Anda di halaman 1dari 13

INDUSTRI POLIMER

MATA KULIAH : KIMIA INDUSTRI

OLEH :
DIAH SRI KEMALA BELLINA (170403158)
GILBERT GIDEON (170403157)
MUHAMMAD HAIDIR (170403160)
VINESZIA KOKITA (170403159)
Industri Polimer

Proses Pembuatan Polimer dari Minyak Bumi.

Proses perengkahan, pengubahan, alkilasi, atau polimerisasi merupakan tahap awal dari
pemanfaatan senyawa (zat kimia) yang berasal dari minyak bumi. Minyak bumi mengandung banyak
senyawa kimia dan hasil isolasi senyawa ini dapat dimanfaatkan oleh industri. Bahan kimia ini disebut
sebagai bahan petrokimia. Pemanfaatan industri umumnya didasari oleh reaksi- reaksi polimerisasi
(perpanjangan rantai), reaksi perengkahan (perpendekan rantai), reaksi pengubahan (paduan dengan
senyawa lain), maupun pembentukan senyawa pendek dari senyawa panjang minyak bumi
(pembentukan gas, alkilasi, perpendekan rantai atom karbon). Perpendekan rantai minyak bumi
menghasilkan senyawa yang ekonomis dan bermanfaat.

Senyawa kimia lain dari tumbuhan atau hewan pembentuk minyak bumi adalah alkaloid,
terpena, steroid, asam amino, dan lipid. Senyawa-senyawa ini terkubur bersama tumbuhan dan hewan.
Senyawa kimia yang terkubur dan pada saat pengeboran minyak masih dapat dikenali dari
strukturnya, maka senyawa ini dianggap dapat menjadi pengungkap sejarah pembentukan minyak bumi
yang dikenal sebagai biomarker atau penanda hayati (contoh: porfirin dari klorofil, sekobikadinana dari
isoprena atau terpena, skualena, sterana, bahkan steroid, dan kolesterol).

Minyak bumi dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar industri. Bahan dasar ini dipisahkan
berdasar beberapa proses sebagai berikut.
a. Reaksi Perengkahan (cracking)
Cracking adalah pemecahan senyawa organik rantai panjang menjadi dua atau lebih
senyawa organik rantai lebih pendek, terjadi secara alami maupun dari pemanasan
langsung.

Contoh pemanasan

Proses alami:

Proses cracking atau alkilasi penting untuk minyak bumi dalam mencari senyawa yang lebih
dibutuhkan oleh konsumen, yaitu untuk mendapatkan bensin lebih banyak dari minyak
pelumas. Contoh cracking adalah minyak diesel (C16-C24) dan minyak pelumas (C20-C30)
yang dipecah menjadi bensin (C4-C10) dan senyawa lain yang lebih banyak digunakan.

b. Reaksi pengubahan (reforming)


Reaksi pengubahan adalah reaksi dari bahan petroleum menjadi bahan dasar industri
dengan pemanfaatan bahan yang murah menjadi material yang dibutuhkan sehingga bernilai
ekonomis (murah). Proses ini diperoleh pada polimerisasi (pembentukan plastik).
c. Reaksi alkilasi
Proses alkilasi dibagi dua yaitu proses perpanjangan atom karbon rantai lurus dan proses
pemutusan ikatan rantai karbon (dealkilasi). Proses ini dapat dikelompokkan dalam polimerisasi,
bila perpanjangannya memiliki gugus fungsi yang sama. Dealkilasi dapat dimasukkan ke dalam
kelompok perengkahan.

