Anda di halaman 1dari 13

ILMU PENDIDIKAN

Hubungan Ilmu Pendidikan Dengan Pendidikan Teknik Sipil

Disusun Oleh:

KHALIQA PUTRI (13505241052)

PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2013

1
KATA PENGANTAR

Bissmillahirahmanirahim

Puji Syukur Kehadirat Allah SWT, yang memberikan Rahmat dan Taufik serta Hidayah-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Makalah Ilmu Pendidikan yang berjudul “Hubungan
Ilmu Pendidikan Dengan Pendidikan Teknik Sipil”. Makalah ini dibuat sebagai salah satu
persyaratan kuliah.

Hal yang paling mendasar mendorong saya menyusun makalah ini adalah tugas dari mata
kuliah Ilmu Pendidikan, untuk mencapai nilai yang memenuhi syarat perkuliahan.

Pada kesempatan ini saya mengucapkan banyak terima kasih yang tak terhingga atas
bimbingan Dosen dan semua pihak sehingga makalah ini dapat saya selesaikan dengan baik, saya
menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah Ilmu Pendidikan ini, oleh karena
itu saya mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan dan pengembangan lebih lanjut.
Saya berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Yogyakarta, Oktober 2013

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................... 2


DAFTAR ISI.......................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ............................................................... 4
1.3 Tujuan ................................................................................. 5
1.4 Manfaat Penulisan .............................................................. 5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Arti Pendidikan ................................................................... 6
2.2 Bagaimana hubungan Ilmu Pendidikan dengan Pendidikan
Teknik Sipil ........................................................................ 10
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ......................................................................... 12
3.2 Kritik dan Saran .................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan merupakan gejala semesta (fenomena universal) dan berlangsung
sepanjang hayat manusia, di manapun manusia berada. Di mana ada kehidupan manusia,
di situ pasti ada pendidikan (Driyarkara, 1980: 32). Pendidikan sebagai usaha sadar bagi
pengembangan manusia dan masyarakat, mendasarkan pada landasan pemikiran tertentu.
Dengan kata lain, upaya memanusiakan manusia melalaui pendidikan, didasarkan atas
pandangan hidup atau filsafat hidup, bahkan latar belakang sosiokultular tiap-tiap
masyarakat, serta pemikiran-pemikiran psikologis tertentu.
Dasar pendidikan adalah landasan berpijak dan arah bagi pendidikan bagi
pendidikan sebagai wahana pengembangan manusia dan masyarakat. Walaupun
pendidikan itu universal, namun bagi suatu masyarakat, pendidikan akan diselenggarakan
berdasarkan filsafat dan atau pandangan hidup serta berlangsung dalam latar belakang
sosial budaya masyarakat tersebut.
Fungsi pendidikan itu sendiri merupakan serangkaian tugas atau misi yang
diemban dan harus dilaksanakan oleh pendidikan (Dirto Hadisusanto, dkk, 1995: 57).
Tugas atau misi pendidikan itu dapat tertuju pada diri manusia yang dididik maupun
kepada masyarakat bangsa di tempat ia hidup. Bagi dirinya sendiri, pendidikan berfungsi
menyiapkan dirinya agar menjadi manusia secara utuh, sehingga ia dapat menunaikan
tugas hidupnya secara baik dan dapat hidup wajar sebagai manusia.
Dan tujuan pendidikan merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh kegiatan
pendidikan. Adalah suatu yang logis bahwa pendidikan itu harus dimulai dengan tujuan,
yang diasumsikan sebagai nilai. Tanpa sadar tujuan, maka dalam praktek pendidikan
tidak ada artinya (Moore, T.W.,1974: 86)

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah arti pendidikan ?
2. Bagaimana hubungan Ilmu Pendidikan dengan Pendidikan Teknik Sipil ?

4
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui arti pendidikan.
2. Untuk mengetahui bagaimana hubungan Ilmu Pendidikan dengan Pendidikan Teknik
Sipil.

