Anda di halaman 1dari 38

CRITICAL BOOK REPORT

CRITICAL BOOK REPORT

MK PROFESI PENDIDIKAN

PRODI S1 PTE-FT

Skor Nilai :

NAMA MAHASISWA : ANDRE BENDICTUS SIANTURI

NIM : 5172131002

DOSEN PENGAMPU : DR. SUKARMAN PURBA, M.pd

MATA KULIAH : PROFESI PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

Maret 2018

1
Kata Pengantar
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat
dan rahmat –Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan penulisan tugas Critical Book
Report ini tepat pada waktu untuk memenuhi tugas mata kuliah profesi
kependidikan. Terimakasih juga penulis ucapkan kepada bapak Dr. Sukarman Purba ,
M.Pd selaku dosen pengampu serta pihak-pihak yang membantu dalam
menyelesaikan penulisan ini.
Tulisan ini berisi ulasan-ulasan dari buku yang berjudul “Profesi
Kependidikan Edisi Revisi 2018” , mulai dari identitas buku , keunggulan &
kelemahan , serta kesimpulan dan saran.
Penulis sadar bahwa penulisan critical book report ini masih belum sempurna
dan masih perlu bimbingan agar penulisan lebih baik kedepannya, untuk itu penulis
bersedia menerima kritik dan saran.

Akhir kata penulis berharap critical book report ini dapat memberikan
manfaat kepada semua pembaca. Terima Kasih.

Medan, 12 Februari 2018

Penulis

ANDRE SIANTURI

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................ 2
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 4
A. LATAR BELAKANG ....................................................................................... 4

B. TUJUAN .............................................................................................................. 4

C. MANFAAT .......................................................................................................... 4

BAB II IDENTIFIKASI BUKU .......................................................... 5


II.1.IDENTITAS BUKU ........................................................................................ 5
II.2.RINGKASAN ISI BUKU ................................................................................ 6
BAB III PEMBAHASAN ..................................................................... . 35
III.1.KELEMAHAN ................................................................................................ 35
III.2.KEUNGGULAN .............................................................................................. 35
BAB IV PENUTUP ............................................................................. 36
IV.1.KESIMPULAN ............................................................................................... 36
IV.2.SARAN ............................................................................................................. 36
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 37

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah bagian tidak terpisahkan dalam kehidupan manusia, bahkan
dapat dikatakan bahwa pendidikan itu merupakan kehidupan manusia itu sendiri.
Melalui proses pendidikan keberadaan manusia sebagai makhluk individual, susial,
sosial, dan religius dapat dieksiskan sedemikian rupa sehingga individu manusia
berubah menjadi manusia yang seutuhnya.
Tenaga pendidik sebagai saluran dalam melakukan proses pendidikan haruslah
bekerja secara profesional dan benar-benar memiliki keprofesionalan dalam bidang
pendidikan. Tenaga-tenaga pendidik adalah individu-individu yang memiliki niat, dan
minat untuk membantu proses memanusiakan manusia. Hal tersebut membuat
seorang pendidik selayaknya memiliki integritas dan keprofesionalan dalam bidang
kependidikan.
Dengan adanya mata kuliah profesi kependidikan ini diharapkan mahasiswa
yang menjadi calon-calon tenaga pendidik mampu tampil secara profesional dalam
kedudukannya sebagai guru, manajer kelas, pembimbing, serta pelatih bagi peserta
didik. Diharapkan mata kuliah profesi kependidikan ini mampu menjadi saluran bagi
mahasiswa sebagai calon tenaga pendidik untuk mendalami bidang pendidikan.
B. Tujuan
1. Untuk memenuhi tugas Critical Book dari Mata Kuliah Profesi
Kependidikan
2. Untuk membahas lebih dalam tentang profesi kependidikan

C. Manfaat

Adapun yang menjadi manfaat dalam penulisan ini sebagai berikut:


1. Agar pembaca hasil critical book report ini mengetahui lebih dalam
mengenai profesi kependidikan
2. Melatih kemampuan menulis mahasiswa dalam mengkritisi sebuah
buku.

4
BAB II

IDENTITAS BUKU

II.1 Identitas Buku

A. Buku Utama
Judul : PROFESI KEPENDIDIKAN Edisi Revisi 2018
Penulis : Dr. Yasaratodo Wau, M.Pd
Penerbit : Unimed Press
Tahun Terbit :2018
Jumlah Hal : vii + 331

B. Buku Pembanding
Judul : KEMAMPUAN PROFESIONAL GURU dan TENAGA
KEPENDIDIKAN
Penulis : Prof. Dr. H. Syaiful Sagala, M.Pd
Penerbit : ALFABETA, CV
Tahun Terbit : 2013
Jumlah Hal : vi + 275

5
II.2 RINGKASAN ISI BUKU
BAB I HAKEKAT PROFESI KEPENDIDIKAN

1. KONSEP DASAR PROFESI KEPENDIDIKAN


A. Pengertian Profesional

Secara etimologis istilah profesi berasal dari Bahasa Inggris “profession” yang
berakar dari bahasa Latin “profeus” yang artinya “mengakui” atau “menyatakan
mampu atau ahli dalam satu bentuk pekerjaan”. Secara semantik profesi adalah suatu
jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian dari para anggotanya. Artinya
pekerjaan atau jabatan tersebut hanya dapat dipekerjakan itu sendiri. Keahlian yang
dimaksud bukan sekedar ketrampilan semata melainkan menyangkut kemampuan
sikap, kecakapan, dan kemampuan yang dieroleh melalui proses dan latihan tertentu.

Suatu pekerjaan dikatakan profesional apabila pekerjaan tersebut hanya dapat


dikerjakan oleh oang yang memenuhi persyartan atau kriteria tertentu. Kriteria
tersebut ntara lain harus melalui pendidikan tinggi, melibatkan kegiatan mental,
menuntut keahlian, dan didikat oleh kode etik tertentu. Profesi dalam dirinya sendiri
mengandung pengertian tentang adanya penyerahan atau pengabdian penuh pada
suatu jenis pekerjaan yang mengimplikasikan tanggungjawab pada diri sendiri.
Seorang profesional bukan hanya bekerja, melainkan ia tahu mengapa dan untuk apa
ia bekerja serta tanggungjawab apa yang melekat dalam pekerjaanya. Jadi dia tidak
boleh bekerja semaunya saja.

B. Ciri-ciri Profesi

Ciri-ciri profesi ditinjau dari beberapa segi yaitu :

a. Segi fungsi dan signifikansi sosial; suatu profesi merupakan pekerjaan yang
memiliki fungsi sosial yang penting.
b. Segi keahlian dan ketrampilan; untuk mewujudkan fungsi ini dituntut derajat
keahlian dan ketrampilan tertentu.