d. Polimerisasi
Polimerisasi adalah proses pembentukan polimer. Polimer terdiri dari polimer alami dan polimer
sintetik. Polimer adalah molekul besar yang terdiri atas pengulangan satuan kecil (monomer).
Monomer adalah senyawa organik yang memiliki ikatan rangkap dua dan ikatan rangkap ini
terbuka membentuk ikatan dengan monomer lain sampai jumlah yang diinginkan (polimer
sintetik). Polimer alam membentuk senyawa secara alami, contoh polimer alam yaitu lateks (dari
pohon karet), karbohidrat (singkong jagung), protein, selulosa, resin. Sedangkan Contoh polimer
sintetik adalah nilon, dakron, teflon.
Proses pembentukan polimer terdiri dari tiga tahap yaitu pembentukan radikal bebas (inisiasi),
perpanjangan monomer (propagasi), dan terminasi (pemotongan atau penyetopan reaksi).
Pembentukan cabang dalam proses polimerisasi menyebabkan tiga bentuk struktur yaitu struktur
beraturan (isotaktik), struktur tak beraturan (ataktik), campuran (sindiotaktik). Struktur
polimer sangat berpengaruh terhadap sifat polimernya

a. Plastik (PE)
Plastik adalah bahan yang elastik, tahan panas, mudah dibentuk, lebih ringan dari kayu, dan
tidak berkarat oleh adanya kelembapan. Plastik selain harganya murah, juga dapat digunakan
sebagai isolator dan mudah diwarnai. Sedangkan kelemahan plastik adalah tidak dapat
dihancurkan (degredasi). Contoh plastik adalah polietilena, polistirena, (Styron, Lustrex, Loalin),
poliester (Mylar, Celanex, Ekonol), polipropilena (Poly- Pro, Pro-fax), polivinil asetat.

Polietilena atau PE (Poly – Eth, Tygothene, Pentothene) adalah polimer dari etilena (CH2 =
CH2) dan merupakan plastik putih mirip lilin, dapat dibuat dari resin sintetik dan digolongkan
dalam termoplastik (plastik tahan panas). Polietilena mempunyai sifat daya tekan baik, tahan
bahan kimia, kekuatan mekanik rendah, tahan kelembapan, kelenturan tinggi, hantaran elektrik
rendah. Berdasar kerapatannya PE dibagi dua yaitu PE dengan kerapatan rendah (digunakan
sebagai pembungkus, alat rumah tangga dan isolator) dan yang berkerapatan tinggi (dimanfaatkan
sebagai drum, pipa air, atau botol).
Plastik disamping mempunyai kelebihan dalam berbagai hal, ternyata limbahnya dapat
menimbulkan masalah bagi lingkungan. Penyebabnya yaitu sifat plastik yang tidak dapat
diuraikan dalam tanah. Untuk mengatasi masalah ini para pakar lingkungan dan ilmuwan dari
berbagai disiplin ilmu telah melakukan berbagai penelitian dan tindakan, diantaranya yaitu
dengan cara mendaur ulang limbah plastik, Namun cara ini tidak terlalu efektif
karena hanya sekitar 4% yang dapat didaur ulang. sisanya menggunung di tempat penampungan
sampah. Sebagian besar plastik yang digunakan masyarakat merupakan jenis plastik
polietilena. Ada dua jenis polietilena, yaitu high density polyethylene (HDPE) dan low density
polyethylene (LDPE). HDPE banyak digunakan sebagai botol plastik minuman, sedangkan LDPE
untuk kantong plastik.
Pemanasan polietilena menggunakan metode pirolisis akan terbentuk suatu senyawa hidrokarbon
cair. Senyawa ini mempunyai bentuk mirip lilin (wax). Banyaknya plastik yang terurai adalah
sekitar 60%, suatu jumlah yang cukup banyak. Struktur kimia yang dimiliki senyawa hidrokarbon
cair mirip lilin ini memungkinkannya untuk diolah menjadi minyak pelumas berkualitas tinggi. Pada
pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa minyak pelumas yang saat ini beredar di pasaran
berasal dari pengolahan minyak bumi. Sifat kimia senyawa hidrokarbon cair dari hasil pemanasan
limbah plastik mirip dengan senyawa hidrokarbon yang terkandung dalam minyak mentah
sehingga dapat diolah menjadi minyak pelumas. Pengubahan hidrokarbon cair hasil pirolisis
limbah plastik menjadi minyak pelumas menggunakan metode hidroisomerisasi. Minyak pelumas
buatan ini diharapkan dapat digunakan untuk kendaraan bermotor dengan kualitas yang sama
dengan minyak bumi hasil penyulingan minyak mentah, ramah lingkungan, sekaligus ekonomis.
b. Cat
Cat adalah produk dari industri pelapis permukaan, bertujuan untuk menjaga keawetan bahan
yang dilapisi (kayu, logam atau tembok) dan untuk estetika (keindahan). Fungsi cat ini yaitu
memberikan ikatan yang baik antara permukaan benda dan cat pelapis. Cat primer disediakan
dalam kemasan yang lebih encer dari cat biasa dan dilarutkan dalam air atau minyak. Kemasan cat
umumnya terdiri atas resin atau bahan pengikat (untuk mengikat pigmen warna di dalam cat,
misal: minyak biji rami dan getah tumbuhan seperti gom arab, gom senegal), bahan pengisi (untuk
memperbaiki sifat mekanis dan fisik cat agar tidak retak/terjadi goresan saat pengeringan,
contohnya: bubuk kaca agar memantulkan cahaya matahari/lampu pada rambu lalu lintas),
penstabil (digunakan sebagai penetral pengaruh sinar ultraviolet matahari), pengering pelarut,
dan pigmen.

