Anda di halaman 1dari 16

BAB II

GAMBARAN OBYEK KERJA PRAKTEK

A. Deskripsi Umum dan Organisasi Obyek Kerja Praktek


Proyek pembangunan Auditorium Tahap II Kampus II Politeknik Negeri Ujung
Pandang merupakan proyek pembangunan Auditorium yang berlokasi di Jl. Chairil Anwar
No.1 Makassar. Lokasi pembangunan hotel tersebut terletak di tengah kota Makassar
sehingga mudah diakses oleh masyarakat.
Pelaksanaan proyek harus diselenggarakan secara menyeluruh mulai
dariperencanaan, pembangunan fisik,sampai dengan pemeliharaan yang melibatkan
bermacam-macam unsur dan komponen pendukung.Salah satu bagian darimanajemen
proyek yang memegang peranan cukup penting adalah organisasiproyek.Sebuah proyek
akan berhasil jika di dalamnya terdapat pengorganisasianyang baik. Pengorganisasian
tersebut merupakan pengelolaan proyek dengantujuan mengatur tahap–tahap
pelaksanaan pekerjaan dalam mencapai sasaran.
Sedangkan organisasi proyek merupakan suatu sistem yang melibatkan banyakpihak
yang bekerja sama dalam melaksanakan serangkaian kegiatan.Oleh karenaitu unsur-
unsur yang terlibat dalam pengelolaan harus saling bekerja sama danmempunyai rasa
tanggung jawab terhadap tugas, kewajiban serta wewenang yangtelah diberikan sesuai
bidang dan keahlian masing-masing.Keuntungan dariadanya Organisasi dalam suatu
proyek adalah:
- Pekerjaan dapat dilaksanakan secara matang.
- Pekerjaan yang tumpang tindih dapat dihindari dengandilaksanakannya pembagian
tugas serta tanggung jawab sesuaikeahlian.
- Meningkatkan pendayagunaan dana,fasilitas,serta kemampuan yangtersedia secara
maksimal.
Secara garis besar unsur-unsur yang terlibat dalam pelaksanapembangunan proyek
meliputi pemberi tugas (Owner), kontraktor pelaksana danperencana.
Ketiga unsur pengelola proyek tersebut mempunyai wewenang dantanggung jawab
sesuai kedudukan dan fungsinya.Hubungan kerja dalampengelolaan Proyek
Pembangunan Hotel Novotel Grand Shayla Makassardiberikan pada Gambar 2.1.

Pemberi Tugas (Owner)


PT Grand Shayla Indonesia

Kontraktor Pelaksana Perencanaan


PT Pembangunan Toyo Cahya Konstruksi
Perumahan, Tbk

Gambar 2.1 Hubungan Kerja Pengelola Proyek

Keterangan: Hubungan Kontrak =


Hubungan Kerja =

3
1. Pemberi Tugas (Owner)
Pemberi tugas (pemilik proyek) adalah seseorang atau badan hukum
atauinstansi yang memiliki proyek dan menyediakan dana untuk
merealisasikannya.Pemilik proyek mempunyai tugas dan kewajiban sebagai berikut:
 Mengendalikan proyek secara keseluruhan untuk mencapai sasaran baiksegi
kualitas fisik proyek maupun batas waktu yang telah ditetapkan
 Mengadakan kontrak dengan kontraktor yang memuat tugas dankewajiban
sesuai prosedur
 Menunjuk kontraktor pemenang tender untuk melaksanakan proyektersebut
 Menyediakan dana yang diperlukan untuk merealisasikan proyek
 Menandatangani surat perjanjian pemborongan dan surat perintah kerja
 Menetapkan pekerjaan tambahan atau pengurangan pekerjaan
 Mengeluarkan semua instruksi dan menyerahkan semua dokumenpembayaran
kepada kontraktor
 Menerima hasil pekerjaan dari pelaksanaan proyek atau kontraktor

Pemilik Proyek Pembangunan Hotel Novotel Grand Shayla Makassar adalah


PT Grand Shayla Indonesia.