6
c. Memperoleh keahlian dan ketrapilan yang dilakukan secara rutin, serta
bersifat pemecahan masalah atau menangani situasi kritis melalui teori dan
metode ilmiah.
d. Batang tubuh ilmu, artinya profesi didasarkan kepada suatu disiplin ilmu yang
jelas, sisteatis, dan eksplisit.
e. Masa pendidikan, upaya mempelajari dan menguasai batang tubuh ilmu dan
keahlian atau keterampilan tersebut membutuhkan masa latihan yang lama
dan dilakukan di tingkat perguruan tinggi.
f. Aplikasi dan sosialisasi nilai-nilai profesional proses pendidikan tersebut
merupakan wahana untuk sosilisasi nilai profesional dikalangan mahasiswa.
g. Kode etik tertentu dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
h. Wewenang atau kekuasaan untuk memberi suatu
judgement/pendapat/putusan.
i. Tanggung jawab profesional atau otonomi.
j. Pengakuan dan imbalan; sebagai imbalan dari pendidikan dan latihan yang
lama, dan seluruh jasa yang diberikan kepada masyarakat, maka seorang
pekerja profesional mempunyai prestise yang tinggi oleh karena itu wajar
mendapat imbalan yang layak.
C. Guru Sebagai Jabatan Profesional

Para ahli pendidikan pada umumnya memasukkan jabatan guru sebagai


pekerjaan profesional, yaitu pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh mereka yang
khusus dipersiapkan untukitu dan bukan pekerjaan yang dilakukan oleh mereka yang
karena tidak dapat memperoleh pekerjaan lain. Sebagaimana telah dikemukan
terdahulu berdasarkan persyaratan umum seperti disebut diatas, jabatan guru
memenuhi kriteria yang dikemukakan, oleh karena itu jabatan guru digolongkan
jepada jabatan profesional. Dimana kekhususuan jabatan guru dari jabatan
profesional lainnya, dapat disimak dari kopetensi keguruan itu. Guru dituntut
memiliki tiga kompetensi yaitu :

 Kompetensi personal, yaitu kecakapan pribadi dalam memngadakan


komnunikasi antar personal, yang bersifat psikologis kepada siswa dan teman
sejawatnya. Dengan kmpetensi ini, dari seoranf gitu dituntut keutuhan dan

7
integritas pribadi, dimana didalam komunikasinya dengan pribadi-pribadi
lainnya ia tidak terombang ambing dibaea arus, tetapi mantap dengan sikap
yang tegas yang sudah dibentuk dengan didasari nilai-nilai luhur yang
diyakininya.
 Kompetensi sosial, yaitu kemmapuan berkomunikasi sosial baik dengan siswa,
dengan sesama teman guru, kepadakepala sekolah, maupun dengan masyarakat
luas. Kemampuan memnberikan pelayanan sebaik-baiknya, berarti ia dapat
mengutamakan nilai kemanusian dari pada nilai kebendaan atau material.
 Komepetnsi profesional yaitu kemampuan melaksanakan tugas dan mengenai
batas-batas kemampuannya, serta kesiapan dan keterbatasan pelaksanaan
tugas tersebut. Dengan kata lain dismaping mmapu melaksanakan tugasnya
dengan baik, guru yang baik dapat memahami lasan-alasan serta
memperkirakan ampak jangka panjang tindakan diambilnya dalam rangka
pelaksanan tugasnya.
2. CIRI-CIRI PROFESIONAL GURU
A. Ciri-ciri Profesional Guru

Dengan berpedoman pada gejala-gejala perkembangan ilmu pengetahuan,


teknologi, dan sosial, ada pihak berpendapat bahwa ciri keprofesionalan guru terletk
pada kemampuan menuagsai subjek (kandungan kurikulum), memiliki kemahiran
dan ketrampilan pdagogik (mengajar dan membelajarkan), memahami
perkembangan dan menyayangi peserta didik, memahamicounseling pembelajaran
(cognitive psychology), mahir menggunakan teknologi terkini. Sementara penulis lain
mengemukakan bahwa ada 10 ciri guru profesional yaitu meliputi:

 Keikhlasan dalam mendidik


 Mengajarkan sesuatu yang bermanfaat
 Mendisplinkan siswa dengan bentuk contoh
 Menjadi manajer kelas yang efektif
 Memercayai bahwa siswanya memiliki peluang untuk menjadi seorang yang
sukses
 Memilki harapan bahwa siswanya bisa menjadi lebih baik daripada dirinya
sendiri

8
 Berkomunikasi secara teratur dengan orangtua siswa
 Memguasai bahan dengan baik
 Menyesuaikan pengajarannya dengan kurikulum yang berlaku
 Memilki hubungan dengan kurikulum yang berlaku
 Memilki hubungan yang harmonis dengan siswanya

Untuk menjadi profesional seorang guru dituntut untuk memilki lima hal yaitu
pertama, guru mempunyai komitmen kepada siswa dan proses belajarnya. Ini berarti
bahwa komitmen tertinggi guru adalah kepada kepentingan siswanya. Kedua, guru
menuasai secara mendalam bahan/mata pelajara yang diajarkannya kepada para
siswa. Bagi guru hal ini merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Ketiga, guru
bertanngungjawab memantau hasil belajar siswa melalui berbagai teknik evaluasi,
mulai cara pengamatan perilaku siswa sampai tes hasil belajar. Keempat, guru
mampu berpikir sistematis tentang apa yang akan dilakukannya. Untuk belajar dari
pengalaman, ia harus tahu mana yang benar mana yang salah, serta bagaimana
dampaknya terhadap proses belajar. Kelima, guru seyogiyanya meruapakan bagian
dari mayarakat belajar dalam lingkungan profesinya, mislanya kalau di Indonesia,
PGRI dan organisasi profesi lainnya.

B. Kriteria Guru Profesional

Berdasarkan ciri-ciri guru profesional yang dikemukan diatas, maka untuk


menjadi guruyang profesional harus memilki seluruh ciri tersebut dan memenuhi
sejumlah kriteria tertentu. Kriterua untuk mejnadi guru yang profesional sangat
beragam, namun kriteria utama meliputi tiga yakni harus ahli (expert), bertanggung
jawab (responsibility) baik tanggung jawab intelektuak maupun moral dan memilki
rasa kesejawatan.

Expert mengandung makna bahwa seorang guru harus memilki kealian


dibidang pengetahuan yang diajarkan, ahli di bidang ilmu keguruan dan mendidik.
Keahlian expert ini tidak hanya semata mata ahli menguasai materi ajar. Lebih dari iu
guru yang memilki expert adalah guru yang mampu menampilkan penguasaan
terhadap materi ajar yang diajarkannya, mampu menyajikan dan
mengembangkannya sesuai dengan displin ilmu (bidang studi) yang digelutinya.

9
Responsibility, adalah rasa tanggungjawab terhadap jabatan dan atau tugas
yang diemban. Seorag guru yang profesional memilki kemampuan untuk
mempersiapkan segala sasuatu yang berkaitan dengan pekerjannya membelajarkan
peserta didik hingga tersusun persiapan secara lengkap secara tertulis berwujud
dalam bentuk siapnya [erangkat pembelajaran seperti silabus, rencana pelaksanan
pembelajaran (RPP), media pembelajaran, dan lain sebagainya.

Komeptensi guru profesional yang ditetapkan dalam UU No. 14 tahun 2005


tersebut dapat dikemukanan secara rinci dibawah ini. Masing-masing kompetensi
tersebut adalah sebagai berikut :

 Kompetensi Pedagogik

Kompetensi pedagogik adalah kemampuan pemahaman terhadap peserta didik,


perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan
pengembangan peserta didik untuk mengakttualisasikan berbagai potensi yang
dimilikinya. Sub kompetensi dalam kompetensi pedagogik adalah :

a. Memahami pesrta didik secara mendalam.


b. Merancang pembelajaran.
c. Melaksankan pembelajaran.
d. Merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran.
e. Mengembangkan peserta didik untuk mengaktulisasikan berbagai potensinya.

 Kompetensi Kepribadian

Kompetensi kepribadian adalah kemampuan personal yang mencerminkan


kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi
peserta didik, dan berakhlak mulia. Sub kompetensi kepribadian meliputi :

a. Kepribadian yang mantap dan stabil.


b. Kepribadian yang dewasa.
c. Kepribadian yang arif.
d. Kepribadian yang dewasa.
e. Berakhlak mulia dan dapat menjadi taladan.

