Anda di halaman 1dari 24

PUSAT KEGIATAN BELAJAR

MASYARAKAT

(PKBM)
mitra buruh nusantara

KURIKULUM ktsp
PROGRAM PENDIDIKAN PAKET A

Alamat : Jln. Tipar Cakung No. 1 Kompleks


Masjid Al Araaf
RT 008, RW 001 No. 01
Kelurahan/Kecamatan: Sukapura/Clincing
Kota: Administrasi Jakarta Utara
Provinsi Jakarta Utara Kode Pos 14140
Hp: 08176033871
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .…………………………………………………………………………i

Halaman Pengesahan ……………………………………………………………..ii

BAB I

1.1. LATAR BELAKANG …………………………………………………………1

1.2. TUJUAN ……………………………………………………………………..2

1.3. VISI, MISI, TUJUAN DAN RENCANA STRATEGI ………………………3

1.4. PENGERTIAN …………………………………………………………………

BAB II

2.1. STRUKTUR KURIKULUM ……………………………………………………

2.2. MUATAN KURIKULUM …………………………………………………………

2.3. KALENDER PENDIDIKAN

BAB III

PENUTUP

LAMPIRAN

SILABUS …………………………………………………………………………………

RPP ……………………………………………………………………………………
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya,
PKBM Mitra Buruh Nusantara untuk Paket A telah dapat menyusun Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP). Penyusunan Kurikulum ini merupakan salah satu upaya
mengimplementasi Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan menjadi kegiatan
pembelajaran yang operasional, siap dilaksanakan oleh PKBM, sesuai dengan karakteristik
PKBM, dan berorientasi pada kebutuhan peserta didik. Kurikulum PKBM Mitra Buruh
Nusantara untuk Paket A disusun dengan mengacu pada Standar Isi dan Standar
Kompetensi Lulusan yang telah ditetapkan oleh BSNP dan model-model pembelajaran
atau program yang dihasilkan oleh Pusat Kurikulum. Namun demikian, kami menyadari
bahwa kurikulum ini masih belum sempurna. Penyempurnaan secara berkelanjutan akan
terus dilakukan seiring dengan terbitnya standar-standar lainnya, yaitu: standar proses,
standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar
pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan yang merupakan
sumber acuan lainnya dalam menyusun kurikulum.
Kurikulum ini mulai dilaksanakan pada tahun pelajaran 2017/2018.Kami
mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada seluruh tim penyusun kurikulum
PKBM Mitra Buruh Nusantara yang telah meluangkan waktu dan tenaganya untuk
menyusun kurikulum ini,dan juga kepada Tim pengembang kurikulum dari Pusat
Kurikulum.

Jakarta Utara, 13 September 2017


Kepala Sekolah PKBM Mitra Buruh
Nusantara

SUPARNO AL SLAMET, S.Pd


HALAMAN PENGESAHAN

KURIKULUM PAKET A

Nama Lembaga : PKBM Mitra Buruh Nusantara


Alamat : Jalan Tipar Cakung No. 1 Kompleks Masjid Al Araaf
RT 008 RW 001 No. 1, Kelurahan Sukapura, Kecamatan Clincing,
Jakarta Utara
Ketua Lembaga : Suparno Al Slamet, S.Pd.
No.Hp : 08176033871
Email : mbun050470@gmail.com
Kurikulum ini diberlakukan pada Tahun Ajaran 2017/2018
Di tetapkan di : Jakarta Utara
Pada tanggal : 13 September 2017
Mengetahui, Jakarta Utara, 13 September 2017
Kasi PAUD Diknas Kepala Sekolah
Sudin Pendidikan Wilayah II PKBM Mitra Buruh Nusantara
Kota Administrasi Jakarta Utara

Dra. Dina Zainab, M.Pd Suparno Al Slamet, S.Pd.