2. Perencana
Perencana adalah badan yang menyusun program kerja,rencana kegiatandan
pelaporan, serta ketatalaksanaan sesuai ketentuan yang berlaku.Perencanaan
mempunyai tugas dan kewajiban sebagai berikut:
 Membuat perencanaan lengkap meliputi gambar bestek,Rencana Kerja
danSyarat (RKS),perhitungan struktur,serta perencanaan anggaran biaya
 Menyiapkan dokumen untuk proses lelang
 Membantu dalam pelelangan proyek seperti memberikan penjelasan dalamrapat
pemberian pekerjaan,membuat berita acara penjelasan
 Memberikan usulan,saran dan pertimbangan kepada pemberi tugas(owner)
tentang pelaksanaan proyek
 Memberikan jawaban dan penjelasan kepada kontraktor tentang hal-halyang
kurang jelas dari gambar bestek dan Rencana Kerja dan Syarat(RKS)
 Membuat gambar revisi jika ada perubahan
 Menghadiri rapat koordinasi pengelola proyek
 Mempelajari petunjuk–petunjuk teknis,Peraturan Perundang-undanganyang
berlaku sebagai pedoman kerja
 Mengadakan koordinasi dengan Sub Dinas lain dan instansi terkait
sesuaidengan bidangnya
 Melaksanakan pembinaan,pengawasan, dan pengendalian dibidang
binaprogram
 Menyusun rencana strategis dinas
Pada proyek ini pihak yang bertindak sebagai perencana adalah Toyo Cahya
Konstruksi.

4
3. Kontraktor

Kontraktor adalah pihak yang diserahi tugas untuk melaksanakanpembangunan


proyek oleh owner melalui prosedur pelelangan.Pekerjaan yangdilaksanakan harus
sesuai dengan kontrak (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat serta Gambar-Gambar
Kerja) dengan biaya yang telah disepakati. Kontraktormempunyai tugas dan
kewajiban sebagai berikut:
 Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan peraturan dan syarat-syarat yangtelah
ditetapkan dalam dokumen kontrak
 Membuat gambar kerja (shop drawing) sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan
 Membuat dokumen tentang pekerjaan yang telah dilaksanakan dandiserahkan
kepada owner
 Membuat laporan hasil pekerjaan berupa laporan kemajuan proyek
 Mengasuransikan pekerjaan dan kecelakaan kerja bagi tenaga kerja
 Melakukan perbaikan atas kerusakan atau kekurangan pekerjaan akibatkelalaian
selama pelaksanaan dengan menanggung seluruh biayanya
 Menyerahkan hasil pekerjaan setelah pekerjaan proyek selesai.

Pada proyek ini pihak yang bertindak sebagai kontraktor adalah PT


Pembangunan Perumahan, Tbk.

Organisasi merupakan alat yang vital dalam pengendalian dan


pelaksanaanproyek.Organisasi proyek dikatakan berhasil jika mampu mengendalikan tiga
halutama yaitu mutu, waktu, dan biaya. Suatu organisasi mempunyai ciri-ciri
adanyasekelompok orang yang bekerja sama atas dasar hak, kewajiban, dan
tanggungjawab masing-masing.
Dalam organisasi suatu proyek dijelaskan batasan-batasan tugas dantanggung
jawab sesuai dengan kedudukan dan fungsi masing-masing.Denganadanya batasan-
batasan tersebut dapat dihindari adanya tumpang tindih tugasmaupun pelemparan
tanggung jawab, sehingga semua permasalahan yang timbuldapat ditanggulangi secara
menyeluruh, terpadu, dan tuntas.
Pelaksanaan Kerja Praktek yang Kami laksanakan selama dua bulan yaitu bekerja
sama dengan pihak kontraktor (pelaksana) proyek. Gambar 2.2 merupakan struktur
organisasi PT Pembangunan Perumahan, Tbk selaku kontraktor dalam pelaksanaan
proyek pembangunan Hotel Novotel Grand Shayla.

5
Gambar 2.2. Struktur Organisasi PT Pembangunan Perumahan, Tbk dalam
pelaksanaanproyek Hotel Novotel Grand Shayla

Berikut beberapa rincian tugas pada organisasi PT Pembangunan Perumahan, Tbk


dalam pelaksanaan proyek Hotel Novotel Grand Shayla Makassar.
1. Project Manager (Manajer Proyek)
Direktur Operasional telah mengangkat seorang sebagai Project Manajer (PM) yang
bertanggung jawab langsung kepada Direktur, mempunyai:
 Tujuan Jabatan :
- Mewakili perusahaan mengenai semua hal yang berhubungan dengan
proyek
- Memimpin dan mengendalikan proyek sesuai kebijakan yang ditetapkan
perusahaan