1.4 Manfaat Penulisan


1. Mengerti arti pendidikan.
2. Mengerti hubugan antara Ilmu Pendidikan dengan Pendidikan Teknik Sipil.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Arti Pendidikan


Secara historis, pendidikan dalam arti luas telah mulai dilaksanakan sejak
manusia berada di muka bumi ini. Adanya pendidikan adalah setua dengan adanya
kehidupan manusia itu sendiri. Dengan perkembangan peradaban manusia, berkembang
pula isi dan bentuk termasuk perkembangan penyelenggaraan pendidikan. Ini sejalan
dengan kemajuan manusia dalam pemikiran dan ide-ide tentang pendidikan.
Menurut pendapat Suroso Prawiroharjo, sebagaimana dimuat dalam tulisan Raka
Joni, dkk. (1984: 5), salah satu konsep tentang pendidikan yang banyak diajarkan di
lembaga pendidikan guru adalah yang menggambarkan pendidikan sebagai bantuan
pendidik untuk membuat peserta didik dewasa. Ini berarti, kegiatan pendidik berhenti dan
tidak diperlukan lagi, apabila kedewasaan yang dimaksud adalah kemampuan
menetapkan pilihan atau keputusan serta mempertanggungjawabkan perbuatan atau
tindakan secara mandiri. Konsep ini memakai pendidikan sama dengan persekolahan,
terutama pemberian bekal pengetahuan kepada peserta didik untuk dapat dipergunakan
menghadapi masa depannya. Konsep inilah yang dominan sehingga pembaharuan isi
kurikulum dilakukan, yang umumnya dengan menambah bobot kegiatan belajar yang
terlalu tinggi.
Philip H. Coombs (1985: 20) menyatakan bahwa konsep diatas dominan hingga
tahun 1970-an. Pendidikan secara populer disamakan dengan persekolahan (schooling)
yang lazim dikenal dengan pendidikan formal, yang bergerak dan tingkat pertama
Sekolah Dasar hingga mencapai tingkat terakhir dan perguruan tinggi. Pendapat yang
lebih luas, menurut Philip H. Coombs (1985: 20), muncul pada permulaan tahun 1970-an,
dan segera diterima secara luas, yaitu bahwa pendidikan dalam arti luas disamakan
dengan belajar, tanpa memperhatikan dimana, atau pada usia berapa belajar terjadi.
Pendidikan sebagai proses sepanjang hayat (life long process), dan seseorang dilahirkan
hingga akhir hidupnya.

6
Melalui pendidikan, manusia yang menghuni dunia semesta ini tidak sekedar
sebagai potensi demografikal tetapi secara makin sadar menunaikan tugas dan panggilan
eksistensinya sebagai potensi kultural. Sejak munculnya manusia di dunia ini, sejarah
dunia yang semata-mata, mengalami transformasi dan peningkatan evolusi secara
mendasar menjadi sebuah SEJARAH KEBUDAYAAN. Sejarah manusia menjadi sejarah
kebudayaan, dan itu tumbuh berkembang lebih lanjut hingga saat kita sekarang ini, dan
berjalan terus ke masa yang akan datang. Di dalam gerak gelombangnya proses tersebut
pendidikan mempunyai fungsi yang penting. Pendidikan merupakan suatu fungsi internal
dalam proses kebudayaan itu, melalui dimana manusia dibentuk dan membentuk dirinya
sendiri. Pendidikan merupakan bagian dan proses kebudayaan (Pranarka, 1989: 359).
Dalam posisi dasar eksistentisnya sebagai kekuatan kultural itu, manusia pada
umumnya dan pendidik (guru) khususnya, hendaknya selalu mengembangkan
pemahaman terus-menerus mengenai pendidikan di dalamnya. Dengan perkataan lain,
pendidikan sebagai bagian dari kebudayaan, adalah senantiasa menghadapi tantangan
zaman. Pendidikan merupakan proses yang tidak pernah akan final selama sejarah
kebudayaan manusia belum memasuki tahap finalnya yang tuntas.
Kini semakin disadari bahwa pendidikan memainkan peranan yang penting di
dalam drama kehidupan dan kemajuan umat manusia. Pendidikan merupakan suatu
kekuatan yang dinamis dalam kehidupan setiap individu, yang mempengaruhi
perkembangan fisiknya, daya jiwanya (akal, rasa dan kehendak), sosialnya dan
moralitasnya. Atau dengan perkataan lain, pendidikan merupakan suatu kekuatan yang
dinamis dalam mempengaruhi kemampuan kepribadian dan kehidupan individu dalam
pertemuan dan pergaulannya dengan sesama dan dunia, serta dalam hubungannya dengan
Tuhan. Sehubungan dengan hal-hal tersebut, pertanyaan yang sekarang perlu dijawab
adalah apakah yang dimaksud dengan pendidikan itu ?
Menurut George F. Kneller (ed) dalam bukunya yang berjudul: Foundation of
Education (1967: 63), pendidikan dapat dipandang dalam arti luas dan dalam arti teknis,
atau dalam arti hasil dan dalam arti proses. Dalam artinya yang luas pendidikan
menunjuk pada suatu tindakan atau pengalaman yang mempunyai pengaruh yang
berhubungan dengan pertumbuhan atau perkembangan jiwa (mind), watak (character),
atau kemampuan fisik (physical ability), individu. Pendidikan dalam artian ini

