Anda di halaman 1dari 3

Prosedur percobaan 6

1. Simplisa uji dirajang di dalam mortar


2. Aquadest dipanaskan sebanyak 50 mL (penetapan indeks pengembangan dilakukan
duplo, volume masing - masing aquadest pada tabung sedimentasi berisi 25 mL, volume
air yang dipanaskan lebih dari 50 mL)
3. Ditimbang 1 gram bahan uji Cappapicus (penetapan indeks pengembangan dilakukan
duplo sehingga ditimbang masing masing 0,5 g untuk setiap tabung sedimentasi)
4. Dikocok dengan menggunakan stirrer setiap interval waktu 10 menit selama 1 jam
(dilakukan 6x pengocokan)
5. Diukur volume yang didapat pada akhir setiap pengocokan
6. Dihitung rata–rata volume pengembangan masing–masing tabung, dikalkulasikan
terhadap 1 gram bahan uji

Pembahasan

Pada praktikum kali ini, kami mengamati indeks pengembangan yang dimana bertujuan
untuk mengetahui ada atau tidaknya metabolit primer dan mengetahui manfaat dari penetapan
indeks pengembangan. Praktikum ini didasarkan pada penambahan air pada simplisia dengan
gelas ukur berskala, bahan dikocok berulang selama 1 jam. Kemudian dibiarkan selama waktu
tertentu.

Banyak simplisia tumbuhan memiliki aktifitas karena kemampuan nya untuk


mengembang, terutama tumbuhan yang mengandung gom, mucilago, pektin dan hemiselulosa.

Gom adalah polisakarida yang di hasilkan dari penyadapan getah atau eksudat tanaman. Gom
akan membentuk gel apabila bercampur dengan air, karena mempunyai kelarutan yang tinggi
terhadap air. Musilago adalah polisakarida non selulosa yang di temukan tercampur dengan
endosperma biji- bijian. Musilago adalah hidrokoloid yang stabil. Pektin adalah segolongan
polimer polisakarida yang di peroleh dari dinding sel tumbuhan darat. Wujud pectin yang di
ekstrak adalah bubuk putih hingga cokelat terang. Pectin dari sel tumbuhan merupakan
penyusun lamella tengah, yang merupakan lapisan penyusun awal dinding sel. Hemiselulosa
adalah polisakarida yang mengisi ruang antara serat-serat selulosa dalam dinding sel
tumbuhan. Hemiselulosa dapat di ekstraksi dalam larutan basa alkalis. Hemiselulosa
merupakan senyawa pembentuk selulosa. hemiselulosa bersifat non-kristalin dan tidak bersifat
serat, mudah mengembang karena itu hemiselulosa sangat berpengaruh terhadap bentuknya
jalinan antara serat pada saat pembentukan lembaran, lebih mudah larut dalam pelarut alkali
dan lebih mudah dihidrolisis dengan asam.

Simplisia yang digunakan pada praktikum kali ini adalah agar-agar. Agar-agar adalah
tumbuhan yang tidak memiliki akar, batang dan daun sejati (tumbuhan tingkat rendah).
Kesatuan antara bentuk tubuh yang menyerupai akar, daun dan batangnya dinamakan thallus.
Secara umum thallus tersusun atas beberapa bagian, yang terbawah dinamakan holdfast.
Bagian ini menyerupai akar sebagai tempat melekat pada substrat. Bagian yang berbentuk
menyerupai batang dinamakan stipe, sedangkan bagian yang menyerupai daun dinamakan
blade. Secara umum, agar-agar dapat digolongkan menjadi beberapa kelas. Pigmen yang
terkandung dalam thallus yang menentukan apakah agar-agar atau alga tersebut termasuk pada
golongan Chlorophyceae (alga hijau) yang mengandung klorofil, Phaeophyceae (alga coklat)
yang mengandung pigmen fikoeritrin dan fikosianin, atau Rhodophyceae (alga merah) yang
mengandung fukosantin. Namun menurut beberapa ahli, penggolongan kelas agar-agar juga
didasarkan pada tempat penyimpanan cadangan makanan, motility, kandungan dinding sel dan
struktur batang serta tipe tumbuh. Agar-agar adalah zat yang biasanya berupa gel yang diolah
dari rumput laut. Ia tergolong kelompok pektin yang merupakan suatu polimer yang tersusun
dari monomer galaktosa.

Pada saat mengembangkan agar-agar, pengembangan agar-agar seharusnya berkembang


sangat cepat. Hal ini membuktikan bahwa agar-agar tersebut mengandung mucilago dan
kualitasnya bagus karena cepat mengembang. Tetapi agar-agar pada kelompok kami
berkembang dengan lambat(konstan).

Percobaan pertama yang di lakukan menimbang bahan uji dan simplisia kemudian di
masukan kedalam standar tertutup dan di tambahkan 50 ml aquadest panas. Ditambahkannya
aquadest panas bertujuan gel terbentuk karena ketika di panaskan aing panas, molekul agar-
agar dan air bergerak dengan bebas. Saat didinginkan, molekul-molekul agar-agar merapat satu
sama lain, memadat dan membentuk kisi-kisi yang mengurung molekul-molekul air dan
terbentuklah padat-cair.
Prosedur percobaan 10

1. Disiapkan jamu simulasi dan jamu sampel telah dibeli masing – masing kelompok
2. Dibuat larutan sampel dan pembanding dengan cara melarutkan 10 mg jamu dalam 5 mL
etanol dan pembanding 10 mg dalam 5 mL etanol
3. Disiapkan larutan kloroform dan metanol dengan perbandingan 9 : 1 dalam 10 mL (9 mL
kloroform dan 1 mL etanol) dan zat kimia pembanding parasetamol, ibuprofen, antalgin,
dan piroxican
4. Plat KLT diaktivasi dengan dipanaskan didalam oven selama 15 menit
5. Ditotolkan jamu sampel, jamu simulasi, zat kimia pembanding parasetamol, ibuprofen,
antalgin, dan piroxican ke plat KLT, dan pastikan penotolan sampel terlihat pada sinar
UV 254 nm dan 365 nm
6. Plat KLT yang telah ditotolkan dielusi dengan larutan kloroform dan metanol dengan
perbandingan yang telah ditentukan hingga batas 1 cm dari ujung plat
7. Plat KLT dikeringkan, lalu diamati secara visual di sinar UV 254 nm dan 365 nm
8. Diidentifikasi dengan melihat pergerakan pada plat KLT, apakah jamu sampel dan jamu
simulasi mengandung zat kimia pembanding

Anda mungkin juga menyukai