Advinda, L., Mades, F., Yossi, R. 2014. Potensi Pseudomonad Fluoresen Isolat CAS3
pada Beberapa Formula dengan Penambahan Stabilizer Gliserol dalam
Mengendalikan Blood Disease Bacteria (BDB) Secara Invitro. Jurnal Saintek
Vol. 6, No. 2 (102-109). Padang : Universitas Negeri Padang.
Advinda, L., Mades, F., Khairatul, I. 2015. Penambahan Gliserol pada Bahan
Pembawa Alginat Sebagai Penstabil Pertumbuhan Bakteri Pseudomonas
Berfluoresen. Padang : Universitas Negeri Padang.
Agustinus, E.T.S., Happy, S., Effendi. 2014. Implementasi Material Preservasi
Mikroorganisme (MPMO) dalam Pemrosesan Limbah Cair Organik pada
Instalasi Pengolahan Air Limbah. RisGeoTam Vol. 24, No. 1 (65-76). Bandung :
LIPI.
Ariantie, O.S., Yusuf, T.L., Sajuthi, D., Arifiantini, R.I. 2013. Pengaruh
Krioprotektan Gliserol dan Dimethilformamida dalam Pembekuan Semen
Kambing Peranakan Etawah Menggunakan Pengencer Tris Modifikasi.
Departemen Klinik dan Reproduksi dan Patologi. Fakultas Kedokteran Hewan.
Bogor : Institut Pertanian Bogor.
Damayanti, O., Yuanita, G., Achmad, R. 2012. Pembuatan Gliserol Karbonat dari
Gliserol dengan Katalis Berbasis Nikel. Jurnal Teknik ITS Vol. 1, No. 1.
Surabaya : Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Harmayani, E., Tyas, U., Ngatirah, Endang, S.R. 2001. Ketahanan dan Viabilitas
Probiotik Bakteri Asam Laktat Selama Proses Pembuatan Kultur Kering dengan
Metode Freeze dan Spray Drying. Fakultas Teknologi Pertanian. Yogyakarta :
Universitas Gadjah Mada.
Kusmiati dan Doddy, P. 2003. Kriopreservasi Bakteri Selulolitik Bacillus pumilus
dengan Krioprotektan Berbeda. BIOSmart Vol. 5, No. 1 (21-24). Bogor : LIPI.
Machmud, M. 2001. Teknik Penyimpanan dan Pemeliharaan Mikroba. Buletin
Agrobio Vol. 4, No. 1 (24-32). Bogor : Balai Penelitian Bioteknologi Tanaman
Pangan.
Mumu, M.I. 2009. Viabilitas Semen Sapi Simental yang Dibekukan Menggunakan
Krioprotektan Gliserol. Jurnal Agroland Vol. 16, No. 2 (172-179). Palu :
Universitas Tedulako.
Najmiyati, E dan Dominikus, H.A. 2012. Viabilitas dan Kinerja Konsorsium Mikroba
Pendegradasi Hidrokarbon Setelah Penyimpanan Dalam Pendingin dan
Penyimpanan Beku. Ecolab Vol. 6, No. 2 (61-104). Tangerang : Balai Teknologi
Lingkungan Bapan Pengkajian dan Penerapan Teknologi.
Oktaviani, M. 2011. Penggunaan Metode Freezing (-4 ºC). dengan Konsentrasi
DMSO 5% untuk Preservasi Strain-Starin. Depok : Universitas Indonesia.
Nilai Akhir:...............................................................................
Tujuan
1. Memahami biokimia hidrolisis pati.
2. Melakukan uji hidrolisis pati.
Pembahasan
1. Jelaskan fungsi hidrolase !
Jawab :
Enzim hidrolase merupakan enzim yang sangat penting dalam pengolahan
pangan, yaitu enzim yang mengkatalis reaksi hidrolisis suatu substrata tau
pemecahan substrat dengan pertolongan molekul air. Enzim yang termasuk ke
dalam golongan ini adalah lipase yang menghidrolisis ikatan ester pada lemak
alami menjadi gliserol dan asam lemak, glikosidase menghidrolisis ikatan
glikosida dan sebagainya. Disamping itu, masih banyak lagi yang termasuk enzim
hidrolase, diantaranya karboksil esterase, pektin metal esterase, selulase, β-
amilase. α-amilase dan invertase (Harti, 2014).
