PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui aspek legal
dalam praktek keperawatan
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui tentang :
a. Untuk mengetahui pengertian aspek legal dalam praktek keperawatan.
b. Untuk mengetahui Dasar Hukum keperawatan
c. Untuk mengetahui Standar Praktek keperawatan
d Untuk mengetahui tanggung jawab dan tanggung gugat
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
Aspek legal Keperawatan meliputi Kewenangan berkaitan dengan izin
melaksanakan praktik profesi. Kewenangan memiliki dua aspek, yakni
kewenangan material dan kewenangan formal. Kewenangan material diperoleh
sejak seseorang memiliki kompetensi dan kemudian teregistrasi (registered nurse)
yang disebut Surat Ijin Perawat atau SIP. Aspek legal Keperawatan pada
kewenangan formalnya adalah izin yang memberikan kewenangan kepada
penerimanya untuk melakukan praktik profesi perawat yaitu Surat Ijin Kerja
(SIK) bila bekerja di dalam suatu institusi dan Surat Ijin Praktik Perawat (SIPP)
bila bekerja secara perorangan atau berkelompok.
Kewenangan itu, hanya diberikan kepada mereka yang memiliki
kemampuan. Namun, memiliki kemampuan tidak berarti memiliki kewenangan.
Seperti juga kemampuan yang didapat secara berjenjang, kewenangan yang
diberikan juga berjenjang. Kompetensi dalam keperawatan berarti kemampuan
khusus perawat dalam bidang tertentu yang memiliki tingkat minimal yang harus
dilampaui. Dalam profesi kesehatan hanya kewenangan yang bersifat umum saja
yang diatur oleh Departemen Kesehatan sebagai penguasa segala keprofesian di
bidang kesehatan dan kedokteran. Sementara itu, kewenangan yang bersifat
khusus dalam arti tindakan kedokteran atau kesehatan tertentu diserahkan kepada
profesi masing-masing. Aspek Legal keperawatan tidak terlepas dari Undang-
Undang dan Peraturan tentang praktek Keperawatan.
4
Dalam Kepmenkes No. 1239 Tahun 2001 pasal 38, dijelaskan bahwa perawat
yang sengaja :
1. Melakukan praktik keperawatan tanpa izin
2. Melakukan praktik keperawatan tanpa mendapat pengakuan / adaptasi
3. Melakukan praktik keperawatan tidak sesuai dengan ketentuan pasal 16
4. Tidak melaksanakan kewajiban sesuai pasal 17
Berdasarkan ketentuan pasal 86 Undang-Undang No. 23 Tahun 23 1992
tentang kesehatan, barang siapa dengan sengaja:
1. Melakukan upaya kesehatan tanpa izin sebagaimana dimaksudkan dalam pasal 4
ayat 1
2. Melakukan upaya kesehatan tanpa melakukanj adaptasi sebagaimana dimaksud
dalam pasal 5ayat 1
3. Melakukan upaya kesehatan tidak sesuai dengan standar profesi tenaga
kesehatan yang bersangkutan sebagaimana dmaksud dalam pasal 21 ayat 1
4. Tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud dalam pasal 22 ayat 1
5. Dipidana denda paling banyak Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah)
5
Tipe standar keperawatan :
1. Standar Praktek Standar praktek meliputi kebijakan, uraian tugas dan standar
kerja. Fungsi standar praktek :
a. Tuntunan bagi perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan
b. Menetapkan level kinerja perawat
c. Gambaran definisi institusi tentang apa yang dilakukan perawat
d. Kebijakan menentukan sumber ± sumber untuk memfasilitasi pemberian asuhan
2. Standar AsuhanStandar asuhan ini meliputi prosedur, standar asuhan generik
dan rencana asuhan. Fungsi standar asuhan :
a. Kepastian keamanan dalam perawatan pasien
b. Memastikan hasil yang berasal dari pasien
6
2. Pengertian Responsibility menurut Berten, (1993:133)
Responsibility : Keharusan seseorang sebagai mahluk rasional dan
bebas untuk tidak. mengelak serta memberikan penjelasan mengenai
perbuatannya, secara retrosfektif atau prosfektif (Bertens, 1993:133).
Berdasarkan pengertain di atas tanggung jawab diartikan sebagai
kesiapan memberikan jawaban atas tindakan-tindakan yang sudah dilakukan
perawat pada masa lalu atau tindakan yang akan berakibat di masa yang akan
datang. Misalnya bila perawat dengan sengaja memasang alat kontrasepsi
tanpa persetujuan klien maka akan berdampak pada masa depan klien. Klien
tidak akan punya keturunan padahal memiliki keturunan adalah hak semua
manusia. Perawat secara retrospektif haras bisa mempertanggung-jawabkan
meskipun tindakan perawat tersebut diangap benar menurut pertimbangan
medis.
7
pasien yang menerima medikasi tersebut , dokter yang memprogramkan tindakan,
perawat yang menetapkan standar perilaku yang di harapkan, serta masyarakat,
yang semuanya menhendaki perilaku professional. Untuk dapat melakukan
tanggung gugat, perawat harus bertindak menurut Kode Etik Profesional. Jika
suatu kesalahan terjadi, perawat melaporkannya dan memulai perawatan untuk
mencegah trauma lebih lanjut.
