonomi wilayah, pertumbuhan kegiatan ekonomi di
kawasan, yaitu trend pertumbuhan sektor-sektor ekonomi yang ada dalam
kurun waktu 10 tahun terakhir, seperti pertanian, perkebunan, perikanan,
jasa, perdagangan, sumber daya alam seperti pertambangan dan kehutanan.
9. Pemetaan kawasan perkotaan meliputi kawasan potensi dan kendala
pengembangan.
10. Kajian mengenai kemitraan pengembangan kawasan oleh pemangku
kepentingan, yaitu mengenai kemitraan dalam pelaksanaan pembangunan
dengan pihak-pihak lain (swasta dan masyarakat) yang mungkin berperan
dalam pembangunan.
11. Dari kajian ini dinilai peluang pengembangan kawasan dan konsep
pengembangan yang dapat diterapkan. Pada tahap ini tim teknis daerah
terlibat aktif dalam pengayaan substansi, pengambilan keputusan-keputusan
strategis dan arahan substansial dengan mendapatkan bimbingan konsultan
agar tidak menyimpang dari ketentuan perencanaan.

4-4 LAPORAN PENDAHULUAN


Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perbatasan Negara di Sei Manggaris

4.5 Tahap Penyusunan Rencana RDTR

Tahapan ini adalah melakukan penyusunan RDTR yang meliputi kegiatan antara
lain:

1. Merumuskan tujuan pengembangan kawasan;


2. Rencana jaringan prasarana dan pola pemanfaatan ruang , meliputi:
a. Jaringan prasarana, yang meliputi distribusi penduduk, struktur pelayanan
kegiatan, sistem prasarana sarana transportasi, sistem jaringan
telekomunikasi, sistem jaringan energi, dan sistem prasarana pengelolaan
lingkungan; baik di dalam kawasan maupun antar kawasan
b. Pola pemanfaatan ruang, yang meliputi pengembangan kawasan fungsional
(kawasan permukiman, perdagangan, jasa, perindustrian, dll) dalam blok-blok
peruntukan.
3. Rencana Blok Pemanfaatan Ruang (Block Plan), meliputi:
4. Rencana pemanfaatan ruang yang menggambarkan ukuran, fungsi serta
karakter kegiatan manusia dan atau kegiatan alam, yang dituangkan dalam blok-
blok peruntukan.
5. Pedoman pelaksanaan pembangunan kawasan meliputi:
a. Arahan kepadatan bangunan (net density/KDB) untuk setiap blok peruntukan;
b. Arahan ketinggian bangunan (maximum height/KLB) untuk setiap blok
peruntukan;
c. Arahan garis sempadan bangunan untuk setiap blok peruntukan;
d. Rencana penanganan lingkungan blok peruntukan;
e. Rencana penanganan jaringan prasarana dan sarana.
6. Program Jangka Menengah dan Tahunan.
7. Rincian rencana pembiayaan dan sumber pendanaan yang akan dikembangkan.
8. Mekanisme pemantauan, pengawasan dan pengendalian.

4.6 Tahap Perumusan Peraturan Zonasi

Kegiatan perumusan peraturan zonasi (PZ), meliputi :

1. Tujuan peraturan zonasi;


2. Klasifikasi zonasi;
3. Daftar kegiatan;
4. Delineasi blok peruntukan;
5. Ketentuan teknis zonasi, terdiri atas:

4-5 LAPORAN PENDAHULUAN


Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perbatasan Negara di Sei Manggaris

a. Ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan;


b. Ketentuan intensitas pemanfaatan ruang;
c. Ketentuan tata bangunan;
d. Ketentuan prasarana minimal;
e. Ketentuan tambahan; dan
f. Ketentuan khusus;
6. Standar teknis;
7. Ketentuan pengaturan zonasi;
8. Ketentuan pelaksanaan meliputi:
a. Ketentuan variansi pemanfaatan ruang;
b. Ketentuan insentif dan disinsentif; dan
c. Ketentuan penggunaan lahan yang tidak sesuai (non-conforming
situation) dengan peraturan zonasi;
9. Ketentuan dampak pemanfaatan ruang;
10. Kelembagaan; dan
11. Perubahan peraturan zonasi.

Adapun hasil kegiatan perumusan rancangan peraturan zonasi berupa:

1. Text zonasi (zoning text); dan


2. Map zonasi (zoning map).

Bagan alir tahapan pekerjaan pekerjaan seperti terlihat pada Gambar 4.1, sedangkan
jadwal pelaksanaan pekerjaan ini sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 4.2.

4-6 LAPORAN PENDAHULUAN


Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perbatasan Negara di Sei Manggaris

Gambar 4.1
Bagan Alir Rencana Kerja
Penyusunan Rencana Detail Kawasan Perbatasan Negara di Sei Manggaris

Kementerian ATR Pemda Prov & Kab Masyarakat

Konsultan Tim Tim Teknis Masyarakat


Supervisi Pemda

Menyusun Lap. Merumuskan


Pendahuluan
Desain Studi

Laporan Pembahasan
Pendahuluan
Rencana Kerja

Pengumpulan Data

Kompilasi Data & Diskusi Hasil Kajian Peranserta


Analisa Masyarakat

Laporan
Antara

Perumusan Draft Konsep RDTR & Peranserta


RDTR & PZ Peraturan Zonasi Masyarakat

Penyiapan Penyempurnaan RDTR


Laporan Final & Peraturan Zonasi

Lap. Akhir

4-7 LAPORAN PENDAHULUAN


Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perbatasan Negara di Sei Manggaris

Gambar 4.2 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

4-8 LAPORAN PENDAHULUAN


Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perbatasan Negara di Sei Manggaris

4-9 LAPORAN PENDAHULUAN

Anda mungkin juga menyukai