Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang
Konsep merupakan suatu ide dimana terdapat suatu kesan yang abstrak yang dapat
diorganisir menjadi simbol-simbol yang nyata, sedangkan konsep keperawatan merupakan ide
untuk menyusun suatu kerangka konseptual atau model keperawatan. Teori ini sendiri
merupakan sekelompok konsep yang membentuk sebuah pola yang nyata atau suatu
pernyataan yang menjelaskan suatu proses, peristiwa, atau kejadian yang didasari oleh fakta -
fakta yang telah diobservasi, tetapi kurang absolut ( kurang adanya bukti ) secara langsung.
Teori keperawatan digunakan untuk menyusun suatu model konsep dalam keperawatan,
sehingga model keperawatan tersebut mengandung arti aplikasi dari struktur keperawatan itu
sendiri yang memungkinkan perawat untuk mengaplikasikan ilmu yang pernah didapat di
tempat mereka bekerja dalam batas kewenangan sebagai seorang perawat. Model konsep
keperawatan ini digunakan dalam menentukan model praktek keperawatan yang akan
diterapkan sesuai kondisi dan situasi tempat perawat tersebut bekerja. Mengingat dalam model
praktek keperawatan mengandung komponen dasar seperti; adanya keyakinan dan nilai yang
mendasari sebuah model, adanya tujuan praktek yang ingin dicapai dalam memberikan
pelayanan ataupun asuhan keperawatan terhadap kebutuhan semua pasien.

II. Rumusan masalah


1. Apa yang dimasud dengan teori dan teori keperawatan itu ?
2. Apa saja karakteristik teori itu ?
3. Apa saja model model konseptual keperawatan

III. Tujuan Masalah


1. mengetahui apa teori itu dan karakteristik itu !
2. mengetahui apa saja model-model konseptual keperawatan itu !
BAB II
PEMBAHASAN

I. Pengertian Teori Dan Teori Keperawatan


Teori adalah hubungan beberapa konsep atau suatu kerangka konsep, atau definisi yang
memberikan suatu pandangan sistematis terhadap gejala-gejala atau fenomena-fenomena
dengan menentukan hubungan spesifik antara konsep-konsep tersebut dengan maksud untuk
menguraikan, menerangkan, meramalkan dan atau mengendalikan suatu fenomena. Teori
dapat diuji, diubah atau digunakan sebagai suatu pedoman dalam penelitian.
Teori keperawatan didefinisikan oleh Steven (1984) sebagai usaha untuk menguraikan
dan menjelaskan berbagai fenomena dalam keperawatan. Teori keperawatan berperan dalam
membedakan keperawatan dengan disiplin ilmu lain dan bertujuan untuk menggambarkan,
menjelaskan, memperkirakan dan mengontrol hasil asuhan atau pelayanan keperawatan yang
dilakukan. Teori keperawatan menurut Barnum 1990 merupakan usaha-usaha untuk
menguraikan atau menjelaskan fenomena mengenai keperawatan.
Menurut Newman (1979), ada tiga cara pendekatan dalam pengembangan dan
pembentukan teori keperawatan, yaitu meminjam teori-teori dari disiplin ilmu lain yang
relevan dengan tujuan untuk mengintegrasikan teori-teori ini kedalam ilmu keperawatan,
menganalisa situasi praktik keperawatan dalam rangka mencari konsep yang berkaitan
dengan praktik keperawatan serta menciptakan suatu kerangka konsep yang memungkinkan
pengembangan teori keperawatan. Tujuan pengembangan teori keperawatan adalah
menumbuh kembangkan pengetahuan yang di harapkan dapat membantu dan
mengembangkan praktek keperawatan dan pendidikan keperawatan.