Pigmen bersifat ganda yaitu untuk menampilkan keindahan dan memberikan sifat mekanik pada
selaput yang terbentuk. Pigmen menghalangi penyebaran uap air dan sinar matahari langsung
pada bahan yang dilapisi. Warna yang dihasilkan pigmen bergantung pada banyaknya cahaya
matahari yang diserap dan diserap dan dipantulkan. Pigmen harus tidak toksik dan merupakan
senyawa anorganik yang tak larut dalam pelarut organik sehingga mengendap di dasar wadah.
Pigmen seperti zink, aluminium, dan stainlessdigolongkan dalam pigmen metalik, banyak
digunakan untuk dekorasi. Krom dalam bentuk polikrometik dipakai sebagai cat lapis akhir
pada kendaraan bermotor.
c. Tekstil ( Nilon )
Kata tekstil berasal dari bahasa latin “texer” yang berarti menenun. Tekstil dibuat dari serat
yang dipintal, ditenun, dirajut, dianyam atau dibuat jala benang. Serat dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu serat alami dan serat sintetik. Serat alami (wol, sutera, katun,
dan rami) pada umumnya pendek dengan panjang 1,3-20 cm. Serat alam berasal dari kapas
akan menghasilkan kain yang lunak dan menyerap air sehingga baik untuk dibuat handuk,
sprei, maupun pakaian. Serat rami dapat dibuat linen yang indah dan kuat sehingga dimanfaatkan
untuk membuat taplak, sapu tangan dan serbet. Serat binatang (domba) dibentuk menjadi wol,
sutera (kepompong ulat sutera) juga termasuk serat alami Serat alam yang berasal dari mineral
adalah asbestos, mempunyai sifat tahan terhadap api dan digunakan pada pembungkus kabel.

Bahan baku serat sintetik adalah filamen yang bersambung/serat pendek, seragam dalam panjang,
dan terpintal dalam benang. Poliester, nilon, akrilik, dan poliolefin merupakan contoh serat
sintetik yang dibuat dari petrokimia. Perbedaan bahan tersebut terletak pada kekuatan tarik,
elastisitas, kelembutan, daya serap terhadap air, ketahanan terhadap cahaya dan panas atau usia
pemakaian. Bahan yang dihasilkan merupakan bahan yang kuat dan mudah disetrika. Serat
sintetik yang terbuat dari bubur kayu, sampah kapas atau petrokimia yaitu rayon, asetat dan
triasetat. Kain rayon menghasilkan bahan penghisap yang mudah kering, kain asetat tahan kerut
dan tarikan, sedangkan triasetat merupakan bahan yang lebih tahan kusut.

Nilon adalah kelompok poliamida hasil polimerisasi heksametilena-diamina dan asam adipat. Nilon
termasuk polimer paling ulet, kuat, dan kenyal, tidak rusak oleh minyak dan gemuk serta tak
basah oleh air sehingga dapat dibentuk menjadi serat, sikat, lembaran, batang, pipa, maupun
bahan penyalut. Nilon terdiri dari Nilon 6, Nilon 6,6 dan Nilon 8.. Nilon 6,6 dibuat dari reaksi
polimerisasi asam adipat dan heksametilena diamina. Asam adipat dibuat dari sikloheksana, dan
petroleum mengandung sikloheksana.