NIP. 1962011219890320
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Rasional/ Latar Belakang


Pendidikan non formal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat
dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi
warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti,
penambah, dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan
sepanjang hayat. Pendidikan nonformal berfungsi mengembangkan potensi warga belajar dengan
penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta mengembangkan
sikap dan kepribadian professional.
Salah satu ruang lingkup pendidikan nonformal adalah pendidikan kesetaraan.
Pendidikan kesetaraan adalah program pendidikan nonformal yang menyelenggarakan
pendidikan setara SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA yang mencakup program paket A, paket A,
dan paket C.
Mengingat tantangan pendidikan kesetaraan kedepan cukup berat yaitu lulusan dari
pendidikan kesetaraan harus memiliki standar kompetensi lulusan sama dengan lulusan SD/MI,
SMP/MTs, dan SMA/MA.Hal ini sesuai amanat Undang-undang nomor 20 Tahun 2003 ttg
sistem Pendidikan Nasional, khususnya pada 26 ayat 6 :hasil pendidikan nonformal dapat
dihargai setara dengan hasil program pendidikan formal setelah melalui proses penilaian
penyetaraan oleh lembaga yang ditunjuk oleh pemerintah atau pemerintah daerah dengan
mengacu pada standar nasional pendidikan. Untuk itu perlu disusun kurikulum yang
dikembangkan berdasarkan standar nasional pendidikan dan disesuaikan dengan potensi wilayah.
Kurikulum dikembangkan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan
nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan
peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan
penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah.
Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang beragam mengacu
pada standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional.
Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga
kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan. Dua
dari kedelapan standar nasional pendidikan tersebut, yaitu Standar Isi (SI) dan Standar
Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan dalam
mengembangkan kurikulum.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) disusun antara lain agar dapat memberi
kesempatan peserta didik untuk :
a) belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
b) belajar untuk memahami dan menghayati,
c) belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif,
d) belajar untuk hidup bersama dan berguna untuk orang lain, dan
e) belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar yang aktif,
kreatif, efektif dan menyenangkan.
Komponen KTSP terdiri dari:
1. Tujuan Satuan Pendidikan Non Formal dan Program Paket A
2. Struktur dan Muatan Kurikulum
3. Kalender Pendidikan
4. Silabus
5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Kewenangan satuan pendidikan non formal dalam menyusun kurikulum memungkinkan
satuan pendidikan non formal menyesuaikan dengan tuntutan kebutuhan peserta didik, keadaan
satuan pendidikan non formal, dan kondisi daerah. Dengan demikian, daerah dan atau satuan
pendidikan non formal memiliki cukup kewenangan untuk merancang dan menentukan hal-hal
yang akan diajarkan, pengelolaan Kegiatan Pembelajaran, cara mengajar, dan menilai
keberhasilan belajar mengajar.

1.2. Fungsi dan Tujuan


Pendidikan kesetaraan berfungsi mengembangkan potensi peserta didik dengan
penekanan pada penguasaan pengetahuan akademik dan keterampilan fungsional serta
pengembangan sikap dan kepribadian profesional. Sedangkan tujuan diselenggarakannya
pendidikan kesetaraan adalah untuk:
Menjamin penyelesaian pendidikan dasar yang bermutu bagi anak yang kurang beruntung (putus
sekolah, putus lanjut, tidak pernah sekolah), khususnya perempuan, minoritas etnik, dan anak
yang bermukim di desa terbelakang, miskin, terpencil atau sulit dicapai karena letak geografis
dan atau keterbatasan transportasi,Menjamin pemenuhan kebutuhan belajar bagi semua manusia
muda dan orang dewasa melalui akses yang adil pada program-program belajar dan kecakapan
hidup, Menghapus ketidakadilan gender dalam pendidikan dasar dan menengah, Melayani
peserta didik yang memerlukan pendidikan akademik dan kecakapan hidup secara fleksibel
untuk mengaktualisasikan diri sekaligus meningkatkan mutu kehidupan.
Program Paket A berfungsi untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan, sikap dan
nilai yang setara dengan SD/MI kepada peserta didik, yang karena berbagai hal tidak dapat
bersekolah sehingga dapat meningkatkan angka partisipasi sekolah (SD/MI) bagi kelompok usia
7 – 12 tahun, dan memberikan akses terhadap pendidikan setara SD/MI bagi orang dewasa sesuai
dengan potensi dan kebutuhannya, program ini bertujuan :
1. Memberikan dasar pembentukan warga negara yang beriman dan bertaqwa, berkarakter dan
bermartabat.
2. Memberikan dasar-dasar kemampuan membaca, menulis dan berhitung.
3. Memberikan pengalaman belajar yang mandiri dan produktif.
4. Memberikan dasar-dasar kecakapan hidup.
5. Memberikan bekal pengetahuan, kemampuan dan sikap yang bermanfaat untuk mengikuti
pendidikan lanjutan di SMP/MTS atau Paket B.

