Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mengikuti perkembangan keperawatan dunia, perawat menginginkan


perubahan mendasar dalam kegiatan profesinya. Dulu membantu pelaksanaan
tugas dokter, menjadi bagian dari upaya mencapai tujuan asuhan medis, kini
mereka menginginkan pelayanan keperawatan mandiri sebagai upaya
mencapai tujuan asuhan keperawatan. Tuntutan perubahan paradigma ini
tentu mengubah sebagian besar bentuk hubungan perawat dengan manajemen
organisasi tempat kerja. Jika praktik keperawatan dilihatsebagai praktik
profesi, maka harus ada otoritas atau kewenangan, ada kejelasan batasan,
siapamelakukan apa. Karena diberi kewenangan maka perawat bisa digugat,
perawat harus bertanggung jawab terhadap tiap keputusan dan tindakan yang
dilakukan.Tuntutan perubahan paradigma tersebut tidak mencerminkan
kondisi dilapangan yangsebenarnya, hal ini dibuktikan banyak perawat di
berbagai daerah mengeluhkan mengenaisemaraknya razia terhadap praktik
perawat sejak pemberlakuan UU Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran.Pelayanan keperawatan diberbagai rumah sakit
belummencerminkan praktik pelayanan profesional. Metoda pemberian
asuhan keperawatan yang dilaksanakan belum sepenuhnya berorientasi pada
upaya pemenuhan kebutuhan klien,melainkanlebih berorientasi pada
pelaksanaan tugas rutin seorang perawat.
Nursing di Indonesia yang tergolong masih muda dibandingkan dengan di
negara Baratmemang tertinggal jauh. Bahkan di antara negara-negara Asia
sekalipun. Meskipun demikian, geliat perubahan yang dimulai sejak tujuh
tahun terakhir di tanah air merupakan upaya positif yang sudah pasti
memerlukan dukungan semua pihak. Tetapi yang lebih penting
adalahdukungan pemikiran-pemikiran kritis terutama dari nurses itu sendiri.
Pola pikir kritis ini merupakan tindakan yang mendasari evidence-based
practice dunia nursingyang memerlukan proses pembuktian sebagaimana
proses riset ilmiah. Pola pikir tersebut bukan berarti mengharuskan setiap
individu menjadi peneliti/researcher. Sebaliknya, sebagai landasan dalam
praktek nursing sehari-hari. Dengan demikian kemampuan merefleksikan
kenyataan praktis lapangan dengan dasar ilmunursing ataupun disiplin ilmu
lainnya, baik dalam nursing proses kepada pasien ataupun
dalammelaksanakan program pendidikan nursing, sudah seharusnya menyatu
dalam intelektualitasnurses.

1
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui aspek legal
dalam praktek keperawatan
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui tentang :
a. Untuk mengetahui pengertian aspek legal dalam praktek keperawatan.
b. Untuk mengetahui Dasar Hukum keperawatan
c. Untuk mengetahui Standar Praktek keperawatan
d Untuk mengetahui tanggung jawab dan tanggung gugat

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Aspek Legal Keperawatan


Aspek Legal Keperawatan adalah Aspek aturan Keperawatan dalam
memberikan asuhan keperawatan sesuai lingkup wewenang dan tanggung
jawabnya pada berbagai tatanan pelayanan, termasuk hak dan kewajibannya.
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian
integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan
ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat baik sehat
maupun sakit yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia.
Perawat sebagai profesi dan bagian integral dari pelayanan kesehatan tidak
saja membutuhkan kesabaran. Kemampuannya untuk ikut mengatasi masalah-
masalah kesehatan tentu harus juga bisa diandalkan. Untuk mewujudkan
keperawatan sebagai profesi yang utuh, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi.
Setiap perawat harus mempunyai ”body of knowledge” yang spesifik,
memberikan pelayanan kepada masyarakat melalui praktik keprofesian yang
didasari motivasi altruistik, mempunyai standar kompetensi dan kode etik
profesi. Para praktisi dipersiapkan melalui pendidikan khusus pada jenjang
pendidikan tinggi.
International Council of Nurses (ICN) mengeluarkan kerangka kerja
kompetensi bagi perawat yang mencakup tiga bidang, yaitu (1)bidang
Professional, Ethical and Legal Practice, (2)bidang Care Provision and
Management (3)dan bidang Professional Development. Profesi pada dasarnya
memiliki tiga syarat utama, yaitu kompetensi yang diperoleh melalui pelatihan
yang ekstensif, komponen intelektual yang bermakna dalam melakukan tugasnya,
dan memberikan pelayanan yang penting kepada masyarakat.
Sikap yang terlihat pada profesionalisme adalah profesional yang
bertanggung jawab dalam arti sikap dan pelaku yang akuntabel kepada
masyarakat, baik masyarakat profesi maupun masyarakat luas. Beberapa ciri
profesionalisme tersebut merupakan ciri profesi itu sendiri, seperti kompetensi
dan kewenangan yang selalu sesuai dengan tempat dan waktu, sikap yang etis
sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh profesinya dan khusus untuk profesi
kesehatan ditambah dengan sikap altruis (rela berkorban).