10
 Kompetensi Profesional

Kompetensi profesinal adalah penguasaan materi pembalajaran secara luas dan


mendalam yang mencakup penguasaan mateti kurikulum mata pelajaran disekolah
dan substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan terhadap
struktur dan metodologi keilmuannya.

a. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir kelimuan yang mendukung
pelajaran yang dimampu.
b. Mengausai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang
pengembangan yang diampu.
c. Mengembangkan materi pembelajaran yang dimampu secara kreatif.
d. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melalkukan
tindakan reflektif.
e. Memanfaatkn teknik informasi dan komunikasi.

 Kompetensi Sosial

Kompetensi sosila adalah kemmapuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul


secara efektif dengan peserta didik, tenaga kependidikan, orangtua/wali, peserta
didik, dan masyarakat sekitar.

a. Bersikap inklutif, bertindak obyektif, seta tidak diskriminatif karena


pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga,
dan situasi sosial keluarga.
b. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pndidik,
tenaga kependidikan, orangtua, dan masyarakat.
c. Berdaptasi ditempt bertugas di seluruh wilayah RI yang memilki kergamab
sosial budaya.
d. Berkomuniksi dengan lisan maupun tulisan.
e.

11
BAB II PROFESIONALISASI JABATAN GURU

A. Pengertian profesionalisasi

Untuk menjadi seorang guru, seseorang harus memilki tekad dan komitmen
mengikuti seluruh perjalanan pembentukan kepribadian guru yang profesional yang
diawali dari adanya keinginan atau niat yang tulus dari hati yang paling dalam untuk
menjadi guru. Dari titik inilah seorang tadi mencari dan terus mencari hingga
menemukan bebagai strategi, model, sikap, pngetahuan, ketrampilan yang
dipersyaratkan bagi seorang guru yang profesional melalui pendidikan formal, non
formal, dan informal sehingga dengan senang hati dan komitmen afektif yang tinggi
memasuki lembaga pendidikan yang mampu membantu dirinya menjadi guru yang
profesional.

Proses yang harus dialami atau dijalani seseorang yang memilki niat memnjadi
guru sejak memilki niat menjadi guru sejak memilki niat menjadi guru, lalu memasuki
lemabaga pendidikan untuk mengalami proses pendidikan dan latihan dalam kurun
waktu teretentu, kemudian memperoleh pengakuan sebagai guru yang profesional,
kemudian terus belajar dan belajar smapai menemukan sosok guru yang benar-benar
profesional dan akhirnya kembali menyadari bahwa dirinya sudah tidak mampu
menjadi guru lagi. Itulah yg dimaksud dengan profesionalisasi guru.

B. Profesionalisasi jabatan guru

Di indonesia, telah banyak wahana yang dapat digunakan untuk meningkatkan


profesionalisme guru, misalnya dengan memberdayakan Pusat Kegiatan Guru (KKG)
yang memungkinkan para guru untuk berbagai pengalamandalam memecahkan
masalah-masalah yang mereka hadapi dalam kegiatan mengajarnya. Pelatihan dalam
in-service training yang diselengarakan oleh berbagai pihak yang memilki
kewewnangan sperti lembaga pendidikan tenaga kependidikan (LPTK) yang
dikordinir oleh jurusan-jurusan yang tingkat pemerintahan daerah dan atau pusat,
dan sebagainya. Dibeberapa sekolah dapat diadakan rapat kerja (workshop), diskusi,
atau sederajat telah diadakan pendidikan penyertaan D-II, malah hingga program S1
PGSD melalui sebagai Institut Keguruan dan Ilmu Kependidikan (IKIP). Sesuai dengan
Undang-Undang Guru dan Dosen tahun 2005, usaha profesionalisasi guru, terus

12
dilakukan sehingga syarat untuk menjadi guru di tingkat kependidikan dasar atau
taman kanak-kanak dan sekolah dasar meningkat menjadi minimal tingkat pendidkan
strata 1 (S1).

C. Pengembangan kinerja guru

Kinerja guru adalah hasil kerja yang dicapai guru dalam melaksanakan tugas-
tugas yang dibebakan kepadanya yang didasarkan pada kecakapan, pengalaman, dan
kesungguhannya dalam beekrja. Kinerja guru menyangkut hasil kerja yang secara
kuantitas dan kualitas dapat dicapai guru dalam melaksanakan tugasnya sesuai
dengan tanggungjawab yang diberikan kepadanya sebagai guru. Kinerja guru
digambarkan melalui kecakapannya dalam bekerja, pengalaman, kesungguhan dalam
bekerja dapat diketahui melalui tampilan-tampilan guru dalam
mengimplementasikan seluruh kompetensi yang dipersyaratkan oleh jabatan guru.
Setelah keempat kompetensi guru telah dimilki oleh guru, maka tuntutan selanjutnya
adalah mewujudkannya dalam melaksanakan proses pendidikan dan pembelajaran
bagi peserta didik. Proses dan hasil kerja yang dapat ditampilkan guru melalui
keempat kompetansi tersebut dijadikan sebagai tolak ukur untk menggambarkan
tingkat dan atau diajar kinerja guru.

D. Faktor penentuan dan penilaian kinerja guru

Kinerja guru ditentukan oleh berbagai faktor yang satu sama lain saling
berkaitan seperti kepemimpinan kepala sekolah, fasilitas kerja, rekan guru,
karyawan, maupun anak didik. Menurut Pidarta (1986) bahwa melaksankan tugasnya
yaitu :

 Kepemimpinan kepala sekolah.


 Fasilitas kerja.
 Harapan-harapan.
 Kepercayaan personalia sekolah.

Sedangkan dalam buku lain, profesionalisasi guru dientukan oleh tiga faktor yaitu
:

13
 Faktor nternal, dapat menetukan tingkat kerja sejauh bagaimana guru
memnadang dan memperlakukan jabatan guru. Jika jabatan guru dipandang
sebagai kewajiaban, maka kinerjanya hanya sebatas melaksanakan tugas
semata. Jika selesai bertugas berabrti selesai tanggungjawab tinggal
melaksankannya dikelas.
 Faktor lingkungan, tempat mengabdi atau sekolah dapat menentukan kinerja
guru sejuah lingkungan mendukung setiap upaya yang baik dari guru. Jika
lingkungan dapat ditata sedemikian rupa dengan mencipatakan dan
memelihara seluruh komponen berfungsi sebagaimana semestinya melalui
kepemimpinan adminstrator atau manajer soklah yang efektif dan efisien
sehingga suasana sekolah bena-enar aman, nyaman, menyejukkan, guru akan
termotivasi dan berjuang untuk menampilkan kinerja yang terbaik.
 Faktor kenijakan pemerintah, juga dapat menentukan kinerja guru sejauh
bagaimana pemerintah memperlakukan jabatan guru dan guru itu sendiri. Jika
pemerintah memandang dan memperlakukan jabatan guru sebagai profesi,
sehingga uang mengisi jabatan itu hanya mereka yang benar-benar profesional,
dapat diprediksi kinerja guru akan tinggi.

