ABSTRAK
Salah satu penyumbang sampah terbesar dalam kehidupan adalah pasar tradisional. Oleh
karena itu harus dilakukan pengelolaan dan pengolahan untuk mengurangi dampak yang timbul.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mempelajari pengelolaan sampah di salah satu
pasar di kota medan, yaitu Pasar Setia Budi, dengan melihat potensi sampah yang ada, serta
cara pengolahan dan pemanfaatan sampah yang mungkin dilakukan dapat bernilai ekonomis.
Dari penelitian akhirnya diketahui bahwa sampah di pasar setia budi, terdiri dari 68,90%
sampah organik dan 31,10% sampah anorganik, dari jumlah ini sangat berpotensi untuk
dilakukan pengolahan sampah menjadi kompos dan berbagai jenis kerajinan yang bernilai
ekonomis dan sangat baik dilakukan investasi yang akan menghasilkan keuntungan. Hasil
analisa ekonomi kelayakan usaha pengolahan kompos adalah: Total Modal Investasi:
Rp.125.500.000, total Biaya Produksi: Rp. 69.065.000, hasil Penjualan: Rp. 91.800.000, Net
Present Value (NPV) = Rp. 287.628.097,80, Return on Investment (ROI): 1,29%, Return on
Assets (ROA): 15,97 % , Payback Period (PBP) = 2,18 tahun, Internal Rate of Return (IRR):
45%. Sehingga dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa, sampah di pasar Setia Budi
sangat berpotensi untuk dilakukan pengolahan, dan layak untuk didirikan sarana pengolahan
kompos.
ABSTRACT
One of the biggest contributors to waste in life is the traditional market. Therefore the
management and processing must be done to mitigate the effects. This study aims to identify and
study the waste management in one of the markets in the city field, namely Setia Budi Market, by
looking at the potential of existing waste, as well as the processing and utilization of waste that
can be done economically valuable. From the study it was found that the trash in favor loyal
market, consisting of 68.90% of organic waste and inorganic waste 31.10%, of this amount has
the potential to do the processing waste into compost and many kinds of crafts economically
valuable and very well done investment that will generate profits. Results of the economic
analysis of the feasibility of composting are: Total Capital Investment: Rp. 125.5 million, total
Production Cost: Rp. 69.065 million, the result Sales: Rp. 91.8 million, Net Present Value (NPV)
= Rp.287,628,097.80, Return on Investment (ROI): 1.29%, Return on Assets (ROA): 15.97%,
Payback Period (PBP) = 2.18 years, the Internal Rate of Return (IRR): 45 %. So the results of
this study concluded that, in the trash Setia Budi market has the potential to do the processing,
and feasible to set up composting facilities.
1
1. Pendahuluan
Latar Belakang
Salah satu penyumbang sampah terbesar dalam kehidupan adalah pasar tradisional. Sampah
pasar memiliki karakteristik yang sedikit berbeda dengan sampah dari perumahan. Komposisi
sampah pasar lebih dominan sampah organik. Sampah-sampah plastik jumlahnya lebih sedikit
daripada sampah dari perumahan. Apalagi jika sampahnya berasal dari pasar sayur atau pasar buah.
Limbahnya akan lebih banyak sampah organik. Akibat besarnya jumlah sampah di pasar tradisional
ini sering sekali ditemukan banyaknya timbulan sampah yang di hasilkan dari aktivitas di pasar
tersebut, hal ini seharusnya menjadi perhatian serius bagi penjual, pengelola pasar maupun
masyarakat, di mana timbulan sampah yang di hasilkan setiap harinya akan mengganggu kesehatan,
kebersihan dan mencemari lingkungan.