II. Karakteristik Teori


Menurut Torres ( 1985 ) dan Chinn-Jacob ( 1983 ) ada lima karakteristik dasar teori dan
konsep keperawatan, yaitu:
a. Teori keperawatan mengidentifikasi dan didefinisikan sebagai hubungan yang spesifik
dari konsep keperawatan seperti hubungan antara konsep manusia, konsep sehat-sakit,
keperawatan dan konsep lingkungan.
b. Teori keperawatan harus bersifat alamiah. Artinya, teori keperawatan digunakan dengan
alasan atau rasional yang jelas dan dikembangkan dengan menggunakan cara berpikir
yang logis.
c. Teori keperawatan bersifat sederhana dan umum. Artinya, teori keperawatan dapat
digunakan pada masalah yang sederhana maupun masalah kesehatan yang kompleks
sesuai dengan situasi praktek keperawatan.
d. Teori keperawatan berperan dalam memperkaya body of knowledge keperawatan yang
dilakukan melalui penelitian.
e. Teori keperawatan menjadi pedoman dan berperan dalam memperbaiki kualitas praktek
keperawatan
III. Model – Model Konseptual Keperawatan
A. Self Care (Orem)
Menurut Orem, asuhan keperawatan dilakukan dengan keyakinan bahwa setiap orang
mempunyai kemampuan untuk merawat diri sendiri sehingga membantu individu
dalam memenuhi kebutuhan hidup, memelihara kesehatan, dan mencapai
kesejahteraan. Teori orem dikenal sebagai self-care deficit theory. Orem melabeli
teorinya sebagai teori umum yang terdiri atas tiga teori terkait, yaitu teori self care,
teori self care deficit, dan teori nursing system.
1) Teori self care
Self care (perawatn diri) merupakan kontribusi berkelanjutan orang dewas bagi
eksistensinya, dan kesejahteraan. Self care ini menggambarkan dan menjelaskan
manfaat perawatan diri guna mempertahankan hidup, kesehatan, dan
kesejahteraanya. Kebutuhan perawatan diri, menurut orem, meliputi pemeliharaan
udara, air/cairan, makanan, proses eliminasi normal, keseimbangan antara aktivitas
dan istirahat. Keseimbangan antara solitud dan interaksi social, pencegahan bahaya
bagi kehidupan, fungsi, dan kesejahteraan manusia, serta upaya meningkatkan
fungsi dan perkembangan individu.
Kemampuan individu untuk melakukan perawatan diri (self care agency)
merupakan kekuatan atau kemepuan individu yang berhubungan dengan perkiraan
dan esensial produksi untuk perawatn diri. Self care agency dipengaruhi oleh usia,
status perkembangan, pengalaman hidup, orientasi social-budaya, kesehatan dan
sumber daya yang tersedia.
Di dalam teori self care disebutkan pula mengenai therapeutic self care demand,
yaitu totalitas aktivitas keperawatan diri yang dilakukan untuk jangka waktu
tertentu guna memenuhi kebutuhan perawatan diri dengan menggunakan metode
perawatan yang valid. Perawatan diri memilki beberapa prinsip yaitu : perawatan
diri dilakukan secara holistic, mencakup delapan komponen kebutuhan perawatan
diri di atas, perawatan diri dilakukan sesuai dengan tahap tumbuh kembang
manusi, dan perawatan diri dilakukan karena adanya masalah kesehatan atau
penyakit dengan tujuan mencegah penyakit dan meningkatkan kesehatan.
2) Teori self care deficit
Teori self care deficit merupakan inti dari General Theory of Nursing yang
menggambarkan dan menjelaskan mengapa manusia dapat dibantu melalui ilmu
keperawatan serta kapan keperawatan di perlukan. Deficit keperawatan diri ini
terjadi ketika seseorang tidak dapat memelihara diri mereka sendiri.