 Tugas :
- Membuat perencanaan suatu proyek
 Rencana Mutu Proyek
 Rancangan Anggaran Proyek
- Mengorganisir seluruh sumber daya
 Manusia
 Material dan subkontraktor
 Alat
 Upah
 Metode
- Mengisi form questioner Construction All Risk (CAR)
- Memproses Astek/Jamsostek/PA
- Melaksanakan proyek sesuai rencana kerja
- Mengendalikan pelaksanaan proyek

6
- Evaluasi dan tindak lanjut pelaksanaan proyek
- Memeriksa, menyetujui Variation Order dan meminta persetujuannya kepada
owner/konsultan
- Memeriksa dan menyetujui progres bulanan (Termasuk Variation Order)
- Memeriksa dan menyetujui progres Subkontraktor
- Memeriksa dan menyetujui berita acara serah terima pekerjaan
- Mengadakan meeting koordinasi intern dan ekstern
- Mengatasi masalah-masalah yang berhubungan dengan lingkungan proyek
- Meminta surat referensi dari owner/customer
- Membuat laporan sasaran mutu per bulan
- Membuat laporan tahunan
- Membuat budget tahunan divisi
- Mengadakan meeting reguler intern
- Membina bawahan
- Melakukan penilaian karyawan
- Melakukan closing project

2. Site Manager
 Tujuan Jabatan:
- Mewakili perusahaan mengenai semua hal yang berhubungan dengan
proyek dan berada di proyek
- Memimpin dan mengendalikan proyek sesuai kebijakanyang ditetapkan
Project Manager.

 Tugas:
- Menjabarkan Rencana Mutu Proyek (RMP) lebih detail
- Bersama Project Manager membuat Rancangan Anggaran Proyek (RAP)
- Membuat detail schedule pelaksanaan
- Melaksanakan proyek sesuai rencana kerja dan prosedur yang sudah
ditetapkan oleh perusahaan
- Menyeleksi, merekrut mandor
- Membuat schedule pemakaian alat, material, upah, dan subkontraktor
- Mengendalikan pemakaian alat, material, upah, dan K3 per 2 mingguan
- Mengendalikan material dan pekerjaan subkontraktor
- Menjelaskan dan memberikan daftar kode pekerjaan kepada Supervisor
untuk pengambilan material
- Mengkoordinir pelaksanaan engineering proyek
- Melaksanakan approval material dan contoh hasil pekerjaan
- Memeriksa dan menyetujui progres mingguan dan bulanan (diserahkan
kepada Divisi Sekretariat)
- Stock opname material, alat, dan bahan bakar setiap minggu
- Membuat rekaman terhadap seluruh aktivitas proyek
- Membuat laporan berkenaan dengan pelaksanaan proyek
- Menyetujui opname pekerjaan mandor dan subkontraktor
- Membagikan pembayaran upah kepada Mandor dan tenaga kerja apabila
belum dilakukan secara transfer
- Evaluasi dan tindak lanjut pelaksanaan proyek sesuai petunjuk Project
Manager

7
- Mengatasi masalah-masalah harian yang berhubungan dengan lingkungan
proyek
- Membuat pekerjaan tambah kurang berikut kelengkapan engineeringnya
- Mengadakan rapat koordinasi intern dan ekstern lapangan secara berkala
- Membina hubungan baik dengan owner/customer dan konsultan
- Mengatur penggunaan eksternal kendaraan operasional (motor, mobil dan
truk)
- Mengadakan meeting reguler intern
- Membina bawahan
- Melakukan penilaian karyawan

3. Supervisor
 Tujuan Jabatan
- Mengawasi pelaksanaan pekerjaan di proyek

 Tugas
- Membaca gambar kerja
- Menghitung kebutuhan material dan alat harian
- Meminta material dan alat sesuai dengan kode pekerjaan
- Mengkoordinasikan tenaga kerja
- Melaksanakan pekerjaan sesuai Instruksi Kerja
- Membuat dan mengajukan opname pekerjaan mandor dan subkontraktor
kepada Site Engineer
- Membuat laporan harian pelaksanaan kepada Site Engineer (termasuk
jumlah, tenaga kerja, cuaca, pemakaian alat dan bahan bakar)
- Mengecek hasil kerja subkontraktor, dan mandor
- Mengetahui lokasi peralatan dan pelaksanaan K3
- Menjalankan check list sesuai Instruksi Kerja