Unsur-unsur yang perlu diadakan penilaian dalam proses penilaian kerja guru
menurut siswanto dan lamatenggo (2001) adalah sebagai berikut :

 Kesetiaan adalah tekad dan kesanggupan untuk menaati, melaksankan dan


mengamalkan sesuatu yang ditaati dengan penuh kesabaran dan
tanggungjawab.
 Prestasi kerja adalah kinerja yang dicapai oleh seorang tenaga kerja dalam
menyelesaikan tugas dan pekerjaan yang diserahkan kepadanya dengan sebaik-
baiknya san tepat waktu serat berani membuat resiko atas keputusan yang
diambilnya.
 Tanggung jawab adalah kesanggupan seorang untuk menaati peraturan yang
berlaku dan menaati perintah yang diberikan atasan yang berwewenang.
 Ketaatan adalah kesanggupan seseorang untuk menaati segalan ketetapan,
peratyran, yang berlaku dan menaati perintah yang diberikan atasan yang
berwewenang.

14
 Kejujuran adalah ketulusan hati seorang tenaga kerja dalam melaksankan tugas
dan pekerjaan seta kemampuan untuk tidak menyalahgunakan wewenang yang
telah diberikan kepadanya.
 Kerja sama adalah kemapuan tenaga kerja untuk bekerja sama dengan
oranglain dalam menyelesaikan suatu tugas dan pekerjaan yang telah
ditetapkan sehingga menvapai suatu tugas dan pekerjaan yang telah ditetapkan
sehingga mencapai guna dan hasil yang sebesar-besarnya.
 Parakarsa adalah kemampuan seseorang tenaga kerja untuk mengambil
keputusan langkah-langkah atau melaksanakan suatu tindakan yang diperlukan
dalam melaksankan tugas.
 Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk meyakinkan orang lain
sehingga dapat dikerahkan secara maksimal untuk melaksanakan tugas pokok.

E. Pengembangan karier guru

Tugas guru sebagai pendidik profesional terdiri dari mendidk, mengajar,


membimbing, mengarahkan, melatih, menilai keberhasilan peseta didik. Tugas
tersebut akan efektif pelaksanaanya jika guru yang melaksanakannya memilki
dearajat keprofesionalan yang tercermin dari kompetensi, keahlian, kemahiran, dan
ketrampilan yang memenuhi standar mutu dan norma etik tertentu.

Pembinaan dan pengembangan karir guru dilakukan melalui tiga upaya yang
meliputi :

 Penugasan meruapakn penentuan beban tugas yang menjadi kewajiban dan


tanggung jawab dibidang pendidikan dan pengajaran. Penentuan beban tugas
guru didasarkan pada jenis kedudukan guru, yaitu meilputi guru kelas, guru
mata pelajaran, dan guru bimbingan konseling. Satu jenis pekerjaan guru
diluar ketuga jenis tersebut adalah guru dengan tugas tambahan. Tugas pokok
dari guru profesionaladalah merencanakan pembelajaran, melaksankan
pemebalajaran, menilai hasil pembelajaran, membimbing dan melatih,
melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan tugas pokok.
 Kenaikan pangkat dan jabatan guru dalam rangka pengembangan karir
ditentukan oleh angka kredit yang dapat diperoleh guru pada setiap aktivitas

15
keguruannya.unsur penunjang tugas guru meliputi berbagai kegiatan yang
meliputi :
a. Memperoleh gelar atau ijazah yang tidak sesuai dengan bidang yang
diampunya ijazah s1 diberikan angka kredit 5 angka kredit, S2 sebesar 10
angka kredit, dan S3 sebesar 15 angka kredit.
b. Melaksanakan kegiatan yang mendukung tugas-tugas yang dapat meliputi
membimbing siswa dalam praktek kerja nyata/ praktik industri, menjadi
pengurus organisasi profesi, menjdi anggota kegiatan pramuka dan
sejenisnya, menjadi tim penilai angka kredit, menjadi
tutor/pelatih/instruktur/pemandu atau sejenisnya.
c. Memperoleh penghargaan atau tanda jasa.

 Promosi merupakan pemberian tugas kepada guru sebagai guru sebagai guru
pembina, guru inti, instruktur, wakil kepala sekolah, kepala sekolah, pengawas
sekolah, dan sebagainya.
F. Pengawasan terhadap pelaksanaan kode etik keguruan

Kode etik guru terdiri dari dua bagian yaitu kode etik Indonesia dan kode etik
jabatan guru. Kedua kode etik tersebut berkenaan dengan karakteristik perilaku yang
baik secara umum, perilaku yang standar seharusnya ditampilkan oleh seorang guru
dalam melakukan tugasnya. Kearah kode etik inilah seharusnya profesional
diarahkan, meliputi dimensi-dimensi pengetahuan, ketrampilan, dan sikap-sikap
serta nilai-nilai.

Oleh karena itu organisasi profesi dapat dikatakan berperanganda yaitu sebagai
penjaga bagi praktisi untuk tidak keluar dari kode etik profesional dan sebagai
penggerak bagi pengembangan profesi itu sendiri.

G. Perlindungan profesi guru

Mereka juga mengusulkan ditetapkannya peraturan perundang-undangan yang


mewadahi profesi guru antara lain:

16
 Perlindungan terhadap LPTK, sebagai satu-satunya yang berwenang
memproduksi tenaga kependidikan khususnya guru untuk semua jenis dan
jenjang pendidikan.
 Perlindungan terhadap LPTK, sebagai satu-satunya yang berwenang melakukan
pelatihan bagi lulusan perguruan tinggi program S1 dan program selanjutnya
yang bermaksud jadi guru.
 Perlindungan berupa pelatihan bagi lulusan LPTK atau yang tidak melalui LPTK
untuk menjadi guru.
 Perlindungan terhadap pengikut sertaan PGRI dalam memberikan rekomendasi
keanggotaan setiap calon guru dan mengevaluasi guru dalam menjalankan atau
melanngar norma-norma kode etik guru.

BAB III PERAN ORGANISASI DAN PENYIKAPAN PROFESI KEPENDIDIKAN

A. Organisasi profesi keguruan

Organisasi profesi adalah suatu wadah perkumpulan orang-orang yang memilki


suatu keahlian khusus yang merupakan ciri khas dari bidang keahlian tertentu.
Seorang guru dapat dikatakan memilki lima aspek pokok yang perludiwujudkan
yakni :

 Mendapat pengakuan dan perlakuan hukum, terhadap batas wewenang


keguruan yang menjadi tanggungjawab.
 Memilki kebebasan untuk mengambil langkah-langkah interaksi edukatif dalam
batas tanggung jawabnya, dan ikut serta dalam proses pengembangan
pendidikan setempat.
 Menikmati kepemimpinan teknis dan dukungan pengolahan yang efektif dan
efisien dalam rangka menjalankan tugasnya sehari-hari.
 Menerima perlindungan dan penghargaan yang wajar terhadap usaha-usaha
dan prestasi yang inovativ dalam pengabdiannya.
 Menghayatai kebebasan mengembangkan kompetensi profesionalnya secara
individual maupun institusional.

17
Organisasi profesional sebagai pengendali keseluruhan profesi baik secara
sendiri maupun secara bersama-sama dengan pihak lain yang relevan. Fungsi
pengendalian tersebut diwujudkan dalam bentuk kegiatan-kegiatan yang meliputi :

 Penataan standar perilaku profesional guru.


 Penataan, standar kualifikasi dan wewenang guru.
 Memberikan perlindungan kepada anggotanya.
 Pengembangan profesi beserta ilmu yang melandasinya.
 Menata alur kerja sama dengan profesi lainnya.

Guru mempunyai organisasi profesi yang bernama Persatuan Guru Republik


Indonesia (PGRI). PGRI lahir pada tanggal 25 November 1945, organisasi ini pada
mulanya adalah organisasi serikat sekerja, tetapi dengan perkembangannya yang
pesat, maka pada akhirnya Kongres XIII di Jakarta pada tahun 1973 merobah sifat
organisasi ini dari serikat sekerja menjadi organisasi profesi.

