Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH SKI

AKHLAKUL KARIMAH DAN AKHLAKUL MADZMUMAH

DI SUSUN OLEH : KEYTHA SARAH PUTRI H


Pengertian akhlak
Dalam kehidupan sehari-hari tentulah kita tak lepas dengan yang
namanya pergaulan terhadap sesama manusia. Pergaulan itu sendiri
pastinya membutuhkan suatu cara bagaimana sesama manusia bisa
menghargai manusia yang lain yakni dengan perbuatan terhadap
sesama manusia. Hal ini, perbuatan itu sendiri dinamakan dengan
Akhlak. Akhlak berasal dari kata‫ خلُق‬yang berarti budi pekerti perangai
tingkah laku atau sahabat. Imam Ghazali mengemukakan defnisi
Akhlak sebagai berikut[1]1:
‫الخلق عبارة عن هيئة في النفس راسخة عنها تصدرالألفعال بسهولة ويسرمن غيرحاجة إلي‬
‫فكر وروية‬
Artinya: “Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa (manusia)
yang melahirkan tindakan-tindakan mudah dan gampang tanpa
memerlukan pemikiran atau pertimbangan”.
Akhlak adalah tindakan yang dilakukan manusia tanpa melalui
pertimbangan tertentu sebelumnya, dan muncul menjadi suatu
kebiasaan.Akhlak memiliki potensi besar untuk mendorong seorang
manusia dalam menjalani kehidupan yang fana ini. Kehidupan
manusia akan lebih terlihat damai manakala manusia satu dengan
manusia yang lainnya berinterkasi dengan Akhlak. Akhlak itu sendiri
dalam kehidupan nyata sebenarnya ibarat dua sisi mata koin yang
berdampingan, ada Akhlak Mahmudah (Akhlakul Karimah) yang
dalam konotasinya sering disebut dengan Akhlak yang mana perilaku
manusia dalam arah kebaikan-kebaikan, dan ada pula Akhlak
Madzmumah atau akhlak tercela yakni manusia melakukan tindakan-
tindakan dalam arah keburukan. Kalau dicermati, kata Akhlak rupanya
memiliki akar yang sama dengan kata Khaliq (pencipta) dan Makhluq
(ciptaan). Walaupun dari aspek pengertiannya berbeda, namun hal ini
mengisyaratkan bahwa manusia diciptankan dengan dasar dan
potensi baik. Esensi budi pekerti baik inilah prinsip penciptaan
manusia. Seperti ayat yang menjelaskan bahwa manusia diciptakan
dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Memang ayat tersebut lebih
mengacu pada aspek fisik, tetapi jika bentuk fisik yang terbaik diantara
makhluk lainnya itu tidak disertai dengan Akhlak yang baik pula, tentu
akan sia-sia dan tidak bernilai di mata Tuhan dan makhluk-Nya.2[3]

‫انما بعثت ألتمم صالح األخالق‬


Artinya: “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak
yang saleh”. (HR: Bukhari dalam Shahih Bukhari, kitab adab; Baihaqi
dalam kitab Syu’abil Iman dan Al-Hakim).3[4]

A.Akhlakul Mahmudah / Karimah


Pada pembahasan kali ini, kita akan bersama-sama mengetahui
secara detail tentang Akhlak Mahmudah dan Aklhak Madzmumah.

Akhlaq mahmudah/karimah yaitu segala tingkah laku yang terpuji,


dapat disebut juga dengan akhlaq fadlilah , akhlaq yang utama.
Seseorang yang memilikiakhlakul karimah maka akan disenangi oleh
sesama manusia , bahkan tidak hanya itu jika seesorang berperilaku
sesuai ajaran agama islam maka sudah pasti baik dimata ALLAH dan
kelak nanti akan masuk dalam surga bersama Nabi Muhammad saw,
seperti yang terkandung dalam Hadist Nabi Muhammad :