Kemampuan atau kompetensi, diperoleh seorang profesional dari pendidikan atau


pelatihannya, sedangkan kewenangan diperoleh dari penguasa atau pemegang
otoritas di bidang tersebut melalui pemberian izin.

3
Aspek legal Keperawatan meliputi Kewenangan berkaitan dengan izin
melaksanakan praktik profesi. Kewenangan memiliki dua aspek, yakni
kewenangan material dan kewenangan formal. Kewenangan material diperoleh
sejak seseorang memiliki kompetensi dan kemudian teregistrasi (registered nurse)
yang disebut Surat Ijin Perawat atau SIP. Aspek legal Keperawatan pada
kewenangan formalnya adalah izin yang memberikan kewenangan kepada
penerimanya untuk melakukan praktik profesi perawat yaitu Surat Ijin Kerja
(SIK) bila bekerja di dalam suatu institusi dan Surat Ijin Praktik Perawat (SIPP)
bila bekerja secara perorangan atau berkelompok.
Kewenangan itu, hanya diberikan kepada mereka yang memiliki
kemampuan. Namun, memiliki kemampuan tidak berarti memiliki kewenangan.
Seperti juga kemampuan yang didapat secara berjenjang, kewenangan yang
diberikan juga berjenjang. Kompetensi dalam keperawatan berarti kemampuan
khusus perawat dalam bidang tertentu yang memiliki tingkat minimal yang harus
dilampaui. Dalam profesi kesehatan hanya kewenangan yang bersifat umum saja
yang diatur oleh Departemen Kesehatan sebagai penguasa segala keprofesian di
bidang kesehatan dan kedokteran. Sementara itu, kewenangan yang bersifat
khusus dalam arti tindakan kedokteran atau kesehatan tertentu diserahkan kepada
profesi masing-masing. Aspek Legal keperawatan tidak terlepas dari Undang-
Undang dan Peraturan tentang praktek Keperawatan.

B. Dasar Hukum Keperawatan


Registrasi dan Praktik Keperawatan Sesuai KEPMENKES NO. 1239 TAHUN
2001Sesuai dengan Undang-Undang No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan :
Pasal 32 (ayat 4) : Pelaksanaan pengobatan dan atau perawatan berdasarkan
ilmu kedokterandan atau ilmu keperawatan, hanya dapat dilaksanakan oleh tenaga
kesehatan yang mempunyaikeahlian dan kewenangan untuk itu.
Pasal 153 (ayat 1 dan 2) : (ayat 1) : ³ Tenaga kesehatan berhak memperoleh
perlindunganhukum dalam melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya´.
Sedangkan (ayat 2) : ³tenaga kesehatan dalam melakukan tugasnya berkewajiban
untuk mematuhi standar profesi dan menghormati hak pasien.
Pada Kepmenkes No.1239 tahun 2001 (pasal 16), dalam melaksanakan
kewenangannya perawat berkewajiban untuk :
1. Menghormati hak pasien
2. Merujuk kasus yang tidak dapat ditangani
3. Menyimpan rahasia sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
4. Memberikan informasi
5. Meminta persetujuan tindakan yang akan dilakukan
6. Melakukan catatan perawatan dengan baik