4. Administrasi
 Tujuan Jabatan
- Membantu melaksanakan tugas dan pekerjaan Site Engineer

 Tugas
- Membuat, mendistribusikan, dan menyimpan arsip surat yang masuk dan
keluar proyek
- Membuat daftar hadir, daftar surat atau gambar masuk dan keluar
- Memeriksa dan menghitung upah dan lembur tenaga kerja harian
- Memeriksa dan menghitung uang makan lembur staf
- Memeriksa, menginput dan membuat laporan kas lapangan
- Mengirim surat/gambar kepada pihak yang terkait
- Sebagai operator telepon dan mencatat telepon keluar dan masuk proyek
- Membantu tugas Site Engineer dalam membuat notulen rapat intern
- Membuat daftar permintaan kebutuhan alat-alat tulis dan kantor dari divisi
proyek kepada Site Engineer
- Menyusun dokumen dengan baik dan benar
- Menyerahkan seluruh dokumen (hard copy dan soft copy)

8
5. Quality Control
 Tujuan Jabatan
- Mengontrol segala mutu proyek

 Tugas
- Memahami spesifikasi material, dan Rencana Kerja dan Syarat proyek
(RKS)
- Mengadakan contoh material dan contoh hasil pekerjaan untuk diajukan
kepada Site Engineer untuk proses approval
- Mengontrol dan melaporkan mutu material (Quality Assurance)
- Membuat dan mengontrol ijin kerja untuk diajukan kepada Site Engineer.
- Mengontrol dan menyetujui hasil kerja pelaksanaan
- Melaksanakan dan mengkoordinir pengetesan material dan hasil pekerjaan
(misal : CBR, sand cone, kubus test, tes besi, dll)
- Melaksanakan dan mengkoordinir joint survey dengan Surveyor untuk
menentukan BM, Koordinat
- Membuat Laporan ketidaksesuaian produk untuk di laporkan kepada Site
Engineer
- Mengusulkan dan mengkoordinasikan metode kerja kepada Divisi proyek
- Membuat internal check list sebelum serah terima pertama
- Melakukan pemeriksaan persiapan atas material dan pekerjaan

6. Staf Peralatan
 Tujuan Jabatan
- Mengontrol peralatan di lokasi proyek

 Tugas
- Mengelola peralatan proyek seperti kendaraan dan alat berat sehingga dapat
tersedia dalam jumlah yang cukup pada saat dibutuhkan untuk
melaksanakan suatu item pekerjaan.
- Melakukan perawatan, pengecekan, dan pemeliharaan alat-alat proyek
sesuai jadwal yang sudah ditetapkan sehingga alat dapat berfungsi dengan
baik saat digunakan serta pengurangan resiko kecelakaan akibat alat dalam
kondisi tidak baik.
- Mengoperasikan dan memobilisasi alat sesuai dengan keperluan
pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
- Membuat dan mengisi buku harian operasional alat serta membuat buku
harian, mingguan, dan bulanan penggunaan alat.
- Melakukan pengamanan, perbaikan, dan penyimpanan peralatan di proyek
serta membuat data inventaris peralatan yang ada di proyek.
- Melakukan pengecekan atau kalibrasi pada alat ukur seperti waterpass dan
theodolite secara berkala.

7. Logistik
 Tujuan Jabatan
- Mengontrol penyediaan material di lokasi proyek

 Tugas

9
- Melakukan pembelian barang atau alat ke supplier atau toko bahan
bangunan dengan melaksanakan seleksi sebelumnya.
- Menyediakan dan mengatur tempat penyimpanan material yang sudah
didatangkan.
- Melakukan pencatatan keluar masuknya barang serta bertanggung jawab
atas ketersediaan material yang dibutuhkan dalam pelaksanaan
pembangunan.
- Berkoordinasi dengan pelaksana lapangan dan bagian teknik proyek
mengenai jumlah dan schedule pendatangan bahan yang dibutuhkan pada
masing-masing waktu pelaksanaan pembangunan.
- Membuat dan menyusun laporan material sesuai dengan format yang sudah
menjadi standar perusahaan kontraktor.