Menurut Giovanni et al. (2011), hidrolase yaitu enzim yang berperan sebagai
katalis pada reaksi hidrolisis, baik pemecahan ester, glikosida dan peptide, Kelas
enzim hidrolase banyak digunakan dalam industri misalnya dalam dunia industry
banyak menggunakan dan menghasilkan limbah xylan (industri bleaching kertas)
dan pembuatan bioethanol. Untuk memanfaatkan limbah xylan ini digunakan
xylanase, yaitu enzim yang dapat merubah xylan menghasilkan gula-gula yang
lebih sederhana (xylobiosa, xylotetraosa atau xylooligosakarida) bergantung pada
jenis bakteri penghasilnya.
TOPIK III. PEMBUATAN MEDIA DAN STERILISASI
Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui macam-macam medium untuk pertumbuhan
mikroorganisma.
2. Mahasiswa mampu menakar dan menyiapkan media sintetis untuk
pertumbuhan mikroba.
3. Mahasiswa mampu melakukan sterilisasi media pertumbuhan mikroba dengan
cara sterilisasi autoklaf.
Pembahasan
1. Jelaskan fungsi media pada penelitian mikrobiologi !
Media merupakan tempat atau substansi yang terdiri dari campuran zat zat
makanan yang diperlukan untuk tumbuhnya jasad renik (mikroorganisme). Media
ini dapat berbentuki padat ataupun cair dapat juga berbentuk semi padat (Darwis,
2006).
Menurut Hidayat (1999), media biakan adalah media steril yang digunakan
untuk menumbuhkan mikroorganisme. Media biakan terdiri dari garam organik,
sumber energi (karbon), vitamin dan zat pengatur tumbuh (ZPT). Selain itu dapat
pula ditambahkan komponen lain seperti senyawa organik dan senyawa kompleks
lainnya.
Nilai Akhir:..............................................................................
Tujuan
1. Memahami biokimia hidrolisis protein.
2. Melakukan uji hidrolisis protein.
Pembahasan
5. Amilase adalah enzim yang menyerang pati. Produk terkecil hidrolisis ini
disebut ?
Jawab :
Pada umumnya, semua pati, yang merupakan salah satu jenis karbohidrat dari
golongan polisakarida, dapat di hidrolisa menjadi senyawa karbohidrat yang memiliki
susunan molekul yang lebih sederhana. Hasil akhir dari hidrolisa pati tersebut adalah
suatu monosakarida yaitu glukosa monosakarida (Endahwati, 2011).
Produk terkecil dari proses enzim amilase ini adalah amilum . Pati, dengan
satuan polimer (n) sekitar 200, akan terurai lebih dahulu menjadi dekstrin (n=23), lalu
kemudian terurai lebih lanjut menjadi glukosa. Jika pati dipanaskan dengan suatu
larutan asam maka ia akan terurai menjadi molekul – molekul yang lebih kecil secara
berurutan dan hasilnya adalah glukosa (Endah et al., 2007).
6. Bagaimana mungkin bahwa bakteri dapat tumbuh pada pati agar tetapi,
tidak harus menghasilkan α –amilase ?
Jawab :
Bakteri dapat hidup tanpa harus mengeluarkan enzim amilase namun
metabolismenya akan berjalan dengan sangat lambat. Bakerti mengeluarkan enzim
amilase untuk mendegredasi amilum dengan cepat sehinga dapat melakukan
metabolisme dan tumbuh pada media (Dinarsari, 2013).
