Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK JALAN RAYA

MODUL 8
ANALISA SARINGAN AGREGAT HALUS DAN KASAR

KELOMPOK UBA02

Dhanny Halim Actacipta 1142004007


Larasari Tisno Suryawati 1142004016
Nadia Listiawati 1142004014
Vihanda Rizqo Ramadhan 1142004002

Tanggal Praktikum : 01 April 2017


Asisten Praktikum : Arina Devi
Tanggal Disetujui :
Nilai :
Paraf Asistensi :

LABORATORIUM STRUKTUR DAN MATERIAL


DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK 2017
J-08 ANALISA SARINGAN AGREGAT HALUS DAN KASAR
(PB-0201-76)
(AASTHO T-27-82)
(ASTM C-136-04)

1. MAKSUD
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan distribusi ukuran butiran
(gradasi) agregat halus dan kasar dengan menggunakan saringan.

2. PERALATAN
a. Timbangan dan neraca dengan ketelitian 0,2% dari berat benda uji
b. Satu set saringan
25,4 mm (1”); 12,7 mm (1/2”); 101,6 mm (4”); 762 mm (30”);
19,2 mm (3/4”); 76,2 mm (3/8”); 203,2 mm (8”);
No.4; No.8; No.30; No.50; No.100; No.200
(Standar ASTM)
c. Talam-talam

3. BENDA UJI
Benda uji diperoleh dari alat pemisah contoh atau cara perempat sebanyak:
a. Agregat halus
Sebanyak 1000 gr
b. Agregat Medium
Sebanyak 2000 gr
c. Agregat kasar
Sebanyak 2000 gr
4. DASAR TEORI
Analisa saringan adalah pengelompokan besar butir analisa agregat kasar dan
agregat halus menjadi komposisi gabungan yang ditinjau berdasarkan saringan dengan
menggunakan ukuran-ukuran saringan standard tertentu yang ditunjukkan dengan lubang
saringan (mm) dan untuk nilai apakah agregat halus yangakan digunakan tersebut cocok
untuk produksi aspal. Analisa saringan adalah suatu kegiatan analisis untuk mengetahui
distribusi ukuran agregat halus.
Selain itu juga digunakan untuk mendapatkan prosentasi agregat halus dalam
campuran.Adapun modulus kehalusan yang disyaratkan untuk agregat halus yaitu 2.1 –
3.7.
Agregat merupakan salah satu komponen yang dapat membuat beton menjadi
kompak. Kekuatan dan elastisitas agregat tergantungdari jenis batuan yang dipakai.
Susunan agregat dapat diperiksa menggunakan analisa saringan (sieve analysis). Dengan
analisa saringan akan didapatkan kurva susunan butir dari agregat tersebut. Gradasi pada
agregat yang didapatkan dari hasil analisa saringan sangat besar perannya dalam
membuat beton bermutu. Dalam teknologi beton, agregat dalam campuran betondibagi
dalam 2 bagian susunan antara lain:
a) Agregat Kasar
Agregat kasar yaitu agregat sebagai suatu bahan yang terdiri dari mineral padat
berupa masa berukuran besar ataupun berupa fragmen (Sukirman, 2003).
b) Agregat Halus
Agregat halus harus terdiri atas bahan bahan yang berbidang kasar bersudut, tajam
dan bersih dari kotorankotoran atau bahanbahan lain yang tidak dikehendaki. Agregat
halus bisa terdiri atas pasir bersih dan bahan-bahan halus hasil pecahan batu atau
kombinasi dari bahan-bahan tersebut dalam keadaan kering.

5. PROSEDUR

1. Benda uji dikeringkan didalam oven dengan suhu (110 ± 5°C) sampai berat tetap
2. Saring benda uji lewat susunan saringan dengan ukuran paling besar ditempatkan
paling atas. Saringan digetarkan dengan mesin penggetar selama 15 menit.
6. PENGOLAHAN DATA
Berikut adalah data-data yang diperoleh berikut pengolahan datanya,

1. Agregat Kasar

Agregat Kasar
Saringan Jumlah persen
Berat Tertahan (gr)
No Tertahan Lewat
1 0 0.000 100.000
3/4. 202 10.065 89.935
1/2. 1413.5 70.429 19.507
3/8. 300.5 14.973 4.534
4 86 4.285 0.249
pan 5 0.249 0.000
jumlah 2007 100

