Anda di halaman 1dari 9

BAB II

LOKASI DAN LETAK PABRIK

2.1 LOKASI

Lokasi usaha produksi susu pisang merupakan aspek yang sangat


penting karena akan mempengaruhi persaingan serta akan menentukan
kelangsungan hidup usaha tersebut. Beberapa pilihan lokasi yang sudah ditentukan
adalah

 Daerah Peguyangan, Denpasar Utara


 Jl. Gatot Subroto, Denpasar Barat
 Jl. By Pass Ngurah Rai, Denpasar

Berikut faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penentuan


lokasi produksi susu pisang:

a. Lokasi Pasar
Faktor ini menunjukkan tujuan pasar yang dituju dalam produksi susu
pisang. Pengembangan produksi susu pisang ditujukan untuk pasar local. Hal
ini disebabkan oleh konsumsi susu masyarakat Indonesia yang masih jauh dari
cukup, sehingga varian rasa susu diharapkan dapat menjadi daya tarik
masyarakat Indonesia untuk konsumsi susu. Dalam peningkatan konsumsi susu
di Indonesia kami mengawali produksi susu pisang untuk wilayah Bali terlebih
dahulu sehingga pilihan tempat yang disediakan berasal dari wilayah local.
b. Sumber Bahan Baku
Factor ini menunjukkan keberadaan sumber bahan baku dengan posisi
produksi susu pisang. Di Bali sendiri sumber pisang mudah ditemukan
dimanapun, namun sumber pisang yang paling memungkinkan di daerah
produksi yang telah ditetapkan adalah Daerah Peguyangan.
c. Transportasi
Factor ini menunjukkan proses jalannya adanya barang masuk atau
keluar terhadap tempat produksi. Pada factor ini, kemungkinan tempat
produksi dibuat ada di Jl. Gatot Subroto. Hal ini disebabkan wilayah tersebut
merupakan kawasan industry dan proses transportasinya sudah sesuai.
d. Sumber Energi-gatsu
Factor ini diperhatikan karena tempat produksi memerlukan energi yang
cukup dalam menjalankan proses produksinya. Dari pilihan tempat yang ada,
Jl. Gatot Subroto paling memungkinkan memiliki sumber energi yang besar
karena merupakan wilayah industry.
e. Iklim
Faktor ini perlu diperhatikan karena bahan mentah yang digunakan
dalam produksi susu pisang yakni buah pisang sendiri memerlukan beberapa
syarat untuk tumbuh. Salah satunya keadaan iklim tropis basah, lembab dan
panas yang akan mendukung pertumbuhan pisang. Sebenarnya hal ini telah
disesuaikan dengan pasar yang ditujukan yaitu pasar lokal, dimana kondisi
Indonesia sendiri dimana telah beriklim tropis sehingga pilihan tempat yang
disediakan berasal dari wilayah local.
f. Buruh dan Tingkat Upah
Faktor ini perlu diperhatikan karena dalam produksi susu pisang tidak
menghasilkan laba yang besar sehingga lokasi yang dicari diupayakan agar
memiliki tingkat upah minimum regional (UMR) yang rendah. Pada pilihan
tempat yang ada memiliki UMR yang sama yakni UMR Kota Denpasar,
sehingga tidak ada perbedaan yang terlalu signifikan.
g. Undang-Undang & Sistem Perpajakan
Faktor ini perlu diperhatikan karena dalam produksi susu pisang tidak
menghasilkan laba yang besar sehingga lokasi yang dicari diupayakan tidak
memiliki pungutan-pungutan yang begitu banyak.
h. Sikap Masyarakat
Factor ini menunjukkan penerimaan masyarakat terhadap suatu tempat
produksi. Dari pilihan tempat yang ada, Jl. Gatot Subroto merupakan tempat
yang paling mungkin memiliki penerimaan masyarakat yang baik terhadap
pabrik. Hal ini disebabkan karena wilayah ini merupakan wilayah industry.
i. Air dan Limbah Industri
Factor ini perlu diperhatikan karena dalam proses produksi susu pisang
menghasilkan limbah yang cukup banyak. Dari pilihan tempat yang ditentukan,
pembuangan pisang yang paling memungkinkan adalah Jl. By Pass karena
disana terdapat tempat pembuanga akhir (TPA). Selanjutnya diikuti Daerah
Peguyangan karena limbahnya berupa limbah organic yang dapat
dimanfaatkan kembali sebagai pupuk di tempat tersebut.
2.1.1 Metode Bobot Skor