B. Data Teknis dan Kemajuan Kegiatan Obyek Kerja Praktek


 Data Teknis
Data teknis dari kegiatan objek kerja praktek antara lain :
Nama Proyek : Pembangunan Hotel Novotel Grand Shayla
Lokasi : Jl. Chairil Anwar No.1, Makassar
Pemberi Tugas : PT. Grand Shayla Indonesia
Kontrak Scope PP (NK-PPN) : Rp 83.082.320.040
Kontrak Scope PP (NK) : Rp 91.390.550.000
Material Supplied byowner : Ready mix, Portland cement, Material Sanitair,
Fixture/ Armature lampu
Waktu Pelaksanaan : 14 bulan (proyek dimulai saat uang muka diterima)
Jenis Kontrak : Lump Sump
Jenis Gedung : Gedung hotel 12 lantai + 1 lantai basement

 Kemajuan Kegiatan Objek Kerja Praktek


Pada tanggal 2 Oktober 2012, yaitu di awal pelaksanaan kerja praktek, proyek
pembangunan telah berjalan 20,68% dari total keseluruhan pengerjaan proyek.
Prosespembangunan di lokasi proyek telah berada pada tahap pemasangan
perancah untuk lantai tiga di zona I, pemasangan perancah untuk lantai satu di zona
II, dan penggalian tanah untuk zona III. Hingga tanggal 2 Desember 2012, yaitu di
akhir pelaksanaan kerja praktek, pembangunan proyek telah berada pada tahap
pengecoran lantai tujuh zona I, pengecoran lantai 3 zona II, dan pengecoran lantai
basement di zona III. Dengan presentase pembangunan proyek sekitar 36,64% dari
total keseluruhan pengerjaan proyek.

C. Gambar Kerja, Kuantitas dan Penjadwalan Obyek Kegiatan


Dalam pelaksanaan suatu proyek harus mengacu pada gambar kerja dan jadwal
yang telah direncanakan oleh konsultan. Gambar rencana, kuantitas dan penjadwalan
proyek selanjutnya dilampirkan dalam laporan ini.

D. Gambaran Jenis Pekerjaan Selama Kerja Praktek


Selama kerja praktek dalam kurun waktu dua bulan yaitu pada awal Oktober 2012
sampai awalDesember 2012, pekerjaan yang dilakukan adalah pekerjaan struktur.
Dimana di awal pelaksanaan kerja praktek, pembangunanproyek telah sampai pada

10
tahap pengerjaan struktur lantai 3 di zona I, lantai basement di zona II, dan penggalian
tanah di zona III.
Pekerjaan struktur yang dilaksanakan selama kerja praktek berlangsung adalah
pekerjaan kolom, balok, dan plat.Tiap pekerjaan memiliki tahapan dalam proses
pelaksanaannya. Yaitu dimulai dengan pemasangan perancah, perangkaian tulangan,
pembuatanbekisting, sampai padapengecoran. Setiap pekerjaan dilakukan oleh
pekerjadengan keahlian di bidangnya masing-masing.

1. Pekerjaan Kolom
Langkah-langkah pekerjaan dapat dilihat pada Gambar 2.3.

tidak
tidak

ya
ya

tidak

ya

tidak

ya

Gambar 2.3.Diagram Alir Pengerjaan Kolom

11
2. Pekerjaan Balok
Pekerjaan balok dan plat dikerjakan secara bersamaan. Sama seperti
pengerjaan kolom, yang pertama kali dilakukan adalah pengerjaan bekisting.Agar
waktu yang dibutuhkan seminimal mungkin, pengerjaan bekisting dan
perangkaian tulangan dapat dilakukan secara bersamaan.Setelah pembuatan
bekisting dan penulangan selesai, kemudian dilanjutkan dengan pengecoran
beton.

Adapun langkah–langkah pengerjaan balok, dapat dilihat pada gambar 2.4.

tidak
tidak

ya
ya

tidak

ya

tidak

ya

Gambar 2.4. Diagram Alir Pengerjaan Balok

12
Secara singkat berikut gambaran pengerjaan balok:
1. Periksa elevasi tepi permukaan atas agar sesuai dengan tebal balok
rencana.
2. Pasang perancah
3. Pasang multiplex poly12 mm sebagai bekistingbalok
4. Perangkaian tulangan dilakukan, beserta beton deckingnya.
5. Periksa kembali elevasi permukaan dan memastikan areal kerjadalam
keadaan bersih.
6. Areal balok siap dicor.
7. Bekisting dapat dibuka 28 hari setelah pengecoran.
8. Beton yang telah dicor disiram dengan air secara terus-menerus selama
paling tidak 14 hari setelah pengecoran. Proses ini dinamakan curing.