Bantuan yang diberikan perawat dapat dilakukan melalui beberapa metode. Ada
lima metode bantuan meuerut orem yaitu :
- Bertindak atau melakukan suatu tindakan untuk orang lain (klien)
- Membimbing
- Memberikan dukungan fisik maupun psikis
- Menciptakan lingkungan yang dapat meningkatkan perkembangan personal
dalam memenuhi kebutuhan saat ini dan yang akan dating
- Terakhir mengajarkan
Oleh karena itu, untu dapat member bantuan perawatan, diperlukan sebuah nursing
agency. Nursing agency merupakan kemampuan khusus yang dimilki perawat dalam
memberikan perawatan kepada klien.
Menurut Orem, cara kerja atau aktivitas perawat dalam menjalankan praktik
keperawatan mencakup empat area yaitu :
- Membina dan memelihara hubungan terapeutik anatara perawat dan klien, baik
individu, keluarga maupun kelompok sampai klien mampu merawat dirinya,
- Menentukan kapan seseorang membutuhkan bantuan atau dapat bantuan.
- Memerhatikan dan merespon permintaan, keinginan dan membantu klien untuk
mendapatkan bantuan perawat.
- Mengoordinasikan serta mengintegrasikan keperawatan bersama klien terkait
dengan aktivitas sehari –hari, kehidupan social dan pendidikan.
-
3) Teori Nursing System
Teori nursing system (system keperawatan ) membahas bagaimana kebutuhan
perawatan klien, atau keduanya. System keperawatan ini ditentukan atau disusun
berdasrkan kebutuhan perawatan diri dan kemampuan klien untuk melakukan
perawatan diri.
Perawatan diri dilakukan dengan memerhatikan tingkat ketergantungan atau
kebutuhan serta kemampuan klien. Oleh karena itu ada tiga klasifikasi system
keperawatan dalam perawatan diri.
- Whooly compensatory nursing system
Perawat member bantuan kepada klien karena tingkat ketergantungan klien
yang tinggi.
- Party compensatory nursing system
Perawat dank lien saling kerja sama dalam melakukan tindakan keperawatan
dalam hal ini, peran perawat tidak total tetapi sebagian.
- Supportive educative nursing sytem
Klien melakukan perawatan diri dengan bantuan perawat. Saat klien sudah
mampu melakukannya.
B. Human Beings (Roger’s)
Teori dan model konsep keperawatan menurut Martha E. Rger dikenal dengan
nama konsep manusia sebagai unit. Teori roger ini didasarkan pada pengetahuan tentang
asal usul manusia dan alam semesta, seperti antropologi, sosiologi, astronomi, agam,
filosofi, perkembangan sejarah dan mitologi. Teori ini berfokus pada proses kehidupan
manusia. Menuerutnya, kehidupan seseorang dipengaruhi alam sebagai lingkungan
hidup manusia dan pola pertumbuhan serta perkembangan seseorang.
Asumsi dasar teori rogers tentang manusia adalah :
- Manusia adalah kesatuan utuh yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang
lain.
- Manusia berinteraksi langsung dengan lingkungan disekelilignya.
- Kehidupan setiap manusia adalah suatu yang unik. Jalan hidup seseorang berbeda
dengan orang lain.
- Perkembangan manusia dapat dinilai dari tingkah lakunya.
- Manusia diciptakan dengan karakteristik dan keunikan sendiri, misalnya dalam hal
sifat dan emosi.
Secara singkat dapat disimpulakan bahwa teori rogers berfokus pada manusia
sebagai satu kesatuan yang utuh dalam siklus kehidupannya. Menurut, lingkungan
adalah segala hal yang berbeda di luar individu

C. Adaptasi (Roy)
Merupakan model dalam keperawatan yang menguraikan bagaimana individu
mampu meningkatkan kesehatannya dengan cara mempertahankan perilaku secara
adaptif serta mapu merubah perilaku yang mal adaptif. Sister Calista Roy ini
mengembangkan model adaptasi dalam keperawatan pada tahun 1964. Model ini banyak
digunakan sebagai falsafah dasar dan model konsep dalam pendidikan keperawatan.
model adaptasi Roy adalah sistem model yang esensial dalam keperawatan. Callista Roy
mengemukakan konsep keperawatan dengan model adaptasi yang memiliki beberapa
pandangan atau keyakinan serta nilai yang dimilikinya diantaranya :
- Individu adalah makhluk biopsikososial sebagai satu kesatuan yangn utuh.