Mengacu pada UU no 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, salah satu cara yang
efektif dalam mengurangi jumlah timbulan sampah dari sumbernya di antaranya berupa
memanfaatkan kembali sampah organik menjadi kompos, di mana sekarang petani juga lebih
senang menngunakan kompos dari pada pupuk kimia yang dapat merusak kondisi asli tanah. Salah
satu bentuk pengelolaan sampah pasar yang telah dilakukan adalah dengan mengolah
sampah organik pasar menjadi kompos, dimana hal ini telah dilaksanakan oleh Pasar Bunder yang
berada di Kabupaten Sragen, Provinsi Jawa Tengah. Pasar Bunder ini bahkan telah terpilih sebagai
salah satu Pasar Sehat tingkat nasional dari Kementerian Kesehatan RI. Selain itu, Kabupaten Sragen
menjadi daerah proyek percontohan nasional untuk pengolahan sampah pasar menjadi kompos.
Perumusan Masalah
Batasan Penelitian
Pada tugas akhir ini, penulis membatasi masalah agar tujuan penulisan tidak meluas dan mengaburkan
inti pembahasan, yaitu:
• Sistem Pengelolaan Sampah yang akan diteliti difokuskan pada sampah pasar yang berada di
lingkungan Pasar Tradisional Setia Budi Medan.
• Mengkaji dan mempelajari konsep pengolahan sampah Pasar Tradisional Setia Budi Medan.
• Menghitung potensi ekonomi dari sampah yang bersumber dari pengolahan sampah pasar di Pasar
Tradisional Setia Budi Medan.
Tujuan Penelitian
Tujuan dari tugas akhir ini adalah untuk mengetahui dan mempelajari mengenai pengelolaan
sampah pasar di pasar Setia Budi Kota Medan, dengan melihat kondisi timbulan
sampah yang ada, jumlah volume sampah, jenis sampah, cara pengolahan dan pemanfaatan sampah,
seperti pengomposan maupun bentuk olahan lainnya sehingga menjadi bernilai ekonomi yang
nantinya bisa dikembangkan dalam skala besar.
2. Tinjauan Pustaka
Pengelolaan
Pengelolaan sampah merupakan suatu aliran kegiatan yang dimulai dari sumber penghasil
sampah. Sampah dikumpulkan untuk diangkut ke tempat pembuangan untuk dimusnahkan. Atau
sebelumnya dilakukan suatu proses pengolahan untuk menurunkan volume dan berat
sampah(Sumiati,2011). Teknik operasional pengelolaan sampah pasar ini terdiri dari kegiatan
pewadahan, pengumpulan, pengangkutan sampai dengan pembuangan akhir harus bersifat terpadu.
Bila salah satu kegiatan tersebut putus atau tidak tertangani dengan baik maka akan menimbulkan
2
masalah kesehatan, banjir/genangan, pencemaran air tanah dan sebagainya(Damanhuri,2010)
.Sistem operasional persampahan saat ini dapat di bagi 2 yaitu, bagian hulu dan hilir. Operasi
bagian hulu merupakan pewadahan oleh sumber sampah dan pengumpulan sampah sedangkan di
bagian hilir berupa pengangkutan dan pembuangan akhir sampah. Pengumpulan sampah di
pemukiman pasar dilakukan oleh gerobak yang selanjutnya membawa sampah ke TPS. Dari sini
sampah akan diangkut oleh dump truk menuju TPA. Pengumpulan sampah dari jalan dan tempat
umum dilakukan oleh truk secara langsung mengangkut sampah ke TPA.
Pengolahan
Pengolahan sampah adalah suatu upaya untuk mengurangi volume sampah atau merubah
bentuk menjadi lebih bermanfaat, antara lain dengan cara pembakaran,pengomposan, penghancuran,
pengeringan dan pendaur ulangan. (SNI T-13-1990-F). Adapun teknik pengolahan
sampah adalah sebagai berikut :
3. Metodologi Penelitian
Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Pasar Setia budi Medan. Penelitian yang dilakukan
menyangkut tahapan studi literatur, persiapan alat, pengukuran langsung di lapangan dan
pengumpulan data dengan melakukan wawancara beberapa pihak terkait. Hasil penelitian kemudian
dianalisa dan disajikan secara deskriptif.