Diagram pembuatan Nilon 6,6 ditampilkan pada Gambar 2.

Gambar 2. Pembuatan Nilon 6 dari Benzena


Bagan pembuatan Nilon 6,6 dan Nilon 8 ditampilkan pada Gambar 3

Gambar 3. Proses Pembuatan Nilon 6,6 dan nilon 8

Untuk produksi nilon besar-besaran sebagai bahan baku digunakan batu bara, minyak bumi,
gas alam, maupun hasil pertanian. Nylon 66 (Huruf 6,6 atau 6 merupakan jumlah atom karbon
pembentuk bahan) dibuat dari bahan baku kaprolaktam.

d. PVC (Polivinil klorida)


Monomer dari PVC (poli vinil klorida) adalah etena yang satu atom hidrogen diganti (substitusi)
dengan atom klorida. Vinil klorida dengan rumus kimia CH2=CHCl disebut kloroetilena atau
kloroetena adalah gas tak berwarna, yang mencair pada suhu –13,9oC. PVC termasuk
termoplastik yang paling banyak digunakan, bersifat kuat dan ulet. PVC dibagi dua yaitu PVC
elastik dan PVC keras, atau kaku. Jenis PVC elastik dimanfaatkan untuk penutup lantai, bola
mainan, sarung tangan, jas hujan.
PVC keras dimanfaatkan sebagai pipa listrik atau pipa air, kartu kredit. Kedua jenis PVC memiliki
sifat sama yaitu tahan cuaca dan isolator. PVC dimodifikasi dengan bahan lain untuk meningkatkan
pemakaiannya. PVC/akrilik tahan api dan bahan kimia, sedangkan PVC/ABS (akrilonitril-butadiena-
stirena) mudah diproses pada rentangan api dan kuat terhadap tegangan tinggi. ABS adalah
suatu bahan yang kuat, kaku, dan murah. PVC di Indonesia dijual dengan beberapa merk, dari
yang tebal sampai yang tipis. Pabrik pembuat PVC menyebut dengan istilah paralon. Membakar
PVC bekas menimbulkan asap yang diduga dapat menyebabkan kanker hati. PVC terbakar
perlahan-lahan.
Plastik vinil dibuat dari gas alam, atau minyak bumi. Vinil dapat dibuat lemas, kaku, maupun
bening. Sebagai bahan yang tidak mudah pecah atau sobek, vinil tidak dirusak oleh asam,
minyak atau air. Sejak tahun 1927 PVC merupakan bahan plastik vinil yang telah diproduksi secara
komersial. Pada pertengahan tahun 1970 vinil diteliti sebagai salah
satu pencemar udara penyebab penyakit serius, seperti kanker hati. Plastik vinil dimanfaatkan
secara luas sebagai barang yang murah dan tahan lama yang fleksibel (lantai, isolasi, kopor, tirai
kamar mandi, pakaian mirip kulit, atau selang air). Jenis vinil yang tegar digunakan untuk
mainan dan pipa air. Penyalutan dengan vinil dilakukan agar tidak lembek atau lembab, dan kertas
dokumen maupun kertas dinding tidak terkena noda.