Seseorang dikatakan sehat jika mampu berfungsi untuk memenuhi kebutuhan
biologis, psikologis, dan sosialnya.
- Setiap orang selalu menggunakan koping,baik yang bersifat positif maupun negatif
untuk dapat beradaptasi.
- Setiap individu berespon terhadap kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan konsep diri
yang positif, kemampuan untuk hidup mandiri atau kemandirian serta kebutuhan
akan kemampuan melakukan peran dan fungsi secara optimaluntuk memelihara
integritas diri.
- Individu selalu berada pada rentang sehat-sakit yang berhubungan erat dengan
keefektifan koping yang dilakukan untuk memelihara kemampuan beradaptasi
Menurut roy, terdapat 5 objek utama dalam ilmu keperawatan yaitu :
1. Manusia (individu yang mendapatkan asuhan keperawatan )
Roy menyatakan bahawa penerima jasa asuhan keperawatan adalah individu,
keluarga, komunitas atau social. Masing-masing diperlakukan oleh perawat
sebagao system adaptasi yang holistic dan terbuka. System terbuka tersebut
berdampak terhadap perubahan yang konstan terhadap informasi, kejadian dan
energy anatrsistem dan lingkungan. Interaksi yang konstan anatar individu dan
lingkungan dicirikan oleh perubahan internal dan eksternal. Dengan perubahan
tersebut, individu harus mempertahankan integritas dirinya yaitu beradaptasi secara
kontinu.
2. Keperawatan
Keperawatan adalah bentuk pelayanan professional berupa pemenuhan
kebutuhan dasar yang diberikan kepada individu yang sehat maupu sakit
mengalami gangguan fisik, psikis, dan social agar dapat mencapai derajat
kesehatan yang optimal. Bentuk pemenuhan kebutuhan dasr dapat berupa
meningkatkan kemampuan yang ada pada individu, mencegah, memperbaiki, dan
melakukan rehabilitas dari suatu keadaan yang dipersepsikan sakit oleh individu.
Roy mendefinisikan bahwa tujuan keperawatan adalah meningkatkan respons
adaptasi yang berhubungan dengan empat model respon adaptasi. Perubahan
internal, eksternal, dan stimulus input bergantung dari kondisi koping individu.
Kondisi koping menggambarkan tingkat adaptasi seseorang. Tingkat adaptasi
ditentukan oleh stimulus fokal, konsektual, dan residual. Stimulus fokal adalah
suatu respon yang diberikan secra berlangsung terhadap perubahan yang
berdampak terhadap seseorang. Stimulus konsektual adalah semua stimulus lain
yang merangsang seseorang baik internal maupun eksternal serta mempengaruhi
siyuasi dan dapat diobservasi, diukur, dan secara subjektif disampaikan oleh
individu. Stimulus residual adalah karakteristik/riwayat seseorang dan timbal
secara relevan sesuai dengan situasi yang dihadapi tetapi sulit diukur secara
objektif.
3. Konsep sehat
Roy mendefinisikan sehat sebagai suatu kontinum dari meninggal sampai
dengan tingkatan tertinggi sehat. Dia menekankan bahwa sehat merupakan suatu
keadaan dan proses dalam upaya menjadikan dirinya terintegrasi secara keseluruhan
yaitu fisik, mental dan social. Integrasi adaptasi individu dimanifestasikan oleh
kemampuan individu untuk memenuhi tujuan mempertahankan pertumbuhan dan
reproduksi.