3
dengan melakukan wawancara kepada pihak terkait dengan metode random sampling dan
purposive sampling serta melakukan pengukuran timbulan dan komposisi sampah di Pasar Setia
Budi dengan cara pengukuran langsung sebagai berikut:
• Tentukan lokasi pengambilan sampel/ contoh.
• Siapkan peralatan
• Lakukan penganbilan dan pengukuran contoh timbulan dan komposisi sampah sebagai
berikut:
o Catat jumlah unit masing-masing penghasil sampah, atau TPS
o Timbang bak pengukur 500 Liter (100 cm x 50 cm x 100 cm)
o Ambil sampah dari tempat pengumpulan/ TPS masukkan ke bak pengukur.
o Hentak 3 kali bak sampel tadi, dengan cara mengangkat setinggi 20 cm, lalu
jatuhkan ke tanah.
o Ukur dan catat volume sampah (Vs)
o Ukur dan catat berat sampah (Bs)
o Pilah sampel berdasarkan komponen komposisi sampah.
o Timbang dan catat masing-masing komponen komposisi sampah.
Pasar Setia Budi Tanjung Rejo di kelola oleh pihak swasta/ pribadi. Pasar setia budi ini
dikelola oleh dua pihak swasta. Namun, dalam pengelolaannya tidak jauh bebrbeda. Pengelola pada
pasar ini umumnya bertugas untuk menjaga kebersihan dan melakukan pengutipan retribusi biaya
sampah harian kepada pedagang. Untuk urusan kebersihan, pengelola mempekerjakan 3 orang petugas
yang bertugas untuk menyapu dan mengumpulkan sampah dari masing-masing pedagang dan
dikumpulkan pada wadah pembuangan sampah sementara pada pasar, untuk kemudian diangkut oleh
petugas pengangkut, yaitu dari Dinas kebersihan Kota Medan. Pengangkutan dilakukan dua kali
sehari, setiap pagi dan sore hari.
Sarana Peralatan
Sarana dan peralatan adalah yang digunakan oleh pedagang maupun pengelola dalam
melakukan pengelolaan sampah dalam aktifitas sehari-hari. Adapun sarana peralatan itu secara umum
adalah sebagai berikut:
• Tempat penyimpanan sampah sementara, merupakan kantong plastic ataupun wadah yang
bisa dipindahkan.
• Alat pengumpul, berupa sapu, sekop dan garpu sampah.
• Alat pelindung diri, seperti sarung tangan dan sepatu boots.
• Tempat Pengumpulan Sementara (TPS)
• Alat Pengangkutan sampah, berupa truck sampah yang dikelola oleh dinas kebersihan kota
Medan.
Pewadahan
Pewadahan merupakan tempat penyimpanan sampah sementara yang ada disiapkan di pasar
sebelum diangkut oleh petugas kebersihan, di Pasar setia budi pedagang bertanggung jawab untuk
menyediakan pewadahan sampah ditiap-tiap kiosnya (individual). Adapun bentuk pewadahan yang
digunakan para pedagang adalah karung, plastik, maupun kerangjang yang terbuat dari rotan. Secara
umum, pasar yang ada di kota Medan menerapkan hal yang sama seperti ini dalam pewadahan
sampahnya. Namun sistem pewadahan seperti ini sering kali menimbulkan masalah, karena wadah
yang disediakan pedagang tidak efektif untuk menampung jumlah sampah yang dihasilkan. Sehingga
sampah yang tidak bisa ditampung wadah yang mereka sediakan hanya ditumpuk disebelah wadah
yang ada, bahkan tidak sedikit yang berserakan, maka dalam hal ini sangat diperlukan peran dari
pengelola pasar untuk dapat mengatasinya.