e. Perekat atau Adhesif


Perekat adalah bahan untuk menggabungkan dua benda pada permukaannya, contohnya semen,
pelapisan tablet, lem, maupun getah. Mekanisme kerja perekat adalah perekatan mekanik atau
fisika dan perekatan kimia.
Proses perekatan benda yaitu dengan memasukkan bahan perekat ke dalam pori-pori benda,
sehingga terjadi penguncian secara mekanik. Pada perekatan kimia terjadi reaksi kimia (gaya tarik
elektrik) antar molekul perekat dan permukaan benda. Umumnya perekatan terjadi secara
bersamaan antara perekatan fisika dan kimia.
Perekat terdiri dari perekat yang mengering di udara, dilelehkan sebelum digunakan, dilakukan
penekanan, atau yang aktif secara kimiawi. Benda yang direkatkan biasanya kertas, plastik, karet,
kayu, logam, logam bukan logam, kaca, bahkan gigi. Plastik termoset memerlukan perekat untuk
menggabungkan kedua bahan.
Powerglu adalah perekat yang bekerja berdasarkan reaksi polimerisasi pada saat
pengeringan. Reaksi perekatan dibantu oleh uap air di udara/zat lain yang ditambahkan. Perekat
untuk kayu dikenal sebagai perekat tahan-cuaca dan setengah tahan-cuaca. Perekat tahan cuaca
umumnya memiliki kekuatan lebih besar dari kayunya. Bahan perekat jenis ini dibuat dari bahan
polimer fenolik, epoksi, atau resorsinol. Perabot kayu yang tidak mengalami perubahan suhu yang
drastis dan tidak kena air terlalu sering dapat memanfaatkan perekat dari bahan tulang atau
perekat vinil. Perekat kayu setengah tahan- cuaca terbuat dari perekat urea dan kasein.
f. Polistirena (PS).
Polistirena adalah polimer yang mengandung monomer stirena C 6H5CH=CH2. Polimer ini
termasuk golongan termoplastik, merupakan plastik jernih dan keras. Polistirena
diproduksi dalam bentuk busa plastik dengan nama komersial styrofoam, atau sebagai bahan
isolasi (listrik, panas), komponen perabot, bahan pengemas, mainan, maupun benda toilet.
Stirena dibuat dengan cara pirolisis-dehidrogenasi dari etilbenzena. Etilbenzena disintesis dari
etilena dan benzena. Polimer ini bersifat tahan asam, basa, maupun garam. Penampilan PS
lembut dan kecerahannya baik sehingga banyak digunakan untuk pipa, busa, pendingin,
instrumen atau panel dalam otomotif.
Stirena dapat digunakan sebagai monomer karet sintetik. Jenis karet sintetik ini dikopolimerisasi
dengan gugus lain yaitu SBR (stirena-butadiena), SCR (stirena- kloroprena), dan SIR (stirena-
isoprena). Pemanfaatan polimer yang dapat menggantikan logam (sifat: konduktor, titik leleh
yang tinggi, berpenampilan cantik dalam pewarnaan)
dan kayu (tahan suhu dan tekanan) makin diteliti. Polimer adalah bahan yang anti karat dan
tidak mudah terbakar.

Alat-alat yang digunakan dalam industry polimer :

1. Blow Film Extrusion Machine

Blow Film Extrusion Machine adalah Mesin untuk membuat kantong


plastik, seperti kantong kresek, kantong sampah, kantong gula, shoping
bag, plastik OPP dll. Tersedia berbagai type dan ukuran.

2. Mesin Extruder Plastik

Extruder Plastic Machine adalah mesin untuk membuat


barang- barang plastik dalam bentuk panjang. Seperti profile, sheet,
sedotan, kabel, selang, tali, tambang, pipa, dll.

3. Injection Mechine

Injection Moulding Machine adalah mesin untuk mencetak


berbagi bentuk barang yang terbuat dari plastik. Seperti
sparepart otomotif, sparepart elektronik, alat kebutuhan
rumah tangga dll.

4. Mesin Crusher
Mesin giling / cacah plastik ( Crusher Machine) adalah mesin perajang
/ pencacah plastik hingga menjadi sepihan. Bisa untuk giling kering
dan giling basah / cuci.
5. Mesin pembuat botol
Blow Molding Machine adalah mesin untuk membuat
barang plastik seperti : botol kosmetik, botol minuman,
botol oli, drum, bola, patung plastik,

Berikut Beberapa Proses Pembuatan Barang Jenis Polimer :