7
berlangsung terus (seumur hidup). Kita sesungguhnya belajar dan pengalaman seluruh
kehidupan kita (George F. Kneller, 1967: 63), dan pendidikan, “..demands a qualitative
concept of experience” (Frederick Mayer, 1963: 3-5).
Dalam arti teknis, pendidikan adalah proses dimana masyarakat, melalui lembaga-
lembaga pendidikan (sekolah, perguruan tinggi atau lembaga-lembaga lain), dengan
sengaja mentransformasikan warisan budayanya, yaitu pengetahuan, nilai-nilai dan
keterampilan-keterampilan, dan generasi ke generasi.
Menurut John Dewey dalam bukunya Democracy and Education (1950: 89-90),
pendidikan adalah rekonstruksi atau reorganisasi pengalaman yang menambah makna
pengalaman, dan yang menambah kemampuan untuk mengarahkan pengalaman
selanjutnya. Frederick Mayer dalam bukunya Foundations of Education (1963: 5)
menyatakan bahwa pendidikan adalah suatu proses yang menuntun pencerahan umat
manusia.
Menurut John S. Brubacher dalam bukunya Modern Philosophies of Education
(1977: 371), pendidikan adalah proses dimana potensi-potensi, kemampuan-kemampuan,
kapasitas-kapasitas manusia yang mudah dipengaruhi oleh kebiasaan-kebiasaan,
disempurnakan dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik, dengan alat (media) yang disusun
sedemikian rupa, dan digunakan oleh manusia untuk menolong orang lain atau dirinya
sendiri dalam mencapai tujuan-tujuan yang ditetapkan. Dan menurut G. Terry Page, J.B.
Thomas dan AR. Marshall dalam International Dictionary of Education (1980: 112),
Pendidikan adalah proses pengembangan kemampuan dan perilaku manusia secara
keseluruhan.
Menurut Carter V. Good dalam Dictionary of Education (1945: 145) pendidikan
adalah: (1) keseluruhan proses dimana seseorang mengembangkan kemampuan, sikap,
dan bentuk-bentuk tingkah laku lainnya yang bernilai positif dalam masyarakat dimana
dia hidup; (2) proses sosial dimana orang dihadapkan pada pengaruh lingkungan yang
terpilih dan terkontrol (khususnya yang datang dan sekolah), sehingga dia dapat
memperoleh atau mengalami perkembangan kemampuan sosial dan kemampuan individu
yang optimal.
Menurut Ki Hadjar Dewantara (1977: 20) yang dinamakan pendidikan yaitu
tuntunan didalam hidup tumbuhnya anak-anak. Adapun maksudnya pendidikan yaitu,

