Pengetahua
n Bahan
Material Kayu (Wood
Materials)
08
Teknik Teknik Industri MK16015 Ir. Agung Chandra, MT, MM, IPP
Abstract Kompetensi
Struktur Kayu, Physical properties, Mahasiswa/mahasiswi mengerti dan
Mechanical properties, Faktor yang memahami struktur kayu, sifat fisik
mempengaruhi Strength dan kayu, sifat mekanik kayu, dan
Properties Kayu mengetahui factor – factor yang
mempengaruhi kekuatan dan sifat kayu
Introduction
Kayu berbeda dari material konstruksi lainnya, hal ini dikarenakan dihasilkan dari pohon
hidup (living tree), dengan demikian kayu memiliki material properties yang berbeda sangat
nyata dengan material lainnya yang terdapat pada perancangan struktur.
Pohon (trees) dan kayu yang dipotong (lumber) dikelompokkan menjadi 2 bagian yakni
hardwood dan softwood.
Pada modul ini diterangkan mengenai struktur kayu, physical dan mechanical properties,
proses manufaktur untuk lumber dan glulam, modul ini dibatasi pada softwood species,
meskipun dapat diaplikasikan pada hardwood species
Struktur Kayu
Pertama – tama seseorang harus mengerti struktur dan anatomi kayu. Hal ini bisa
dikategorikan microstructure bisa dicek dengan bantuan mikroskop dan yang kedua
adalah macrostrukcture bisa dilihat dengan kasat mata
Gambar 3. Tree cross section yang menunjukkan bahwa macrostructure bisa dilihat dengan
kasat mata
Cross section pohon dibagi menjadi 3 bagian yakni bark, cambium, dan wood. Bark
merupakan lapisan eksterior, dan berfungsi untuk melindungi pohon dan nutrient.
Cambium merupakan tissue (cell) yang tipis, continuous ring yang terletak diantara
Tergantung dari spesiesnya, moisture content kayu yang hidup (living woods) berkisar 30 sd
lebih dari 250%. Pada kebanyakan spesies, moisture content sapwood lebih tinggi
dibandingkan dengan heartwood
Moisture content pada cell wall yang bersatu dengan air, tapi tidak ada air yang bebas pada
lubang cell-nya, maka disebut fiber saturation point, dan berkisar 30 persen.
Tabel 2. Moisture content of wood in equilibrium dengan kondisi dry bulb temperature dan
kelembaban relatif
Dimensional Stability
Wood akan stabil pada saat moisture content diatas titik fiber saturation. Jika lebih rendah
dari titik fiber saturation, maka wood akan menciut pada saat tidak ada kelembaban dan
akan menjadi baik (swell) pada saat mendapatkan kelembaban.
Wood shrinkage merupakan fungsi linear dari moisture content-nya dan dimensinya akan
berubah kurang lebih 24%. Untuk penghitungan struktur, wood harus dipertimbangkan
bahwa perubahan dimensi akan terjadi dan wood bukanlah material yang static.
Density
Didefinisikan sebagai mass per unit volume pada kondisi yang dispesifikasikan. Density
tergantung pada 2 faktor yaknik berat dari kayu sendiri (weight of the basic wood substance)
dan berat kelembaban yang tertahan dalam kayu (weight of moisture retained in the wood).
Untuk aplikasi jembatan, density 50 lb/ft2 biasanya digunakan sebagai density rata – rata
untu semua species dan moistre content
Specific Gravity
Digunakan sebagai relative moisture of the amount of wood substance yang terdapat pada
sample kayu. Untuk keperluan engineering, specific gravity pada umumnya didasarkan pada
ovendry weight dan volume 12 % moisture content.
Thermal Expansion
Untuk dry wood, thermal expansionnya positif di seluruh arah, dan akan melebar pada saat
dipanaskan dan akan berkontraksi pada saat didinginkan. Wood merupakan insulator yang
baik dan tidak merespon secara tepat pada saat terjadi perubahan suhu. Pada saat aplikasi
jembatan, efek ini diabaikan
Coefficients of Friction
Tergantung pada moisture content dan kasarnya permukaan (roughness of surface). Friksi
ini akan meningkat pada saat moisture meningkat mendekatai titik fiber saturation. Pada
saat direndam dalam air, maka koefisien friksi akan menurun.
Pyrolytic Properties
Pyrolytic atau fire properties dari kayu merupakan properties yang sering disalah artikan.
Pada saat kayu terbakar, orang mengira bahwa performance kayu menjadi sangat jelek,
akan tetapi kayu sebenarnya merupakan fire resistance yang paling baik dibandingkan
dengan bahan konstruksi lainnya.
Pada saat kayu dibakar, maka bagian luarnya akan mulai terbakar. Akan tetapi kayu yang
terbakar, ada lapisan char yang terbentuk yang berfungsi sebagai insulator bagi kayu yang
belum7 terbakar. Pada saat lapisan char tersebut meningkat maka pembakaran akan
menjadi melambat.
Kayu tidak mengalami distorsi pada suhu tinggi dibandingkan dengan material lainnya.
Contoh: material steel, kekuatannya akan tersisa 20% saja jika terkena suhu 1500 derajat
Fahrenheit.