Sakit adalah suatu kondisi ketidakmampuan individu untuk beradaptasi
terhadap rangsangan yang berasal dari dalam dan luar individu. Kondisi sehat dan
sakit sangat relative dipersepsikan oleh individu. Kemampuan seseorang dalam
beradaptasi (koping) bergantung pada latar belakang individu tersebut dalam
mengartikan dan memperseosikan sehat-sakit, misalnya tingkat pendidikan,
pekerjaan, usia, budaya, dan lain-lain.
4. Konsep lingkungan
Stimulus dari individu dan stimulus sekitarnya merupakan unsure penting
dalam lingkungan. Roy mendefinisikan lingkungan sebagai semua kondisi yang
berasal dari internal dan eksternal, yang memepengaruhi dan berakibat terhadap
perkembangan dan perilaku seseorang dan kelompok. Lingkungan eksternal dapat
berupa fisik, kimiawi, ataupun psikologis yang diterima individu dan dipersepsikan
sebagai suatu ancaman. Sedangkan lingkunganinternal adalah keadaan proses
mental dalam tubuh individu dan proses stressor biologis yang berasal dari dalam
tubuh manusia. Manifestasi yang tamapak akan tercermin dari perilaku individu
sebagai suatu system. Pemahaman klien yang baiak tentang lingkungan akan
membantu perawat meningkatkan adaptasi klien tersebut dalam merubah dan
mengurangi risiko akibat dari lingkungan sekitarnya.
5. Aplikasi tindakan keperawatan
Model ilmu keperawatan dari adaptasi roy memberikan pedoman kepada
perawat dalam mengembangkan asuhan keperawatan melalui proses keprawatan.
Unsur proses keperawatan meliputi :
 Pengkajian
Pengakajian pertama meliputi pengumpulam data tentang perilaku klien
sebagai suatu system adaptif yang berhubungan dengan masing-masing model
adaptasi : fisiologis, konsep diri, fungsi peran, dan ketergantungan.jadi,
pengakajian pertama itu diartikan sebagai pengajian perilaku, yaitu pengkajian
klien terhadap masing-masing model adaptasi secara sistematik dan holistic.
Setelah pengkajian pertama itu, perawatan menganalisa pola perubahan
perilaku klien tetntang ketidakafektifan respon atau respon adaptif yang
memerlukan dukungan perawat. Perawat melaksanakan pengakajian tahap
kedua. Pada tahap ini, perawat mengumpulkan data tentang stimulus fokal,
konsektual, dan residual yang berdampak terhadap klien.Proses ini bertujuan
untuk mengklarifikasikan penyabab dari masalah dan mengidentifikasikan
factor konsektual dan residual yang sesuai.
Menurut Martinez, factor yang mempengaruhi respon adaptif meliputi
genetic; jenis kelamin, tahap perkembangan, obat-obatan, alcohol, merokok,
konsep diri fungsi peran, ketergantungan dan pola interaksi social,; mekanisme
keping dan gaya; stress fisik dan emosi ; budaya ; serta lingkungan fisik.
 Penetapan diagnosis keperawatan
Diagnosis keperawatan adalah respon individu terhadap rangsanagan yang
timbul dari diri sendiri mauapun luar (lingkungan). Sifat diagnosis keperawatan
menurut nursalam (2001) adalah :
1. Berorientasi pada kebutuhan dasar manusia.
2. Menggambarkan respon indivudu terhadap respon, kondisi dan situasi
sakit.
3. Berubah bila respon indivudi juga berubah.
 Intervensi
Intervasi keperawatan adalah suatau perencanaan dengan tujuan merubah
atau memanipulasikan stimulus fokal, konsektual, dan residual. Pelaksanaannya
juga ditunjukan kepada kemampuan klien dalam menggunakan koping secara
luas, supaya stimulus secara keseluruhan dapat terjadi pada klien.
Tujuan intervensi keperawatan adalah mencapai kondisi yang optimal
dengan menggunakan koping yang kunstruktif. Tujuan jangka panjang harus
dapat menggambarkan penyelesaian masalah yang adoptif dan ketersediaan
energy untuk memenuhi kebutuhan tersebut (mempertahankan, pertumbuhan,
dan reproduksi). Tujan jangka pendek adalah mengindentifikasi harapan
perilaku klien setelah manipulasi stimulus fokal. Konsektual, dan residual.