Pandangan al-Ghazali tentang akhlak yang baik hampir senada


dengan pendapat Plato yang mengatakan, bahwa orang adalah orang
yang dapat melihat kepada Tuhannya secara terus-menerus. Al-
Ghazali memandang orang yang dekat kepada Allah adalah orang yang
mendekati ajaran-ajaran Rasulullah yang memiliki akhlak sempurna.
Al-Ghazali menerangkan adanya empat pokok keutamaan
akhlak yang baik, yaitu sebagai berikut :
1. Mencari hikmah. Hikmah ialah keutamaan yang lebih baik.
2.Bersikap berani. Berani berarti sikap yang dapat
mengendalikan kekuatan amarahya dengan akal untuk maju.
3. Bersuci diri. Suci berarti mencapai fitrah, yaitu sifat yang dapat
mengendalikan syahwatnya dengan akal dan agama.
4.Berlaku adil. Adil sebagai misalnya, yaitu seseorang yang dapat
membagi dan memberi haknya sesuai dengan fitrahnya atau
seseorang mampu menahan kemarahannya dan nafsu syahwatnya
untuk mendapatkan hikmah di balik peristiwa yang terjadi.
Akhlaq karimah (mahmudah) yang utama antara lain:
 Amanah ( jujur, dapat di percaya )
 Sidqu ( benar ) atau jujur
 Wafa’ ( menempati janji )
 Adil
 Haya’ ( malu )
 Syaja’ah ( berani )
 Al-Quwwah ( kekuatan )
 Sabar
 Kasih sayang
 Hemat
 Zuhud
 Ikhlas
 Pemaaf
 Tawadlu’ ( merendahkan diri )
 Syukur nikmat
 Tawakkal dan lain-lain.
· Dari pembahasan tersebut kami menjelaskan beberapa akhlaq
mahmudah yaitu :

1. Ikhlas
Faktor-faktor yang mendorong seseorang untuk berbuat dan
berusaha agar sukses sekalipun dengan menanggung resiko atau
pengorbanan adalah banyak dan berbeda-beda. Ada yang dekat dan
ada yang rahasia yang tersembunyi di balik dasar kejiwaan, sehingga
pengaruhnya hampir tidak dapat dirasakan oleh pelakunya sendiri
padahal itu sebenarnya inti yang mendorong untuk mengerjakan
sesuatu atau meninggalkannya.
Kebenaran niat dan keikhlasan hati kepada Allah itulah yang akan
mengangkat derajat amal duniawi semata-mata menjadi amal ibadah
yang diterima oleh Allah.
) ‫ اإلنسان‬: 9( ‫شكورا‬
ً ‫انما نطعمكم لو جه هللا ال نريد منكم جزا ًء وال‬
Artinya: “Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu
hanyalah untuk mendapatkan keridaan Allah, kami tidak
menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula ucapan terimah
kasih”.
Contoh :
- Di Fakultas Syari’ah dan Hukum mengadakan perlombaan pidato
Bahasa Arab dan Bahasa Inggris, dan Dina salah satu mahasiwi dari
Uinsa itu mengetahui info tersebut dan mengikuti perlombaan itu dan
dia juga mengajak temannya untuk mengikuti lomba tersebut. Ikutlah
Dina dan temannya dalam perlombaan tersebut, dan waktu
perlombaan selesai pengumuman pemenang pun di siarkan dan
ternyata yang menang adalah temannya Dina dan bukan Dina yang
menang. Tapi sikap Dina tetap mengikhlaskan hal itu dan merasa
senang pula atas kemenangan temannya itu dan memberikan selamat
kepada temannya itu.
Itulah salah satu contoh dari sikap ikhlas dari seorang mahasiswa yang
kalah dalam perlombaan dan yang menang malah teman yang di
ajaknya itu.

2. Tawadlu’ ( Merendahkan Diri )


Yaitu tidak memandang pada diri sendiri lebih dari orang lainnya,
bahkan memandangnya sama-sama dan tidak menonjolkan diri.
-215( ‫ فإن عصوك فقل إنّي برى ٌء م ّما تعملون‬.‫وخفض جناحك لمن ا تبعك من المؤمنين‬
)‫ الشوعرا‬: 216
Artinya: “ Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang
mengikutimu, yaitu orang-orang yang beriman. Jika mereka
mendurhakaimu maka katakanlah; Sesungguhnya aku tidak
bertanggung jawab terhadap apa yang kamu kerjakan”.
Contoh :
- Aan sekarang telah menjadi mahasiswa di UIN Sunan Ampel
Surabaya ditahun sekarang, dan dia termasuk mahasiswa yang cerdas
dan aktif akan tetapi dia tidak pernah merasa dirinya itu istimewa
terutama di depan temannya yang kurang pintar, dan dia malah
mengajari temannya yang belum bisa.
- Adi salah satu mahasiswa yang mudah akrab dengan orang yang baru
dikenalinya, terutama kakak kelasnya dan dosennya, akan tetapi dia
tetap selalu menghormati mereka dan tetap menggunakan sopan
santunnya meskipun Adi sudah di anggap saudara sendiri oleh kakak
kelas dan dosennya tersebut.
3. Syukur
Yaitu mengangungkan kepada Allah SWT yang telah
menganugerahkan kenikmatan kepada kita dalam batas-batas yang
tidak menyimpang dari keridhoannya. Ada juga yang mengatakan
bahwa syukur adalah mengenal dan menyadari bahwa ia
mendapatkan kenikmatan.
ّ ‫ؤاذتاذّن ربكم لئن شكرتم الزيدنّكم ولئن كفرتم‬
) ‫ان عذا بي لشديد (ابراهيم‬