8
menuntun segala kekuata kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai
manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan
kebahagiaan yang setinggi-tingginya.
Sedangkan menurut Driyarkara (1980: 78), intisari atau eidos, dari pendidikan
adalah pe-manusia-an manusia-muda. Pengangkatan manusia muda ke taraf insani, itulah
yang menjelma dalam semua perbuatan mendidik, yang jumlah dan macamnya tak
terhitung.
Selanjutnya menurut uu No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara.
Adapun mengenai unsur-unsur yang secara esensial yang tercakup dalam
pengertian pendidikan adalah sebagai berikut:
1. Dalam pendidikan terkandung pembinaan (pembinaan kepribadian), pengembangan
(pengembangan kemampuan-kemampuan atau potensi-potensi yang perlu
dikembangkan), peningkatan (misalnya dari tidak tahu menjadi tahu), serta tujuan (ke
arah mana peserta didik akan diharapkan dapat mengaktualisasikan dirinya seoptimal
mungkin)
2. Dalam pendidikan, secara implisit terjalin hubugan antara dua fihak, yaitu fihak
pendidik dan fihak peserta didik yang di dalam hubungan itu berlainan kedudukan
dan peranan setiap fihak, akan tetapi sama dalam hal dayanya yaitu saling
mempengaruhi, guna terlaksananya proses pendidikan.
3. Pendidikan adalah proses sepanjang hayat dan upaya perwujudan pembentukan diri
secara utuh dalam arti pengembangan segenap potensi dalam pemenuhan semua
komitmen manusia sebagai individu, sebagai makhluk sosial dan sebagai makhluk
Tuhan.
4. Aktivitas pendidikan dapat berlangsung dalam keluarga, dalam sekolah dan dalam
masyarakat.

9
2.2 Bagaimana hubungan Ilmu Pendidikan dengan Pendidikan Teknik Sipil
Ilmu Pendidikan seperti yang telah di jelaskan di atas yang kita ketahui banyak
memiliki arti dan persepsi, tetapi secara garis beras Ilmu Pendidikan memiliki makna
sebagai pembinaan, pengembangan (potensi-potensi yang perlu dikembangkan),
peningkatan, serta tujuan (ke arah mana peserta didik dapat mengaktualisasikan dirinya
seoptimal mungkin)
Hubungan Ilmu Pendidikan yang di maksudkan disini adalah berbagai ilmu yang
harus dimiliki terutama bagi kita yang mengambil jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan
Perencanaan, karena kita dipersiapkan sebagai tenaga pengajar.
Oleh karena itu kita harus menguasai Ilmu Pendidikan dan juga harus mengerti
teknik-teknik pengajaran yang akan kita gunakan dalam megajar kelak, walaupun kita
tidak dapat menguasai semua yang di ajarkan di dalam mata kuliah Ilmu Pendidikan
setidaknya kita memahami apa itu Ilmu Pendidikan agar dalam dunia kerja nanti kita bisa
mengoptimalkan ilmu yang telah kita dapat selama masa perkuliahan dalam bentuk ilmu
yang siap kita salurkan untuk peserta didik nanti.
Ilmu Pendidikan itu sendiri sangat penting bagi mahasiswa yang mengambil
jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan. Karna sesuai dengan nama jurusan nya
kita pasti akan mempelajari berbagai ilmu pendidikan dan dipersiapkan sebagai pendidik
yang profesional dalam bidang-bidang nya, semakin baik Ilmu Pendidikan yang dikuasai
oleh mahasiswa maka semakin baik pula ilmu yang siap di salurkannya kepada peserta
didik kelak, maka sistem pengajaran yang digunakannya pun berarti telah optimal.
Jika sistem pengajaran yang kita terapkan kepada peserta didik telah optimal
tergantung dari peserta didik itu sendiri seperti apa mereka menyerap materi-materi yang
telah kita sampai kan kepada mereka, apa sudah optimal atau belum, dan itu menjadi
persoalan kita sebagai tenaga pendidik dalam mengatasinya. Cara-cara untuk
mengatasinya pun telah disiapkan dalam Ilmu Pendidikan, jadi hubungan Ilmu
Pendidikan itu sendiri dengan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan sangat lah
berhubungan erat, karena kita merupakan mahasiswa yang dipersiapkan sebagai pendidik
yang akan memberikan ilmu-ilmu pendidikan dan mengatasi persoalan-persoalan dalam
belajar-mengajar kelak. Maka dari itu sebagai mahasiswa yang di persiapakan sebagai
tenaga pendidik perlu diberikan mata kuliah Ilmu Pendidikan, semata-mata sebagai bekal