4
Dalam Kepmenkes No. 1239 Tahun 2001 pasal 38, dijelaskan bahwa perawat
yang sengaja :
1. Melakukan praktik keperawatan tanpa izin
2. Melakukan praktik keperawatan tanpa mendapat pengakuan / adaptasi
3. Melakukan praktik keperawatan tidak sesuai dengan ketentuan pasal 16
4. Tidak melaksanakan kewajiban sesuai pasal 17
Berdasarkan ketentuan pasal 86 Undang-Undang No. 23 Tahun 23 1992
tentang kesehatan, barang siapa dengan sengaja:
1. Melakukan upaya kesehatan tanpa izin sebagaimana dimaksudkan dalam pasal 4
ayat 1
2. Melakukan upaya kesehatan tanpa melakukanj adaptasi sebagaimana dimaksud
dalam pasal 5ayat 1
3. Melakukan upaya kesehatan tidak sesuai dengan standar profesi tenaga
kesehatan yang bersangkutan sebagaimana dmaksud dalam pasal 21 ayat 1
4. Tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud dalam pasal 22 ayat 1
5. Dipidana denda paling banyak Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah)

C. Standar Praktik Keperawatan


Standar Adalah nilai atau acuan yang menentukan level praktek terhadap staf
atau suatu kondisi pada pasien atau sistem yang telah ditetapkan untuk dapat
diterima sampai pada wewenangtertentu (Schroeder, 1991). Sebuah standar secara
komprehensif menguraikan semua aspek profesionalisme, termasuk sistem,
praktisi dan pasien. Secara umum standar ini mencerminkan nilai profesi
keperawatandan memperjelas apa yang diharapkan profesi keperawatan dari para
anggotanya. Standar diperlukan untuk :
1. Meningkatkan, mempertahankan dan mengembalikan kesehatan publik
2. Mengajarkan teori dan praktek keperawatan
3. Melakukan konseling terhadap pasien dalam rangka perawatan kesehatan
4. Mengkoordianasi pelayanan kesehatan
5. Terbitan dalam administrasi, edukasi, konsultasi, pengajaran atau penelitian.
Dalam pembuatan standar praktek keperawatan dilandasi oleh sifat suatu profesi
yaitu :
1. Profesional bertanggung jawab dan bertanggung gugat kepada publik terhadap
kerja mereka.
2. Praktek profesional didasarkan atas body of knowledge yang spesifik
3. Profesional dan kompeten menerapkan pengetahuannya
4. Profesional terikat oleh etik
5. Sebuah profesi menyediakan pelayanan kepada publik
6. Sebuah profesi mengatur diriya sendiri.

5
Tipe standar keperawatan :
1. Standar Praktek Standar praktek meliputi kebijakan, uraian tugas dan standar
kerja. Fungsi standar praktek :
a. Tuntunan bagi perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan
b. Menetapkan level kinerja perawat
c. Gambaran definisi institusi tentang apa yang dilakukan perawat
d. Kebijakan menentukan sumber ± sumber untuk memfasilitasi pemberian asuhan
2. Standar AsuhanStandar asuhan ini meliputi prosedur, standar asuhan generik
dan rencana asuhan. Fungsi standar asuhan :
a. Kepastian keamanan dalam perawatan pasien
b. Memastikan hasil yang berasal dari pasien

D. Tanggung Jawab Dan Tanggung Gugat Perawat


A. Tanggung Jawab (Responsibility)
Tanggung jawab perawat berarti keadaan yang dapat dipereaya dan
terpereaya. Sebutan ini menunjukan bahwa perawat professional menampilkan
kinerja seeara hati-hati, teliti dan kegiatan perawat dilaporkan seeara jujur.
Klien merasa yakin bahwa perawat bertanggung jawab dan memiliki
kemampuan, pengetahuan dan keahlian yang relevan dengan disiplin ilmunya.
Kepereayaan tumbuh dalam diri klien, karena keeemasan akan muneul bila
klien merasa tidak yakin bahwa perawat yang merawatnya kurang terampil,
pendidikannya tidak memadai dan kurang berpengalaman. Klien tidak yakin
bahwa perawat memiliki integritas dalam sikap, keterampilan, pengetahuan
(integrity) dan kompetensi

