Anda di halaman 1dari 38

Asuhan Keperawata

Kamis, 06 Desember 2012

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK


PADA KLIEN DENGAN HIPERTENSI
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................ i
KATA PENGANTAR ............................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................ iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2. Tujuan ............................................................................................... 2
1.3. Manfaat ............................................................................................. 3
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1. Definisi ............................................................................................ 4
2.2. Etiologi ............................................................................................ 5
2.3. Gejala Klinis Penderita Hipertensi .................................................. 5
2.4. Diagnosis ......................................................................................... 6
2.5. Faktor Risiko Terjadinya Hipertensi ............................................... 6
2.6. Pencegahan ...................................................................................... 8
2.7. Klasifikasi Hipertensi ...................................................................... 8
2.8. WOC ................................................................................................ 9
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KASUS
3.1. Pengkajian ........................................................................................ 10
3.2. Analisa Data ..................................................................................... 15
3.3. Prioritas Masalah ............................................................................. 16
3.4. Masalah Keperawatan ...................................................................... 17
3.5. Rencana Asuhan Keperawatan Hipertensi ....................................... 18
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan ...................................................................................... 27
4.2. Saran ................................................................................................ 28
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Di Indonesia, hipertensi juga merupakan masalah kesehatan yang perlu
diperhatikan oleh dokter yang bekerja pada pelayanan kesehatan primer, karena
angka prevalensinya yang tinggi dan akibat jangka panjang yang ditimbulkannya
(Slamet Suyono, 2001).
Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dibagi menjadi 2 golongan, yaitu
hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya atau idiopatik dan hipertensi
sekunder yaitu hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain (Slamet Suyono, 2001).
Hipertensi primer meliputi lebih kurang 90% dari seluruh pasien hipertensi
dan 10% lainnya disebabkan oleh hipertensi sekunder. Hanya 50% dari golongan
hipertensi sekunder dapat diketahui penyebabnya, dan dari golongan ini hanya
beberapa persen yang dapat diperbaiki kelainannya. Oleh karena itu, upaya
penanganan hipertensi primer lebih mendapatkan prioritas. Banyak penelitian
dilakukan terhadap hipertensi primer, baik mengenai patogenesis maupun tentang
pengobatannya.
Menurut WHO (1978), batasan tekanan darah yang masih dianggap normal
adalah 140/90 mmHg dan tekanan darah sama dengan atau di atas 160/95 dinyatakan
sebagai hipertensi. Tekanan darah diantara normotensi dan hipertensi disebut
borderline hypertension. Batasan tersebut tidak membedakan jenis kelamin dan usia,
sedangkan batasan hipertensi yang memperhatikan perbedaan usia dan jenis kelamin
diajukan oleh Kaplan (1985) sebagai berikut : pria yang berusia < 45 tahun
dinyatakan hipertensi jika tekanan darah pada waktu berbaring 130/90 mmHg atau
lebih, sedangkan yang berusia > 45 tahun dinyatakan hipertensi jika tekanan darahnya
145/95 mmHg atau lebih. Wanita yang mempunyai tekanan darah 160/95 mmHg atau
lebih dinyatakan hipertensi (Slamet Suyono, 2001).
Berdasarkan latar belakang di atas, dengan tinggi persentase penyakit
hipertensi pada lansia, maka kelompok kami tertarik mengangkat masalah dengan
judul “Asuhan Keperawatan Gerontik pada Klien Hipertensi”.

1.2. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk memahami tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan hipertensi.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui tentang konsep dasar teori penyakit hipertensi.
b. Memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan penyakit hipertensi
yang meliputi pengkajian sampai intervensi dan rasionalisasi.
1.3. Manfaat
1. Menambah pengetahuan dan keterampilan kelompok dalam menerapkan
asuhan keperawatan pada pasien dengan hipertensi.
2. Menambah pengetahuan dan wawasan pembaca.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

Definisi
 Hipertensi adalah apabila tekanan darah sistolik > 140 mmHg dan tekanan
diastolik > 90 mmHg, atau apabila pasien memakai obat anti hipertensi (Slamet
Suyono, 2001 dan Arif Mansjoer, 2001).
 Menurut Tom Smith (1991), hipertensi atau yang lebih dikenal dengan
tekanan darah tinggi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan
tekanan darah di atas normal.
 Hipertensi menurut WHO adalah hipertensi jika tekanan darah sistolik lebih
dari 140 mmHg atau tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg.
 Menurut N.G. Yasmin A (1993) hipertensi adalah peningkatan dari tekanan
sistolik standar dihubungkan dengan usia, tekanan darah normal adalah refleksi dari
kardiak out put atau denyut jantung dan resistensi puerperal.
 Menurut Alison Hull (1996), hipertensi adalah desakan darah yang
berlebihan dan hampir konstan pada arteri. Tekanan dihasilkan oleh kekuatan jantung
ketika memompa darah, hipertensi, berkaitan dengan kenaikan tekanan diastolik, dan
tekanan sistolik atau kedua-duanya secara terus menerus.

Etiologi
Sekitar 90-95% penyakit hipertensi belum dapat diketahui penyebabnya atau
biasa disebut dengan hipertensi primer atau hipertensi esensial. Diperkirakan bahwa
pakar-pakar keturunan hormonal, metabolik, emosi dan kebiasaan diet menjadi
pemicu terjadinya hipertensi esensial. Sedangkan 5-10% hipertensi diketahui
penyebabnya yang disebut hipertensi sekunder. Penyebab hipertensi sekunder :
hormonal, kelainan pada ginjal, kelainan intracranial dan Koartasio aorta.