1.3. Visi, Misi, Tujuan, dan Strategi PKBM Mitra Buruh Nusantara

1. Visi PKBM Mitra Buruh Nusantara:


Menjadi pusat kegiatan belajar masyarakat yang dapat dipercayai untuk membentuk manusia
yang berkarakter.

2. Misi PKBM Mitra Buruh Nusantara :


 Terbentuknya manusia yang cerdas dari usia dini hingga usia lanjut.
 Memenuhi kebutuhan masyarakat pada pendidikan bagi ekonomi tingkat bawah melalui
pendidikan non formal.
 Terciptanya masyarakat yang mampu untuk menghadapi era globalisasi.
 Membantu ketidakmampuan masyarakat dalam bidang kecakapan hidup (life skill).
 Terwujudnya warga belajar yang percaya diri dengan masuknya era globalisasi.
3. Tujuan PKBM Mitra Buruh Nusantara
1. Peserta didik beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan
berakhlak mulia.
2. Peserta didik sehat jasmani dan rohani.
3. Peserta didik memiliki dasar-dasar pengetahuan, kemampuan, dan
ketrampilan untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi atau berusaha
mandiri
4. Mengenal dan mencintai bangsa, masyarakat, dan kebudayaannya.
5. Peserta didik kreatif, terampil, dan bekerja untuk dapat mengembangkan diri secara terus
menerus.
4. Rencana dan Strategi PKBM Mitra Buruh Nusantara
1. Periode 2007-2011 : Menjadi PKBM pembelajaran unggul (excellent Community
Learning Centre)
2. Periode 2012-2016 : Menjadi PKBM Pelayanan Bermutu (excellent teaching Community
Learning Centre)
3. Periode 2017-2021 : Menjadi PKBM Berdaya saing regional ( Regional class Community
Leraning Centre)
4. Periode 2022-2026 : Menjadi PKBM Berdaya Saing Nasional dan Internasional
( National and International Class Coimmunity Learning Centre)

1.4. Landasan
1. UU Nomor 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
2. UU Nomor 32/2004 tentang Pemerintah Daerah.
3. PP Nomor 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
4. Inpres Nomor 1/1994 tentang Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun
5. Inpres Nomor 5/2006 tentang Gerakan Nasional Percepatan Wajib Belajar Pendidikan
Dasar 9 tahun dan Pemberantasan Buta Aksara
6. Keputusan Mendikbud Nomor 131/U/1994 tentang Program Paket A dan Paket A
7. Permendiknas No.23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah
8. Permendiknas No.14 Tahun 2007 tentang Standar Isi untuk Program Program Paket A,
Program Paket A, dan Program Paket C.
1.5. Pengertian

1. Pendidikan Non Formal

Pendidikan nonformal adalah pendidikan yang menekankan pada pengetahuan dan


keterampilan fungsional serta sikap dan kepribadian profesional.

2. Pendidikan Kesetaraan

Pendidikan Kesetaraan adalah pendidikan nonformal yang menyelenggarakan pendidikan


umum, meliputi program Paket A Setara SD/MI, Paket A Setara SMP/MTs, dan Paket C
Setara SMA/MA.
3. Kurikulum
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
4. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing
satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur
dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus.

5. Silabus
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema
tertentu yang mencakup standar kompetensi , kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar.
Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk
penilaian.
Contoh silabus terdapat pada lampiran
6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran
yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran,
sumber belajar, dan penilaian hasil belajar.
Contoh rencana pelaksanaan pembelajaran Paket A PKBM Mitra Buruh Nusantara terdapat
pada Lampiran
7. Satuan Kredit Kompetensi (SKK)

Satuan Kredit Kompetensi (disingkat SKK) adalah penghargaan hasil belajar setiap mata
pelajaran yang diikuti peserta didik program kesetaraan dengan mengacu kepada kompetensi
yang dikuasai peserta didik. SKK diperhitungkan untuk setiap mata pelajaran yang terdapat
dalam struktur kurikulum. Satu SKK dihitung berdasarkan muatan standar kompetensi (SK)
dan kompetensi dasar (KD) tiap mata pelajaran. SKK dapat digunakan untuk alih kredit
kompetensi yang diperoleh dari jalur pendidikan informal, formal, kursus, keahlian dan
kegiatan mandiri, atau kombinasi secara proporsional dari ketiganya. Satu SKK adalah satu
satuan kompetensi yang dicapai melalui pembelajaran 1 jam tatap muka atau 2 jam tutorial
atau 3 jam mandiri, atau kombinasi secara proporsional dari ketiganya. Satu jam tatap muka
yang dimaksud adalah satu jam pembelajaran dalam satu minggu. Untuk paket A satu jam
pembelajaran sama dengan 35 menit.

