Anda di halaman 1dari 8

TUGAS - 02

1. Jelaskan secara singkat dengan sketsa gambar, mode pemindahan logam pada
pengelasan MAG.

Pada pengelasan MAG, transfer logam ditentukan berdasarkan kandungan penggunaan gas CO 2 sebagai
shielding gas dan arus yang digunakan selama proses pengelasan. Terdapat tiga mode transfer logam
pada MAG, yaitu mode short circuit transfer, globular transfer dan spray transfer.
1. Mode short circuit transfer digunakan saat kandungan gas CO2 lebih dari 30% dan kurang
dari 25% pada arus rendah, maka digunakan. Pada kandungan gas CO 2 yang sama, namun
arus yang digunakan medium, maka digunakan globular transfer.
2. Mode globular transfer digunakan pada kandungan gas CO2 lebih dari 30% dengan arus
tinggi.
3. Mode spray transfer digunakan jika terdapat kurang dari 25% CO2 pada arus tinggi
kemungkinan digunakan.
4.

2. Pada

pengelasan busur MAG pada kisaran arus tinggi, mode pemindahan logam adalah
"Globular" (mode transfer dengan bentuk tetesan besar) ketika CO 2 digunakan sebagai gas
pelindung sampai 100%, sedangkan mode "spray" terjadi pada campuran gas dengan 20%
CO2 + 80% Ar. Jelaskan alasan tersebut diatas secara singkat dan jenis gas mana yang
disukai untuk pengelasan baja dan baja paduan rendah.

Muncratan atau spattering akan sering terjadi ketika shielding gas CO 2 pada mode transfer logam.
Walaupun terjadi gaya elektromagnetik yang mengapit tetesan logam, namun akibat gas CO2
menyebabkan spattering yang tinggi akan memungkinkan menghasilkan penetrasi yang lebar dan dalam.
Hal ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Gambar skema transfer logam gobular (kiri)
dan skema hasil penetrasi MAG dengan
100% CO2 (kanan)

Ketika shielding gas campuran 80% Ar +20% CO2 akan menghasilkan tetesan logam tanpa
spattering. Hal tersebut dikarenakan adanya gaya elektromagnetik yang mengapit tetesan logam dari
elektroda, kemudian dijatuhkan oleh drag force sehingga dengan adanya plasma jet pula tetesan logam
akan menempati daerah lasan yang sesuai dan penetrasi yang dihasilkan pun merata dan tidak terlalu
dalam. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar
skema
transfer
logam
spray
(kiri) dan
skema hasil penetrasi MAG dengan campuran 80% Ar +20% CO2 (kanan)

3. Jelaskan secara singkat perbedaan antara mesin las AC & DC (Welding Power Source).

Perbandingan DC power source AC power source

Kestabilan busur Stabil Kurang stabil

Merubah kutub Mungkin Tidak mungkin

Ledakan magnetik Ada Hampir tidak ada

Sirkuit open voltage Rendah (50 – 60 V) Tinggi (65 – 95 V)

Bahaya tersengat listrik Jarang Sering

Konstruksi Rumit Sederhana

Perawatan Tidak mudah Mudah

Kesulitan Keseringan pada tipe rotary Sedikit


Kebisingan Untuk tipe rotary bising Tidak bising
Untuk tipe rectifier tidak

Harga Mahal Murah

4. Jelaskan secara singkat istilah teknis " cleaning action”. & “stiffness of arc".

Cleaning Action:
Cleaning action merupakan satu kondisi pembersihan permukaan material dari lapisan oksida
yang terbentuk dengan menggunakan ion positif dari shielding gas. Contohnya adalah pembersihan
lapisan Al2O3 pada aluminum, sehingga pelelehan material di bawah lapisan oksida tersebut menjadi jauh
lebih mudah.

Stifness of Arc:
Stifness of arc merupakan fenomena meningkatnya kekakuan dari busur yang disebabkan oleh
peningkatan frekuensi arus yang digunakan pada proses pengelasan. Fenomena ini juga akan
menyebabkan penetrasi yang dalam dan peningkatan kecepatan pengelasan, serta menurunkan
kemungkinan terjadinya porositas pada hasil lasan.

5. Dalam kasus terjadinya “Magnetic Arc Blow” bahwa problem ini cenderung terjadi pada
pengelasan busur listrik dengan arus DC? Berikan dua contoh dan jelaskan penyebab nya
dengan menggunakan sketsa gambar.