Menurut Ibrahim et al. (2011), pati dipecah menjadi glukosa oleh enzim
amilolitik dimana enzim amilolitik terdiri dari α –amilase dan 𝛽-amilase. Jadi bakteri
akan tetap hidup pada pati agar walaupun tidak menghasilkan α –amilase karena
bakteri dapat menghasilkan 𝛽-amilase.
Bakteri tersebut dapat tumbuh namun bakteri tersebut tidak bisa mendegradasi
karbohidrat. Disini pati dipecah menjadi glukosa oleh enzim amilolitik dimana enzim
amilolitik terdiri dari α –amilase dan 𝛽-amilase. Jadi bakteri akan tetap hidup pada
pati agar walaupunn tidak menghasilkan α –amilase karena bakteri dapat
menghasilkan 𝛽-amilase (Harti, 2014).
Tujuan
1. Memahami biokimia hidrolisis protein.
2. Melakukan uji hidrolisis protein.
Pembahasan
1. Jelaskan fungsi enzim protease ekstra seluler!
Jawab :
Enzim protease ekstraseluler dalah enzim yang dikeluarkan oleh sel bakteri
untuk memecah protein menjadi molekul-molekul yang lebih sederhana sehingga
bakteri dapat melakukan proses metabolisme. Enzim protease merupakan
biokatalisator untuk reaksi pemecahan protein menjadi oligopeptida atau asam-asam
amino. Enzim-enzim ini bekerja mengkatalisis reaksi hidrolisis, yaitu reaksi yang
melibatkan air pada ikatan spesifik dengan substrat, sehingga juga dapat digolongkan
sebagai enzim hidrolase. Protease dinamakan juga peptidase, karena memecah ikatan
peptida pada rantai polipeptida (Witono et al., 2007)
Enzim protease ekstraseluler adalah enzim pemecah protein yang diproduksi di
dalam sel kemudian dilepaskan keluar dari sel. Protein dengan cepat dihidrolisis oleh
bakteri tertentu menggunakan protease, untuk menghasilkan asam amino. Semua
bakteri mempunyai enzim protease di dalam sel, tetapi tidak semua mempunyai
enzim protease ekstraseluler (Hardianty et al., 2013).
Enzim protease ekstraseluler merupakan enzim pengurai protein yang
diproduksi di dalam sel kemudian dilepaskan keluar dari sel, berperan dalam
hidrolisis substrat polipetida besar. Semua bakteri mempunyai enzim protease di
dalam sel, tetapi tidak semua mempunyai enzim protease ekstraseluler (Witono et al.,
2007).
2. Jelaskan kimia hidrolisis protein oleh enzim protease!
Jawab :
Hidrolisis protein oleh enzim protease merupakan proses pemutusan ikatan
peptida dari protein menjadi komponen-komponen yang lebih kecil seperti pepton,
peptida dan asam amino. Hidrolisis ikatan peptida akan menyebabkan beberapa
perubahan pada protein, yaitu meningkatkan kelarutan karena bertambahnya
kandungan NH3+ dan COO- dan berkurangnya berat molekul protein atau
polipeptida, serta rusaknya struktur globular protein (Kurniawati, 2012).
Dibandingkan dengan hidrolisis secara kimia (menggunakan asam atau basa),
hidrolisis enzimatik lebih menguntungkan karena tidak mengakibatkan kerusakan
asam amino dan asam-asam amino bebas serta peptida dengan rantai pendek yang
dihasilkan lebih bervariasi, tingkat kehilangan asam amino esensial lebih rendah,
biaya produksi relatif lebih murah dan menghasilkan komposisi asam amino tertentu
terutama peptida rantai pendek (dipeptida dan tripeptida) yang mudah diabsorbsi oleh
tubuh (Winarwi, 2006).
Tujuan
1. Memahami prinsip kerja metode difusi untuk uji aktivitas antibakteri.
2. Melakukan uji aktivitas antibakteri dengan metode hole-plate agar
Pembahasan