3. Pekerjaan Plat Lantai


Untuk plat beton yang difungsikan sebagai lantai, tebal minimum adalah 12
cm, dengan tulangan (besi beton) 2 lapis, yaitu menggunakan besi beton diameter
10 mm berjarak 10 cm pada lokasi momen maksimum, dan diameter 10 mm
berjarak 20 cm pada lokasi momen minimum. Penyeragaman diameter besi beton
dilakukan agar memudahkan pengerjaan dilapangan. Diagram alir pekerjaan plat
lantai kurang lebih sama dengan pekerjaan kolom dan balok. Langkah awal
pembuatan plat lantai adalah pembuatan bekisting. Diagram alir pembuatan
bekisting disajikan pada Gambar 2.5.

Gambar 2.5. Diagram Alir Pengerjaan Bekisting

E. Spesifikasi Teknis dan Acuan Kontrol Kualitas

Untuk menjamin agar diperoleh hasil kerja yang baik yaitu sesuai dengan mutu yang
disyaratkan, perlu dilakukan pengendalian mutu (quality control) dengan cara melakukan
pemeriksaan secara teratur.Baik terhadap bahan-bahan yang digunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan, maupun terhadap cara pelaksanaan pekerjaan itu sendiri.

13
Pengendalian proyek adalah suatau sistem untuk mengawasi pelaksanaanproyek
agar pihak-pihak yang terlibat dalam proyek dapat berfungsi dan bekerjasecara optimal,
efisiensi waktu, dan tenaga kerja.Pengendalian proyek tidak hanyadilakukan pada satu
aspek saja melainkan pada semua aspek yang mempengaruhijalannya pembangunan.
Pengendalian dalam setiap aspek dituntut untuk memberikan hasil yangoptimal dan
sesuai standar dan spesifikasi yang ada.Dengan demikian efesiensi,efektifitas waktu,
mutu, dan biaya dapat tercapai.Suatu keadaan yangmenyimpang dari standar dan
spesifikasi yang ada harus diatasi.
Pada pelaksanaan pembangunan ini pihak kontraktor berusaha untukmencapai
unsur-unsur pengendalian proyek yaitu:
a. Pengendalian Kualitas Bahan dan Pekerjaan
Pengendalian kualitas bahan dilakukan dengan cara pemeriksaan danpengujian bahan
bangunan yang dipakai dalam proyek. Sebagai contohadalah pengujian mutu beton
yang digunakan dalam pengecoran dengancompression test.
b. Pengendalian Biaya
Pengendalian biaya dimaksudkan agar biaya yang dikeluarkan proyektersebut sesuai
dengan anggaran yang telah direncanakan dan telahdisetujui. Pengendalian biaya ini
dilakukan dengan cara pengontrolanmasing-masing bagian pekerjaan
denganperhitungan dari analisa hargasatuan. Dari perhitungan dan pengontrolan
setiap saat maka akan terlihatjika ada penyimpangan yang tidak sesuai dengan
anggaran yangdirencanakan.
c. Pengendalian Waktu
Pelaksanaan suatu proyek harus tepat waktu sesuai dengan rencanasehingga
mempunyai nilai ekonomis yang tinggi. Pengendalian waktudimaksudkan untuk
mengetahui apakah proyek berjalan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan.

Untuk tetap menjaga nilai mutu, maka selama pelaksanaan proyek berlangsung
dilakukan pengawasan di lapangan. Pengawasan tersebut memperhatikan di antaranya:
1. Pengawasan Pekerjaan Form Work/ Bekisting
Pengawasan pekerjaan form work adalah pengawasan terhadap pelaksanaan
pembuatan bekisting. Yang merupakan pelaksanaan pekerjaan form work adalah
pengawasan terhadap elevasi lantai, pinjaman as, dimensi bekisting, kekokohan
scaffolding dan support, pemeriksaan bahan bekisting yang memenuhi syarat, dan
pelaksanaan pengawasan pekerjaan lapangan.
Pentingnya pengawasan terhadap pekerjaan form work karena pekerjaan ini
yang akan memberikan bentuk pekerjaan pembesian dan pekerjaan beton. Sehingga
pekerjaan from work harus dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi shop drawing.
Pekerjaan formwork langsung diawasi oleh pihak konsultan pengawas yang telah
ditunjuk. Konsultan pengawas akan turun langsung ke lapangan untuk memeriksa
pekerjaan di lapangan.