8. Tingkatan dan Derajat Kompetensi

Struktur kurikulum pendidikan kesetaraan dilaksanakan dalam sistem tingkat yang setara
dengan sistem kelas pada pendidikan formal dengan derajat kompetensi masing-masing
sebagai berikut:

Program Paket A meliputi:

Tingkatan 1 dengan derajat kompetensi awal setara dengan kelas I-III SD/MI, menekankan
pada kemampuan literasi dan numerasi (kemahirwacanaan bahasa dan angka), sehingga
peserta didik mampu berkomunikasi melalui teks secara tertulis dan lisan, baik dalam bentuk
huruf maupun angka.

Tingkatan 2 dengan derajat kompetensi dasar setara dengan kelas IV-VI SD/MI,
menekankan penguasaan fakta, konsep, dan data secara bertahap, sehingga peserta didik
mampu berkomunikasi melalui teks secara tertulis dan lisan dengan menggunakan fenomena
alam dan atau sosial sederhana secara etis, untuk memiliki keterampilan dasar dalam
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi.
9. Belajar Mandiri
Kegiatan belajar mandiri merupakan kegiatan pembelajaran yang dirancang dan dilaksanakan
oleh peserta didik dengan bimbingan pendidik atau disesuaikan dengan kebutuhan,
kesempatan, penyelesaian dan ketuntasan yang diatur oleh peserta didik.
10. Belajar Tatap Muka
Kegiatan tatap muka merupakan kegiatan pembelajaran dalam interaksi langsung antara
peserta didik dengan pendidik sebagai kegiatan tutorial untuk pendalaman materi yang sulit,
penguatan motivasi dan peningkatan ketuntasan belajar serta penilaian hasil belajar.
BAB II
SKL, STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM
2.1. Standar Kompetensi Lulusan Paket A
Adapun standar kompetensi lulusan paket A dapat dilihat pada Tabel 1 sebegai berikut:
Dimensi Sikap Dimensi Pengetahuan Dimensi Keterampilan
Memiliki perilaku yang Memiliki pengetahuan Memiliki
mencerminkan sikap: faktual, konseptual, keterampilan
1. beriman dan prosedural, dan berpikir dan
bertakwa kepada metakognitif pada tingkat bertindak:
Tuhan YME, dasar berkenaan dengan: 1. kreatif,
2. berkarakter, jujur, 1. ilmu pengetahuan, 2. produktif,
dan peduli, 2. teknologi, 3. kritis,
3. bertanggungjawab, 3. seni, dan 4. mandiri,
4. pembelajar sejati 4. budaya. 5. kolaboratif, dan
sepanjang hayat, dan 6. komunikatif
5. sehat jasmani dan
Mampu mengaitkan melalui pendekatan
rohani sesuai pengetahuan di atas dalam ilmiah sesuai dengan
dengan konteks diri sendiri, tahap perkembangan
keluarga, sekolah, anak yang relevan
perkembangan
masyarakat dan lingkungan dengan tugas yang
anak di lingkungan alam sekitar, bangsa, dan diberikan
keluarga, sekolah, negara.

masyarakat dan
lingkungan alam
sekitar, bangsa, dan
negara.

2.2. Struktur Kurikulum


Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus ditempuh oleh
peserta didik pada satuan pendidikan dalam kegiatan pembelajaran. Struktur kurikulum Paket A
dimaksudkan untuk mencapai standar kompetensi lulusan sesuai dengan Permen Diknas 23/2006
dengan orientasi pengembangan olahkarya untuk mencapai keterampilan fungsional yang
menjadi kekhasan program Paket A yaitu memiliki keterampilan untuk memenuhi kebutuhan
hidup sehari-hari.
Pencapaian kompetensi keterampilan fungsional dikembangkan melalui mata pelajaran
keterampilan fungsional yang disesuaikan dengan potensi dan kebutuhan secara terintegrasi
dan/atau dalam bentuk mata pelajaran tersendiri.
Muatan lokal merupakan kajian yang diberikan secara terintegrasi dalam mata pelajaran
atau secara tersendiri sebagai mata pelajaran pilihan
Pengembangan kepribadian profesional merupakan kemampuan mengembangkan diri
untuk meningkatkan kualitas hidup dengan mengelola potensi, bakat, minat, prakarsa,
kemandirian, tindakan, dan waktu secara profesional sesuai tujuan dan kebutuhan yang dapat
dilakukan antara lain melalui pelayanan konseling.
Kemampuan olahhati dan olahrasa termasuk estetika dikembangkan melalui muatan
dan/atau kegiatan bahasa, seni dan budaya, keterampilan, dan muatan lokal yang relevan.
Adapun struktur kurikulum Program Paket A sebagaimana tersaji pada tabel 1 berikut:

