Anda di halaman 1dari 2

BAB VI

PEMBAHASAN
Setiap sediaan farmasi yang telah diformulasikan dan dibuat dalam bentuk
produk farmasi perlu dilakukan evaluasi. Tujuan dilakukannya evaluasi yaitu
untuk mengamati karakteristik fisik pada sediaan, apakah dapat memenuhi
stabilitas, keseragaman sediaan serta acceptabilitasnya apakah dapat diterima oleh
pasien atau tidak.
Evaluasi pertama yang dilakukan adalah waktu alir dan sudut diam. Uji
waktu alir dilakukan dengan cara 100 g granul dimasukkan ke dalam corong,
kemudian dihitung waktu alir granul menggunakan stopwatch. Syarat waktu alir
yang baik adalah >10 g/detik. Hasil dari evaluasi waktu alir adalah 5 g/49 detik.
Dengan demikian sediaan ini tidak memenuhi syarat. Sedangkan untuk sudut
diam, diukur tinggi dan panjang diameter dari tumpukan granul yang terbentuk.
Syarat sudut diam adalah jika sudut yang terbentuk yaitu 25-35° (sangat mudah
mengalir), 30-38° (mudah mengalir), >38° (kurang mengalir). Hasil yang
didapatkan yaitu 0,38°. Berdasarkan hasil tersebut, sediaan granul effervescent
wortel tidak memenuhi syarat.
Kemudian dilakukan uji bobot jenis sejati, bobot jenis nyata dan bobot jenis
mampat. Dimasukkan 5 g granul ke dalam gelas ukur. Kemudian dicatat volume
granul. Untuk pengujian bobot jenis mampat, gelas ukur diketuk sebanyak 500
kali. Kemudian dicatat volume akhir dari granul. Hasil yang didapatkan untuk
bobot jenis nyata yaitu 0,4 dan bobot jenis mampat yaitu 0,43.
Selanjutnya dilakukan uji susut pengeringan. Dimasukkan 5 gram granul ke
dalam cawan porselin, dan diukur bobot awal. Kemudian dipanaskan didalam
oven. Pada saat pemanasan berlangsung air yang masih tertinggal dalam granul
akan menguap. Lalu ditimbang kembali bobot setelah dipanaskan. Dibandingkan
bobot granul setelah dipanaskan dengan bobot granul sebelum dipanaskan. Syarat
susut pengeringan yang baik yaitu 0,4-0,7%. Hasil yang didapatkan yaitu 2,3 %.
Dengan demikian sediaan ini tidak memenuhi syarat, karena hasil yang
didapatkan tidak termasuk syarat susut pengeringan yang baik.

28
29

Kemungkinan kesalahan yang terjadi yaitu saat pengeringan serbuk wortel


tidak dilakukan dengan baik sehingga zat aktif yang digunakan berupa serbuk
wortel tidak kering atau masih mengandung air. Selain itu pada proses
pencampuran bahan-bahan, seperti saat pembuatan larutan pengikat PVP,
pengukuran jumlah etanol kurang teliti sehingga konsentrasi PVP tidak sesuai,
dan saat diteteskan pada campuran bahan tidak terbentuk massa kepal.

Anda mungkin juga menyukai