"Dan ingatlah juga, tatkalah tuhanmu memaklumkan:


“Sesungguhnya jika kamu bersyukur pasti aku akan menambah
nikmat kepadamu, dan jika kamu mengingkari nikmatku maka
sesungguhnya adzabku sangat pedih” (QS : Ibrahim : 8)
Contoh : Ada seorang anak lulusan terbaik di SMAnya yang bernama
Wahyu, dia seorang anak yang kurang mampu, orang tuanya hanya
seorang pedagang kaki lima, dan dia sangat berkeinginan untuk
melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi. Namun
dalam keadaan orang tuanya tersebut, Wahyu tidak mungkin untuk
melanjutkan sekolahnya, akan tetapi dia mempunyai semangat yang
tinggi dan dia sejak awal sudah menabung dan Alhamdulillah uang
tabungannya cukup untuk pendaftaran awal masuk perkuliaan,
dengan usaha serta doa yang sangat tinggi, singkat cerita ada seorang
dermawan yang mau membantu biaya perkuliannya, dia sangat
besyukur kepada Allah. Mendengar kabar tersebut, Wahyu langsung
sujud syukur kepada
4. Zuhud
Zuhud menurut bahasa memiliki arti meninggalkan keduniaan.
Sedangkan secara istilah , Zuhud yaitu meninggalkan sesuatu yang
disayangi atau di sukai yang bersifat material atau keduniaan yang
mewah dengan mengharap dan menginginkan sesuatu yang lebih baik
yang bersifat kebahagiaan akhirat.Seseorang yang memiliki harta yang
melimpah hendaknya digunakan sebagai alat untuk mencari
kebahagiaan yang hakiki yaitu kebahagiaan di akhirat seperti yang
terkandung dalam Dalil Naqli tentang zuhud dalam
QS. AN- Nisa ayat 77 yang artinya :
“………..Katakanlah kesenangan didunia ini hanya sebentar (sedikit )
dan akhirat itu lebih baik bagi orang – orang yang bertaqwa .”
Zuhud bukan berarti melarang manusia untuk memiliki harta dan
tidak memiliki kesenangan dunia,akan tetapi harta dan dunia tidak
menghalangi untuk menunaikan tugas manusia yaitu untuk beribadah
kepada Allah SWT.
Ciri – ciri orang zuhud , yaitu
a. Selalu merasa cukup atas harta yang dimiliki.
b. Senantiasa bersyukur atas nikmat yang Alloh berikan walaupun
sedikit.
c. Hidup sederhana.
d. Lebih mengutamakan cintanya kepada ALLOH dibanding cinta
kepada dunia Allah.