2. Agregat Medium

Agregat Medium
Saringan Jumlah persen
Berat Tertahan (gr)
No Tertahan Lewat
1/2. 5 0.250 99.750
3/8. 504.5 25.206 74.544
4 1456 72.745 1.799
8 16.5 0.824 0.974
30 0 0.000 0.974
pan 19.5 0.974 0.000
jumlah 2001.5 100
3. Agregat Halus

Agregat Halus
Saringan Jumlah persen
Berat Tertahan (gr)
No Tertahan Lewat
4 135 13.507 86.493
8 225 22.511 63.982
30 353 35.318 28.664
50 78.5 7.854 20.810
100 83.5 8.354 12.456
200 56.5 5.653 6.803
pan 68 6.803 0.000
jumlah 999.5 100

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ %𝑡𝑒𝑟𝑡𝑎ℎ𝑎𝑛
Faktor kehalusan (Fm) = 100
93,197
= = 0,93
100

7. ANALISA
a. Analisa Percobaan

Pada praktikum analisa saringan agregat kasar dan halus memiliki tujuan
untuk menentukan distribusi ukuran butiran (gradasi) agregat halus, agregat medium
dan agregat kasar dengan menggunakan saringan yang ditentukan pada masing-
masing ukuran butirannya. Sebelum memulai praktikum, terlebih dahulu praktikan
menyiapkan material-material yang akan digunakan.

Material yang digunakan dalam praktikum ini dibagi menjadi tiga jenis
berdasarkan ukurannya, yaitu agregat kasar, agregat medium, dan agregat halus.
Berikut adalah jumlah masing-masing material agregat yang harus disiapkan:

 Agregat kasar : 2000 gram


 Agregat medium : 2000 gram
 Agregat halus : 1000 gram

Setelah itu, material yang akan diuji dimasukkan kedalam oven selam 24 jam.
Hal ini dilakukan agar benda uji berada dalam kondisi oven dry, yaitu kondisi dimana
berat material adalah berat aslinya, tanpa ada berat air yang terkandung di dalamnya.
Setelah selesai dioven, benda uji dikeluarkan dan didiamkan selama beberapa saat
sampai suhunya turun. Saringan yang dipakai adalah dengan ukuran 25.4 mm (1”),
19.2 mm (3/4”), 12.7 mm (1/2”), No.4, No.8, No.30, No.50, No.100, dan saringan
No.200. Masing-masing jenis material diuji dengan saringan yang susunannya telah
ditetapkan, yaitu:

 Agregat berukuran kasar : saringan No. 1 ” ; 3/4 ” ; 1/2 ” ; 3/8 ” ;4 ”


dan Pan.
 Agregat berukuran medium : saringan No. 1/2" ; 3/8” ; 4” ; 8” ; 30” dan
Pan.
 Agregat berukuran halus : saringan No. 4 ” ;8 ”; 30”; 50”; 100”; 200”
dan Pan.

Penyusunan saringan dilakukan dengan menempatkan saringan dengan


ukuran yang paling besar berada di paling atas, dan semakin ke bawah diameter
saringsan semakin kecil ukurannya. Kemudian benda uji kasar yang telah disiapkan
dimasukkan kedalam susunan saringan. Susunan saringan tersebut diletakkan diatas
mesin pengguncang dan diguncang selama 15 menit. Hal ini dilakukan untuk
mengetahui sebaran ukuran benda uji di masing-masing saringan. Setelah 15 menit,
benda uji yang tertahan pada tiap saringan dikeluarkan dan ditimbang beratnya.
Jangan sampai ada benda uji yang tersisa dalam saringan ataupun tumpah, karena
dapat mempengaruhi hasil percobaan. Ulangi langkah ini untuk agregat medium dan
agregat halus.
b. Analisa Hasil

Untuk masing-masing ukuran agregat, semestinya jumlah agregat yang


tertahan pada masing-masing saringan sama dengan berat awal saat agregat
disiapkan.