1. Proses Pembuatan Ban


Gambaran umum proses pembuatan Ban:

a. Mixing / Banbury
Dalam pembuatan produk ban unggulan, baik untuk kendaraan mobil maupun motor, Tire
Manufacturing menggunakan beberapa material sebagai bahan baku utama dan beberapa bahan
kimia sebagai bahan pelengkap produksi. Material yang digunakan antara lain Natural dan
Synthetic Rubber, Carbon Black, Silica, Zinc Oxide, Sulfur, Oli, dan beberapa material kimia lain. Pada
tahap awal, proses yang dilakukan adalah pencampuran Natural
&Synthetic Rubberdengan Ingredient yang sebelumnya sudah ditimbang sesuai dengan berat yang
ditentukan pada spesikasi produk yang ingin dibentuk. Kemudian diberikan tambahan Carbon dan Oli
pada saat material tersebut masuk kedalam mesin Banburry. Dalam mesin tersebut terdapat alat yang
berfungsi untuk menggiling campuran menjadi lapisan yang disebut compound. Sebelum compound
tersebut disusun pada rak, terlebih dahulu melewati proses pendinginan dan diberi cairan
adhesive agar compound tersebut tidak lengket setelah tersusun.
b. Extruding

Adonan hasil mixing tadi dibuat menjadi tread dan sidewall. Prosesnya adalah injeksi dan
extruding hingga terbentuk profil. Hasil akhir dari tahapan ini adalah side
wall, tread dan filler. Side wall merupakan salah satu bagian ban yang berfungsi sebagai
pelindung terhadap benturan dari arah samping atau serempetan, bahan untuk menambah fleksibilitas
ban, lapisan karet pembungkus carcass darishoulder area ke rim cushion dan bead area, berfungsi
untuk fashion jika dihias denganwhite ribbon atau white letter, penahan tekukan untuk beban berat,
daya tahan lama dan tahan retakan dan juga berfungsi untuk kekerasan dan keempukan radial.

c. Calender

Proses aplikasi lain adalah untuk pembuatan material ply & steel belt,
JLB & cap ply. Aplikasi tersebut dibentuk oleh mesinCalender dengan
bahan dasar benang (polyester dan nylon) juga steel cord. Polyester
maupun nylon yang akan diproses, sebelumnya harus melalui proses
pelebaran terlebih dahulu agar material tersebut terbuka untuk
kemudian di masukan ke dalam
oven dengan suhu 160°C agar pada saat diberikan compound dan bahan-bahan seperti polyester, nylon,
dan steel cord dapat merekat dengan sempurna.

d. Bead

Sementara proses calender berjalan, di bagian lain ada pembuatan bead wire yaitu melapisi kawat
baja dengan karet. Proses ini berjalan otomatis dan begitu keluar dari mesin, bead wire sudah berbentuk
lingkaran sesuai dengan ukuran rim.

e. Cutting

Proses cutting ini merupakan proses lanjutan dari mesin Callender, hasill akhir dari proses ini biasa
disebut dengan Ply dan Cap Ply. Ply merupakan lembaran material yang terdiri dari Polyester, Nylon,
dan compound yang telah diproses sebelumnya dalam bentuk gulungan panjang di mesin Calender
yang kemudian di potong – potong untuk merubah arah atau sudut benang dari 0° menjadi 90°. Ply
berfungsi sebagai carcass atau kerangka untuk menahan, membentuk sistem suspensi dan beban
ban.Sedangkan Cap Ply merupakan lembaran material yang terdiri dari nylon dan compound yang
dipotong – potong menjadi beberapa bagian di mesin TTO. Cap Ply berfungsi sebagai bahan untuk
mempertahankan bundar ban waktu berjalan, meredam suara bising dari steel belt, membuat
nyaman, dan untuk memperkecil rolling resistance.

f. Building
Kemudian sampailah pada tahap perakitan semua komponen-komponen aplikasi yang telah dibuat
pada proses semi manufaktur. Semua komponen seperti rakitan bead, lembaran ply
yang telah di potong dengan sudut 90°, steel belts,
innerliner, tread dan side wall semua di rakit menjadi satu kesatuan utuh sebagai bagian dari ban
setengah jadi atau biasa disebut denganGreen Tire (GT). Proses perakitan (Tire Building) terdiri
dari 2 tahap, tahap pertama sering disebut dengan istilah 1st stage yang kemudian menghasil
produk berupa carcass, kemudian carcass diproses kembali di tahap kedua atau 2nd stage dengan
menambahkan steel belt, cap ply dan tread menjadi GT. Tahap ini dilakukan dengan menggunakan
mesin yang dioperasikan oleh satu operator di masing – masing tahap.

