Anda di halaman 1dari 5

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN CA OVARIUM

I. DEFINISI
Kanker indung telur atau kita sebut dengan kanker ovarium, adalah kanker yang
berasal dari sel-sel ovarium atau indung telur. (Sofyan, 2006).
Kanker indung telur adalah terjadinya pertumbuhan sel-sel yang tidak lazim
(kanker) pada satu atau dua bagian indung telur (Conectique.com, 2008).

II. ETIOLOGI
Penyebab kanker ovarium belum diketahui secara pasti. Akan tetapi banyak teori
yang menjelaskan tentang etiologi kanker ovarium, diantaranya:
1) Hipotesis incessant ovulation
Teori menyatakan bahwa terjadi kerusakan pada sel-sel epitel ovarium untuk
penyembuhan luka pada saat terjadi ovulasi. Proses penyembuhan sel-sel epitel yang
terganggu dapat menimbulkan proses transformasi menjadi sel-sel tumor.
2) Hipotesis androgen
Androgen mempunyai peran penting dalam terbentuknya kanker ovarium. Hal ini
didasarkan pada hasil percobaan bahwa epitel ovarium mengandung reseptor
androgen. Dalam percobaan in-vitro, androgen dapat menstimulasi pertumbuhan
epitel ovarium normal dan sel-sel kanker ovarium.
Faktor Risiko dari penyakit ini adalah:
 Diet tinggi lemak
 Merokok
 Alkohol
 Penggunaan bedak talk perineal
 Riwayat kanker payudara, kolon, atau endometrium
 Riwayat keluarga dengan kanker payudara atau ovarium
 Nulipara
 Infertilitas
 Menstruasi dini
 Tidak pernah melahirkan

III. MANIFESTASI KLINIS


Gejala umum bervariasi dan tidak spesifik. Pada stadium awal berupa:
 haid tidak teratur
 ketegangan menstrual yang terus meningkat
 menoragia
 nyeri tekan pada payudara
 menopause dini
 rasa tidak nyaman pada abdomen
 dispepsia
 tekanan pada pelvis
 sering berkemih
 flatulenes
 rasa begah setelah makan makanan kecil
 lingkar abdomen yang terus meningkat

IV. PATOFISIOLOGI
Kebanyakan teori patofisiologi kanker ovarium meliputi konsep yang dimulai
dengan dedifferentiation dari sel-sel yang melapisi ovarium. Selama ovulasi, sel-sel ini
dapat dimasukkan ke dalam ovarium, di mana mereka kemudian berkembang biak.
Kanker ovarium biasanya menyebar ke permukaan peritoneum dan omentum.
Karsinoma ovarium bisa menyebar dengan ekstensi lokal, invasi limfatik,
implantasi intraperitoneal, penyebaran hematogen, dan bagian transdiaphragmatic.
Penyebaran intraperitoneal adalah karakteristik yang paling umum dan diakui dari
kanker ovarium. Sel-sel ganas dapat implan di mana saja dalam rongga peritoneal tetapi
lebih cenderung untuk menanamkan di situs statis sepanjang sirkulasi cairan
peritoneum. Seperti dibahas selanjutnya, mekanisme penyebaran mewakili pemikiran
untuk melakukan pementasan bedah, operasi debulking, dan administrasi kemoterapi
intraperitoneal. Sebaliknya, penyebaran hematogen secara klinis yang tidak biasa pada
awal proses penyakit, meskipun tidak jarang terjadi pada pasien dengan penyakit lanjut.

V. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaan yang biasa dilakukan:
1) Pemeriksaan panggul. Selama pemeriksaan panggul, dokter dengan hati-hati
memeriksa bagian luar alat kelamin terkena (vulva), dan kemudian memasukkan
dua jari dari satu tangan ke dalam vagina dan sekaligus menekan sisi lain di perut
untuk merasakan rahim anda dan ovarium. Dia atau dia juga menyisipkan sebuah
alat yang disebut spekulum ke dalam vagina. Spekulum vagina terbuka sehingga
dokter Anda secara visual dapat memeriksa vagina dan leher rahim untuk kelainan.
2) USG menggunakan frekuensi tinggi gelombang suara untuk menghasilkan gambar
dari bagian dalam tubuh. USG membantu dokter menyelidiki ukuran, bentuk dan
konfigurasi ovarium Anda. Untuk membuat gambar dari ovarium Anda, dokter
Anda mungkin memasukkan penyelidikan USG ke dalam vagina Anda. Prosedur ini
disebut USG transvaginal. Pencitraan USG dapat membuat gambar dari struktur
dekat ovarium Anda, seperti rahim anda.
3) Pembedahan untuk mengangkat contoh jaringan untuk pengujian. Jika tes lain
menyarankan Anda mungkin memiliki kanker ovarium, dokter anda dapat
merekomendasikan operasi untuk mengkonfirmasi diagnosis. Selama operasi,
seorang ahli onkologi ginekologi membuat sayatan di perut dan mengesplorasi
rongga perut untuk mendeteksi adanya kanker. Ahli bedah dapat mengumpulkan
sampel cairan perut dan menghapus ovarium untuk pemeriksaan oleh seorang ahli
patologi. Jika kanker ditemukan, ahli bedah segera mungkin mulai operasi untuk
menghapus sebanyak mungkin kanker. Dalam beberapa kasus, ahli bedah dapat
membuat beberapa sayatan kecil di perut Anda dan masukkan alat-alat bedah khusus
dan sebuah kamera kecil, sehingga prosedur tidak akan memerlukan sayatan yang
lebih besar.
4) CA 125 tes darah. CA 125 adalah protein yang ditemukan pada permukaan sel
kanker ovarium dan beberapa jaringan sehat. Banyak wanita dengan kanker ovarium
memiliki tingkat abnormal tinggi CA 125 dalam darah mereka. Namun, sejumlah
kondisi non-kanker juga menyebabkan peningkatan kadar CA 125, dan banyak
perempuan dengan stadium awal kanker ovarium yang normal memiliki kadar CA
125. Untuk alasan ini, tes CA 125 tidak biasanya digunakan untuk mendiagnosa
atau ke layar untuk kanker ovarium, tetapi dapat digunakan untuk memantau
bagaimana perawatan Anda maju.
Pemeriksaan lain yang dapat dilakukan adalah:
 Pemeriksan darah lengkap
 Pemeriksaan kimia darah:
 Serum HCG
 Alfa fetoprotein
 Analisa air kemih
 Pemeriksaan saluran pencernaan
 CT scan atau MRI perut.