Kondisi pewadahan seperti ini juga diterapkan di pasar Bunder Sragen yang dikenal sebagai
pasar percontohan di Indonesia, di pasar Bunder selain wadah yang disediakan masing-masing
pedagang, juga ada wadah yang telah disiapkan oleh pengelola pasar tersebut, dan sudah ada
4
dilakukan pemilahan sampah organik dan anorganik di sumbernya. Sehingga jika dilakukan
pengolahan akan mengurangi biaya untuk pemilahan sampahnya. Menurut G. Ichobanoglous (1977).
Pewadahan sampah yang baik adalah pewadahan yang harus memenuhi syarat kesehatan, yaitu
sebagai berikut:
• Tempat dari bahan kedap air, tidak mudah dilobangi tikus dan memiliki pemukaan yang
halus pada bagian dalamnya.
• Mempunyai tutup yang mudah dibuka dan di tutup tanpa mengotori tangan.
• Mudah diisi dan dikosongkan serta bisa diangkat oleh satu orang apabila penuh.
• Wadah yang menampung sampah tidak boleh lebih dari 3 hari.
• Gampang dijangkau oleh pemakai ataupun petugas pengumpul sampah.
• Untuk mencapai hal tersebut sebaiknya pihak pengelola pasar menyediakan wadah yang
memenuhi kriteria tersebut, serta dilakukan pemilahan sampah di sumbernya sehingga
sampah yang ada akan lebih mudah dalam pengelolaannya.
Pengumpulan
Pengumpulan adalah kegiatan mengumpulkan sampah dari tiap-tiap kios pedagang, yang
sebelumnya sudah ditempatkan pada wadah yang telah disediakan. Pengumpulan sampah dilakukan
setiap hari mulai pukul 07.00 wib dan 17.00 wib yang dibagi atas dua shift kerja, dimana yang
pertama pada pukul 07.00-8.00 WIB dan kedua pada pukul 17.00-18.00 WIB yang menjadi tanggung
jawab petugas kebersihan pasar Setia budi Medan. Pengumpulan dilakukan menggunakan gerobak
dorong yang mengangkat keranjang sampah yang telah berisi sampah dari para pedagang, yang
dilakukn sebanyak 9-12 ritasi perhari. Sampah-sampah yang telah dikumpulkan ini selanjutnya
dipindahkan ke tempat pembuangan sementara di pasar setia budi Medan agar nantinya lebih mudah
dalam pengangkutannnya. Sistem pengumpulan sampah di pasar ini sudah dapat dikatakan cukup
baik, karena dilakukan dua kali dalam sehari, hal ini menjadikan kebersihan pasar lebih terjaga.
Namun demikian, jika dibandingkan pada pasar Bunder maka masih harus dilakukan peningkatan
dalam hal pengumpulan tersebut. Jika Pasar Setia Budi ini mengumpulkan sampah yang dihasilkan
hanya dua kali dalam sehari, maka pasar Bunder melakukan pengumpulan sampah satu jam sekali,
maka jelaslah jika tingkat kebersihan pasar jauh berbeda. Hal ini penting ditiru oleh para pengelola
pasar yang ada di tempat-tempat lain sehingga dapat menciptakan pasar yang sehat.
Pengangkutan
Sampah yang telah dikumpulkan akan di pindahkan ketempat pembuangan sementara (TPS)
yang terletak diluar kios-kios pedagang agar memudahkan proses pengangkutan oleh petugas Dinas
Kebersihan Kota Medan, yang dilakukan pagi dan sore hari. Truk akan mengangkut sampah yang ada
di tempat pembuangan sementara untuk dibawa ke tempat pembuangan akhir di TPA Namo bintang.