6. Pada mesin las tipe AC dengan karakteristik pola “droping characteristic” biasanya di seting
menggunakan inti besi bergerak (movable iron core) yang terpasang pada transformator.
Pengaturan dari arus las dibuat dengan “geser masuk” dan “geser keluar” dari inti besi
bergerak tersebut. Jelaskan prinsip ini, tunjukkan dengan sketsa gambar untuk jenis
transformator las AC tsb serta karakteristik eksternalnya

7. Dalam pengelasan MAG, panjang busur dijaga secara stabil (tetap) oleh pengaturan
mandiri (self-adjustment) dari sumber mesin las dengan output DC. Jelaskan secara
singkat dengan membuat sketsa gambar dari mekanisme pengaturan tersebut.

\ Self regulation merupakan suatu peristiwa atau suatu kemampuan untuk mempertahankan panjang
busur sestabil mungkin yang dikarenakan adanya perubahan arus pada proses pengelasan yang juga
mengakibatkan perubahan yang besar pada laju pelelehan kawat las. Sumber daya DC memberikan
karakteristik tegangan yang konstan sehingga memungkinkan untuk menjaga panjang busur tetap konstan
pada kondisi kawat las diumpankan dengan kecepatan yang konstan pula.
Gambar Self regulation

8. Jelaskan prinsip kontrol dari mesin las inverter dan berikan 2 (dua) keuntungan dari mesin
las yang dikontrol dengan inverter dibandingkan dengan mesin las tipe konvensional
dengan tipe Silicon Control Rectifier (SCR).

Mesin las inverter digunakan untuk mengkonversi tegangan DC menjadi tegangan AC dengan frekuensi
yang tinggi melalui pemasukan tegangan utama AC yang direktifikasi terlebih dahulu. Tengangan AC
yang telah dikonversi tersebut disesuaikan dengan tegangan untuk proses pengelasan menggunakan
transformer frekuensi tinggi. Kemudian tegangan hasil transformer direktifikasi kembali untuk mensuplai
tenaga DC dalam menghasilkan busur las.
Frekuensi operasi yang dimiliki mesin las ini antara 5.000 hingga 50.000 Hz. Jika dibandingkan
dengan mesin SCR jenis konvensional, mesin las inverter memiliki keunggulan secara mekanik, yaitu
compact dan ringan, sedangkan secara elektrikal, yaitu mesin las inverter memiliki respon yang tinggi
dan pengaturan yang akurat.

9. Berikan definisi dari "duty cycle" pada mesin las dan berikan rumus untuk memperkirakan
besarnya duty cycle selain siklus mesinnya sendiri (rated cycle).

Duty Cycle adalah periode lamanya pengelasan dengan menggunakan kapasitas arus maksimum selama
10 menit, tanpa membuat overheating selama proses pengelasan.
Rumus yang digunakan untuk memperkirakan performa mesin las:

Keterangan: T : rated duty cycle (%)


Ta: required duty cycle (%)
I : rated current at rated duty cycle
Ia: the maximum current at required duty cycle

10. Sebuah mesinlas dengan output AC memiliki arus (rated secondary current) sebesar 300A
pada duty cycle rata-rata 40%. Jelaskan dengan memeriksa (check) kemungkinan bahwa
mesin tersebut terjadi rusak (terbakar) bila digunakan untuk pengelasan dengan arus 200A
pada duty cycle 60%.

11. Jelaskan fungsi dari perangkat penurun tegangan (voltage reducing device) yang
umumnya dipasang pada mesin las dengan sumber daya AC. Kemudian jelaskan secara
singkat prinsip dari peralatan penurun tegangan tsb.

Perangkat penurun tegangan pada penggunaan las listrik las AC digunakan untuk menjaga keselamatan
dari juru las agar terhindar dari kejut listrik akibat tegangan yang diberikan las listrik AC tergolong
tinggi, yaitu sekitar 65 hingga 95 V. Pada prinsipnya, tegangan diturunkan ketika busur dihentikan.
Dengan demikian tegangan antara penahan elektroda dengan logam induk dapat turun menjadi 25 V atau
bahkan kurang.

