Anda di halaman 1dari 5

HUKUM MENDEL I DAN II

PENDAPAT YG MENGAWALI HUKUM KETURUNAN

1. Ovisma

Sifat keturunan itu di hasilkan dari sel telur induk betina. Induk jantan hanya
menghasilkan cairan yg berguna untuk menggiatkan perkembangan sel telur.

2. Animalkulisma

Di dalam cairan yg dihasilakn oleh individu jantan trdpt hewan2 kecil, skrng
disebut sprematozoa yg di dalamnya terdapat sifat2 keturunan, sdngkn sel telur hnya
tmpat berkembang biaknya spermatozoa.

3. Teori preformasi

Melalui mikroskop ada manusia kecil di dalam spermatozoa. Ada juga pendapat
ahli lainyg melihat bentuk manuisia kecil di dalam sel telur. Maka teori ini mmpunyai
anggapan bahwa calon manusia itu sudah terdapat sebelumnya, yaitu di dlm gamet2.

4. Teori epigenesis

Spermatozoa maupun sel telur tidak memiliki susunan sperti yg dikemukakan oleh
teori preformasi, melainkan sel telur yg telah dibuahi oleh spermatozoa akan
mengadakan pertumbuhan sedikit demi sedikit.

5. Teori pangenesis

Di dalam sel kelamin terdapatlah tunas-tuns, yg akhirnya akan tumbuh menjadi


makhluk baru stlh dibuahi oleh spermatozoa.

6. Teori plasma benih

Gamet itu tidak dibentuk oleh jaringan tubuh, melainkan jaringan khusus.

HUKUM MENDEL I (SEGREGRASI)

Hukum Mendel I : Pemisahan gen sealel atau disebut “Segregration of allelic genes”
atau hukum segregrasi

Secara garis besar, hukum ini mencakup tiga pokok:

1. Gen memiliki bentuk-bentuk alternatif yang mengatur variasi pada karakter


turunannya. Ini adalah konsep mengenai dua macam alel; alel resisif (tidak selalu
nampak dari luar, dinyatakan dengan huruf kecil, misalnya w dalam gambar di
sebelah), dan alel dominan (nampak dari luar, dinyatakan dengan huruf besar,
misalnya R).
2. Setiap individu membawa sepasang gen, satu dari tetua jantan dan satu dari tetua
betina.
3. Sepasang gen ini merupakan dua alel yang berbeda (Sb dan sB pada gambar 2), alel
dominan (S atau B) akan selalu terekspresikan (nampak secara visual dari luar). Alel
resesif (s atau b) yang tidak selalu terekspresikan, tetap akan diwariskan pada gamet
yang dibentuk pada turunannya.

DOMINANSI

Mendel memilih tanaman ercia untuk percobaannya karena :

1. Tanaman ini hidupnya lama, mudah tumbuh, dan mudah disilangkan.

2. Memiliki bunga sempurna, artinya bunga itu terdapat benang sari (alat jantan) dan
putik (alat betina), sehingga biasanya terjadi penyerbukan sendiri.

3. Tanaman ini memiliki 7 sifat dengan perbedaan yg mencolok, seperti batang tinggi
lawan kerdil, buah polongan berwarna hijau lawan kuning, bungan berwarna ungu
lawan putihj, bunganya terletak aksial (sepanjang batang) lawan terminal (pada ujung
batang), biji yg masak berwarna hijau lawan kuning, permukaan biji licin lawan kerut.
Sifat keturunan warna, bentuk, ukuran) dinamankan Fenotip. Sifat dasar yg tak
tampak dan tetap / tdk berubah0ubah karena lingkungan dinamakan Genotip.

Anggota dari sepasang gen yg memiliki pengaruh berlawanan disebut alel. Misalnya T
menentukan sifat tinggi pada batang, sdngkn t menetukan sifat kerdil. Maka T dan t
merupakan alel.

Homozigot : individu yg genotipnya terdiri dari alel yg sama

Heterozigot : Individu yg genotipnya terdiri pasangan alel yg tdk sama

Hasil perkawinan dua individu yg mempunyai sifat beda dinamakan Hibrid.

Beradsarkan banyaknya sifat beda, dpt dibedakan :

 monohibrid : Suatu hibrid dgn satu sifat beda (Aa)


 dihibrid : Suatu hibrid dgn dua sifat beda (AaBb)
 trihibrid : Suatu hibrid dgn tiga sifat beda (AaBbCc)

Kesimpulan dari perkawinan dua individu dengan satu sifat beda

1. Semua individu F1 adalah seragam.


2. Jika dominasi nampak sepenuhnya, maka individu F1 memiliki fenotip seperti induknya
yg dominan.
3. Waktu individu F1 yg heterozigot mmbntuk gamet2, terjadilah pemisahan alel,
sehngga gamet hnya memiliki salah satu alel saja.
4. Jika dominansi nampak sepenuhnya, maka perkawinan monohibrid (Tt x Tt)
menghasilkan keturunan yg mmperlihatkan perbandingan fenotip 3:1, genotip 1:2:1.

Contoh Persilangan Monohibrid

• Parental TT tt
Tinggi Pendek
• Gamet

• Hasil = TT : Tt : Tt : tt

• 3:1 T T t t

Tt
tinggi
HUKUM MENDEL II (ASORTASI)

Hukum asortasi bebas (hukum kedua Mendel)

Hukum kedua Mendel menyatakan bahwa bila dua individu mempunyai dua pasang
atau lebih sifat, maka diturunkannya sepasang sifat secara bebas, tidak bergantung pada
pasangan sifat yang lain. Dengan kata lain, alel dengan gen sifat yang berbeda tidak saling
memengaruhi. Hal ini menjelaskan bahwa gen yang menentukan e.g. tinggi tanaman dengan
warna bunga suatu tanaman, tidak saling memengaruhi.

Percobaannya contoh pada persilanganmanusia dengan gen Keriting-tinggi.

Keriting-tinggi, dimana karakter keriting dominan terhadap rambut normal, dan


karakter tinggi dominan terhadap pendek. Genotip keriting adalah KK dan Kk, untuk rambut
normal kk. Sedangkan TT untuk gen tinggi dan tt untuk gen pendek.

Parental
KKTT kktt

Keriting-Tinggi Lurus-pendek

Gamet
K T k t

KkTt
F1
Keriting-Tinggi

KkTt KkTt

Keriting-Tinggi Keriting-Tinggi

Lk/Pr KT Kt kT kt
KT KKTT KKTt KkTT KkTt
Kt KKTt KKtt KkTt Kktt
kT KkTT KkTt kkTT kkTt
kt KkTt Kktt kkTt kktt

Hasilnya

Genotip 9 : 3 : 3 : 1

Fenotip Keriting-Tinggi : Keriting-Pendek : Lurus-Tinggi : Lurus-Pendek

Anda mungkin juga menyukai