 Evaluasi
Penilaian terakhir proses keperawatan didasarkan pada tujuan keperawatan
yang ditetapkan. Penetapan keberhasilan suatu asuahn keperawatan didasarkan
pada perubahan perilaku dari criteria hasil yng telah di teta[kan, yaitu terjadinya
adaptasi pada individu.
D. Praktek Keperawatan (Neuman’s)
Neuman mengemukakan model system (system model) dalam pendidikan dan
prakrik keperawatan. Neuman menggunakan pendekatan manusia utuh (total person
approach), dengan memasukkan konsep holistic, pendekatan system terbuka (open
system), dan konsep “stressor”.
Model ini mengalisis interaksi empat variable penunjang komunitas yang meliputi
fisik, psikologi, social cultural dan spiritual, adapaun tujuan keperawatan adalah
stabilitas klien dan keluarga dalam lingkungan yang dinamis.
Empat konsep mayor dari teori Newman :
1. Manusia
Manusia merupakan suatu system terbuka, yang selalu mencari keseimbangan yang
harmoni, dan merupakan satu kesatuan dari variabel-variabel fisiologis, psikologis,
sosialkultural, perkembangan , dan spiritual.
2. Lingkungan
Lingkungan adalah semua kekuatan, baik internal dan eksternal yang dapat
memepengaruhi hidup dan perkembangan klien atau system klien.
3. Keperawatan
Secara umum, keperawatan merupakan profesi unik, mencakup tentang proses
manusia terhadap stressor yang merupakan konsep yang utama untuk mencapai
stabilitas pasien. Newman mendefinisikan parameter dari keperawatan adalah
individu, keluarga dan kelompok dalam mempertahankan tingkat yang maksimal
dari sehat dengan intervensi untuk menghilangkan stress dan menciptakan kondisi
yang optimal bagi pasien.
4. Kesehatan
Kesehatan adalah keadaan yang adekuat dalam suatu sitem stabilitas yang
merupakan keadaan yang baik.
Sehat adalah kondisi terbebasnya dari gangguan pemenuhan kebutuhan dan sehat
merupakan keseimbangan yang dinamis sebagai dampak dari keberhasilan
menghindari atau mengatasi stressor.

E. Perilaku (Johnson’s)
Model Dorothy Johnson (1980,1990) adalah sintesis dari teori dan konsep ilmu
perilaku dan biologi, yang terintegrasi kedalam kerangka kerja system. Teori mengenai
stress dan adaptasi menjadi titik focus dalam model ini.
Setiap orang dipandang sebagai suatu system perilaku yang terdiri atas tujuh sub
system. Subsistem tersebut berinteraksi dan saling terkait.
Teori Dorothy Johnson tentang keperawatan (1968) berfokus pada bagaimana klien
beradaptasi terhadap kondisi sakitnya dan bagaimana stress actual atau potensial dapat
mempengaruhi kemampuan beradaptasi. Tujuan dari keperawatan adalah menurunkan
stress sehingga klien dapat bergerak lebih mudah melewati masa penyembuhannya
(Johnson, 1968). Teori Johnson berfokus pada kebutuhan dasar yang mengacu pada
pengelompokkan perilaku berikut:
1. Perilaku mencari keamanan.
2. Perilaku mencari perawatan.
3. Menguasai diri sendiri dan lingkungan sesuai dengan standar
internalisasi prestasi.
4. Mengakomodasi diet dengan cara yang diterima secar sosial dan
cultural.
5. Mengeluarkan sampah tubuh dengan cara yang diterima secara
sosial dan kultural.
