4. Wewenang
Menyusun, mengubah dan melaksanakan kebijakan audit internal termasuk
antara lain menentukan prosedur dan lingkup pelaksanaan pekerjaan audit.
Memiliki akses untuk masuk ke seluruh area Perseroan dan meninjau tempat
usaha, lingkungan kerja dan lokasi aset Perseroan.
Meminta keterangan dan penjelasan kepada seluruh jajaran manajemen dan
Pegawai dalam rangka pemeriksaan.
Memiliki akses sepenuhnya atas semua dokumen, pencatatan, Pegawai
Perseroan dan fisik informasi atas Obyek Pemeriksaan (OBRIK), untuk
mendapatkan data dan atau informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan audit.
Meminta bantuan tenaga pemeriksa dari dalam Perseroan maupun tenaga
profesional dari eksternal dalam hal tidak tersedianya kompetensi Auditor SPI,
dan dari luar Perseroan jika dipandang perlu dengan beban yang menjadi
tanggung jawab Perseroan.
Melakukan komunikasi secara langsung dengan Direksi, Dewan Komisaris, dan
atau Komite-Komite lain di bawah Dewan Komisaris.
Mengadakan rapat secara berkala dan insidentil dengan Direksi, Dewan
Komisaris, dan atau Komite Audit.
Melakukan koordinasi kegiatan SPI dengan kegiatan Auditor Ekstern.
5. Kode Etik
Panduan pelaksanaan tugas SPI senantiasa mengacu pada ketentuan perilaku atau
etika pelaksanaan pemeriksaan yang baik sejalan dengan Anggaran Dasar dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Prinsip dasar yang dijadikan panduan
selama pelaksanaan tugas, yaitu:
Pemeriksa internal wajib bersikap jujur, objektif, hati-hati, bijaksana,
bertanggung jawab, berani, dan memiliki integritas yang tinggi serta harus
mampu bertindak secara independen dalam menjalankan tugas maupun
kewajibannya, dan harus mampu memelihara kepercayaan yang diberikan
oleh Direktur Utama dan atau Kepala Satuan Pengawasan Intern;
Pemeriksa internal harus mampu memelihara dan menjaga kepercayaan yang
diberikan dalam rangka tugas pemeriksaan;
Pemeriksa internal harus menggunakan semua kemampuannya untuk
memperoleh bukti-bukti yang memadai guna mendukung pernyataannya;
Pemeriksa internal harus berusaha untuk meningkatkan keahlian dalam
melakukan pekerjaannya dengan memelihara kompetensi jabatan, moralitas,
dan menjunjung tinggi kehormatan jabatan;
Pemeriksa internal harus membangun komunikasi yang intens dengan
sesama pemeriksa dan auditor eksternal, untuk kepentingan perusahaan
dalam rangka pelaksanaan tugas yang diembannya;
Dalam rangka tugasnya pemeriksa internal harus berpedoman kepada norma-
norma pemeriksaan dan prosedur umum pemeriksaan oleh Satuan
Pengawasan Intern;
Pemeriksa internal harus menghindarkan diri untuk mengambil bagian dalam
aktivitas ilegal atau yang tidak sepantasnya dilakukan;
Pemeriksa internal berusaha untuk tidak melibatkan diri dalam kegiatan yang
dapat menimbulkan konfik kepentingan maupun prasangka yang dapat
meragukan kemampuannya untuk bertindak secara independen;
Dalam menerima penugasan di luar kegiatan pemeriksaan dan operasional
perusahaan, diminta sebagai pemeriksa internal wajib menanggalkan identitas
dan atributnya selaku pemeriksa internal;
Pemeriksa internal dilarang untuk merangkap tugas secara langsung dalam
kegiatan operasional Perseroan.