Sertifikasi dipersyaratkan bagi guru yang akan bekerja dalam profesi guru baik
bekerja disekolah maupun bekerja di lembaga swasta. Sertifikasi dan lisensi perlu
diberian sejak pertama kali bekerja dilembaga pendidikan, setelah memenuhi
persyaratan yang ditetapkan oleh kerja sama pemerintah dengan oragnaisasi profesi.

B. Analisis peranan organisasi profesional keguruan

a. Keadaan yang ditemui

Perlindungan hukum begitu penting bagi tenaga kependidikan, karena hanya


dengan ada jaminan ini maka mereka akan terbebas dari rasa terancam, tidak tidak
berani mengambil resiko, tidak mampu mengambilkeputusan mndiri. Pada hal sifat-
sifat semacam ini justru meruapakn ciri-ciri ynag sehrusnya melekat pada orang-
orang profesional termasuk tenaga kependidikan. Perlindungan hukum bagi tenaga
kependidikan memerlukan penjabaran lebih lanjut dan yang lebih penting lagi adalah
implementasinya secara nyata. Jangan sampai jaminan ini hanya ada diatas kertas.

18
b. Permasalahn yang dihadapi profesi guru

 Penjabaran yang operasional tentang ketentuan-ketentuan yang tersurat


dalam peraturan yangberlaku yang berkenaan dengan profesi guru beserta
kesejahteraan.
 Peningkatan untuk kerja guru melalui perbaikan program pendidikan guru
yang lebih terarah.
 Proses profesionalisasi guru melaluisistem pengadaan guru terpadu sejak
pendidikan prajabatan.
 Penataan organisasi profesi guru yang diarahkan kepada bentuk wahana untk
pelaksanaan proses profesionalisasi guru.
 Penataan kembali kode etik guru.
 Pemasyarakatan kode etik guru diterapkan oleh setiap guru dan diindahkan
oleh masyarakat rekanan.

c. Kode etik guru

Kode etik guru terdiri dari :

 Guru berbakti membina anak didik seutuhnya untuk membuat manusia


pembangunan yang ber-Pancasila.
 Guru memiliki kejujuran profesional dalam menerapkan kurikulum sesuai
dengan kebutuhan masing-masing anak didik.
 Guru mengadakan komunikasi, terutama dalam memperoleh informasi
tentang anak didik, tetapi menghindarkan diri dari segala bentuk
penyalahgunaan wewenang.
 Guru menciptakan uasana kehidupan sekolah dan memelihara hubungan
dengan orang tua siswa dengan sebaik-baiknya bagi kepentingan anak didik.
 Guru memelihara hubungan baik dengan masyarakat disekitar seklahnya
maupun masyrakat yang lebih lugas untuk kepentingan pribadi.
 Guru seacara sendiri-sendiiri dan atau bersama-sama mengemban dan
meningkatkan mutu profesinya.
 Guru mencipatakan dan memelihara hubungan antara sesama uru baik
berdasarkan lingkungan kerja maupun didalam hubungan keseluruhan.

19
 Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan organisasi PGRI
sebagai srana perjuangan dan pengabdiannya.
 Guru melaksanakan segala ketentuan ynag meruapakan kebijaksanaan
pemerintah dalam bidang pendidikan.
C. Pengawasan terhadap pelaksanaan kode etik keguruan

Penyimpangan terhapa kode etik yang dikeluarkan oleh PGRI seharusnya


dapat pula dapat diawasi oleh \PGRI. Kode etik tersebut hedaknya menjadi
patokan perilaku anggotanya agar setiap anggota terhindar dari pelanggaran
larangan dan terhindar pula dari sanksi yang mungkin diberikan oleh organisasi
profesi.

D. Sikap profesional kependidikan

a. Rasional Sikap Profesional Kependidikan

Sebagai pendidik atau calon pendidik harus mempunyai komimen untuk dapat
menyikapi berbagai hal yang berkenaan dengan tugas dan fungsinya sebagai
pendidik. Seperti yang tertuang dalam UU RI nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen Bab III pasal7 disebutkan bahwa prinsip profesionalis guru dan profesi dosen
meruapkan bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan erdasarkan prinsip antara
lain :

a. memiliki bakat, minat, panggilan jiwa


b. memiliki komitmen unyuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan,
ketaatan, dan akhlak mulia
c. Memiliki kualitas akademik dan latar belakang pendidikan yangs esuai dengan
bidang tugas

b. Pengetian sikap profesional

Guru sebagai pendidik akan diakui oleh masyarakat bapabila dalam


melaksanakan pekerjaannya mampu menunjukkan citra dan reputasi sebgai seorang
guru profesional. Guru selain tugas utamanya sebagai pengajar guru juga adalah
seseorang yang dapat menunjukkan kepada masyarakat bahwa ia layak dijadikan
panutan atau yang memberikan contoh teladan pada masyarakat sekitarnya baik

20
dalam lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat tempat tinggalnya.
Guru sebagai mana asal kata dari gugu dan tiru adalah orang yang dalam
kesehariaanya menjadi panutan yang harus digugu dan ditiru oleh masyarakat
sekitarnya. Yang gugu adalah ucapan dan perkataannya dan yang harus ditiru adalah
perilaku sehar-harinya.

c. Sasaran sikap profesional kependidikan

1) Sikap terhadap peraturan perundang-undangan


2) Sikap terhadap organisasi profesi
3) Sikap terhadap teman sejawat yang dibagi atas hubungan guru berdasarkan
lingkungan kerja dan hubungan guru berdasarkan lingkungan keseluruhan
4) Sikap terhadap peserta didik

d. Pengembangan sikap profesional

1) pengembangan sikap selama pendidikan prajabatan


dalam pendidikan prajabatan calon guru dan tenaga kependidikan lainnya
dipersiapkan dalam berbagai pengetahuan, sikap dan keterampilan yang
diperlukandalam pekerjaannya kelak. Karena tugasnya yang bersifat unik,
disamping itu harus selalu dapat menjadi panutan bagi siswanya, dan abhkan
bagi masyarakat sekelilingnya
2) pengembangan sikap selama dalam jabatan
pengembangan sikap profesional tidak berhenti apabila calon guru selesai
mendapat pendidikan prajabatan. Banyak usaha yang dapat dilakukan dalam
rangka peningkatan sikap profesional keguruan dalam masa pengabdiannya
selaku guru. Peningkatan ini dapat melalui penataran, loka karya, pelatihan,
work shop, atau seminar lainnya boleh juga dari televisi, radio, internet dan lian
sebagainya.

21
BAB IV PERANAN GURU DALAM MANAJEMEN PENDIDIKAN

A. Hakekat Manajemen Pendidikan

Pengertian Manajemen Pendidikan

Kata Manajemen berasal dari bahasa Inggris dengan istilah dan/atau kata dasar
“manage” yang berarti kelola . Management berarti pengolahan , yang berarti
penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran. Manajemen berasal
dari kata ‘managio” yaitu pengurusan atau “managiare” atau melatih dalam mengatur
langkah-langkah .

Secara khusus dalam konteks pendidikkan, Usman (2006) memberikan pengertian


Manajemen Pendidikan sebagai: “Seni dan ilmu mengelola sumber daya pendidikan
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Manajemen
berbasis sekolah menurut beberapa ahli diartikan sebagai: pendekatan politis untuk
mendesain ulang organisasi sekolah dengan memberikan kewenangan dan
kekuasaan kepada partisipan sekolah tingkat lokal guru memajukan sekolahnya.
Strategi untuk memperbaiki pendidikan dengan mentransfer otoritas pengambilan
keputusan secara signifikan dari pemirintah pusat dan daerah ke sekolah-sekolah
secara individual.