1. Pengertian Tanggung jawab perawat menurut ANA

Responsibility adalah : Penerapan ketentuan hukum (eksekusi)


terhadap tugas-tugas yang berhubungan dengan peran tertentu dari perawat,
agar tetap kompeten dalam Pengetahuan, Sikap dan bekerja sesuai kode etik
(ANA, 1985).
Menurat pengertian tersebut, agar memiliki tanggung jawab maka
perawat diberikan ketentuan hukum dengan maksud agar pelayanan
perawatannya tetap sesuai standar. Misalnya hukum mengatur apabila perawat
melakukan kegiatan kriminalitas, memalsukan ijazah, melakukan pungutan
liar dsb. Tanggung jawab perawat ditunjukan dengan cara siap menerima
hukuman (punishment) secara hukum kalau perawat terbukti bersalah atau
melanggar hukum.

6
2. Pengertian Responsibility menurut Berten, (1993:133)
Responsibility : Keharusan seseorang sebagai mahluk rasional dan
bebas untuk tidak. mengelak serta memberikan penjelasan mengenai
perbuatannya, secara retrosfektif atau prosfektif (Bertens, 1993:133).
Berdasarkan pengertain di atas tanggung jawab diartikan sebagai
kesiapan memberikan jawaban atas tindakan-tindakan yang sudah dilakukan
perawat pada masa lalu atau tindakan yang akan berakibat di masa yang akan
datang. Misalnya bila perawat dengan sengaja memasang alat kontrasepsi
tanpa persetujuan klien maka akan berdampak pada masa depan klien. Klien
tidak akan punya keturunan padahal memiliki keturunan adalah hak semua
manusia. Perawat secara retrospektif haras bisa mempertanggung-jawabkan
meskipun tindakan perawat tersebut diangap benar menurut pertimbangan
medis.

Tanggung jawab (responsibilitas) adalah eksekusi terhadap tugas-


tugas yang berhubungandengan peran tertentu dari perawat. Tanggung
jawab perawat secara umum :
1. Menghargai martabat setiap pasien dan keluarganya
2. Menghargai hak pasien untuk menolak pengobatan, proseur atau obat ±
obatan tertentu danmelaporkan penolakan tersebut kepada dokterdan orang
± orang yang tepat ditempat tersebut.
3. Menghargai hak pasien dan keluarganya dalam hal kerahasiaan
informasi
4. Apabila didelegasikan oleh dokter menjawab pertanyaan ± pertanyaan
pasien dan memberikaninformasi biasanya diberikan oleh dokter
5. Mendengarkan pasien secara seksama dan melaporkan hal ± hal penting
kepada orang yangtepat.

B. Tanggung Gugat (Accountability)

Tanggung gugat dapat di artikan sebagai bentuk partisipasi perawat dalam


membuat sesuatu keputusan dan belajar dengan keputusan itu terhadap
konsekuensi-konsekuensinya. Perawat hendaknya memiliki tanggung gugat
artinya bila ada pihak yang menggugat ia menyatakan siap dan berani
menghadapinya. Terutama yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan
profesinya.perawat harus mampu untuk menjelaskan kegiatan atau tindakan yang
di lakukannya.
Tanggung gugat berarti dapat memberikan alasan atas tindakannya. Seorang
perawat beertanggung gugat atas dirinya sendiri, pasien, profesi, atasan, dan
masyarakat. Jika dosismedikas salah di berikan, perawat bertanggung gugat pada

7
pasien yang menerima medikasi tersebut , dokter yang memprogramkan tindakan,
perawat yang menetapkan standar perilaku yang di harapkan, serta masyarakat,
yang semuanya menhendaki perilaku professional. Untuk dapat melakukan
tanggung gugat, perawat harus bertindak menurut Kode Etik Profesional. Jika
suatu kesalahan terjadi, perawat melaporkannya dan memulai perawatan untuk
mencegah trauma lebih lanjut.