Pengangkutan pertama dilakukan pukul 09.00 Wib, dan pengangkutan kedua dilakukan diatas pukul
18.00 Wib setiap harinya. Pengangkutan sampah ke TPA ini dilakukan hanya dalam satu ritasi saja,
karena petugas pengangkut menggunakan truck berukuran 6 m3, sehingga dapat menampung seluruh
volume sampah yang dihasilkan oleh pasar tersebut. Maka pada proses pengangkutan ini, jumlah ritasi
pengangkutan sampah ke TPA sudah cukup memenuhi syarat kelayakan untuk mengatasi
penumpukan sampah yang ada di TPS, terutama untuk mengangkut sampah yang dihasilkan oleh
pasar.
Pengolahan dan pemanfaatan kembali yang dimaksud disini adalah pemanfaatan kembali
sampah pada pasar Setia Budi Tanjung Rejo ini, pada penelitian ini sampah yang akan diolah
difokuskan pada sampah organik yang dapat diolah menjadi kompos. Sebaiknya sampah yang
dihasilkan dari aktifitas pedagang harus diolah terlebih dahulu sebelum diangkut ke TPA. Hal ini
bertujuan agar sampah yang dihasilkan tersebut bisa lebih bermanfaat dan bernilai ekonomis sehingga,
selain memngurangi dampak masalah sampah yang ditimbulkan dapat juga menjadi penghasilan
tambahan bagi pihak pengelola sebagai mana yang telah diterapkan di Pasar Bunder Sragen. Namun
saat ini, di pasar Setia Budi belum ada tindak upaya pengolahan maupun pemanfaatan kembali yang
dilakukan, hal ini terjadi akibat kekurangfahaman pihak pengelola tentang bagaimana menghasilkan
5
atau mengolah sampah pasar yang ada.
Salah satu tindakan yang tepat dalam pengolahan sampah pasar ini adalah dengan
menjadikannya kompos. Karena lebih dari 60% sampah yang dihasilkan di pasar ini adalah sampah
organik. Menurut percobaan yang dilakukan compos centre USU dalam satu kali pengolahan sampah
dapat menghasilkan kompos sebesar 30-40 persen, dari berat sampah di awal. Sehingga jika semakin
banyak sampah organik pada suatu pasar,maka potensi kompos yang dihasilkan akan semakin banyak
pula. Disamping pengolahan sampah organik, dapat pula dilakukan pengolahan sampah anorganik,
dalam hal ini dapat dilakukan dalam bentuk daur ulang, maupun pemanfaatan kembali bahan-bahan
yang masih layak untuk dipakai.
Pada pembahasan sebelumnya, telah disinggung bahwa sampah pasar memiliki potensi
untuk diolah dan menghasilkan nilai jual yang dapat menambah penghasilan bagi pengelolanya. Dan
salah satu cara yang umum dilakukan adalah pengolahan sampah organik menjadi kompos.
Untuk itu, pada penelitian ini potensi ekonomi yang akan diteliti terkait dengan usaha pengolahan
sampah organik pasar menjadi produk pupuk kompos. Sebelum masuk pada analisa pengolahan
sampah, perlu diketahui hal yang mempengaruhi terjadinya timbunan sampah. Yaitu:
• Jenis Sampah, Jenis sampah yang dihasilkan oleh pedagang adalah sisa dari barang dagangan
seperti sayuran, buah yang sudah rusak atau membusuk dan tidak layak untuk dijual lagi, serta
hasil-hasil sisa dagangan seperti limbah ikan, daging, maupun plastik- plastik kemasan. Berikut
disajikan tabel mengenai jenis sampah di Pasar Setia budi Medan (Tabel.1).
• Volume, dan berat timbulan sampah, data mengenai timbulan sampah merupakan hal yang
sangat menunjang dalam menyusun sistem pengelolaan persampahan di suatu wilayah. Data
tersebut harus tersedia agar dapat disusun suatu alternatif pengelolaan persampahan yang
baik (Tabel.2).