Fungsi Manajemen Pendidikan

a. Perencanaan {Planning)

Perencanaan yang kata dasarnya “rencana” pada dasarnya merupakan tindakan


memilih dan menetapkan segala aktivitas dan sumberdaya yang akan dilaksanakan
dan digunakan dimasa akan datang untuk mencapai tujuan tertentu .

Tahap-tahap Perencanaan yang dimaksud , adalah:

Perumusan tujuan

Perumusan kebijaksanaan
22
Perumusan prosedur

Perencanaan skala kemajuan

Perencanaan yang bersifat menyeluruh

b. Pengorganisasian

Pengorganisasian diartikan sebagai kegiatan pembagian peranan, tugas dan


tanggung jawab pada orang atau bagian yang terlibat dalam kerja sama sekolah .

sebagaimana seharusnya.

c. Penyusunan Pegawai

Fungsi staffing dalam konsep manajemen merupakan fungsi yang tidak kalah
pentingnya . Tetapi agak berbeda dengan fungsi lainnya , penekanan dari fungsi ini
telah difokuskan pada sumberdaya manusia yang akan melakukan kegiatan-kegiatan
yang telah direncanakan dan diorganisasikan secara jelas pada fungsi perencanaan
dan pengorganisasian. .

d. Pengarahan

Pengarahan diartikan sebagai suatu usaha untuk menjaga agar apa yang telah
direncanajan dapat berjalan seperti yang dikehendaki . Artinya semua yang telah
direncanakan sebelumnya hendaknya dapat direalisasikan.

e. Koodinasi

Pengkoordinasian merupakan suatu aktivitas manajer membawa orang-orang


yang terlibat dalam organisasi kedalam suasana kerjasama yang harmonis.

f. Pencatatan dan pelaporan

Segala kegiatan organisasi pendidikan mulai dari perencanaan hingga


pengawasan , bahkan pemberian umpan balik tidaklah memiliki arti jika tidak
direkam secara baik melalui pencatatan yang benar dan tepat .

23
g. Pengawasan

Proses pengawasan mencatat perkembangan kearah tujuam dan


memungkinkan manajer mendeteksi penyimpangan dari perencanaan tepat pada
waktunya untuk mengambil tindakan korektif sebelum terlambat .

Bidang Tugas Manajemen Pendidikan

a. Pengelolaan Bidang kurikulum

Kurikulum dalam sistem pendidikan merupakan komponen yang teramat


penting mengingat kurikulum adalah pedoman dalam proses belajar mengajar
di sekolah .

b. Evaluasi proses dan hasilbelajar

Evaluasi hasil belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk memberikan
berbagai informasi secara berkesinambungan dan menyeluruh tentang proses
dan hasil belajar yang dapat dicapai oleh peserta didik .

c. Penelolaan Peserta Didik

Program pengembangan peserta didik merupakan bidang tugas yang harus


ditangani dengan tepat.

d. Pengelolaan Personalia Pendidikan

Personalia pendidikan dalam arti luas meliputi tenaga-tenaga pelaksana


kegiatan pendidikan , termasuk di antaranta kepala sekolah, guru, pegawai , tata
usaha dan peserta didik .

e. Pengelolaan Perlengkapan Pendidikan

Pengelolaan perlengkapan pendidikan merupakan keseluruhan proses


perencanaan, pengadaan, pendayagunakan dan pengawasan peralatan yang
digunakan untuk menunjang penyelenggaraan sistem pendidikan agar tjuan
pendidikan yang telah ditetapkan dapat tercapai secara efektif .

24
f. Pengelolaan Keuangan Pendidikan

Dalam penyelenggaraan sistem pendidikan di lembaga pendidikan faktor


anggaran memegang peranan penting , semua fungsi manajemen pendidikan
akan mengalami masalah yang dapat mengganggu tercapai tujuan pendidikan .

g. Pengelolaan Layanan Khusus

Layanan khusus adalah suatu usaha yang tidaj secara langsung berhubungan
dengan proses belajar-mengajar dikelaa , tetapi secara khusus diberikan kepada
peserta didik oleh lembaga pendidikan agar mereka lebih optimal dalam
melaksanakan kegiatan belajarnya.

h. Pengelolaan Ketatausahaan

Ketatausahaan adalah salah satu bidang garapan manajemen pendidikan yang


menyangkut segenap rangkaian pengelolaan pencatatan dan pelaporan seluruh
kegiatan yang dilaksanakan dala suatu organisasi .

i. Pengelolaan Hubungan Sekolah dengan Masyarakat

Hubungan sekolah dengan masyarakat adalah merupakan suatu proses


komunikasi antara sekolah masyarakat untuk meningkatkan pengertian
masyarakat tentang kebutuhan dan kegiatan pendidikan serta mendorong
minat dan kerjasama dalam meningkatkan kuantitas dan kualitas lembaga
pendidikan .

B. Hubungan kemitraan dengan stakeholders pendidikan


1. Stakeholders Pendidikan

Perkataan stakeholders pada awalnya digunakan dalam dunia usaha , terdiri


atas dua kata; Stake dan holder. Stake berarti to give support to; holder berarti
pemegang . Jadi stakeholders pendidikan dapat diartikan sebagai orang yang menjadi
pemegang dan sekaligus pemberi support terhadap pendidikan atau lembaga
pendidikan.

25
2. Hubungan Sekolah dan Masyarakat

Hubungan sekolah dengan masyarakat termasuk instansi pemerintah maupus


swasta adalah salah satu proses komunikasi dengan masyarakat dengan maksud
dapat meningkatkan pengertian warga masyarakat tentang kebutuhan dan praktek
pendidikan . Serta menolong minat dan kerjasama warganya dalam usaha
memperbaiki sekolah , Berdasarkan kondisi diatas, Manajemen sekolah yang efektif
tergantung pada praktek yang menerapkan empat prinsip pengolaan hubungan
sekolah dengan masyarakat dibawah ini:

1. Desentralisasi sistem dan anggota staf


2. Mempertinggi penghargaan terhadap personal
3. Perkembangan dan pertumbuhan personal sekolah secra optimal
4. Pelibatan Personal .

BAB V HAKEKAT SUPERVISI PENDIDIKAN

A. Pengertian Supervisi Pendidikan

Secara umum supervisi berarti upaya pemberian bantuan kepada guru agar
dapat membantu peserta didiknya belajar untuk menjadi lebih baik. Namun dalam
prakteknya sering supervisi diartikan sebagai bentuk pengawasan terhadap kinerja
guru .Konsep supervisi jika dipandang dari arti katanya yang berarti supervision yang
terdiri dari dua suku kata , yakni Super dan vision Kata super diartikan sebagai
padanan dari kata atas , lebih, hebat, sedangkan vision berarti melihat . Sehinggs kata
Supervision berarti melihat kelebihan.

B. Latar Belakang Pentingnya Supervisi Pendidikan

Kenyataan dibawah ini dapat dijadikan sebagai masukan tentang latar belakang
pentingnya supervisi bagi guru-guru dan tenaga pendidik lainnya di lembaga
pendidikan.

Kenyataan-kenyataan yang dimaksud antara lain:

a. Penyelenggaraan pendidikan melibatkan peran sejumlah orang yang perlu


dikendalikan dalam kerjasama .