VI. PENATALAKSANAAN
Pada umumnya, pengobatan kanker ovarium dilakukan dengan tindakan operasi,
lalu dilanjutkan dengan pengobatan tambahan seperti kemoterapi, radioterapi, dan
imunoterapi.
1) Pengangkatan kanker ovarium yang besar biasanya adalah melalui tindakan bedah,
misal laparatomi atau laparatomi salpingooforektomi.
2) Kontrasepsi oral dapat digunakan untuk menekan aktivitas ovarium dan
menghilangkan kista.
3) Perawatan pasca operasi setelah pembedahan untuk mengangkat kista ovarium
adalah serupa dengan perawatan setelah pembedahan abdomen dengan satu
pengecualian penurunan tekanan intra abdomen yang diakibatkan oleh
pengangkatan kista yang besar biasanya mengarah pada distensi abdomen yang
berat. Hal ini dapat dicegah dengan memberikan gurita abdomen sebagai
penyangga.
4) Tindakan keperawatan berikut pada pendidikan kepada klien tentang pilihan
pengobatan dan manajemen nyeri dengan analgetik / tindakan kenyamanan seperti
kompres hangat pada abdomen atau teknik relaksasi napas dalam, informasikan
tentang perubahan yang akan terjadi seperti tanda – tanda infeksi, perawatan insisi
luka operasi. ( Lowdermilk.dkk. 2005:273 ).

VIII. KOMPLIKASI
1) Penyebaran kanker ke organ lain
2) Hilangnya fungsi progresif dari berbagai organ
3) Asites (cairan pada perut)
4) Intestinal Obstructions (Obstruksi pada usus)

IX. KONSEP KEPERAWATAN


1) PENGKAJIAN
1. Aktivitas/ istirahat : Kelemahan atau keletihan. perubahan pola istirahat dan jam
kebisaan tidur, adanya faktor-faktor yang mempengaruhi tidur misal : nyeri,
ansietas, keterbatasan, partisipasi dalam hobi dan latihan.
2. Sirkulasi : Palpitasi, nyeri dada, perubahan pada TD
3. Eliminasi : Perubahan pada pola defekasi misal:darah pada feces,nyeri pada
defekasi, perubahan eliminasi urinarius misalnya: nyeri, perubahan pada bising
usus.
4. Makanan cairan : Anoreksia, mual / muntah.intoleransi makanan, perubahan
pada berat badan penurunan BB, perubahan pada kelembaban / turgor kulit,
edema.
5. Neurosensori : Pusing, sinkop.
6. Pernafasan : Merokok, pemakjanan abses
7. Keamanan : Pemajanan pada kimia toksik, karsinogen, pemajanan matahari
lama, berlebihan, demam, ruam kulit / ulserasi.
8. Seksualitas : Perubahan pada tingkat kepuasan.
9. Interaksi social : Ketidak adekuatan / kelemahan system pendukung, riwayat
perkawinan, masalah tentang fungsi / tanggung jawab peran.
2) DIAGNOSA KEPERAWATAN
 Nyeri berhubungan dengan penekanan perut bagian bawah akibat kanker
metastasis.
 Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan gangguan pernafasan
akibat penekanan asites pada diafragma.
 Gangguan rasa nyaman : nyeri abdomen berhubungan dengan insisi pada
abdomen
 Resiko infeksi daerah operasi berhubungan dengan perawatan luka
operasi yg kurang adequat.
 Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pengangakatan bedah
kulit.( jaringan, perubahan sirkulasi).
 Gangguan eliminasi urine (retensio) berhubungan dengan penekanan
oleh massa jaringan neoplasma pada daerah sekitarnya, gangguan
sensorik/motorik.
 Gangguan rasa nyaman (cemas) berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan tentang penyakit dan penatalaksanaannya.
 Resiko tinggi kekurangan cairan tubuh berhubungan dengan perdarahan
pervaginam berlebihan.
 Ganguan konsep diri berhubungan dengan kekawatiran tentang
ketidakmampuan memiliki anak, perubahan dalam masalah kewanitaan,
akibat pada hubungan seksual.

Anda mungkin juga menyukai