 Agregat Kasar

Agregat Kasar
Saringan Berat Jumlah persen
No Tertahan (gr) Tertahan Lewat
1 0 0.000 100.000
3/4. 202 10.065 89.935
1/2. 1413.5 70.429 19.507
3/8. 300.5 14.973 4.534
4 86 4.285 0.249
pan 5 0.249 0.000
jumlah 2007 100

Berat awal agregat berbutir kasar adalah 2000 gram. Tetapi, jumlah berat
agregat yang tertahan pada masing-masing saringan tidak sesuai dengan berat awal.
Berat agregat yang tertahan adalah 2007 gram sedangkan berat agregat awal adalah
2000 gram. Dalam hal ini, berat agregat kasar pada percobaan lebih besar daripada
berat agregat kasar awal, hal ini disebabkan ada agregat yang tersisa pada timbangan
dari percobaan sebelumnya yang ikut tertimbang pada saat praktikan menimbang
agregat yang ada pada masing-masing saringan. Sedangkan untuk distribusi ukuran
butiran pada agregat kasar ini ukurannya tidak tersebar secara merata, lebih dari 50%
tertahan pada saringan ukuran ½, yaitu sebanyak 70.429% dari berat total.
 Agregat Medium

Agregat Medium
Berat Jumlah persen
Saringan
Tertahan
No
(gr) Tertahan Lewat
1/2. 5 0.250 99.750
3/8. 504.5 25.206 74.544
4 1456 72.745 1.799
8 16.5 0.824 0.974
30 0 0.000 0.974
pan 19.5 0.974 0.000
jumlah 2001.5 100

Pada percobaan untuk material agregat berbutir medium, jumlah berat agregat
yang tertahan pada masing-masing saringan tidak sesuai dengan berat awal. Berat
agregat yang tertahan adalah 2001.5 gram sedangkan berat agregat awal adalah 2000
gram. Dalam percobaan ini, berat agregat medium pada percobaan melebihi dari berat
agregat medium awal, hal ini disebabkan adanya agregat yang tersisa pada timbangan
atau tidak bersihnya timbangan saat agregat ditimbang .. Sedangkan untuk distribusi
butirannya, sama seperti pada agregat kasar, distribusi pada agregat berukuran medium
ini juga tidak merata. Sebanyak 72.745% tertahan pada saringan no.4.
 Agregat Halus

Agregat Halus
Saringan Berat Tertahan Jumlah persen
No (gr) Tertahan Lewat
4 135 13.507 86.493
8 225 22.511 63.982
30 353 35.318 28.664
50 78.5 7.854 20.810
100 83.5 8.354 12.456
200 56.5 5.653 6.803
pan 68 6.803 0.000
jumlah 999.5 100

Pada percobaan agregat berbutir halus, berat awal agregat berbutir halus adalah
1000 gram. Berat agregat yang tertahan adalah 999.5 gram sedangkan berat agregat
awal adalah 1000 gram. Dalam hal ini, berat agregat halus yang tertahan pada
percobaan lebih kecil daripada berat awalnya, hal itu disebabkan adanya agregat halus
yang tertinggal pada saringan sehingga tidak ikut tertimbang saat penimbangan agregat
masing-masing saringan. Untuk distribusi butirannya, agregat halus ini cukup
terdistribusi secara merata di masing-masing saringan. Tidak ada yang tertahan di
salah satu saringan dengan berat lebih dari 50%. Itu berarti ukuran masing-masing
butiran cukup seragam.

Dari hasil percobaan juga didapatkan grafik Antara persen agregat yang lolos
pada nomor saringan tertentu dan ukuran sarinan dalam millimeter. Grafik dibuat
dengan skala logaritma agar dapat terlihat bentuk sebaran ukuran agregat pada masing-
masing jenis untuk kemudian dianalisa, apakah agregat tersebut bergradasi merata
atau tidak.
Persen lewat agregat
120.000
100.000
80.000
60.000
40.000
20.000
0.000
1" 3/4" 1/2" 3/8" 4 8 30 50 100 200 pan

persen lewat agregat agragat kasar


persen lewat agregat agregat medium
persen lewat agregat agregat halus

Grafik yang didapat dari praktikum selanjutnya dibandingkan dengan grafik


yang menjadi acuan untuk mengetahui agregat mana yang memiliki distribusi ukuran
butiran/gradasi butiran yang merata