2. Pengawasan Terhadap Mutu Beton


Selama masa pelaksanaan, mutu beton dan mutu pelaksanaan perlu diawasi
dan diperiksa secara continue dengan jalan membuat dan menerima benda uji yang
diambil dari campuran beton. Dimana bentuk dan ukuran dari benda uji yang akan
dipergunakan dapat mempengaruhi kuat tekan dari beton.
Beton yang digunakan pada proyek ini adalah beton siap pakai (ready mix)
dengan alasanefisiensi waktu dan pengerjaan campuran beton yang lebih mudah.
Sebelum dipergunakan, terlebih dahulu diadakan pengujian kekentalan adukan beton

14
yaitu dengan melakukan slump test dan untuk mengetahui kuat tekannya,beton
dimasukkan ke dalam kubus atau silinder untuk selanjutnya dibawa ke laboratorium.
Pengujian nilai kuat tekan betondilakukan dengan tujuan untuk mengontrol mutu
beton yang digunakan.

3. Pengawasan Terhadap Alat


Alat-alat ukur secara berkala dikalibrasi agar selalu dapat berfungsi dengan
akurat. Perlunya dilakukan perawatan pada peralatan dengan cara dibersihkan tiap
selesai digunakan dan bagian-bagian yang perlu secara berkala dilumasi. Setiap
bagian diperiksa, jika ada suku cadang yang sudah tak layak pakai, maka sebaiknya
segera diganti agar peralatan tersebut dapat beroperasi dengan baik selama
digunakan dan tidak mengalami kerusakan secara tiba-tiba ditengah-tengah
pelaksanaan pekerjaan.
Meskipun untuk hal-hal di atas telah ada penanggung jawabnya langsung,
kiranya perlu ditunjuk petugas khusus quality control yang dikoordinasi oleh bagian
teknik.Kegiatan quality control lainnya yaitu dilakukan dengan mengontrol waktu
pelaksanaan proyek melalui kurva “S” rencana.

F. Konsep Toeritis/Empirik yang Relevan Kegiatan Kerja Praktek


Bangunan gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu
dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas dan/atau di
dalam tanah dan/atau air, yang berfungsi sebagai tempat manusia melakukan
kegiatannya, baik untuk hunian atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan
usaha, kegiatan sosial, budaya, maupun kegiatan khusus.
Berikut berbagai pengertian mengenai bangunan:
 Bangunan permanen adalah bangunan yang ditinjau dari segi konstruksi dan umur
bangunan dinyatakan lebih dari 15 Tahun.
 Bangunan semi permanen adalah bangunan yang ditinjau dari segi konstruksi dan
umur bangunan dinyatakan antara 5 Tahun sampai dengan 15 Tahun.
 Bangunan darurat/ sementara adalah bangunan yang ditinjau dari segi konstruksi dan
umur bangunan dinyatakan kurang dari 5 Tahun.
 Kapling/ pekarangan adalah suatu perpetakan tanah, yang menurut pertimbangan
Pemerintah Daerah dapat dipergunakan untuk tempat mendirikan bangunan.
 Klasifikasi bangunan gedung adalah klasifikasi dari fungsi bangunan gedung
berdasarkan pemenuhan tingkat persyaratan administratif dan persyaratan teknisnya;
 Mendirikan bangunan adalah pekerjaan mengadakan bangunan seluruhnya atau
sebagian termasuk pekerjaan menggali, menimbun atau meratakan tanah yang
berhubungan dengan pekerjaan mengadakan bangunan tersebut.
Koefisien Dasar Bangunan (KDB) adalah angka persentase perbandingan antara
luas seluruh lantai dasar bangunan gedung dan luas lahan/tanah perpetakan/daerah
perencanaan yang dikuasai sesuai rencana tata ruang dan rencana tata bangunan dan
lingkungan.
Koefisien Lantai Bangunan (KLB) adalah angka persentase perbandingan antara
luas seluruh lantai bangunan gedung dan luas tanah perpetakan/daerah perencanaan
yang dikuasai sesuai rencana tata ruang dan rencana tata bangunan dan lingkungan.
Koefisien Daerah Hijau (KDH) adalah angka persentase perbandingan antara luas
seluruh ruang terbuka di luar bangunan gedung yang diperuntukkan bagi