Tanggung gugat (akuntabilitas) adalah mempertanggungjawabkan perilaku


dan hasil ± hasilnyatermasuk dlam lingkup peran profesional seseorang
sebagaimana tercermin dalam laporan pendidik secara tertulis tentang perilaku
tersebut dan hasil ± hasilnya. Terhadap dirinya sendiri, pasien, profesi, sesama
karyawan dan masyarakat. Akuntabilitas bertujuan :

1. Mengevaluasi praktisi ± praktisi profesional baru dan mengkaji ulang praktisi ±


praktisi yangsudah ada
2. Mempertahankan standar perawatan kesehatan
3. Memberikan fasilitas refleksi profesional, memikirkan etis dan pertumbuhan
pribadi sebagai bagian yang profesional perawatan kesehatan
4. Memberikan dasar untuk keputusan etis
Tanggung gugat dalam transaksi terapeutik :
1. Contractual Liability
Tanggung gugat ini timbul sebagai akibat tidak dipenuhinya kewajiban dari
hubungankontraktual yang sudah disepakati
2. Vicarious Liability
Tanggung gugat yang timbul atas kesalahan yang dibuat oleh tenaga kesehatan
yang ada dalamtanggung jawabnya
3. Liability in Tort
Tanggung gugat atas perbuatan melawan hukum

Tanggung gugat pada setiap proses keperawatan:


a. Tahap pengkajian
Perawat bertanggung gugat mengumpulkan data atau informasi, mendorong
partisipasi pasiendan penentuan keabsahan data yang dikumpulkan.
b. Tahap diagnosa keperawatan
Perawat bertanggung gugat terhadap keputusan yang dibuat tentang masalah ±
masalahkesehatan pasien seperti pertanyaan diagnostik.
c. Tahap perencanaan
Perawat bertanggung guga untuk menjamin bahwa prioritas pasien juga
dipertimbangkan dalammenetapkan prioritas asuhan.

8
d. Tahap implementasi
Perawat bertanggung gugat untuk semua tindakan yang dilakukannya dalam
memberikan asuhankeperawatan.
e. Tahap evaluasi
Perawat bertanggung gugat untuk keberhasilan atau kegagalan tindakan
keperawatan.
Penerapan Tanggung Jawab dan Tanggung Gugat
1. Kontrak
Ada 2 jenis kontrak yang paling banyak dilakukan dalam keperawatan :
a. Kontrak antara perawat dengan pihak / insitusi
b. Kontrak antara perawat dengan pasien
Kontrak dinyatakan sah apabila memenuhi syarat :
a. Ada persetujuan antara pihak ± pihak yang membuat perjanjian
b. Ada kecakapan pihak ± pihak untuk membuat perjanjian
c. Ada suatu hal tertentu dan ataua suatu sebab yang halal
2. Tanggung jawab hukum perawat dalam praktek
· Menjalankan pesanan dokter dalam hal medis
Empat hal yang harus ditanyakan perawat untuk melindungi mereka secara
hukum
1) Tanyakan setiap pesanan yang diberikan dokter
2) Tanyakan setiap pesanan bila kondisi pasien telah berubah
3) Tanyakan dan catat pesanan verbal untuk mencegah kesalahan komunikasi
4) Tanyakan pesanan terutama bila perawat tidak pengalaman
· Melaksanakan intervensi keperawatan mandiri
1) Ketahui pembagian tugas mereka
2) Ikuti kebijaksanaan dan prosedur yang ditetapkan ditempat kerja
3) Selalu identifikasi pasien, terutama sebelum melaksanakan intervensi utama
4) Pastikan bahwa obat yang benar diberikan dengan dosis, waktu dan pasien
yang benar
5) Lakukan setiap prosedur secara tepat
6) Catat semua pengkajian dan perawatan yang diberikan dengan tepat dan
akurat
7) Catat semua kecelakaan mengenai pasien
8) Jalin dan pertahankan hubungan saling percaya yang baik dengan pasien
9) Pertahankan kompetensi praktek keperawatan
10) Mengetahui kekuatan dan kelemahan perawat
11) Sewaktu mendelegasikan tanggung jawab keperawatan pastikan orang yang
diberikan delegasi tugas mengetahui apa yang harus dikerjakan dan memiliki
pengetahuan danketerampilan yang dibutuhkan
12) Selalu waspada saat melakukan intervensi keperawatan