Struktur Kurikulum Paket A

Bobot SKK

Mata Pelajaran Tingkatan 1 / Tingkatan 2 /


Derajat Awal Derajat Dasar JUMLAH
Setara Kelas Setara Kelas IV-
I - III SD VI SD
1. Pendidikan Agama 9 9 18
2. Pendidikan Kewarganegaraan 9 9 18
3. Bahasa Indonesia 15 15 30
4. Matematika 15 15 30
5. Ilmu Pengetahuan Alam 12 12 24
6. Ilmu Pengetahuan Sosial 9 9 18
7. Seni Budaya 6 6 12
8. Pendidikan Jasmani, Olahraga 6 6 12
dan Kesehatan
9. Keterampilan Fungsional *) 9 9 18
9.1. Kerajinan Tangan
10. Muatan Lokal **) 6**) 6**) 12**)
10.1. TIK
11. Pengembangan Kepribadian 6 6 12
Profesional
11.1. Bimbingan Konseling
Jumlah 102 102 204

Keterangan:
*)
Pilihan mata pelajaran
**)
Substansinya dapat menjadi bagian dari mata pelajaran yang ada, baik mata pelajaran wajib
maupun pilihan. SKK untuk substansi muatan lokal termasuk ke dalam SKK mata pelajaran
yang dimuati.
Jumlah Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang harus dicapai pada setiap tingkatan,
dapat dilihat pada tabel 2 berikut :

Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Paket A

SK / KD

Mata Pelajaran Tingkatan 1 / Tingkatan 2 /


Derajat Awal Derajat Dasar JUMLAH
Setara Kelas Setara Kelas IV-
I - III SD VI SD
1. Pendidikan Agama 26/24 30/69 56/133
2. Pendidikan Kewarganegaraan 12/28 12/29 24/57
3. Bahasa Indonesia 24/59 24/57 48/116
4. Matematika 15/50 21/77 36/127
5. Ilmu Pengetahuan Alam 16/43 27/77 43/120
6. Ilmu Pengetahuan Sosial 6/22 7/26 13/48
7. Seni Budaya 40/97 48/120 88/217
8. Pendidikan Jasmani, Olahraga 36/74 36/87 72/161
dan Kesehatan
9. Keterampilan Fungsional *)
9.1. Kerajinan Tangan
10. Muatan Lokal **)
10.1. TIK
11. Pengembangan Kepribadian
Profesional
11.1. Bimbingan Konseling

2.3. Muatan Kurikulum Paket A di PKBM Mitra Buruh Nusantara


Muatan kurikulum meliputi 9 mata pelajaran, 1 muatan lokal, dan 1 pengembangan
kepribadian profesional.

1. Mata Pelajaran
Mata Pelajaran Paket A terdiri dari 9 mata pelajaran yaitu :
1. Pendidikan Agama
2. Pendidikan Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia
4. Matematika
5. Ilmu Pengetahuan Alam
6. Ilmu Pengetahuan Sosial
7. Seni Budaya
8. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
9. Keterampilan Fungsional

2. Keterampilan fungsional
Keterampilan fungsional merupakan kegiatan pembelajaran untuk memberikan bekal
kemampuan bekerja atau berusaha yang menjadi ciri khas dari Paket A, sehingga standar
kompetensi dan kompentensi dasar yang ingin dicapai perlu disusun sendiri oleh satuan
pendidikan. Mata pelajaran ini merupakan pilihan yang harus diikuti oleh setiap peserta
didik berdasarkan minat, potensi dan kebutuhan peserta didik melalui analisis minat dan
kebutuhan belajar, sehingga dijadikan kesepakatan bersama antara pengelola kelompok
belajar, tutor dan peserta didik. Satuan pendidikan dapat menyelenggarakan satu mata
pelajaran keterampilan fungsional, atau dua mata pelajaran keterampilan dalam satu
tahun pelajaran.