6. Perilaku seksual dan identitas peran
7. Perilaku melindungi diri sendiri
Menurut Johnson, perawat mengkaji kebutuhan klien berdasarkan kategori perilaku
diatas, yang disebut subsistem perilaku. Dalam kondisi normal klien berfungsi secara
efektif didalam lingkungannya.Akan tetapi ketika stres mengganggu adaptasi normal,
perilaku klien menjadi tidak dapat diduga dan tidak jelas.Perawat mengidentikasi
ketidakmampuan beradaptasi seperti ini dan memberikan asuhan keperawatan untuk
mengatasi masalah dalam memenuhi kebutuhan tersebut.

F. Budaya (Leininger)
Teori Leininger ini melihat adanya perubahan perilaku di antara anak yang berasal
dari budaya yang berbeda. Perbedaan ini mebuat Leinenger menelaah kembali profesi
keperawatan.ia mengedintifikasi bahwa pengetahuan perawat untuk memahami budaya
anak dalam layanan keperawatan ternyata masih kurang.
Leinenger pertama kali menggunakan kata trancultural nursing, ethnonursing, dan
cross-cultural nursing.Akhirnya, pada tahun 1985, Leinenger mempublikasikan teorinya
untuk pertama kalinya, sedangkan ide-ide dan teorinya mulai dipresentasikan pada tahun
1988.Teori Leinenger kemudian disebut sebagai Cultural Care Diversity and
Universality.Tetapi para ahli sering menyebutnya sebagai Trancultural Nursing Theory
atau teori perawatan transkultural.
Keperawatan transkultural merupakan suatu area utama dalam keperawatan yang
berfokus pada studi komparatif dan analisis tentang budaya dan sub-budaya yang
berbeda di dunia yang menghargai perilaku caring, layanan keperawatan, nilai-nilai,
keyakinan tentang sehat-sakit, serta pola-pola tingkah laku yang bertujuan
mengembangkan body of knowledge yang ilmiah dan humanistik guna memberi tempat
praktik keperawatan pada budaya tertentu dan budaya universal (Marriner-Tomey,
1994). Teori keperawatan transkultural ini menekankan pentingnya peran perawat dalam
memahami budaya klien.
Dimensi budaya dan strukur sosial tersebut menurut Leinenger dipengaruhi oleh tujuh
faktor, yaitu teknologi, agama dan falsafah hidup, faktor sosial dan kekerabatan, nilai
budaya dan gaya hidup, politik dan hukum, ekonomi, dan pendidikan. Setiap faktor
tersebut berbeda pada setiap negara atau area, sesuai dengan kondisi masing-masing
daerah, dan akan memengaruhi pola/cara dan praktik keperawatan. semua langkah
perawatan tersebut ditujukan untuk pemeliharaan kesehatan holistik, penyembuhan
penyakit, dan persiapan menghadapi kematian.
Oleh karena itu, ketujuh faktor tersebut harus dikaji oleh perawat sebelum memberikan
asuhan keperawatan kepada klien sebab masing-masing faktor memberi pengaruh
terhadap ekspresi, pola, dan praktik keperawatan (care expression, pattern, and
practices).Dengan demikian, ketujuh faktor tersebut besar kontribusinya terhadap
pencapaian kesehatan secara holistik atau kesejahteraan manusia, baik pada level
individu, keluarga, kelompok, komunitas, maupun institusi di berbagai sistem
kesehatan.
Peran perawat pada transcultural nursing theory ini adalah menjembatani antara sistem
perawatan yang dilakukan masyarakat awan dengan sistem perawatan profesional
melalui asuhan keperawatan. Oleh karena itu perawat harus mampu membuat keputusan
dan rencana tindakan keperawatan yang akan diberikan kepada masyarakat. Jika
disesuaikan dengan proses keperawatan, hal tersebut merupakan tahap perencanaan,
tindakan keperawatan.Tindakan keperawatan yang diberikan kepada klien harus tetap
memperhatikan tiga prinsip asuhan keperawatan, yaitu :
1. Culture care preservation/maintenance, yaitu prinsip membantu, memfasilitasi,
atau memerhatikan fenomena budaya guna membantu individu menentukan tingkat
kesehatan dan gaya hidup yang diinginkan.