15
pertamanan/penghijauan dan luas tanah perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai
sesuai rencana tata ruang dan rencana tata bangunan dan lingkungan.
Dalam pelaksanaan Kerja Praktek, terdapat 3 tinjauan di bidang struktur yang
khusus untuk dikaji, yaitu pekerjaan kolom, pekerjaan balok, dan pekerjaan plat.Dimana
kolom, balok, dan plat merupakan struktur beton konvensional.
Angka-angka dimensi dapat dinyatakan:
 Dalam meter: panjang balok, jarak antar balok, tinggi kolom, panjang dan lebar pelat
 Dalam sentimeter: lebar dan tinggi balok, lebar dan tebal kolom, tebal pelat.
 Dalam milimeter: diameter tulangan

Tulangan Beton
 Tulangan dapat berupa besi polos atau besi ulir.
 Notasi untuk menyatakan ukuran yaitu besarnya diameter pada besi polos diberi
notasi Ф dan pada besi ulir (deformed) dengan notasi D (huruf D besar).Contoh
penulisan:
- 2Ф12 berarti 2 batang besi polos dengan diameter 12 mm
- Ф14 – 200, berarti batang besi polos diameter 14 mm berjarak 200 mm
- 5D20, berarti 5 batang besi berulir dengan diameter 20 mm
- D20 – 150 berarti batang besi berulir diameter 20 berjarak 150 mm

a. Perencanaan Kolom
Langkah-langkah untuk merencanakan kolom:
 Analisa gaya-gaya dalam
 Penentuan karakteristik material yang digunakan
 Perhitungan tulangan kolom

Pada umumnya kolom memiliki ciri-ciri sebagai berikut:


 Berbentuk persegipanjang, bujursangkar atau bulat.
 Penulangannya dapat secara simetri atau mengelilingi sisinya (Gambar 2.6).
 Penyambungan penulangan dilaksanakan secara praktis pada permukaan
suatu lantai atau di tengah kolom.
 Tulangan di bagian bawah dibengkokkan ke dalam dulu dan menjadi stek
dengan panjang kurang lebih 40 kali diameternya.

16
Gambar 2.6. Kolom dengan tulangan simetri

b. Perencanaan Balok
 Perletakan balok dapat bebas (Gambar 2.7) atau terjepit (Gambar 2.8).
 Penggambarannya dengan penampang memanjang dan beberapa penampang
melintang sesuai dengan keperluan sehingga dapat menjelaskan penulangan
yang diberikan.
 Balok yang menahan balok anak atau pelat, maka balok anak atau pelat tidak
digambarkan penulangannya tetapi daerahnya diberikan bayang-bayang
(silhuet).

Gambar 2.7. Balok di atas tumpuan bebas

Gambar 2.8. Balok dengan plat di atas tumpuan terjepit

17
c. Perencanaan Pelat
Pelat merupakan panel-panel beton bertulang yang mungkin bertulangandua
atau satu arah saja tergantung sistem strukturnya. Dimensi bidangpelat Lx dan Ly
ditampilkan pada Gambar 2.9.

Gambar 2.9. Arah Sumbu Lokal Dan Sumbu Global Pada Elemen Pelat

Pada umumnya, pelat memiliki ciri-ciri sebagai berikut:


 Gambar pelat ditunjukkan dengan denah, potongan memanjang, dan
melintang
 Pada denah pelat, tulangan digambarkan dengan bentuk setelah
dibengkokkan tergeletak, tidak tampak atasnya, baik ke arah panjang maupun
ke arah lebar.
 Peletakan dapat bebas atau jepitan, baik pada 4 sisi maupun 2 sisi (Gambar
2.10).
 Tulangan di lapangan bentangan dibengkokkan ke atas pada tempat 1/5
bentangan, dan penambahan tulangan di tumpuan sepanjang ¼ bentangan.

Gambar 2.10. Pelat di atas dua tumpuan bebas

18

Anda mungkin juga menyukai