Dari hasil pengukuran yang didapat, maka kita bisa menghitung sejauh mana
potensikompos yang dihasilkan dari sampah tersebut. Berdasarkan percobaan pengolahan yang
pernah dilakukan di Compos Center USU, dengan menggunakan sampel 100 kg sampah pasar
Setia budi Medan, didapat 40-50% kompos. Sehingga mengacu pada percobaan di atas,
direncanakan pengolahan sampah untuk sampah setia budi Medan dengan data sebagai berikut:
• Kapasitas produksi pupuk kompos organik dengan kualitas terbaik (berasal dari sampah
sayuran). Estimasi bahwa kompos yang dihasilkan sebesar 50% dari sampah organik yang
dihasilkan. Maka, banyaknya pupuk kompos yang bisa dihasilkan dari 203,7565 kg per
harinya adalah 101,8783 kg ? 102 kg atau sekitar 36.720 kg/tahun. Lama proyek 5 tahun.
• Umur pakai peralatan utama 5 tahun, dan peralatan pendukung 2 tahun.
• Bahan baku kompos yang digunakan adalah berasal dari sampah organik berupa sayuran
yang dihasilkan pasar.
• Harga jual pupuk organik kompos Rp 2000,00 s.d Rp. 3000/kg.
7
• Lahan Pengomposan
• Tempat Pengayakan
• Tempat Pengemasan
• Gudang
• Lahan Pembakaran Residu
• Penampungan Lindi
Biaya Peralatan Utama
Mesin Pencacah Sampah Organik Rp.20,000,000.00
Mesin Pengayak Rp.18,000,000.00
Biaya Peralatan Pendukung
Mesin Jahit Karung Rp.650,000.00
Mesin Sealer Rp.600,000.00
Cangkul Rp.200.000,00
Garpu/ Garukan Rp.200.000,00
Sekop Rp.200,000.00
Termometer Rp.100,000.00
Alat Semprot Rp.100,000.00
Timbangan Rp.200,000.00
Total Biaya Investasi Rp125,250,000.00
Besarnya biaya operasional yang dikeluarkan untuk memproduksi pupuk kompos per harinya
dapat dilihat pada Tabel 5 dan 6 berikut:
1. Biaya Variabel
2. Biaya Tetap
8
Jika, mampu di produksi kompos sebanyak 102 kg/hari maka, biaya produksi kompos perhari
adalah sebesar= Rp. 191.000,00 / 102 = Rp.1872,55 per kg
Berikutnya gambaran hasil harga pokok penjualan, laba dan rugi, serta cashflow di tunjukkan pada
table 7,8, dan 9.
Untuk analisis lebih jauh dari kelayakan investasi berdasarkan kapasistas aktual maka
dilakukan perhitungan NVP (Net Present Value), IRR (Internal Rate Of Return) dan BCR (Benefit
Cost Ratio)
9
Pada perhitungan NPV, suku bunga yang digunakan berdasarkan suku bunga yang berlaku umum
saat ini, yakni 5 %. Maka, perhitungan NPV adalah sebagai berikut:
Jadi,
NPV = 95.421.664,82 (P/A, i%, n) – 125.500.000
NPV = 95.421.664,82 (4,3295) – 125.500.000
= 287.628.097,8
10
= = Rp. 1957,03 /hari.
5. Kesimpulan
1. Dari hasil pengukuran dilapangan Komposisi sampah di pasar setia budi, terdiri dari 68,90%
sampah organic dan 31,10% sampah anorganik.
2. Dari pengamatan dan pengukuran timbulan sampah dilapangan didapat hasil:
• Volume harian rata-rata adalah 4.2489 m3
• Berat sampah harian rata-rata adalah 521.6525 kg.
• Berat sampah Organikharian rata-rata adalah 359.4169 kg (68.9%)
• Berat sampah anorganik harian rata-rata adalah 162.2356 kg (31.1%)
3. Menurut percobaan yang dilakukan Compos Centre USU, pengolahan sampah organic pasar akan
menghasilkan 30-40% kompos.