10
mengajar kelak dan sebagai bekal dalam mengatasi persoalan-persoalan dalam belajar-
mengajar kelak.
Dalam Ilmu Pendidikan pun kita akan diajarkan berbagai kompetensi-kompetensi
dalam belajar-mengajar sebagai bekal mengajar kita kelak, seperti dibawah ini:
1. Kompetensi Pedagogik
Yaitu kompetensi yang hanya bersifat teknis belaka atau “kemampuan mengelola
pembelajaran peserta didik”, apalagi sebagai mahasiswa jurusan Pendidikan Teknik
Sipil dan Perencanaan yang dipersiapkan untuk mengajar di SMK, haruslah benar-
benar menguasai kompetensi ini, karna kebanyakan yang di ajarkan dalam SMK
adalah praktek yang membuat kita sebagai tenaga pendidik harus lah benar-benar
pandai mengelola pembelajaran agar peserta didik itu sendiri bisa mengerti dengan
praktek yang kita ajarkan.
2. Kompetensi Kepribadian
Adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh pendidik di sekolah yang berupa
kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan
peserta didik.
3. Kompetensi Profesional
Adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang pendidik di sekolah berupa
penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam.
4. Kompetensi Sosial
Adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh pendidik di sekolah untuk
berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik,
sesama guru, orangtua/wali peserta didik, masyarakat sekitar.

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas dan hasil kerja, bahasan tentang arti pendidikan dan
hubungan Ilmu Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan dapat dirangkum sebagai
berikut.
Semakin berkembang peradaban manusia, semakin berkembang pula
permasalahan yang di hadapi pendidikan, sehingga semakin menuntut kemajuan manusia
dalam pemikiran-pemikiran yang sistematik tentang pendidikan.
Peranan pendidikan dalam drama kehidupan dan kemajuan umat manusia
semakin penting. Ini berkaitan dengan semakin perlunya bagi manusia pada umumnya
dan pendidik khususnya untuk senantiasa mengembangkan pemahaman yang tiada henti
mengenai pendidikan.
Pendidikan pada dasarnya adalah proses komunikasi yang didalamya
mengandung transformasi pengetahuan, nilai-nilai dan keterampilan-keterampilan, di
dalam dan di luar sekolah yang berlangsung sepanjang hayat (life long process), dari
generasi ke generasi, dan pendidikan, sangat bermakna bagi kehidupan individu,
masyarakat, dan suatu bangsa.
Dan juga mata kuliah Ilmu Pendidikan salah satu mata kuliah penting dalam
jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan karena jurusan ini mempersiapkan
calon pendidik yang harus lah di bekali Ilmu Pendidikan sebagai bekal mengajar kelak,
yang didalam mata kuliah tersebut di ajarkan berbagai cara belajar-megajar.

3.2 Kritik dan Saran


Semoga dalam tersusunnya makalah ini dapat memberikan gambaran dan
wawasan kita tentang hubungan ilmu pendidikan dengan pendidikan teknik sipil, lebih
jauhnya penyusun berharap kita semua bisa lebih baik dalam mengikuti mata kuliah Ilmu
Pendidikan, yang kita tahu mata kuliah ini sangat lah penting bagi pendidik seperti kita
kelak.

12
DAFTAR PUSTAKA

Dwi Siswoyo, dkk. 2013. Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press

13

Anda mungkin juga menyukai