12. Jelaskan arti kode kawat las berikut ini: E6010, E7018, E7028-B3, dan ER70T-6.

 E6010
E : Elektroda
60 : tensile strength 60,000 psi
1 : posisi pengelasan bisa dilakukan pada posisi apa saja
0 : tipe coatingnya high cellulose sodium, arus DCRP

 E7018
E : Elektroda
70 : tensile strength 70,000 psi
1 : posisi pengelasan bisa dilakukan pada posisi apa saja
8 : tipe coating low hydrogen potassium, iron powder, arus DCRP atau AC

 E7028-B3
E : Elektroda
70 : tensile strength 70,000 psi
2 : posisi pengelasan flats dan horizontal fillets
8 : tipe coating hydrogen potassium, iron powder
B3 : perkiraan kandungan paduan pada weld deposit 2.25% Cr & 1% Mo.

 ER70T-6
ER : Elektroda berupa batangan
70 : tensile strengtg 70,000 psi
T : Bersifat turbulens (flux berada di dalam)
6 : Mengandung pelindung tanpa mengeluarkan gas, tahan terhadap air, digunakan
pada pengelasan mild steel.

13. Mengapa beberapa jenis elektroda terbungkus fluks (cooated flux) perlu dilakukan
pengeringan (drying) sebelum dipakai untuk pengelasan. Hal apa saja yang harus
dipertimbangkan. Jelaskan apa yang akan terjadi pada pengelasan baja kekuatan tinggi
jika elektroda yang dipakai tsb tidak dikeringkan (Not Drying) sebelum dipakai.

14. Apa pengaruh polaritas (+ dan -) terhadap penetrasi las untuk (a) elektroda habis pakai
(consumable electrode) dan untuk (b) elektroda yang tidak habis pakai (Non-
consumable electrode)? Jelaskan dengan sketsa gambar.

a. Efek polaritas untuk elektroda habis pakai


Untuk pengelasan dengan elektroda habis pakasi seperti pada SMAW dan MIG, elektroda meleleh
dan dikirim melalui busur elektrik menuju logam induk untuk dilas. Panjang busur harus dijaga di
antara electrode wire dengan logam induk dengan mengumpan (feeding) electrode wire pada waktu
yang bersamaan electrode wire meleleh. Pada pengelasan SMAW, panas dari busur tersebut
tergantung pada komposisi kimia dari flux. Dan panas busur maksimum umumnya terjadi pada
polaritas negative di katoda.

Sehingga, pengelasan dengan direct polarity (DCSP) menggunakan E6012 (DCEN) dimana
elektroda pada polaritas negative menyebabkan laju pelelehan menjadi semakin tinggi dan
menghasilkan penetrasi yang sempit. Pengelasan dengan reversed polarity (DCRP) menggunakan
E6010, panas maksimum busur akan berada pada daerah katoda namun dengan logam induk sebagai
anoda, sehingga berefek pada penetrasi yang dalam.

b. Efek polaritas untuk non-consumable electrode


Efek polaritas terhadan non-consumable electrode seperti pada TIG atau PAW adalah jika elektroda
yang digunakan seperti tungsten atau wolfram, maka panas maksimum busur akan terjadi pada
anoda atau kutub positif. Elektroda wolfram pada umumnya dioperasikan dengan straight polarity –
DCEN, sehingga panas busur maksimum akan berada pada logam induk yang kemudian
menghasilkan penetrasi yang lebih dalam dari pengelasan. Namun saat elektroda tungsten
dioperasikan dengan arus AC, tingkat panas dari busur akan diproduksi dalam keseimbangan antara
anoda dan katoda.

15. Sebutkan kelebihan & kekurangannya bila mengelas baja karbon menggunakan gas
campuran Ar + CO2 dibandingkan dengan gas CO2 saja. Jelaskan dengan gambar
skematik.
Keuntungan penggunaan gas campuran:
c. Penambahan karbondioksida pada argon akan meningkatkan stabilitas busur.
d. Pencampuran kedua gas akan mengurangi efek spattering sehingga hasil pengelasan akan
berkualitas lebih baik.
e. Gas campuran Ar + CO2 dapat meghasilkan tipe busur short arc, transition arc, spray arc,
pulsed arc (maksimum 20% CO2), high-performance short dan spray arc. Sedangkan pada
karbondioksida, yang didapat hanya short dan globular arc.

Kerugian penggunaan gas campuran:


f. Namun harganya akan lebih mahal jika kita menggunakan campuran dibandingkan dengan
karbondioksida seluruhnya.

Penggunaan CO2 murni:


a. Merupakan gas aktif
b. Hanya dipakai untuk pengelasan baja karbon dan baja paduan rendah.
c. Murah
d. Kecepatan pengelasan tinggi
e. Penetrasi tinggi
f. Spattering sering terjadi terutama dengan mode transfer globular.

Anda mungkin juga menyukai