4. Berdasarkan analisa ekonomi/ analisa usaha untuk kasus pasar setiabudi tanjung rejo, di dapatkan
hasil sebagai berikut:
• Kapasitas produksi pupuk kompos organik sebanyak 102 kg/hari atau sekitar 36.720 kgper
tahun (1 tahun = 360 hari).
• Total biaya produksi pertahun= Rp. 68.760.000,00
• Keuntungan yang dihasilkan dalam setahun sebesar: Rp13.140.000,00.
• Total Penerimaan dalam setahun adalah Rp81.900.000,00.
• Total Pengeluaran dalam setahun adalah Rp.69.065.000,00.
5. Analisa kelayakan finansial usaha industri pupuk organik kompos:
• Berdasarkan hasil perhitungan, Payback Period usaha pupuk organik kompos ini sekitar 2.9
tahun.
• Berdasarkan perhitungan, didapat harga R/C adalah 1,186, dimana menunjukkan bahwa
usaha pengolahan pupuk kompos organic > 1, dan layak untuk direalisasikan.
• Dari hasil perhitungan, menunjukkan bahwa kegiatan pengolahan sampah organik pasar ini
berdasarkan B/C > 0, artinya layak untuk direalisasikan.
• Berdasarkan analisa kelayakan usaha menggunakan tiga kriteria ekonomi diatas, yaitu
Payback Period, Return Cost Ratio, Benefit Cost Ratio, dan Break Event Point, dapat
disimpulkan bahwa usaha pengolahan pupuk kompos dari sampah organik pasar layak untuk
diterapkan.
.
6. Saran
Dari penelitian yang dilaksanakan, ada beberapa hal yang penting untuk menjadi perhatian
bagi semua pihak yang terkait, diantaranya:
1. Perlu adanya penanaman kesadaran kepada masyarakat, khususnya para pedagang untuk
senantiasa menjaga kebersihan pasar, termasuk membuang sampah pada wadah yang telah
disediakan.Pengelola pasar sebaiknya, menyediakan tempat pembuangan/ wadah sampah
yang memenuhi kriteria kesehatan yang telah ditetapkan.
2. Setiap petugas, baik itu dari pihak pengelola pasar maupun dari pihak Dinas kebersihan Pemko
Medan, harus sama-sama berkoordinasi dalam hal pengelolaan sampah, sehingga
permasalahan sampah yang muncul akan segera teratasi.
3. Dari hasil penelitian, sampah pasar yang dihasilkan memiliki potensi ekonomi yang layak untuk
diolah, terlebih dalam hal pengomposan. Maka, dalam hal ini, diharapkan pemilik pasar ataupun
pengelola bisa membuka peluang bagi para investor yang ingin melakukan pengolahan di pasar
tersebut.
11
Daftar Pustaka
Damanhuri, Erni dan Tri Padmi. 2010. Diktat Kuliah Pengelolaan Sampah, Institut Teknologi
Bandung. Bandung
Hendry, metode pengumpulan data, http://teorionline.wordpress.com/service/metode-pengumpulan-
data/. Diakses pada 3 Oktober 2012
Sumiati. 2011. Strategi Pengelolaan Lingkungan Pasar Tradisional Berdasarkan Program Pasar
Berseri (Studi Kasus Pasar Bulu Kota Semarang), Universitas Diponegoro. Semarang.
Tcobanoglous, G., Hillary, Theisen, and Samuel, Virgil. 1993. Integrated Solid Waste
Management : Engineering Principles and Management Issues, McGraw Hill Publishing
Company. New York.
Yulianto, Adi Budi, dkk. Buku Pedoman Pengolahan Sampah Pasar Terpadu : Konversi
Sampah Pasar Menjadi Kompos Berkualitas Tinggi,Yayasan Danamom Peduli.
Jakarta
12