B.Akhlak Madzmumah
Akhlak madzmumah ialah perangai atau tingkah laku pada tutur
kata yang tercermin pada diri manusia. Akhlak madzmumah muncul
dalam tingkah laku kejahatan, kriminal dan perampasan hak-hak
orang lain. Sifat ini telah ada sejak lahir, baik wanita atau pria, yang
tertanam dalam jiwa setiap manusia. Akhlak manusia secara fitrah
adalah baik, namun dapat berubah menjadi akhlak buruk apabila
manusia itu lahir dari keluarga yang tabiat nya kurang baik, lingkungan
buruk, pendidikan tidak baik, sehingga menghasilkan akhlak yang
buruk.
Akhlak Madzmumah (akhlak buruk) adalah suatu sifat yang
tercela dan dilarang oleh norma-norma yang berlaku dalam
kehidupan sehari-hari. Apabila seorang melaksanakannya niscaya
mendapatkan nilai dosa dari Allah, karena perbuata tersebut
merupakan perbuatan yang tercela di hadapan Allah.
Kata dosa (adz-dzanbu) dalam bahasa Arab berarti al-itsm, al-
jurm, dan al-ma’shiyah. Makna dosa dalam syariat islam ialah
melakukan sesuatu yang di larang, meninggalkan suatu perbuatan
yang di perintahkan. Jika agama menetapkan sanksi di dunia atas
dosa, maka dosa itu adalah termasuk jinayah (perkara pidana) yang
pelakunya dapat di kenai sanksi.4[6] Akhlak buruk menjadi musuh
islam yang utama, karena itu islam sangat konsisten untuk memerangi
akhlak buruk tersebut.
SIFAT-SIFAT TERCELA
Sifat tercela, yaitu suatu kondisi batin/hati yang dapat merugikan
orang lain dalam kehidupan sehari-hari. Dalan ajaran islam sifat
tercela ini sangat di benci allah, karena sifat tersebut sangat hina.
Oleh karena itu, Jauhilah akhlak yang tidak baik (akhlak
madzmumah), hindarilah perbuatan yang dapat merusak pergaulan.
Ingat, barangsiapa yang melakukan perbuatan tercela, maka
menandakan bahwa hatinya juga tercela dan buruk. Allah tidak
menyukai orang yang hati nya buruk. Allah berfirman:
‫قل الىستوي الخبيث والطيب ولواعجبك كثرة فاتقوهللا ياولي االلبب لعكم تفلحون‬
Artinya: “Katakanlah: tidak sama yang baik dengan yang buruk itu,
meskipun yang buruk itu menarik hatimu, maka bertakwalah kepada
Allah, hai orang-orang berakal, agar kamu mendapat
keberuntungan”.5[7]
Sifat-sifat buruk dalam kehidupan manusia tergambar dari
perkataan dan perbuatan.sifat sifat buruk itu secara umum adalah
sebagai berikut:
1. Sifat Dengki atau Iri Hati.
Ialah rasa benci dalam hati terhadap kenikmatan orang lain dan di
sertai maksud agar nikmat itu hilang atau berpindah kepadanya.
Hukumnya haram, karena dapat merugikan orang lain. Tanda-tanda
orang yang bersifat dengki adalah:
(1) Tidak senang melihat orang lain berbahagia.
(2) Suka mencela, mefitnah orang lain.
(3) Jika berbicara selalu membuat sakit hati lawan bicara
(4) Suka mencaci bersikap angkuh, sombong dan congkak dalam
ucapan atau perbuatan.
Adapun akibat dari sifat dengki yaitu:
(1) Hati merasa gusar atau tidak tenang
(2) Perasaan iri hati terus menerus menimbulkan percekcokan.
(3) Biasanya pelaku sering bohong akibat perbuatannya.
Contoh dari sifat di atas dalam masyarakat ialah apabila tetangga
atau orang di sekitar mepunyai rezeki dan membeli sesuatu (mobil)
pasti yang di rasakan oleh orang dengki adalah tidak ikut merasa
bahagia bahkan sebaliknya dia akan merasa tidak tenang yakni
menginginkan barang tersebut menjadi milik nya dan berusaha
mempunyai apa yang di punyai orang lain.
2. Sifat Angkuh (sombong)
Angkuh merupakan kepribadianseseorang yang telah melekat pada
diri orang tersebut. Sombong adalah sikap menganggap dirinya lebih
dari pada yang lain sehingga ia berusaha menutupi dan tidak mau
mengakui kekurangan dirinya, selalu merasa lebih besar, lebih kaya,
lebih pintar, lebih di hormati,lebih mulia, dan lebih beruntung dari
orang lainnya . biasanya, orang seperti ini memandang orang lain .
lebih buruk, lebih rendah dan tidak mau mengakui kelebihan
seseorang, sebab perilaku tersebut menurutnya sam dengan
merendahkan dirinya sendiri.
‫سماءواليدخلون الجنّة حتّى يلج‬ ُ ‫تكبرواع ْنها التفت ّ ُح لهم أ ْب‬
ّ ‫واب ال‬ ْ ‫س‬ ْ ّ‫إنّالذين كذ‬
ْ ‫بوا بأيا ِتناوا‬
)40:‫ وكذالك نجز المجرمين (االعراف‬.‫الجمل فى س ّم الخياط‬
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat
Kami dan menyombongkan diri terhadapNya, sekali-kali tidak akan
dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit (do’a dan amal mereka
tidak dterima Allah) dan tidak pula mereka masuk surga, sehingga
unta masuk ke lubang jarum (mereka tidak mungkin masuk surga
sebagaimana tidak mungkinnya untuk masuk ke lubang jarum).
Demikianlah Kami memberi pembalasan kepada orang-orang yang
berbuat kejahatan”.
Contoh sifat diatas : Ahmad adalah salah satu mahasiswa yang
masih mempunya keturunan bangsawan. Maka dari itu Ahmad
merasa dirinya lebih tinggi derajatnya dari pada teman yang lain,
disaat bertemu dijalan Ahmad tidak mau menyapa jika tidak di sapa
dahulu.
3. Sifat Riya’
Riya’ ialah amal yang dikerjakan dengan niat yang tidak ikhlas dan
variasinya bisa bermacam-macam. Amal itu sengaja dikerjakan
dengan maksud ingin di puji orang lain. Amal itu sengaja dikerjakan
untuk memikat orang yang dicintai.
Riya’ adalah beramal kebaikan karena didasarkan ingin
mendapatkan pujian orang lain, karena ingin di lihat oleh orang lain,
agar di percaya orang lain. Riya’ merupakan penyakit rohani, yang
biasanya dilakukan sebab ngin mendapat pujian, sanjungan, tetapi
dapat mengahalang-halangi manusia dari jalan Allah.
‫فوي ٌل للمصلّين الذين ه ْم عن صالتهم ساهون الذين هم يراؤن‬
Artinya: “Maka celakalah orang-orang yang bersembahyang,
yang lalai dari sholatnya dan berhati riya’ (pamer) dengan itu”.6[8]
Contoh sifat diatas dalam kampus: Rika adalah perempuan yang
suka di puji, maka dari itu dia senang melakukan kebaikan seperti
sholat atau menolong orang di waktu banyak orang karena ingin
dianggap bahwa dia adalah perempuan yang baik hati dan sholeh
padahal tiak selaras dengan hati

