Anda di halaman 1dari 2

Definisi Perilaku Delinkuensi

Bynum dan Thompson (1996), mengartikan perilaku delinkuensi dalam tiga kategori, yaitu
the legal definition, the role definition, dan the societal response definition. Berdasarkan
ketiga kategori tersebut, Bynum dan Thompson (1996), mengartikan perilaku delinkuensi
dengan mengkombinasikan ketiga kategori tersebut :

“Delinquency reffering to illegal conduct by a juvenile that reflects a persistent delinquent


role and results in society regarding the offender as seriously deviant. Deviant is conduct that
is perceived by others as violating institutionalized expectations that are widely shared and
recognized as legitimate within the society.”

Sunarwiyati (dalam Masngudin, 2004), merumuskan perilaku delinkuensi meliputi,


kenakalan biasa, seperti suka berkelahi, suka keluyuran, membolos sekolah, pergi dari rumah
tanpa pamit, kenakalan yang menjurus pada pelanggaran dan kejahatan, seperti mengendarai
mobil tanpa SIM, mengambil barang miliki orang tua/orang lain tanpa izin, serta kenakalan
khusus seperti penyalahgunaan narkotika, hubungan seks diluar nikah, pemerkosaan,
penganiayaan, penyiksaan, pembunuhan dan lain-lain.

Tipe-tipe Perilaku Delinkuensi

Department of Justice in the National Crime (dalam Kelley, Loeber, Keenan, & DeLamatre,
1997), membagi perilaku delinkuensi dalam dua kategori.
1. index offenses, perilaku delinkuensi sebagai perilaku yang melibatkan tindakan
pengrusakan dan pencurian barang-barang milik orang lain, kekerasan terhadap orang
lain, mengkonsumsi dan memperjualbelikan alkohol dan obat-obatan, dan kepemilikan
senjata api.
2. status offenses, dimana tidak merupakan suatu pelanggaran bila dilakukan oleh orang
dewasa, antara lain membolos, lari dari rumah, memiliki atau mengkonsumsi alkohol dan
obat-obatan, pelanggaran jam malam.
Papalia (2003) membedakan perilaku delinkuensi dalam dua kategori yaitu
1. index offenses, merupakan tindakan kriminal, baik yang dilakukan remaja maupun orang
dewasa. Tindakan-tindakan itu meliputi perampokan, penyerangan dengan kekerasan,
pemerkosaan, dan pembunuhan.
2. Status offenses, merupakan tindakan-tindakan yang tidak terlalu serius seperti lari dari
rumah, bolos dari sekolah, mengkonsumsi minuman keras yang melanggar ketentuan
usia, pelacuran, dan ketidakmampuan mengendalikan diri sehingga menimbulkan
perkelahian. Tindakan-tindakan itu dilakukan oleh anak-anak muda di bawah usia
tertentu, sehingga pelanggaran-pelanggaran itu disebut pelanggaran-pelanggaran remaja.
Berdasarkan uraian diatas, dapat dilihat bahwa perilaku delinkuensi mencakup dua kategori
yaitu
1. index offenses sebagai perilaku kenakalan yang menimbulkan korban fisik pada orang
lain dan kenakalan yang menimbulkan korban materi atau properti.
2. status offenses sebagai perilaku kenakalan yang tidak terlalu serius, yang merupakan
pelanggaran-pelanggaran remaja seperti membolos, lari dari rumah, perkelahian, dan
pelanggaran-pelanggaran lain melanggar status usia remaja.

Bentuk-bentuk Perilaku Delinkuensi


United Stated Department of Justice’s Office of Juvenile Justice and Delinquency Prevention
(OJJDP) mengindentifikasi index offenses dalam empat kategori utama (dalam Hund, 1998),
yaitu :

1. Pelanggaran kekerasan (violent offenses), yaitu perbuatan-perbuatan yang menimbulkan


korban fisik, meliputi kekerasan fisik baik menyebabkan kematian ataupun tidak,
pemerkosaan, menyerang, dan merampok dengan senjata.
2. Pelanggaran properti (property offenses), yaitu perbuatan-perbuatan yang menimbulkan
kerusakan property milik orang lain, meliputi pengrusakan, pencurian, pembakaran.
3. Pelanggaran hukum negara (public offenses), yaitu segala perbuatan yang melanggar
undang-undang Negara selain dari violent offenses dan property offenses.
4. Penyalahgunaan obat-obatan dan minuman keras (drug and liquor offenses), yaitu
perbuatan yang melibatkan obat-obatan dan minuman keras, meliputi mengkonsumsi dan
memperjualbelikan obat-obatan serta minuman keras.

United Stated Department of Justice’s Office of Juvenile Justice and Delinquency Prevention
(OJJDP) mengindentifikasi status offenses dalam empat kategori utama (dalam Hund, 1998),
yaitu :

1. Lari dari rumah (runaway), termasuk pergi keluar rumah tanpa pamit.
2. Membolos (truancy) dari sekolah tanpa alasan jelas, dan berkeliaran di tempat-tempat
umum atau tempat bermain.
3. Melanggar aturan atau tata tertib sekolah dan aturan orang tua (ungovernability).
4. Mengkonsumsi alkohol (underage liquor violations)
5. Pelanggaran lainnya (miscellaneous category), meliputi pelanggaran jam malam,
merokok, berkelahi dan lain-lain.

http://www.landasanteori.com/2015/09/pengertian-perilaku-delinkuensi.html

Anda mungkin juga menyukai