Anda di halaman 1dari 8

PERKEMBANGAN ANAK USIA TODDLER

DAN USIA PRASEKOLAH

1. PENINGKATAN KESEHATAN UNTUK TODLER


A. PERKEMBANGAN FISIK
B. PERKEMBANGAN KOGNITIF
C. PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL
D. PERSEPSI KESEHATAN

2. PENINGKATAN KESEHATAN UNTUK USIA PRASEKOLAH


A. PERKEMBANGAN FISIK
B. PERKEMBANGAN KOGNITIF
C. PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL
D. PERSEPSI KESEHATAN
1. PENINGKATAN KESEHATAN UNTUK TODLER

Masa todler berada dalam rentang dari masa kanak-kanak mulai berjalan sendiri sampai
mereka berjalan dan berlari dengan mudah, yaitu mendekati usia 12 sampai 36 bulan. Todler
tersebut ditandai dengan peningkatan kemandirian yang diperkuat dengan kemampuan
mobilitas fisik dan kognitif lebih besar. Todler terus meningkatkan kewaspadaan terhadap
kemampuan mereka mereka untuk mengontrol dan senang dengan keberhasilan usaha
keterampilan baru ini. keberhasilan ini membuat mereka mengulangi usaha untuk mengontrol
lingkungan mereka. Ketidak berhasilan usaha pada pengontrolan dapat menimbulkan perilaku
negatif dan temper tantrum. Perilaku ini paling umum terjadi pada saat orang tua
menghalangi tindakan mandiri mandiri pertama kalinya. Orang tua melihat hal tersebut
sebagai perilaku paling bermasalah selama tahun todler dan waktu untuk mengekspresikan
rasa frustasi dengan mencoba untuk membuat batasan hukum yang konsisten dan sambil
secara simultan mendorong kemandirian.

A. PERKEMBANGAN FISIK
Perkembangan keterampilan motorik yang cepat membolehkan anak untuk berpartisipasi
dalam tindakan perawatan diri sendiri seperti makan, berpakaian, dan eliminasi. Pada
awal todler berjalan dalam posisi tegak dengan sikap papan berjalan, andomen menonjol,
dan lengan berada di luar sisi untuk keseimbangan. Segera anak mulai mengemudikan
kursi, menggunakan pegangan atau dinding untuk mempertahankan keseimbangan sambil
meninggikan, menempatkan kedua kaki pada langkah yang sama sebelum melanjutkan
langkah. Keberhasilan memberikan dorongan untuk mencoba cara yang lebih tegak untuk
mengalihkan kursi dengan cara yang sama. Keterampilan daya gerak segera meliputi
berlari, melompat, berdiri pada satu kaki selama beberapa detik, dan menendang bola.
Kebanyakan todler dapat mengendarai sepeda roda tiga, memanjat tangga, dan berlari
dengan baik pada usia. Kemampuan motorik halus meningkat dari menggambar lingkaran
secara spontan sampai menggambar garis silang dengan benar. Pada usia 3 tahun, anak
menggambar orang kayu sederhana dan biasanya dapat menumpuk kotak-kotak kecil
mejadi menara. Peningkatan keterampilan daya gerak, kemampuan untuk melepas
pakaian, dan perkembangan kontrol sfingter memungkinkan anak untuk toilet training
jika todler telah mengembangkan kemampuan kognitif yang penting. Orang tua sering
konsultasi pada perawat untuk pengkajian kesiapan toilet training. Perawat perlu untuk
mengingatkan orang tua bahwa kesabaran, konsisten, dan tindakan yang tidak
menghakimi, selain untuk kesiapan anak, merupakan hal yang penting untuk keberhasilan
toilet training.

B. PERKEMBANGAN KOGNITIF
Pencapaian todler terhadap perkembangan benda permanen, kemampuan mereka untuk
mengingat kejadian, dan kemampuan permulaan mereka untuk menempatkan pemikiran
ke dalam kata pada kira-kira usia 2 tahun memperlihatkan transisi mereka dari
perkembangan kognitif tahap sensori-motorik ke tahap pemikiran praoperasional
(Piaget, 1952). Todler mengenali bahwa mereka adalah sesuatu yang terpisah dari ibu
mereka, tetapi mereka tidak mampu mengasumsi pandangan dari orang lain. Mereka
menggunakan simbol untuk menunjukkan benda, tempat, dan orang. Fungsi ini
didemonstrasikan pada saat anak meniru perilaku orang lain yang mereka lihat lebih awal
( mis. Berpura-pura mencukur seperti ayah), mengandaikan satu benda sebagai benda
lainnya (menggunakan jari-jari sebagai senjata), dan menggunakan bahasa untuk meminta
benda yang tidak ada (mis. Meminta botol).
Anak usia 18 bulan menggunakan hampir 10 kata. Anak usia 24 bulan memiliki kosakata
sampai 300 kata dan secara umum mampu berbicara dalam kalimat yang pendek. “siapa
itu?” dan “apa itu?” jenis pertanyaan yang ditanyakan selama periode ini. ekspresi verbal
seperti “saya yang melakukan itu” dan “itu milik saya” memperlihatkan penggunaan kata
ganti pada anak usia 2 tahun dan keinginan untuk mandiri dan mengontrol. Walaupun
kosakata yang dimiliki dari todler yang lebih tua sudah meluas, kebanyakan orang tua
memberi komentar bahwa kata kesukaan anak mereka adalah tidak sampai usia tahun
ketiga.
Karena perkembangan moral anak-anak secara dekat berhubungan dengan kemampuan
kognitif mereka, perkembangan moral dari todler hanya permulaan dan juga merupakan
egosentris. Todler tidak memahami konsep yang baik dan benar. Bagaimana pun juga,
mereka mengerti fakta bahwa beberapa perilaku membawa hasil yang menyenangkan
(penguatan positif) dan yang lain membawa hasil yang tidak menyenangkan (penguatan
negatif). Dengan demikian, sampai todler mencapai tingkat fungsi kognitif yang lebih
tinggi, mereka berperilaku semata-mata hanya untuk menghindari hal yang tidak
menyenangkan dan mencari hal yang menyenangkan.
C. PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL
Menurut erikson (1963), perasaan autonomi muncul selama masa todler. Anak-anak
mencoba kemandirian dengan menggunakan otot-otot mereka yang berkembang untuk
melakukan apa saja untuk mereka sendiri dan menjadi ahli dari fungsi tubuh mereka.
Kemauan kekuatan mereka sering diperlihatkan dalam perilaku yang negatif pada saat
pengasuh berusaha untuk mengarahkan tindakan mereka. Temper tantrum mungkin
terjadi pada saat todler frustasi dengan batasan orang tua. Orang tua perlu memberi todler
kemandirian bertahap, membiarkan mereka melakukan hal-hal yang tidak membahayakan
diri mereka sendiri dan orang lain. Tindakan ini mecegah mereka dari perasaan ragu
tentang kemampuan mereka untuk melakukan hal-hal yang mereka mampu pelajari atau
merasakan perasaan malu untuk hal-hal yang telah mereka lakukan. Batasan ketegasan,
kesabaran, dan dukungan memungkinkan todler mengembangkan perilaku yang diterima
secara sosial, dimana ini merupakan tujuan dari bimbingan orang tua.
Secara sosial, todler tetap secara kuat terikat dengan orang tua mereka dan merasa takut
untuk berpisah dari orang tua. Kehadiran mereka membuat todler merasa aman, dan rasa
ingin tahu mereka ditandai dengan eksplorasi mereka terhadap lingkungan. Ibu dari todler
jarang dibiarkan untuk mendapatkan privasi kamar mandi karena menutup pintu membuat
tangisan yang tidak berhenti sampai pintu tersebut dibuka.
Anak terus sibuk dengan bermain sendiri selama masa todler tetapi juga berpartisipasi
dalam bermain bersama, dimana bermain lebih pada keadaan bermain di dekat anak lain
dibanding bermain bersama anak lain. Contoh: ada dua todler duduk saling
berdampingan, setiap anak bermain dengan boneka mereka sendiri dalam cara
kemandirian mereka sendiri. Todler yang baru saja belajar apa yang menjadi milik
mereka sering sangat memiliki terhadap alat permainan mereka. Mereka belajar
kesenangan berbagi pada saat mereka menawarkan kepada orang tua mereka untuk
memegang dan orang tua mengekspresikan rasa senang.
Kemampuan perkembangan daya gerak yang terbaru dan keingintahuan yang tidak
terpenuhi dari todler menempatkan mereka pada bahaya untuk keselamatan mereka
sendiri. Todler membutuhkan pengawasan yang ketat setiap waktu dan khususnya pada
saat dalam lingkungan yang tidak terdapat “child-proofed.”

D. PERSEPSI KESEHATAN
Persepsi todler terhadap kesehatan mereka sendiri dibatasi oleh kemampuan kognitif
mereka. Anak-anak terus mengenali sensasi tubuh mereka bagian dalam tetapi mengalami
kesulitan untuk menunjukkan lokasi sensasi tersebut. Karena itu anak-anak sering
menghubungkan respon umum dengan penyakit. Anak-anak yang secara radikal
menyimpang dari pola kebiasaan mereka seperti makan, tidur, atau bermain
membutuhkan pengkajian untuk menentukan apakah gangguan ini terjadi karena
penyakit.
Selama masa ini, anak-anak mulai menginternalisasi label yang diberikan oleh orang tua
atau pemberi pelayanan kesehatan profesional untuk kondisi somatis. Dimana, jika orang
tua memberi label pada sensasi khusus, seperti rasa tidak nyaman pada abdomen,
“penyakit,” anak-anak mulai memberi label pada hubungan sensasi yang memiliki
kemiripan. Pada saat yang sama, anak-anak mengobservasi dan meniru praktik perawatan
kesehatan orang tua. Kepercayaan kesehatan dan praktik secara berarti terbentuk, bahkan
pada tahun-tahun yang lebih awal ini.
2. PENINGKATAN KESEHATAN UNTUK USIA PRASEKOLAH

Periode prasekolah mendekati tahun antara 3 dan 6 tahun. Anak-anak menyempurnakan


penguasaan terhadap tubuh mereka dan merasa cemas menunggu awal pendidikan formal.
Banyak orang menyadari hal ini merupakan masa yang paling menarik untuk orang tua
karena anak-anak menjadi kurang negatif, dapat lebih secara akurat membagi pemikiran
mereka, dan dapat lebih secara efektif berinteraksi dan berkomunikasi. Perkembangan fisik
terus berlangsung menjadi lambat, dimana perkembangan kognitif dan psikososial terjadi
cepat.

A. PERKEMBANGAN FISIK
Beberapa aspek perkembangan fisik terus menjadi stabil dalam tahun prasekolah. Waktu
rata-rata denyut jantung dan pernapasan menurun hanya sedikit mendekati 90 kali per
menit dan 22 sampai 24 kali pernapasan per menit. Tekanan darah meningkat sedikit
kenilai rata-rata 95/58 mmHg. Berat badan anak meningkat kira-kira 2,5 kg per tahun;
berat badan rata-rata pada usia 5 tahun adalah kira-kira 21 kg, hampir 6 kali berat badan
lahir. Prasekolah bertumbuh 2 sampai 3 inchi per tahun, panjang mereka menjadi 2 kali
lipat panjang lahir pada usia 4 tahun, dan berada pada tinggi rata-rata 43 inci pada ulang
tahun kelima mereka. Perpanjangan tungkai kaki menghasilkan penampilan anak yang
lebih kurus. Kepala sudah mencapai 90% dari ukuran orang dewasa pada ulang tahun
keenam. Perbedaan kecil terjadi antara jenis kelamin, walaupun anak laki-laki sedikit
lebih besar dengan lebih banyak otot dan kurang jaringan lemak. Kekurangan nutrisi
umum yang terjadi pada anak-anak berusia dibawah 6 tahun adalah kekurangan vitamin A
dan C serta zat besi. Konsumsi karbohidrat dan lemak dalam jumlah yang besar dari
makanan yang berlemak bisa menimbulkan kegemukan dan menjadikan anak prasekolah
dalam kondisi sangat lapar. Orang tua dan pemberi pelayanan kesehatan perlu membuat
usaha secara sadar untuk membantu prasekolah mengembangkan kebiasaan makan yang
sehat dan mencegah defisiensi dan kelebihan.

B. PERKEMBANGAN KOGNITIF
Prasekolah terus untuk menguasai tahap pemikiran praoperasional. Tahap pertama dari
periode ini, dikenal sebagai pemikiran prakonseptual (2 sampai 4 tahun), ditandai
dengan pemikiran perseptual terbatas, dimana anak-anak menilai orang, benda, dan
kejadian dari penampilan luar mereka atau apa yang tampaknya terjad (Piaget, 1952).
Pemikiran dihambat oleh perhatian terbatas mereka dan keterampilan yang didapat.
Artifisialisme, kesalahan konsep yang diciptakan oleh setiap orang di dunia ini, mungkin
terjadi pada anak yang menanyakan pertanyaan seperti siapa orang yang membangun
gunung. Kesalahan konsep yang diciptakan lainnya dari pemikiran anak prasekolah,
animisme, atribut dari hidup untuk menghidupkan benda. Kesalahan konsep ketiga
adalah tipe memberi alasan yang disebut penilaian alami.
Sekitar usia 4 tahun, fase intuitif dari pemikiran praoperasional berkembang dan
kemampuan anak-anak untuk berfikir lebih kompleks di demonstrasikan dengan
kemampuan mereka untuk mengklasifikasikan benda-benda menurut ukuran atau warna.
Pengetahuan prasekolah tentang dunia tetap terhubung secara erat pada pengalaman
konkret (dirasa dengan perasaan). Bahkan kehidupan mereka yang kaya fantasi
didasarkan pada persepsi tentang realitas. Penggabungan dari dua dapat mengarah pada
beberapa ketakutan masa kanak-kanak dan mungkin disalahartikan oleh orang dewasa
sebagai kebohogan pada saat anak-anak secara aktual memperlihatkan kenyataan tentang
pandangan mereka.
Perkembangan moral usia prasekolah meluas sampai meliputi permulaan pemahaman
tentang perilaku yang disadari secara sosial benar atau salah. Anak terus dimotivasi,
bagaimana pun juga, dengan harapan untuk menghindari hukuman atau keinginan untuk
mendapatkan hadiah. Perbedaan utama antara perkembangan moral pada tahap ini dan
pada perkembangan moral todler adalah bahwa prasekolah bisa mengidentifikasi dengan
lebih baik perilaku yang menghasilkan hadiah atau hukuman dan mulai untuk melabel
perilaku ini sebagai sesuatu yang benar atau salah.

C. PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL
Dunia prasekolah meluas di luar keluarga kedalam lingkungan tetangga dimana anak-
anak bertemu dengan anak-anak lain dan orang dewasa. Keingintahuan mereka dan
inisiatif yang berkembang mengarah pada eksplorasi aktif terhadap lingkungan, dan
perkembangan keterampilan baru, dan membuat teman baru. Prasekolah memiliki
kelebihan energi yang membolehkan mereka untuk merencanakan dan mencoba banyak
kegiatan yang mungkin berada di luar kemampuan mereka. Rasa bersalah muncul dalam
diri anak-anak pada saat mereka berada di luar batasan kemampuan mereka dan merasa
mereka tidak berperilaku dengan benar. Erikson (1963) memberi rekomendasi bahwa
orang tua membantu anak-anak mereka mencapai keseimbangan kesehatan antara inisiatif
dan rasa bersalah dengan membiarkan mereka melakukan hal-hal pada diri mereka sendiri
sementara itu menetapkan batasan batasan yang tegas dan memberikan bimbingan.

D. PERSEPSI KESEHATAN
Beberapa penelitian telah mengeksplorasi persepsi prasekolah tentang kesehatan mereka
sendiri. Kepercayaan orang tua mengenai kesehatan, sensasi pada tubuh anak-anak, dan
kemampuan mereka untuk melakukan aktivitas sehari-hari yang biasanya membantu
anak-anak mengembangkan perilaku sehat mereka. Prasekolah biasanya sedikit mandiri
dalam mandi, berpakaian, dan makan. Perubahan pada kemandirian ini dapat
mempengaruhi perasaan mereka mengenai kesehatan mereka sendiri.

Anda mungkin juga menyukai