g. Curing

Proses selanjutnya adalah tahap akhir dari proses pembentukan


ban. GT yang dihasilkan dari proses perakitan kemudian di
kirim ke area Curing untuk dimasak. Proses Curing sendiri terdiri
dari beberapa tahap. Pertama GT datang dari bagian
Perakitan, sebelum masuk ke proses curing, GT harus
diperiksa terlebih dahulu untuk
menghindari adanya cacat pada GT. Setelah GT selesai diperiksa diambil 4 ban setiap 1 rak GT untuk
dilakukan proses paintingChem Trend yaitu pengolesan cairan tire-lubricant pada bagian dalam GT
yang bertujuan agar GT tidak menempel di bagian karet bladder pada saat proses curing
berlangsung. Kemudian GT dikirim ke masing-masing operator untuk di proses di mesin press curing.
Proses curing sendiri merupakan pemasakan atau vulkanisasi yaitu penyatuan polimer
(rubber) dengan carbon black dan sulphur dengan dibantu oleh persenyawaan bahan kimia
untuk mendapatkan beberapa karakteristik compound yang diperlukan dari bagian-bagian ban.
Proses curing (pemasakan) ini membutuhkan suhu panas dan sejumlah tekanan steamyang sangat
tinggi, GT akan ditempatkan pada cetakan (mold) dengan temperatur sesuai dengan yang diinginkan
untuk produksi. Setelah cetakan tertutup, GT akan melebur ke dalam cetakan tread dan side wall.
Cetakan tersebut tidak dapat dibuka sampai prosescuring selesai secara keseluruhan. Setelah
proses pemasakan selesai, mold akan terbuka secara otomatis. Ban yang sudah jadi akan jatuh dan
masuk ke dalam conveyor untuk kemudian sampai di bagian Pemeriksaan (Finishing).

h. Finishing / quality control

Setelah selesai, ban diperiksa secara visual apakah ada cacat atau tidak.
Proses ini tentu saja tidak menggunakan mesin, jadi ketelitian pekerja
sangat dibutuhkan. Selain visual, kontrol juga dilakukan dengan
pemeriksaan balance dan menggunakan sinar X. Ban tidak
mungkin bisa 100% balance seperti pelek, namun ada batasannya. Jika
melebihi batas, berarti ada kesalahan pada proses produksi. Selain itu,
kami juga memiliki laboratorium untuk
memeriksa sampel ban yang diambil secara acak demi menjaga kualitas.
2. Pembuatan Plastik dengan bahan dasar preform

Proses pembuatan botol plastic dengan bahan dasar preform dan menggunakan suatu proses yang
di kenal dengan nama Blow Molding.Setelah ditinjau lebih lanjut penggunaan produk plastic saat ini di
anggap efisien sebab proses produksi nya yang tidak terlalu sulit serta hasilnya dapat di variasikan
sesuai dengan bentuk yang ingin di buat,maka dari itu proses pembuatan produk plastic dapat
dikatakan sebagai produk yang ekonomis dan berdaya guna besar bagi kehidpan manusia saat in yang
lebih mengutamakan keekonomisan dalam produk yang digunakan.

Blow Molding
Blow molding atau blow forming adalah suatu proses pembuatan plastik (termoplastik) yang
bentuknya memiliki rongga – rongga pada bagian tengah dari produk. Plastik cair pada proses ini
berbentuk pipa kemudian dimasukan kedalam cetakan lalu ditiup hingga menempel pada dinding
cetakan. Pada hasil cetakanya, proses ini cenderung memiliki ketebalan dinding yang tidak merata
dan umumnya produk berupa silinder.
Proses ini terdiri dari pembentukan sebuah tabung (disebut parison) dan memasukkan udara atau
gas lain yang menyebabkan tabung tersebut mengembang menjadi berongga, tertiup bebas sesuai
cetakan untuk membentuk menjadi produk dengan ukuran dan bentuk tertentu. Parison secara
tradisional dibuat oleh proses ekstrusi.
Sebelum kita masuk ke dalam proses pembentkan botol plastic disini kami menjelaskan
terlebih dahulu mengenai mesin/perangkat pendukung serta bahan yang di gunakan dalam proses
blow molding ini.adapun perangkat pendukung dan bahan nya adalah sebagai berikut :
Perangkat/Mesin pendukung dan Bahan yang digunakan :