Jl. Bypass
Faktor yang dinilai Peguyangan Gatot Subroto
Ngurahrai
Sumber Bahan Baku 20 x 4 = 80 15 x 2 = 30 10 x 1 = 10
Sewa Tempat 20 x 3 = 60 15 x 1 = 15 15 x 2 = 30
Sarana Transportasi 15 x 1 = 15 20 x 3 = 60 15 x 2 = 30
Tenaga Kerja 10 x 2 = 20 10 x 2 = 20 10 x 2 = 20
Limbah 15 x 1 = 15 20 x 2 = 40 30 x 3 = 90
Total 190 165 180
Hasil perhitungan dari metode beban skor terhadap alternative lokasi
pabrik didapatkan lokasi dengan nilai beban skor tertinggi hingga terendah adalah
di Peguyangan, Jl. Bypass Ngurah Rai, dan Gatot Subroto. Peguyangan
mendapatkan nilai tertinggi dikarenakan lokasi Peguyangan unggul dibeberapa
factor seperti pada factor sumber bahan baku lokasi di Peguyangan mendapakan
skor 4 (baik sekali) karena lokasi pabrik dekat dengan sumber bahan baku yang
juga berada di Peguyangan, dan factor dari sewa tempat Peguyangan juga
mendapatkan nilai tertinggi dikarenakan harga tanah yang lebih murah
dibandingkan di Gatot Subroto dan Jl. Bypass Ngurah Rai. Pada factor sarana
transportasi nilai tertinggi terdapat pada lokasi di Gatot Subroto hal tersebut
dikarenakan di lokasi Gatot Subroto lebih memungkinkan untuk dilalui oleh
kendaraan besar, jalan yang lebar, dan tidak terlalu jauh dari sumber bahan mentah.
Jl Bypass Ngurah Rai mendapatkan nilai terendah dikarenakan lokasi pabrik terlalu
jauh dari sumber bahan mentah, sehingga tidak efisien. Pada factor tenaga kerja
setiap lokasi memiliki skor dan nilai yang sama, hal tersebut dikarenakan UMR dari
ketiga lokasi tersebut sama karena masih berada dalam satu kota. Faktor yang
mempengaruhi nilai yang terakhir adalah factor limbah, Jl. Bypass Ngurah Rai
mendapatkan nilai yang tertinggi, hal tersebut dikarenakan lokasi Jl. Bypass Ngurah
Rai dekat dengan tempat pengelolaan sampah sehingga limbah dari pabrik dapat
langsung dikelola. Oleh karena itu, dari hasil perhitungan metode beban skor lokasi
pabrik yang kelompok kami pilih di Peguyangan.