Natural Durability
Chemical Resistance
Kayu tahan terhadap beberapa zat kimia. Dalam kasus tertentu, asam yang kuat atau basa
yang kuat dapat menyebabkan kayu rusak. Asam yang kuat akan menyerang cellulose dan
hemicelluloses, yang menyebabkan kayu kehilangan berat dan kekuatannya. Karena kayu
tahan terhadap kimia, maka kayu memiliki kelebihan dibandingkan dengan material lainnya
yang mudah rusak seperti steel dan concrete.
Elastic Properties
Strength Properties
Termasuk yang berhubungan dengan compression, tension, shear, bending, torsion, dan
shock resistance.
Perbandingan antara compression, tension, dan bending dijelaskan pada masing – masing
gambar dibawah ini:
Gambar 8. Tension
Shock Resistance
Merupakan kemampuan bahan untuk menyerap secara cepat dan memisahkan diri, energy
by deformation.
- Anatomical factor
Specific gravity:
Berhubungan dengan berat kayu per unit volume. Semakin tinggi specific gravity maka
semakin banyak bahan kayunya per unit volume dan semakin tinggi kekuatannya. Specific
gravity tergantung pada jumlah air yang ada dalam kayu. Secara umum, specific gravity
kayu secara proporsional berhubungan dengan jumlah latewood. Semakin tinggi persentase
latewood maka semakin tinggi specific gravity dan kekuatannya.
Slope of Grain:
Digunakan untuk menggambarkan penyimpangan dalam orientasi serat kayu dari line
parallel ke pinggi specimen. Slope of grain memiliki peranan penting pada mechanical
properties kayu, kekuatan kayu akan menurun dengan meningkatnya grain deviation.
Gambar dibawah ini menggambarkan pengukuran slope of grain:
Knots
Pada saat kayu dipotong, maka akan ada 2 type knot yakni:
1. Intergrown knots
2. Encase knots
Knot mengurangi kekuatan kayu karena menggangu kelangsungan serat kayu. Knot
tergantung pada ukuran, lokasi, bentuk, soundness, dan jenis stress.
Abnormal Wood
Yang paling penting berhubungan dengan abnormal wood adalah reaction wood dan
juvenile wood. Reaction wood merupakan abnormal wood yang dihasilkan oleh pohon dalam
lingkungan yang tidak teratur atau tekanan fisik; sedangkan juvenile wood dihasilkan oleh
kayu pada tahun tahun pertama pertumbuhan dalam struktur sel kayu yang berbeda dalam
kayu yang kemudian berkembang di tahun – tahun berikutnya.
Compression failure
Extreme bending pada pohon yang berasal dari kondisi lingkungan atau mishandling selama
panen atau sesudah panen dapat menghasilkan compression stress to grain yang
menghasilkan kegagalan compression pada struktur kayu. Kegagalan compression dapat
menghasilkan low shock resistance dan strength properties, khususnya pada tension
dimana strength dapat kurang dari 1/3 clear wood. Compression yang sedikitpun dapat
menyebabkan kayu menjadi berkurang kekuatannya dan mudah patah.
- Environmental Factor
Moisture content
Kekuatan dan kekakuan kayu berhubungan dengan moisture content antara kondisi ovendry
dan fiber saturation point. Pada saat clear wood dikeringkan dibawah fiber saturation point,
maka strength dan stiffness akan meningkat, begitu juga dengan sebaliknya. Kayu dengan
karakteristik pengurang kekuatan kecil maka properties akan meningkat secara linear
dengan menurunkan moisture content. Pada kayu dnegan large strength reducing
characteristics, mungkin tidak ada peningkatan kekuatan pada saat kayu mengering karena
potential strength meningkat akan dinetralkan dengan kehilangan yang disebabkan oleh
penyusutan dan seasoning defect.
Tabel 6. Efek Moisture content pada mechanical properties clear wood 68 F
Temperature
Ultraviolet degradation
Pada saat kayu diekspos ke ultraviolet maka akan mengalami petrochemical degradation
terutama pada ligni component dan menghasilkan karakterisitik grayish wood color pada
proses yang dikenal dengan weathering. Treatment yang baik akan melindungi kayu dari
cuaca.
- Service Factor:
Duration of load
Semakin pendek durasi pembebanan maka akan semakin tinggi kekuatan kayunya.
Creep
Dalam kondisi pembebanan, kayu mengalami deformasi yang dikenal dengan creep dan
tidak akan kembali lagi pada saat beban dipindahkan. Creep terjadi secara perlahan lahan
tapi mantap yang akan meningkatkan suhu dan moisture content.
Fatigue
Merupakan kerusakan progresif yang terjadi pada material yang rentan terhadap cyclic
loading. Fatigue tidak termasuk dalam pertimbangan perancangan jembatan
Treatment factor
Pada saat kayu diberikan treatment yang tepat dan memahami keterbatasan, maka tidak
ada gangguan yang ditemukan pada material kayu
Namun pada saat diberikan fire retardant chemical, maka akan mengurangi kekuatan kayu.
Secara umum, fire retardant tidak digunakan pada aplikasi jembatan.
DAFTAR PUSTAKA