Berdasarkan hasil analisis minat, potensi dan kebutuhan belajar yang dilakukan PKBM
Mitra Buruh Nusantara, jenis keterampilan fungsional yang dilaksanakan adalah
berwirausaha telur asin.

3. Muatan Lokal
Muatan Lokal Paket A di PKBM Mitra Buruh Nusantara adalah TIK. Pemilihan TIK
sebagai Muatan Lokal karena di wilayah Sukapura adalah daerah industri, sehingga
peserta didik perlu diperkenalkan dengan komputer untuk menunjang skill di dalam dunia
kerja.

4. Pengembangan Kepribadian Profesional


Pemilihan bimbingan konseling sebagai mata pelejaran pengembangan kepribadian
profesional karena sesuai dengan kondisi dan kebutuhan peserta didik Paket A di PKBM
Mitra Buruh Nusantara. Dengan bimbingan konseling diharapkan dapat membantu dalam
memecahkan masalah mereka.
5. Mata Pelajaran yang diujikan
Mata pelajaran yang diujikan merupakan penilaian hasil belajar yang dilakukan secara
nasional oleh pemerintah, meliputi :
 Pendidikan Kewarganegaraan
 Bahasa Indonesia
 Matematika
 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
 Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

6. Beban Belajar
Beban belajar program Paket A dinyatakan dalam satuan kredit kompetensi (SKK) yang
menunjukkan kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik dalam mengikuti
program pembelajaran baik melalui tatap muka, praktek keterampilan, dan/atau kegiatan
mandiri. Pencapaian beban belajar menggunakan sistem modular yang menekankan pada
belajar mandiri, ketuntasan belajar, dan maju berkelanjutan.
a. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan sesuai dengan bobot SKK
yang tertera dalam struktur kurikulum. Pengaturan alokasi waktu untuk setiap mata
pelajaran dalam satu tahun ajaran dapat dilakukan secara fleksibel dengan jumlah
beban belajar yang tetap. Pemanfaatan jam pembelajaran tambahan
mempertimbangkan kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi.
b. Alokasi waktu untuk belajar mandiri atau tutorial dengan waktu kegiatan tatap muka
mata pelajaran yang bersangkutan bersifat fleksibel. Pemanfaatan alokasi waktu
tersebut mempertimbangkan potensi dan kebutuhan peserta didik dalam mencapai
kompetensi.

7. Ketuntasan Belajar
Ketuntasan belajar setiap indikator yang dikembangkan sebagai suatu pencapaian hasil
belajar dari suatu kompetensi dasar berkisar antara 0-100%. Kriteria ketuntasan untuk
masing-masing indikator berkisar antara 65 % s.d. 70%. PKBM Mitra Buruh Nusantara
menentukan kriteria ketuntasan minimal sebagai target pencapaian kompetensi (TPK)
dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik serta kemampuan
sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran. PKBM Mitra Buruh
Nusantara secara bertahap dan berkelanjutan selalu mengusahakan peningkatan kriteria
ketuntasan belajar untuk mencapai kriteria ketuntasan ideal. Berikut ini tabel nilai
ketuntasan belajar minimal yang menjadi target pencapaian kompetensi (TPK) di PKBM
Mitra Buruh Nusantara.
Standar Ketuntasan Belajar Paket A PKBM Mitra Buruh Nusantara

NO MATA PELAJARAN KRITERIA KETUNTASAN


MINIMAL ( KKM )

PAKET A

A Muatan Nasional

1 Pendidikan Agama 70

2
Pendidikan Kewarganegaraan 60

3
Bahasa Indonesia 63

4
Bahasa Inggris 68

5
Matematika 65

6 Ilmu Pengetahuan Alam 65

7
Ilmu Pengetahuan Sosial 60
(Geografi dan sejarah )
8
Seni Budaya 65

9
Pendidikan Jasmani, Olahraga dan 70
Kesehatan
Kenaikan Kesetaran Tingkatan dan derajat
Kenaikan tingkatan berdasarkan ketuntasan belajar sebagai hasil belajar yang dapat
diwujudkan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak pada setiap tingkatan.
a. Kriteria kenaikan tingkatan.
. Nilai raport diambil dari nilai pengamatan, nilai tugas/PR, dan nilai tes akhir pada
tiap mata pelajaran, muatan lokal dan pengembangan kepribadian profesional.
. Memiliki raport di tingkatannya masing-masing.
b. Penentuan kenaikan tingkat
. Penentuan peserta didik yang naik tingkat dilakukan oleh satuan pendidikan non
formal dalam suatu rapat yang dihadiri oleh penyelenggara dan tutor dengan
mempertimbangkan sikap/penilaian/budi pekerti dan kehadiran peserta didik yang
bersangkutan.
. Peserta didik yang dinyatakan naik tingkat, raportnya dituliskan naik tingkat.
. Peserta didik yang tidak naik tingkat harus mengulang di tingkatnya.