26
b. Pada umumnya semua petugas pendidikan, khususnya guru, memiliki potensi
yang lebih besar daripada apa yang ditampilkannya saat ini. Namun karena
berbagai faktor penghambat seperti kurangnya persiapan untuk menjadi guru .
c. Para pengajar tidak mungkin selalu dapat melaksanakan tugasnya dengan baik .
Guru tidak lepas dari berbagai masalah dalam melaksanakan aktivitasnya ,
d. Perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi serta perkembangan tuntutan
kebutuhan masyarakat yang semakin kompleks, telah mengakibatkab adanya
perkembangan tuntutang taggungjawab terhadap guru.

C. Tujuan Supervisi Pendidikan

Tujuan supervisi pendidikan buakn menyodorkan suatu teori , tetpi


menganjurkan sesuai kebutuhan dan untuk mengungkapkan beberapa karakteristik
esendial teori . Supervisi pendidikan sebagai salah satu instrumen yang dapat
mengukur dan menjamin terpenuhinya kualitas penyelenggaraan penfifiksn msupun
penyelenggaraan pembelajaran. Tujuan Supervisi pendidikan antara lain adalah :

1. Membantu guru-guru dalam mengembangkan proses belajar-mengajar


2. Membantu guru-guru menterjemahkan kurikulum kedalam bahasa belajar-
mengajar
3. Membantu guru melihat tujuan pendidikan, membimbing pengalaman belajar-
mengajar.
D. Fungsi Supervisi Pendidikan

Mengacu pada tujuan supervisi pengajaran yaitu memberikan layanan dan


bantuan untuk meningkatkan kualitas mengajar guru yang pada gilirannya dapat
meningkatkan kualitas belajar siswa . Maka perlu diketahui fungsi supervisi
pendidikan . Supervisi mempunyai fungsi penilaian dengan jalan penelitian dan
merupakan usaha perbaikan .Menurut Swearingen Fungsi Supervisi pendidikan
adalah mengkordinir semua usaha sekolah, memperlengkapi kepemimpinan sekolah ,
memperkuat pengalaman-pengalaman guru , Menurut Willen and Lovel fungsi
Supervisi Pengajaran yaitu:

27
1. Pengembangan Tujuan
2. Pengembangan Program
3. Koordinasi dan pengawasan
4. Motivasi
5. Pemecahan Masalah
6. Pengembangan profesional
7. Penilaian keluaran pendidikan

E. Prinsip Supervisi Pendidikan

Prinsip Supervisi pendidikan antara lain adalah : ilmiah yang berarti sistematis
dilaksanakan secara tersusun , kontiniu, teratur, objektif , demokratis , kooperatif ,
menggunakan alat , konstruktif , dan kreatif . Prinsip pokok tentang supervisi modern
yang munhkin bisa dipakai sebagai petunjuk bagi diskusi lebih lanjut antara lain:

1. Supervisi merupakan bagian integral dari program pendidikan , ia adalah


pelayanan yang bersifat kerjasama
2. Semua guru memerlukan dan berhak atas bantuan supervisi
3. Supervisi hendaknya disesuaikann untuk memenuhi kebutuhan perseorangan
dari personil sekolah .
4. Supervisi hendaknya membantu menjelskan tujuan-tujuan dan sarana-sarana
pendidiakan
5. Supervisi hendaknya membantu memperbaiki sikap dan hubungan dari semua
anggota staf sekolh
6. Tanggung jawab dalam pengembangan program supervisi berada pada kepala
sekolah bagi sekolahnya .
7. Harus ada dana yang memadai bagi program kegiatan supervisi dalam
anggaran tahunan
8. Efektivitas program Supervisi hendaknya dinilai oleh para peserta

F. Permasalahan pada Supervisi Guru

Dewey mengatakan bahwa mengajar bukan hanya menyangkut bahan tetapi


juga menyangkut banyak proses . Hal yang penting adalah mengontrol bahwa para

28
guru melaksanakan tugas profesional pengajaran tetpa pada standar yang ditentukan
dan kualitas kerjanya memenuhi standar.

G. Pendekatan Supervisi Pendidikan

Untuk memperoleh pengajaran yang baik , perlua ada sistem supervisi yang
efektif, keefektifan tersebut dapat ditegaskan sebagai berikut:

1. Supervisi merupakan usaha untuk membantu dan melayani guru meningkatkan


kemampuan keguruannya mengembangkan kurikulum melalui penyusunan
strategi pembelajaran.
2. Supervisi tidak langsung diarahkan kepada murid, tetapi kepada guru yang
membina
3. Supervisi tidak bersifat direktif atau memenuhi kehendak supervisor , tetapi
lebih banyak bersifat konsultatif .
H. Tugas Supervisor Pendidikan

Tugas profesional perangkat sekolah mempunyai implikasi pada guru , kepala


sekolah dan juga Supervisor . Oleh karena itu supervisor mempunyai tugas
profesional berkaitan dengan pengajaran, maka tugas dan tanggung jawab
supervissor perlu didispesifikasikan para petugas secara kritis membantu guru
meningkatkan kemampuannya melaksanakan strategi pembelajaran. Ada beberapa
hal yang harus dilakukan supervisor untuk membantu guru dalam meningkatkan
kinerjanya, yaitu:

1. Membantu guru membuat perencanaan Pembelajaran


2. Membantu guru untuk menyajikan pembelajaran
3. Membantu guru untuk mengevaluasi pembelajaran
4. Membantu guru untuk mengelola kelas
5. Membantu guru dalam mengembangkan kurikulum
6. Membantu guru mengevaluasi kurikulum
7. Membantu guru melalui program pelatihan

I. Teknik Supervisi Pendidikan

29
Pemecahan maslaah pengajaran berangkat dari pengkajian ide-ide baru dalam
pembelajaran, sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa pada intinya dibangun
dialog antara supervisor dengan guru sehingga ditemukan teknik-teknik pemecahan
maslaah belajar yang efisien dan efektif sesuai dengan prinsip-prinsip pedagogik.

1. Teknik Supervisi Bersifar Kelompok


Teknik kelompok ini dapat digunakan pada saat supervisor menghadapi
banyak masalah , yaitu:
a. Pertemuan Orientasi
b. Rapat guru
c. Studi kelompok antar guru
d. Diskusi sebagai pertukaran pikiran atau pendapat
e. Workshop
f. Tukar menukar pengalaman
2. Teknik Supervisi yang bersifat Individual
a. Kunjuan kelas
b. Observasi kelas
c. Percakapan pribadi
d. Inter visitasi
e. Menilai diri sendiri

BAB VI BIMBINGAN KONSELING DAN PERAN GURU

1. Konsep dasar konseling

Secara umum konseling dapat diartikan sebagai bantuan . Namun dalam


pengertian sebenarnya , tidak setiap bentukk bantuan adalah konseling . Bentuk
bantuan dalam arti konseling membuuhkan syarat, bentuk, prosedur dan
pelaksanaan tertentu sesuai dengan dasar, prinsip dan tujuannya . Dalam
keseluruhan proses pendidikan disekolah meliputi tiga bidang yaitu bidang
pengajaran, bidang administrasi dan kempemimpinan serta bidang pemberian
bantuan.

30
2. Pengertian konseling

Konseling merupakan suatu proses pertemuan langsung antar konselor dengan


konseli yang bermasalah , dimana pembimbing membantu konseling dalam
mengusahakan perubahan sikap dan tingkah laku . Secara utama konseling adalah
perubahan sikap dan tingka laku sesuai dengan defenisi konseling antar sikap dengan
tingkah laku terdapat hubungan yang sangat erat .