9
E. Perjanjian Atau Kontrak Dalam Perwalian
Kontrak mengandung arti ikatan persetujuan atau perjanjian resmi antara
dua atau lebih partai untuk mengerjakan atau tidak sesuatu. Dlm konteks hukum,
kontrak sering di sebut dengan perikatan atau perjanjian. Perikatan artinya
mengikat orang yg satu dengan orang lain. Hukum perikatan di atur dlm UU
hukum Perdata pasal 1239 " Semua perjanjian baik yang mempunyai nama khusus
maupun yang tidak mempunyai nama tertentu, tunduk pada ketentuan2 umum
yang termatub dlm bab ini dan bab yg lalu." Lebih lanjut menurut ketentuan pasal
1234 KUHPdt, setiap perikatan adalah untuk memberikan, berbuat sesuatu atau
untuk tidak berbuat sesuatu. Perikatan dapat dikatakan sah bila memenuhi syarat
sbb:

 Ada persetujuan kehendak antara pihak-pihak yang membuat perjanjian


(Consencius)
 Ada kecakapan thp pihak2 untuk membuat perjanjian (capacity)
 Ada sesuatu hal tertentu ( a certain subjec matter) dan ada sesuatu sebab
yg halal (Legal Cause) (Muhammad 1990)
 Kontrak perawat-pasien dilakukan sebelum melakukan asuhan
keperawatan.
 Kontrak juga dilakukan sebelum menerima dan di terima di tempat kerja
· Kontrak P-PS di gunakan untuk melindungi hak-hak kedua belah pihak
yg bekerja sama
· Kontrak juga untuk menggugat pihak yg melanggar kontrak yg di
sepakati

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Aspek legal keperawatan adalah suatu aturan keperawatan dalam
memberikan asuhan keperawatan sesuai lingkup wewenang dan tanggung
jawabnya pada berbagai tatanan pelayanan, termasuk hak dan kewajibannya.
Aspek legal keperawatan meliputi kewenangan berkaitan dengan izin
melaksanakan praktik profesi, sehingga tidak terlepas dari Undang-Undang dan
Peraturan tentang praktek Keperawatan.
Aspek legal Keperawatan meliputi Kewenangan berkaitan dengan izin
melaksanakan praktik profesi. Kewenangan memiliki dua aspek, yakni
kewenangan material dan kewenangan formal. Kewenangan material diperoleh
sejak seseorang memiliki kompetensi dan kemudian teregistrasi (registered nurse)
yang disebut Surat Ijin Perawat atau SIP. Aspek legal Keperawatan pada
kewenangan formalnya adalah izin yang memberikan kewenangan kepada
penerimanya untuk melakukan praktik profesi perawat yaitu Surat Ijin Kerja
(SIK) bila bekerja di dalam suatu institusi dan Surat Ijin Praktik Perawat (SIPP)
bila bekerja secara perorangan atau berkelompok.
.
Tanggung jawab (responsibilitas) adalah eksekusi terhadap tugas- tugas yang
berhubungandengan peran tertentu dari perawat. Tanggung gugat (akuntabilitas)
adalah mempertanggungjawabkan perilaku dan hasil ± hasilnya termasuk dlam
lingkup peran profesional seseorang sebagaimana tercermin dalam
laporan pendidik secara tertulis tentang perilaku tersebut dan hasil ± hasilnya.
Terhadap dirinya sendiri, pasien, profesi, sesama karyawan dan masyarakat.
Perawat memiliki tanggung jawab dan tanggung gugat kepada pasien, sehingga
aspek legal keperawatan sebagai pedoman perawat perlu dijalankan dengan
sebaik-baiknya.

11
DAFTAR PUSTAKA

Lucie Young Kelly, 1981, Dimension of professional Nursing, fourth edition,


Macmillan publishing London

Caroline Bunker Rosdahal, 1999, Text Book of Basic Nursing, Lippincot,


Philadelphia, Newyork, Baltimore

Mimin, Suhaemin. 2003. Etika dalam Praktik Keperawatan. Jakarta: EGC.

Kathleen koenig Blass. 2006. Praktik Keperawatan Profesional: Konsep dan


Perspektif Edisi 4.Jakarta : EGC

12

Anda mungkin juga menyukai