9. Kelulusan
Sesuai dengan ketentuan PP 19/2005 Pasal 72 Ayat (1), peserta didik dinyatakan lulus
dari satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan menengah setelah:
a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
b. Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran
kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok kewarganegaraan dan
kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran
jasmani, olahraga, dan kesehatan;
c. Lulus Ujian Nasional

10. Penentuan kelulusan


a. Kriteria kelulusan
. Memiliki raport tingkatan II.
. Telah mengikuti ujian nasional dan memiliki nilai untuk seluruh mata pelajaran
yang diujikan, minimal nilai masing-masing mata pelajaran disesuaikan dengan
ketentuan yang berlaku.

b. Penentuan kelulusan
. Penentuan peserta didik yang lulus dilakukan dengan mempertimbangkan nilai
raport, nilai ujian, sikap/prilaku/ budi pekerti peserta didik yang bersangkutan dan
memenuhi kriteria kelulusan.
. Peserta didik yang dinyatakan lulus diberi ijazah, dan raport tingkatan II.
. Peserta didik yang tidak lulus tidak memperoleh ijazah dan mengulang di
tingkatan II.
2.4. Kalender Pendidikan
Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik
selama satu tahun ajaran. Kalender pendidikan mencakup permulaan tahun ajaran, minggu
efektif belajar, waktu pembelajaran efektif, hari libur dan ujian nasional. Kalender
pendidikan Paket A PKBM Mitra Buruh Nusantara disusun untuk mengatur kegiatan
pembelejaran yang sesuai kebutuhan peserta didik:
1. Permulaan tahun ajaran dimulai bulan Juli
2. Peserta didik dapat mengikuti kegiatan pembelajaran sesuai dengan kesempatan
masing-masing dengan memperhatikan beban belajar dan cara menempuhnya sesuai
dengan peraturan yang berlaku pada masing-masing satuan pendidikan.
3. Minggu efektif belajar merupakan penjadwalan layanan pembelajaran baik tatap
muka, mandiri maupun tutorial dalam rangka pendalaman materi belajar yang disediakan
oleh lembaga penyelenggara.
4. Hari libur nasional disesuaikan dengan ketetapan pemerintah.
5. Ujian Nasional dilaksanakan dalam satus periode setiap tahun.
BAB III
PENUTUP

Dengan tersusunya Kurikulum Paket A PKBM Mitra Buruh Nusantara Tahun 2017/2018
ini diharapkan Tutor mempunyai kemampuan yang besar dalam memberdayakan sarana
pendidikan yang sesuai pembelajaran baik didalam maupun diluar kelas.
Kurikulum Paket A PKBM Mitra Buruh Nusantara ini dijadikan sebagai :
1 Pedoman dan petunjuk pelaksanaan pembelajaran.
2 Pegangan seluruh Tutor dikalangan Paket A PKBM Mitra Buruh Nusantara dalam penigkatan
mutu lulusan.
3 Bagi Tutor, pedoman dan petunjuk dalam menjalankan konsep-konsep dan subkonsep mata
pelajaran.
4 Bagi siswa, pedoman dan petunjuk agar dapat memperoleh keterampilan untuk mengamati,
mencoba dan menggunakan seluruh indranya dalam proses pembelajaran.
5 Membekali siswa dengan berbagai kemampuan dan ilmu pengetahuan.
Kami menyadari dalam penyusunan Kurikulum Paket A PKBM Mitra Buruh Nusantara ini masih
jauh dari sempurna untuk itu perbaikan demi perbaikan akan terus dilakukan dalam tahun
berikutnya, sehingga tujuan pendidikan nasional yang diamanatkan oleh undang-undang apat
tercapai.

Jakarta Utara, 13 September 2017


Kepala Sekolah PKBM Mitra Buruh
Nusantara

SUPARNO AL SLAMET, S.Pd

Anda mungkin juga menyukai