Setelah melakukan perbandingan dengan grafik acuan, maka dapat disimpulkan


bahwa agregat yang memiliki gradasi butiran yang baik adalah agregat halus, karena
bentuk grafik agregat halus hasil percobaan hasilnya menyerupai bentuk A gradasi baik
pada grafik acuan. Itu semakin menguatkan analisa sebelumnya bahwa agregat halus pada
percobaan kali ini memiliki ukuran butiran yang terdistribusi secara merata. Sedangkan
bentuk grafik untuk agregat kasar dan medium jika dibandingkan dengan grafik acuan
menyerupai bentuk C gradasi seragam. Itu berarti penyebaran ukurannya tidak merata,
karena ada ukuran agregat yang tertahan di salah satu saringan lebih banyak daripada di
saringan lainnya. Sehingga gradasi ukurannya tidak merata.
c. Analisa Kesalahan
 Ketidaktepatan penimbangan berat dari masing-masing saringan oleh praktikan.
 Ada agregat yang jatuhsaat dipindahkan dari saringan ke dalam wadah untuk
ditimbang.
 Tertinggalnya sebagian agregat pada saringan dan pada wadah tempat
menimbang.

d. Analisa K3
Dalam melakukan praktikum analisa saringan agregat halus dan kasar perlu
diperhatikan aspek Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Oleh karena itu, ketika
melakukan praktikum praktikan dihimbau untuk menggunakan alat-alat keselamatan
seperti jas laboratorium serta sepatu tertutup. Sepatu tertutup digunakan untuk
mengantisipasi adanya benda atau meterial yang cukup berat terjatuh dari ketinggian
dan menimpa kaki praktikan. Jas laboratorium digunakan untuk mengantisipasi
adanya material yang mengenai kulit praktikan dan menyebabkan luka atau iritasi.
Pada praktikum analisa saringan agregat halus dan kasar ini, kecelakaan yang
mungkin terjadi adalah jatuhnya alat saringan serta bahan agregat sehingga menimpa
praktikan yang dapat menyebabkan kecelakaan saat praktikum dan juga
mempengaruhi hasil dari praktikum yang praktikan inginkan. Lalu, sebaiknya
praktikan dihimbau untuk menggunakan masker, hal ini untuk menghindari
terganggunya pernapasan akibat material yang digunakan dalam percobaan
khususnya material agregat halus yang berupa pasir.

8. APLIKASI
Campuran antara agregat dan bahan pengikat yang digunakan untuk melayani
beban lalu lintas. Agregat yang dipakai adalah batu pecah atau batu belah atau batu kali
ataupun bahan lainnya. Bahan ikat yang dipakai adalah aspal, semen ataupun tanah liat.
di Indonesia agregat / batuan didefenisiskna secara umum sebagai formasi kulit bumi
yang keras dan penyal. (solid) ATM (1974) mendefenisikan batuan sebagai suatu bahan
yang terdiri dari mineral padat, berupa masa berukuran besar maupun berupa fragmen –
fragmen. Agregat/batuan merupakan komponen utama dari lapisan perkerasan jalan yaitu
mengandung 90 – 95% agregat berdasarkan persentase berat atau 75 – 85 % agregat
berdasrkan persentase volume. Dengan demikian daya dukung, keawetan dan mutu
perkerasan jalan ditentukan juga dari sifat agregat dan hasil campuran agregat dengan
material lain. Untuk mendapatkan persentase agregat dan aspal yang digunakan dalam
aspal tersebut. Dalam melakukan perencanaan campuran diperlukan data karakteristik
dari bahan penyusun agar diperoleh hasil komposisi yang tepat.

9. KESIMPULAN
Dari percobaan ini maka dapat ditarik kesimpulan, yaitu:
 Dengan hasil praktikum yang di dapat serta dibandingkan dengan acuan grafik
gradasi butiran maka didapatkan jenis gradasi butiran.
 Agregat Kasar memiliki gradasi butiran yang tidak merata dan seragam, karena
sebesar 70.249% tertahan pada saringan 1/2”
 Agregat Medium memiliki gradasi butiran yang itdak merata dan seragam, karena
sebesar 72.745% tertahan pada saringan no 4
 Agregat Halus memiliki gradasi butiran yang merata dengan baik, karena jumlah
agregat yang tertinggal di masing-masing saringan jumlahnya tidak terlalu
berbeda.
 Hasil gradasi butiran dalam praktikum ini dapat digunakan dalam campuran
agregat pada praktikum selanjutnya

10. REFERENSI
 Laboratorium Struktur dan Material. Pedoman Praktikum Pemeriksaan Bahan
Perkerasan Jalan. 2009. Depok : Departemen Teknik Sipil FTUI.
11. LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai