IT governance merupakan tanggungjawab pihak manajemen didalam suatu organisasi,
sehingga bagaimana TI bisa menjadi lebih efisien dan efektif dalam mendukung proses bisnis yang dijalankan tersebut. IT governance yang efektif ditentukan oleh cara fungsi TI diorganisir dan di mana otoritas pengambilan keputusan TI terletak dalam organisasi. IT Governance Mechanisms Van Grembergen (2004) memberikan pandangan secara umum bahwa hal terpenting untuk suksesnya IT governance diorganisasi harus melibatkan struktur,proses, dan mekanisme relasional. Struktur, proses dan mekanisme relasional yang optimal bagi suatu organisasi adalah berbeda satu dengan yang lain tergantung dari kondisi, situasi dan tantangan yang dihadapi masing-masing organisasi (Sambamurthy,1999).
Struktur menurut Van Grembergen menggambarkan peran dan tanggung jawab
masing-masing pihak baik secara individu maupun komite tertentu dalam pengelolaan TI. IT Governance yang efektif ditentukan oleh bagaimana cara pengorganisasian fungsi TI dan pemberian otoritas untuk membuat keputusan tentang TI di dalam organisasi (Grembergen, de Haes, Guldentops,2004) Struktur pengambilan keputusan TI sentralisasi adalah manajemen utama yang bertanggung jawab untuk membuat keputusan terkait TI. Struktur pengambilan keputusan yang desentralisasi adalah tahap di mana unit bisnis divisi atau unit fungsional TI memiliki hak dan tanggung jawab pengambilan keputusan. Struktur pengambilan keputusan federal adalah struktur manajemen puncak yang bertanggung jawab untuk membuat keputusan terkait infrastruktur TI, sementara unit bisnis divisi bertanggung jawab untuk membuat keputusan bisnis terkait keputusan TI. Mekanisme proses IT governance menekankan pada penerapan teknik manajemen TI dalam mendukung penyelarasan antara tujuan bisnis dan strategi TI (Bowen et al., 2007). Organisasi menerapkan tata kelola berbasis standar kerangka kerja dan sistem manajemen kinerja untuk mengelola penyelarasan bisnis-TI. COBIT dan ITIL menyediakan alat manajemen termasuk faktor keberhasilan dan model kematangan yang penting yang digunakan oleh organisasi dalam menyelaraskan investasi TI mereka dengan strategi bisnis (Ko and Fink, 2010). Sistem manajemen kinerja seperti balanced scorecard dan perencanaan sistem informasi strategis memberikan metrik kinerja untuk mengukur nilai bisnis investasi TI (Nfuka dan Rusu, 2011). Mekanisme relasi tata kelola IT governance berfokus pada "partisipasi aktif, dan hubungan kolaboratif antara, eksekutif perusahaan, manajemen TI, dan manajemen bisnis" (Peterson, 2004, hal 15). Menurut De Haes dan Van Grembergen (2009), mekanisme relasional adalah enabler yang penting untuk menerapkan proyek IT governance pada tahap awal. Manajemen puncak dan orang-orang TI harus bekerja sama secara kohesif sehingga tugas dan aktivitas TI dapat difasilitasi dengan cara yang lebih efektif. Yang penting, pemahaman bersama antara pelaku bisnis dan TI sangat penting untuk penyelarasan yang lebih baik antara tujuan bisnis dan sasaran TI. IT governance tidak akan berhasil tanpa adanya mekanisme meskipun telah memiliki struktur dan proses yang baik. Dengan adanya adanya jenis mekanisme IT governance pada perusahaan membuat pengambilan keputusan yang berhubungan dengan IT menjadi lebih efektif. Kombinasi mekanisme IT governance juga sangat baik untuk sebuah organisasi.
Reference: Information System Audit and Control Association (ISACA). (2003), IS Standards, Guidelines and Procedures for Auditing and Control Professionals. United States.
Chong, J. L. L. and Duong, L. N. K. (2017). "Understanding IT Governance Effectiveness in
Asia: An Event Study," Pacific Asia Journal of the Association for Information Systems, 9(1), pp. 29-54.