2. Culture care accommodation/negotiation, yaitu prinsip membantu, memfasilitasi,
atau memerhatikan fenomena budaya yang ada, yang merefleksikan budaya untuk
beradaptasi, bernegosiasi, atau mempertimbangkan kondisi kesehatan dan gaya
hidup individu atu klien.
3. Culture care repatterning/restructuring, yaitu prinsip merekonstruksi atau
mengubah desain untuk membantu memperbaiki kondisi kesehatan dan pola hidup
klien ke arah yang lebih baik.

G. Kebutuhan (Henderson)
Konsep utama dalam teori Henderson mencakup manusia, keperawatan, kesehatan dan
lingkungan.
1. Manusia
Henderson melihat manusia sebagai individu yang membutuhkan bantuan meraih
kesehatan, kebebasan tau kematian yang damai, serta bantuan untuk meraih
kemandirian. Henderson juga menyatakan bahwa pikiran dan tubuh manusia tidak
dapat dipisahkan satu sama lain (inseparable). Sam halnya dengan klien dan
keluarga, mereka merupakan satu kesatuan (unit).
2. Keperawatan
Perawat memepunyai fungsi unik untuk mambantu individu, baik dalam keadaan
sehat maupun sakit. Sebagi anggota tim kesehatan, perawat mempunyai fungsi
independence di dalam penanganan perawatan berdasarkan kebutuhan
manusia.untuk menjalankan fungsinya, perawat hatus memiliki pengetahuan
bilogis maupun social.
3. Kesehatan
Sehat adalah kulitas hidup yang menjadi dasar seseorang dapat berfungsi bagi
kemanusiaan. Memperoleh kesehatan lebih penting dari pada mengobati penyakit.
Untuk mencapai kondisi sehat, diperlukan kemandirian dan saling ketergantungan.
Individu akan meraih atu mempertahankan kesehatn bila mereka memilki
kekuatan, kehendak, serta pengetahuan yang cukup.
4. Lingkungan
Ada beberapa hal nyang perlu diperhatikan terkait dengan aspek lingkungan.
a) Individu yang sehat mampu mengontrol lingkungan mereka, namun kondisi
sakit akan menghambat kemampuan tersebut.
b) Perawat harus mampu melindungi pasien dari cedera mekanis.
c) Perawat harus memilki pengetahuan tentang keamanan lingkungan.
d) Dokter menggunakan hasil observasi dan penelitian perawat sebgai dasar
dalam memberikan resep.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1) Teori dan model keperawatan adalah suatu usaha untuk menguraikan dan menjelaskan
berbagai fenomena dalam keperawatan serta berperan dalam membedakan keperawatan
dengan disiplin ilmu lain dan bertujuan untuk menggambarkan, menjelaskan,
memperkirakan dan mengontrol hasil asuhan atau pelayanan keperawatan yang
dilakukan.Steven (1984).
2) Karakteristik dasar teori dan model keperawatan, yaitu: Teori keperawatan
mengidentifikasi dan didefinisikan sebagai hubungan yang spesifik dari konsep
keperawatan, harus bersifat alamiah, bersifat sederhana dan umum, sebagai pedoman,
serta berperan dalam memperbaiki kualitas praktek keperawatan.
3) Model model konseptual keperawatan adalah sebagai berikut :
a. Self care (Orem)
b. Human beings (rogers’)
c. Adaptasi (Roy)
d. Praktek keperawatan (Neuman’s)
e. Perilaku (Johnson’s)
f. Budaya (Leininger)
g. Kebutuhan (Henderson)

Saran
Dengan danya masalah ini diharapkan pembaca dapat memahami dari pengertian teori dan
teori keperawatan dan mengetahui apa saja model model konseptual keperawatan itu.

Anda mungkin juga menyukai