2.2 GEDUNG
Gedung didirikan dengan tujuan untuk melindungi bahan, peralatan dan
karyawan dari panas, hujan, kerusakan dan kehilangan. Untuk fasilitas yang
kelompok kami pergunakan adalah mesin penghancur (blender), dan lemari
pendingin (Freezer). Dikarenakan pembuatan susu pisang merupakan usaha kecil
menengah, menggunakan mesin penghancur (blender) yang blender skala rumah
tangga. Dan untuk lemari pendingin (Freezer) yang dipergunakan seperti freezer
skala industry yang diakan diletakkan dalam cold storage agar suhu pembekuan
tetap terjaga.
Jenis bangunan yang digunakan dalam pembuatan produksi kelompok
kami yaitu bangunan lantai tunggal. Hal ini dikarenakan dalam produksi susu
pisang tidak membutuhkan banyak ruangan. Namun, hanya membutuhkan ruangan
tempat lemari pendingin dan blender dalam proses pengolahannya.
2.2.1 Faktor – Faktor yang Perlu Dipertimbangkan
Faktor – faktor yang dipertimbangkan dalam perencanaan bangunan :
a) Bahan yang diolah
Bahan apa yang diolah menjadi faktor yang perlu
dipertimbangkan dalam perencanaan bangunan. Dalam rencana usaha
susu pisang bahan utama yang akan diolah adalah pisang dan susu.
Pisang yang akan diolah memerlukan penyimpanan dalam suhu dingin
begitu juga dengan susu. Karena bahan yang akan olah disimpan pada
suhu dingin makan bangunan produksi harus dipasang pendingin
ruangan dan tidak terpapar langsung oleh sinar matahari. Bangunan
produksi juga harus disesuaikan bentuk dan ukurannya untuk tempat
beberapa lemari pendingin.
b) Proses Pengolahan
Langkah – langkah untuk dapat mengubah bahan dasar menjadi
hasil olahan baik secara fisik maupun kimiawi juga ditentukan dari
bangunan produksinya. Proses pengolahan susu pisang ini tergolong
sederhana, dimana alat yang digunakan pada proses pengolahan adalah
mesin penghancur (blender) dan mesin pendingin (freezer). Karena
proses pengolahan dan mesin yang digunakan sederhana, bangunan
produksi tidak harus berukuran besar dengan banyak ruangan dan
desain khusus. Bangunan yang diperlukan adalah bangunan yang
memiliki space yang cukup untuk tempat beberapa lemari pendingin.
c) Peralatan
Peralatan yang digunakan pada produksi susu pisang merupakan
alat yang memerlukan tenaga listrik dan terbuat dari stainles atau
campuran besi. Tenaga listrik menjadi faktor utama jalannya proses
produksi. Karena peralatan yang digunakan memerlukan bantuan
tenaga listrik maka bangunan harus dialiri tenaga listrik yang cukup dan
aman. Bangunan juga harus memiliki generator set agar saat listrik
padam proses produksi tidak terkendala. Peralatan yang digunakan juga
umumnya terbuat dari stainles atau campuran besi maka bangunan
harus dibuat aman, bersih dan steril agar bahan – bahan yang terbuat
dari bahan campuran besi tersebut tetap bersih dan tidak mudah
berkarat. Jika peralatan yang digunakan mengandung karat maka
produk pangan dapat tercemar dan berbahaya bagi konsumen.
d) Fleksibilitas
Dalam perencanaan bangunan juga harus diperhatikan
fleksibilitasnya, yang dimaksud dengan fleksibilitas adalah bangunan
mudah untuk dilakukan perubahan. Bangunan produksi harus dirancang
fleksibel agar sewaktu – waktu dapat dilakukan perubahan sesuai
kebutuhan produksi. Misalnya dalam produksi susu pisang dengan
skala kecil hanya membutuhkan bangunan dengan space yang tidak
terlalu besar tetapi secara berkala usaha semakin berkembang maka
otomatis bangunan yang diperlukan semakin besar, oleh karena itu pada
saat seperti ini bangunan harus dapat dimanfaatkan semaksimal
mungkin dan dapat dilakukan perubahan pada bagian – bagian dalam
bangunan.
e) Keamanan
Keamanan juga menjadi faktor penting dalam perencanaan
sebuah bangunan usaha atau produksi. Bangunan produksi harus
memiliki standar keamanan khusus. Misalnya dalam bangunan
produksi pangan harus memiliki ruang yang steril dan aman dari
ancaman kebakaran, kerusakan, debu, dan hewan – hewan yang dapat
merusak protein. Bangunan juga harus selalu bersih dan tidak lembab
agar produk yang dihasilkan juga aman dari pertumbuhan
mikroorganisme yang tidak diinginkan. Bangunan produksi juga harus
dibuat kokoh dan sesuai dengan standar sehingga kerusakan atau
ambruk pada bangunan dapat diminimalisasikan, agar produk dan juga
tenaga kerja terhindar dari kecelakaan kerja.
2.2.2 Perencanaan Ruang Produksi
a) Desain &Tata Letak
Perencanaan kelompok kami dalam membangun lokasi pabrik
“Susan” adalah di daerah Peguyangan, Denpasar Utara. Gedung yang
digunakan atau dipakai dalam pelaksanaan peroduksi susu pisang ini
terdiri dari 2 gedung, yaitu gedung tempat produksi dan gedung outlet
penjualan. Pada gedung produksi ini, lokasinya berada di pusat kota
Denpasar, jadi mudah untuk transportasi pengiriman bahan baku. Jika
ada kunjungan pabrik sekalipun nantinya oleh sekolah atau universitas,
akan mudah dijangkau juga sehingga pemasaran semakin mudah.
Untuk gedung outlet penjualan, kami membuat gedung ini dengan
tujuan untuk menarik konsumen agar dapat langsung membeli produk
kami. Letaknya juga dibuat tidak jauh dari gedung utama (pabrik tempat
produksi) sehingga susu yang kami jual masih segar. Desain gedung
pada pabrik pembuatan seperti pabrik pada umumnya saja, namun
untuk gedung outlet penjualan,kami akan buat gedung tersebut terdapat
desain yang dapat menampilkan identitas dari produk kami.
b) Lantai
Untuk lantai dari pabrik tempat produksi, kelompok kami akan
menggunakan lantai marmer. Namun tidak hanya itu saja, kami akan
mengguakan epoxy floor coating yang biasa digunakan oleh pabrik-
pabrik lainnya. Dengan floor coating selain ketahanan lantai bertambah,
membuat lantai lebih mudah dibersihkan dan lebih indah. Sebut saja
Rumah Sakit, perusahaan farmasi serta pabrik makanan yang
mengutamakan kehigenisan. Mulai pabrik textile sampai pabrik
otomotif memerlukan Epoxy Floor Coating. Secara umum Epoxy Floor
Coating meningkatkan kualitas lantai dan memperpanjang usia
pemakaian. Pekerjaan diawali dengan Bonding Epoxy, yang bersifat
waterproofing dan sebagai joint sealent antara lantai dengan cat epoxy.
Lantai menjadi lebih sehat (hygine) karena tiadanya sambungan
(seamless) yang merupakan tempat tumbuhnya jamur serta berkembang
biaknya bakteri. Secara Decorative lantai terlihat lebih indah, dengan
pilihan warna yang bisa disesuaikan dengan fungsi ruangan/lantai dan
selera customer. Semua hal tersebut sangatlah penting, apalagi kita
adalah pabrik yang bergerak dalam bidang pangan yang sangat
mementingkan kebersihan dari lingkungan kerja dan tidak ada
kontaminan yang dapat merusak produk.
c) Dinding
Dinding yang kami gunakan dalam pabrik tempat produksi
dilapisi dengan cat anti bocor yang baik. Pertemuan dinding dengan
dinding dan dinding dengan lantai harus dirancang agar mudah
dibersihkan dan tertutup untuk mencegah terjadinya akumulasi dari
sisa-sisa produk makanan. Jika dinding tidak dilapisi dengan cat yang
baik dan sulit untuk dibersihkan, maka hal itu akan menimbulkan
tumbuhnya jamur pada dinding dan banyak kotoran sisa hasil produksi.
Hal tersebut sangat tidak boleh terjadi pada suatu pabrik terutama
pabrik yang bergerak pada bidang pangan seperti yang kelompok kami
jalankan ini. Lingkungan kerja menjadi tidak higenis bahkan tidak enak
dipandang oleh mata konsumen yang hendak mengunjungi pabrik
“Susan”
d) Langit – Langit.
Pada pabrik “Susan” langit - langit yang kami gunakan berupa
asbes berwarna abu-abu dan pada bagia atas juga dilengkapi dengan
blower, blower yang digunakan berfungsi sebagai tempat untuk
sirkulasi udara atau tempat untuk keluar masuknya udara. Dan pada
bagian langit – langit juga dibuat lebih tinggi guna untuk memberikan
kesan ruangan yang lebih luas dan tidak terkesan sempit dan pengap.
Pada langit – langit pabrik juga ditambahkan penerangan lampu LED
untuk membuat ruangan lebih terang agar pekerja dapat bekerja dengan
maksimal dan proses pengolahan dapat berjalan dengan baik.