3. Tujuan konseling

Secara umum pelayanan konseling disekolah bertujuan agar siswa mendapat


pelayanan konseling secara optimal sesuai dnegan bakat , kemampuan dan nilai-nilai
yang dimiliki . Tujuan ini dirumuskan berdasarkan kenyataan adanya perbedaan
antar siswa sesamanya.

4. Fungsi konseling

Sebagaimana telah diuraikan dalam tujuan konseling supaya para peserta didik
mampu mengatur kehidupan sendiri , memperoleh perkembangan dirinya sendiri
seoptimal mungkin dapat mewujudkan semua potensi yang dimilikinya dan dapat
menyelesaikan tugas hidupnya dengan baik. Dikaitkan dengan pelayanan konseling
dii sekolah , dapat dikemukakan beberapa fungsi konseling , yaitu:

1. Fungsi pemahaman
2. Fungsi pencegahan
3. Fungsi penyaluran
4. Fungsi penyesuaian
5. Fungsi perbaikan
6. Fungsi pengembangan

Landasan layanan bimbingan konseling

Dibawah ini akan disebutkan masing-masing landasan bimbingan konseling,


yakni:

1. Landasan Filosofi
2. Landasan Psikologi

31
a. Motif dan motivasi
b. Pembawaan dan lingkungan
c. Perkembangan Individu
d. Belajar
e. Kepribadiam
3. Landasan sosial-budaya
4. Landasan Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi
5. Landasan Religius
6. Landasan Formal

Orientasi layanan konseling

Pada dasarnya sasaran pelayanan konseling di sekolah ialah pribadi siswa


secara perorangan , ini tidaklah berarti bahwa pelayanan konseling bersifat
individualistik yang mengutamakan kepentingan individu diatas segala-galanya ,
melainkan konseling mempunyai sasaran mengembangkan apa yang terdapat pada
diri tiap-tiap individu . Tahap-tahap pengembangaan kemampuan adalah sebagai
berikut:

a. Pengungkapan, pengenalan, dan penerimaan diri


b. Pengenalan lingkungan
c. Pengambilan Keputusan
d. Pengarahan diri

Prinsip pokok konseling

1. Prinsip Umum Konseling


a. Perlu dipahami perbedaan individu siswa agar dapat memberikan layanan yang
sesuai
b. Konseling hendaknya berpusat pada individu siswa
c. Konseling harus fleksibel,sesuai sengan kebutuhan individu dan masyarakat
2. Prinsip Khusus yang berhubungan dengan individu
a. Program konseling harus berpusat pada siswa
b. Pelayanan konseling harus diberikan pada semua individu
3. Prinsip-prinsip khusus yang berhubungan dengan individu konselor

32
a. Konselor harus melakukan tujuannya sesuai dengan kemampuan dan
kewajibannnya masing-masing
b. Konselor harus menghormati dan menjaga kerahasiaan informasi individu yang
dibimbingnya .
4. Prinsi-prinsip khusus yang berhubungan dengan organisasi dan administrasi
konseling.
a. Konseling harus dilaksanakan secara kontinue
b. Dalam pelaksanaan konseling harus tersedia kartu pribadi bagi setiap individu

Azas-azas pokok konseling

Layanan bimbingan konseling disekolah didasarkan pada azas-azas tertentu


yang meliputi azas kerahasiaan, kesukarelaan , kekinian, dan kemandirian dengan
uraian berikut :

a. Azas Kerahasiaan
b. Azas Kesukarelaan
c. Azas Kekinian
d. Azas Kemandirian

Pengembangan program bk di sekolah

Layanan bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang terencana


berdasarkan pengukuran kebutuhan yang diwujudkan dalam bentuk program
bimbingan dan konseling . Program bimbingan dan konseling disusun berdasarkan
struktu program dan bimbingan dan konseling perkembangan.

1. Komponen program bimbingan dan konseling di Sekolah


Struktur program bimbingan diklasifikasikan sbb :
a. Layanan dasar bimbingan
b. Layanan Responsif
c. Layanan Perencanaan Individual
d. Layanan dukungan Sistem

Peran guru dalam melaksanakan layanan bimbingan di sekolah meliputi :


33
1. Pengidentifikasian Masalah siswa
2. Pengalihtanganan siswa Bermasalah
3. Pengembangan suasana Kondusif
4. Pemantauan Pelaksanaan pelayanan konseling
5. Peranan Guru dalam konseling di kelas
6. Konferensi Kasus

34
BAB III

PEMBAHASAN

III.1 Kelemahan

1. Pada halaman 107, aliran perenialisme tidak dijelaskan dari bagian dasarnya
seperti defenisi secara etimologi sehingga defenisi secara umum tidak
mudah langsung dimengerti.
2. Demikian juga pada halaman 95, tidak dijelaskan makna secara etimologi
mengenai definisi aliran esensialisme, melainkan langsung dipaparkan
dengan konsep.
3. Pada halaman 116, definisi secara etimologi mengenai aliran filsafat
rekonstruksionisme dijelaskan namun kurang padu dengan penjelasan pada
paragraf berikutnya. Hendaknya penjelasan mengenai rekonstruksionisme
dipaparkan dulu dengan jelas baru dibandingkan dengan aliran
perenialisme.

III.2 Kelebihan
1. Secara keseluruhan penyajian buku ini sudah bagus, karena lengkap
dibahas dengan berbagai penyajian dan pembahasan, walaupun ada
beberapa bagian yang masih harus ditambah atau kurangi.
2. Penulisan dalam buku sudah tepat, jarang sekali ditemukan kesalahan baik
pengetikan maupun penggunaan tanda baca dalam tulisan.
3. Bahasa yang digunakan tidak terlalu sulit untuk dipahami sehingga
memudahkan untuk dipahami.
4. Walaupun tidak ada gambar pendukung secara keseluruhan penempatan
tulisan dalam kertas masih dalam porsi yang tepat sehingga tidak
membuat pemakaian kertas berantakan.

35
BAB IV
PENUTUP
IV.1 Kesimpulan

Pendidikan adalah bagian tidak terpisahkan dalam kehidupan manusia, bahkan


dapat dikatakan bahwa pendidikan itu merupakan kehidupan manusia itu sendiri.
Melalui proses pendidikan keberadaan manusia sebagai makhluk individual, susial,
sosial, dan religius dapat dieksiskan sedemikian rupa sehingga individu manusia
berubah menjadi manusia yang seutuhnya.
Tenaga pendidik sebagai saluran dalam melakukan proses pendidikan haruslah
bekerja secara profesional dan benar-benar memiliki keprofesionalan dalam bidang
pendidikan. Tenaga-tenaga pendidik adalah individu-individu yang memiliki niat, dan
minat untuk membantu proses memanusiakan manusia. Hal tersebut membuat
seorang pendidik selayaknya memiliki integritas dan keprofesionalan dalam bidang
kependidikan.
IV.2 Saran
Semakin berkembangnya zaman pendidikan semakin penting dan tidak akan
pernah punah. Untuk itu diharapkan bagi para calon-calon tenaga pendidik agar
benar-benar memiliki keprofesionalan dalam mengembang tugas menjadi seorang
pendidik, sebab sebagai seorang pendidik yang memiliki keprofesionalan dan
keahlian dalam bidangnya mampu mengubah banyak orang dan memberikan
kemajuan kepada genenari bangsa.

36
DAFTAR PUSTAKA
Wau Yasaratodo. 2018. PROFESIKEPENDIDIKAN Edisi Revisi 2018.Medan:
Unimed Press.

Sagala Syaiful. 2013. KEMAMPUAN PROFESIONAL GURU dan TENAGA


KEPENDIDIKAN. Bandung: ALFABETA. CV

37
38

Anda mungkin juga menyukai