8
d. Tahap implementasi
Perawat bertanggung gugat untuk semua tindakan yang dilakukannya dalam
memberikan asuhankeperawatan.
e. Tahap evaluasi
Perawat bertanggung gugat untuk keberhasilan atau kegagalan tindakan
keperawatan.
Penerapan Tanggung Jawab dan Tanggung Gugat
1. Kontrak
Ada 2 jenis kontrak yang paling banyak dilakukan dalam keperawatan :
a. Kontrak antara perawat dengan pihak / insitusi
b. Kontrak antara perawat dengan pasien
Kontrak dinyatakan sah apabila memenuhi syarat :
a. Ada persetujuan antara pihak ± pihak yang membuat perjanjian
b. Ada kecakapan pihak ± pihak untuk membuat perjanjian
c. Ada suatu hal tertentu dan ataua suatu sebab yang halal
2. Tanggung jawab hukum perawat dalam praktek
· Menjalankan pesanan dokter dalam hal medis
Empat hal yang harus ditanyakan perawat untuk melindungi mereka secara
hukum
1) Tanyakan setiap pesanan yang diberikan dokter
2) Tanyakan setiap pesanan bila kondisi pasien telah berubah
3) Tanyakan dan catat pesanan verbal untuk mencegah kesalahan komunikasi
4) Tanyakan pesanan terutama bila perawat tidak pengalaman
· Melaksanakan intervensi keperawatan mandiri
1) Ketahui pembagian tugas mereka
2) Ikuti kebijaksanaan dan prosedur yang ditetapkan ditempat kerja
3) Selalu identifikasi pasien, terutama sebelum melaksanakan intervensi utama
4) Pastikan bahwa obat yang benar diberikan dengan dosis, waktu dan pasien
yang benar
5) Lakukan setiap prosedur secara tepat
6) Catat semua pengkajian dan perawatan yang diberikan dengan tepat dan
akurat
7) Catat semua kecelakaan mengenai pasien
8) Jalin dan pertahankan hubungan saling percaya yang baik dengan pasien
9) Pertahankan kompetensi praktek keperawatan
10) Mengetahui kekuatan dan kelemahan perawat
11) Sewaktu mendelegasikan tanggung jawab keperawatan pastikan orang yang
diberikan delegasi tugas mengetahui apa yang harus dikerjakan dan memiliki
pengetahuan danketerampilan yang dibutuhkan
12) Selalu waspada saat melakukan intervensi keperawatan
9
E. Perjanjian Atau Kontrak Dalam Perwalian
Kontrak mengandung arti ikatan persetujuan atau perjanjian resmi antara
dua atau lebih partai untuk mengerjakan atau tidak sesuatu. Dlm konteks hukum,
kontrak sering di sebut dengan perikatan atau perjanjian. Perikatan artinya
mengikat orang yg satu dengan orang lain. Hukum perikatan di atur dlm UU
hukum Perdata pasal 1239 " Semua perjanjian baik yang mempunyai nama khusus
maupun yang tidak mempunyai nama tertentu, tunduk pada ketentuan2 umum
yang termatub dlm bab ini dan bab yg lalu." Lebih lanjut menurut ketentuan pasal
1234 KUHPdt, setiap perikatan adalah untuk memberikan, berbuat sesuatu atau
untuk tidak berbuat sesuatu. Perikatan dapat dikatakan sah bila memenuhi syarat
sbb:
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Aspek legal keperawatan adalah suatu aturan keperawatan dalam
memberikan asuhan keperawatan sesuai lingkup wewenang dan tanggung
jawabnya pada berbagai tatanan pelayanan, termasuk hak dan kewajibannya.
Aspek legal keperawatan meliputi kewenangan berkaitan dengan izin
melaksanakan praktik profesi, sehingga tidak terlepas dari Undang-Undang dan
Peraturan tentang praktek Keperawatan.
Aspek legal Keperawatan meliputi Kewenangan berkaitan dengan izin
melaksanakan praktik profesi. Kewenangan memiliki dua aspek, yakni
kewenangan material dan kewenangan formal. Kewenangan material diperoleh
sejak seseorang memiliki kompetensi dan kemudian teregistrasi (registered nurse)
yang disebut Surat Ijin Perawat atau SIP. Aspek legal Keperawatan pada
kewenangan formalnya adalah izin yang memberikan kewenangan kepada
penerimanya untuk melakukan praktik profesi perawat yaitu Surat Ijin Kerja
(SIK) bila bekerja di dalam suatu institusi dan Surat Ijin Praktik Perawat (SIPP)
bila bekerja secara perorangan atau berkelompok.
.
Tanggung jawab (responsibilitas) adalah eksekusi terhadap tugas- tugas yang
berhubungandengan peran tertentu dari perawat. Tanggung gugat (akuntabilitas)
adalah mempertanggungjawabkan perilaku dan hasil ± hasilnya termasuk dlam
lingkup peran profesional seseorang sebagaimana tercermin dalam
laporan pendidik secara tertulis tentang perilaku tersebut dan hasil ± hasilnya.
Terhadap dirinya sendiri, pasien, profesi, sesama karyawan dan masyarakat.
Perawat memiliki tanggung jawab dan tanggung gugat kepada pasien, sehingga
aspek legal keperawatan sebagai pedoman perawat perlu dijalankan dengan
sebaik-baiknya.
11
DAFTAR PUSTAKA
12