AKIBAT DARI AKHLAK MADZMUMAH


Melakukan perbuatan yang tecela dapat merugikan diri sendiri,
keluarga dan lingkungan sekitarnya. Contoh dari akibat perbuatan
tercela adalah sebagai berikut:
1. Jika seseorang suka mencaci, maka suatu ketika ia akan dicaci
orang pula.
2.Jika seseorang suka berdusta, suatu saat jika ia berkata benar,
orang lain akan tetap tidak percaya, dan ia juga akan dibohongi orang
lain.
3. Hatinya tidak pernah tentram dan bahagia karena kesalahan dan
keserakahannyatakut terbongkar oleh orang lain.
4.Apa yang dicita-citakan tidak akan terkabul, kecuali hanya
kejahatan yang mengikuti dirinya.
Kesimpulan:
Segalanya tentang hidup telah diatur dalam ketentuan-
ketentuan yang pasti, baik berupa hukum, kebiasaan, maupun
perbuatan. Tak lain dengan kehidupan, hidup bermasyarakat
merupakan hal yang pasti dan sangatlah perlu atau penting bagi
kalangan manapun, dimanapun, dan siapapun pelakunya. Manusia
dari individu yang satu dengan individu yang lain, tentunya tak lepas
dengan berkomunikasi, berinterkasi serta bersosialisasi ini juga
membutuhkan aturan-aturan yang ada. Aturan tersebut dalam
bentuknya ada dengan sendirinya dalam pribadi masing-masing
individu. Dengan perbuatan (akhlak) manusia mampu berkomunikasi
dengan yang lainnya. Perbuatan (akhlak) dalam perspektif Islam
sendiri mempunyai pembagian yang jelas, baik akhlak kebaikan
maupun akhlak keburukan. Manusia dapat dinilai dalam bersosialisasi
bukan dari kepintaran, harta, tahta maupun pangkat yang
disandangnyan namun manusia dalam bersosialisasi dinilai orang lain
dengan perilakunya (akhlak). Manusia manapun pasti mampu
berinteraksi manakala perilakunya terhadap manusia lain dengan
penuh kebaikan sehingga melahirkan komunikasi yang baik. Begitu
pula sebaliknya, manakala manusia tidak mampu berperilaku baik,
maka individu yang lain tidak akan segan-segan menjauhi karena
perilakunya yang kurang baik untuk digauli. Maka dari itu, dalam Islam
telah disusun dengan baik bagaimana berperilaku yang baik yang
sesuai dengan kehidupan nyata saat ini. Kita sebagai manusia yang
berakhlak bagaimana tuntunan Raulullah haruslah kita dapat
membiasakan dalam dewasa ini dengan akhlak-akhlak karimah.

Anda mungkin juga menyukai