e) Lubang Udara

Lubang udara yang akan kami gunakan itu berupa ventilasi yang
terdapat pada ruangan pengolahan dan ruangan dapur yang berfungsi
untuk mengeluarkan uap, kondensasi, panas berlebih dan bau dari
pangan agar tidak mengganggu pekerja pada saat proses pengolahan.

f) Kelengkapan Ruang Produksi

Pada ruang produksi terdapat beberapa tempat seperti : tempat


penyimpanan bahan mentah sementara, tempat pengupasan pisang,
tempat pengecilan ukuran, cold storage, tempat penyampuran susu
dengan buah pisang frozen, dan juga tempat pengemasan dan
penambahan label.

g) Tempat Penyimpanan

Pada tempat penyimpanan bahan mentah terdiri dari 2 tempat


yaitu, tempat penyimpanan pisang dan tempat penyimpanan susu.
Untuk tempat penyimpanan bahan mentah susu terdapat suatu ruangan
yang berisi pendingin dan terdapat beberapa rak untuk tempat
penyimpanan susu, suhu pada ruangan penyimpanan susu ini juga
diatur oleh pendingin ruangan tersebut sehingga suhu mencapai 1 – 4
ºC agar susu yang disimpan tidak mengalami kerusakan. Untuk bahan
mentah pisang ruangan yang disediakan berbeda dengan ruangan
penyimpanan susu, dimana pada ruangan penyimpanan pisang
memiliki suhu yang lebih tinggi yaitu 10 - 15ºC.

Pada tempat penyimpanan produk “Susan” berisi rak untuk


menyimpan produk yang sudah melalui proses pengemasan. Rak yang
tersusun tersebut berisi tanggal pembuatan produk dan tanggal
pendistribusian produk, dan pada ruang penyimpanan juga berisi alat
pendingin untuk mengatur suhu ruangan agar produk “Susan” yang
akan di distribusikan kualitasnya tetap terjaga.

Kebersihan tempat penyimpanan juga harus tetap dijaga dan


harus tetap dilakukan pembersihan minimal 1 minggu sekali, untuk
mencegah ternyadinya kerusakan bahan mentah maupun produk akhir
yang dapat menurunkan kualitas produk dan keamanan pangan.

Anda mungkin juga menyukai