a. Kompresor
Kompresor berperan sangat penting dalam pembentuka ini sebab kompresor berfungsi untuk
meniup bahan preform hingga membentuk botol.kompresor yang digunakan untuk pembuatan
botol plastic ini mempunyai tekanan 40 bar,dimana tekaknan yang 40 bar ini kemudia di abagi lagi
sehingga hanya sekitar 30 bar yang digunakan untuk proses pembentukan botol plastic atau yang
kita kenal dengan istilah (pre blow dan main blow).

b. Chiler
Chiler merupakan sebuah mesuin pendingin yang berfungsi sebagai pendingin heater dan mold
sebab karena pada proses pembentukan ini digunakan suhu yang cukup tinggi maka perlu proses
pendinginan agar mesin/perangkat dalam kondisi baik dan akan menghasilkan produk secara
maksimal.

c. Pressure
Pressure merupakan penggerak mesin mesin dimana dalam hal ini perangkat ini menggunakan
10 bar dari tekanan kompresor untuk menjalankan mesin agar bekerja optimal,adapun mesin yang
di gerakan oleh pressure ini misalnya mesin mesin peneumatik yang berfungsi untuk menjalankan
preform atau memindahkan preform dari satu posisi ke posisi lain untuk mendapatkan pengerjaan
selanjutnya.
d. Cooling Tower
Merupakan sebuah perangkat mesin yang berfungsi untuk mendinginkan kompresor.

e. Komputer pengontrol mesin


Alat ini sangat berperan penting terhadap hasil yang akan dicapai jadi sebelum melakuakan
proses produksi alat in akan di setting sedemikian rupa dan telah melakukan proses pengujian yang
akurat sehingga hasi yang dicapai dapat maksimal,dimana data yang
telah di dapt kemudian disimpan dan menjadi patokan untuk melakukan proses produksi
selanjutnya.

f. Mold
Mold merupakan pencetak yang digunakan sebagai wadah preform yang mana pada saat
angina bertekanan tinggi dihembuskan ke dalam preform maka preform akan berubah bentuk
seperti mold.

g. Oven
Oven merupakan alat yang berfungsi untuk memenaskan atau melunakan tekstur dari
preform itu sendiri agar dapat di kerjakan untuk proses selanjutnya.
h. Jump roll
Merupakan suatu alat yang berfungsi untuk memindahkan preform dari oven menuju rell
berjalan.dimana bentuk atau konstruksi jump roll sendiri hamper sama dengan tangga berjala

i. Rell
Merupakan suatu alat penghubung berjalan antara jump roll dengan gate dimana setelah
preform selesai dipanasi didalam oven kemudian dipindahkan dengan menggunakan jump roll
dan selanjutnya preform berada pada rell dan bergerak menuju gate untuk kemudian
ditahan sementara untuk di cek apakah suhu pada preform sudah cukup untuk di buat mnjadi
botol atau tidak.
j. Preform
Preform mempunyai bentuk yang hamper sama dengan tabung reaksi kimia dimana
memiliki ukuran yang beragam sesuai dengan volume botol yang akan di produksi,dalam hal in
kami tidak mengulas lebih jauh mengenai preform namun lebih terperinci pada proses
pembentukan preform menjadi botol plastic dalam proses blow molding,sebab sesuai data yang
kami peroleh bahwanya untuk membuat botol plastic tersebut perusahaan tidak memproduksi
preform namun mengordernya kepada produsen preform jadi dapat di katakana uuntuk
proses pembuatan botol plastic ini menggunakan bahan setengah jadi.

Anda mungkin juga menyukai