Gejala Klinis Penderita Hipertensi


Adapun gejala klinis yang dialami oleh para penderita hipertensi biasanya
berupa :
1. Sakit kepala
2. Pusing
3. Mudah marah (emosi meningkat)
4. Susah tidur
5. Rasa berat di tengkuk
6. Mudah lelah
7. Mata berkunang-kunang
8. Telinga berdengung

Diagnosis
Untuk menentukan derajat hipertensi tidaklah membutuhkan alat-alat canggih,
namun cukup dengan menggunakan sphygmomanometer air rasa yang sederhana
saja, digunakan dengan baik yaitu sesuai dengan pedoman pengukuran tekanan darah.
Untuk menentukan ukuran dalam, menentukan hipertensi setepat mungkin,
CUFF sphygmomanometer bersih dan tidak buram atau tidak miring. Batasan yang
diterapkan di Indonesia untuk menilai hipertensi adalah sesuai dengan menggunakan
standar WHO seperti lazimnya penyakit lain diagnosa hipertensi ditegakkan
berdasarkan data anamnesis, pemeriksaan jasmani, pemeriksaan laboratorium
maupun pemeriksaan penunjang. Selain itu data mengenai penyakit yang diderita dan
faktor risiko penyakit hipertensi.

Faktor Risiko Terjadinya Hipertensi


1. Faktor genetik
Terbukti bahwa faktor ini merupakan faktor predisposisi bagi individu untuk
menderita hipertensi.
2. Karakteristik
Faktor-faktor yang terdapat pada individu yang terpenting untuk terjadinya
hipertensi adalah umur, jenis kelamin dan ras.

3. Stress
Peranan stress dalam menimbulkan hipertensi sukar dinilai, sudah lama
diketahui bahwa stress akut dapat meningkatkan darah untuk sementara, stress
merupakan sesuatu yang sering dihubungkan dengan kegiatan.
4. Obesitas
Obesitas adalah kelebihan berat badan atau kenaikan berat badan di atas
beberapa standar yang ditetapkan, biasanya didefinisikan dalam hubungan tinggi
badan.
5. Merokok
Dalam kasus hipertensi seorang perokok mempunyai risiko yang lebih besar
dibandingkan orang yang tidak merokok.
6. Garam
Penyakit hipertensi hampir tidak pernah ditemukan pada suku bangsa dengan
asupan garam yang minimal.
7. Konsumsi alkohol
Perlu diperhatikan oleh penderita penyakit kardiovaskuler adalah konsumsi
alkohol, karena adanya bukti yang saling tolak belakang antara keuntungan dan risiko
minum.
8. Olahraga
Kurangnya olahraga atau aktivitas fisik adalah kontribusi utama pada obesitas,
diabetes dan hipertensi.

Pencegahan
Hal yang perlu diperhatikan penderita hipertensi sebagai tindakan pencegahan
antara lain :
 Diet rendah lemak
 Diet rendah garam
 Hindari makan daging kambing, durian, minuman beralkohol
 Melakukan olahraga secara teratur dan terkontrol
 Jauhi merokok
 Berhenti minum kopi
 Turunkan berat badan ke arah yang ideal
 Hindari stress
 Hindari penyerta seperti DM, kolesterol tinggi.

Klasifikasi Hipertensi
Sistolik Diastolik
Klasifikasi
(mmHg) (mmHg)
Normal tensi < 140 < 90
Hipertensi borderline 140-160 90-95
Hipertensi sedang dan > 180 > 105
berat > 140 < 90
Hipertensi terisolasi
m
o
s
i

e
r
a
n
g
s
a
n
g

s
i
s
t
e
m
s
a
r
a
f

s
i
m
p
a
t
i
s
K
ons
ums
i
alko
hol

Merokok

Sex : Wanita

Genetik

Perubahan membranpembuluh darah

Umur>50tahun
WOC
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KASUS

3.1. Pengkajian
1. Identitas Klien
Nama : Tn. A
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 65 Tahun
Agama : Islam
Status perkawinan : Menikah
Pendidikan terakhir : SD tidak tamat
Pekerjaan : Tani
Alamat Panti : Panti Sosial Tresna Werdha Bengkulu
2. Alasan Masuk Panti
Tuan A masuk ke panti sekitar 2 bulan yang lalu, hal ini disebabkan rumah
klien dikontrakkan dengan orang lain. Anak klien pergi meninggalkan klien sebelum
klien masuk panti.
3. Riwayat Kesehatan Terdahulu
Tn. A mengatakan sudah menderita hipertensi sejak satu tahun yang lalu,
tetapi selama ini Tn. A tidak rutin berobat karena tidak punya uang, hanya sesekali
minum jamu yang dibeli di pasar.

4. Riwayat Kesehatan Sekarang


Pada saat pengkajian, Tn. A sering sakit kepala, terutama pada bagian
tengkuk, biasanya terjadi pada saat mengubah posisi dari duduk menjadi berdiri, mata
berkunang-kunang, telinga berdengung, susah tidur dan mudah lelah.
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Tn. A mengatakan keluarganya ada yang mengalami sakit yang sama seperti
dialami klien yaitu orang tuanya, tetapi sekarang sudah meninggal.
6. Kebiasaan Sehari-hari
a. Nutrisi
1) Makan
Frekuensi makan : 3 x sehari
Nafsu makan : Berkurang, klien bisa menghabiskan ½ porsi
Jenis makanan : Nasi + lauk pauk
Makanan yang tidak disukai : pantangan : makanan bermnyak (goreng-
gorengan) dan sayuran.
Kebiasaan sebelum makan : merokok dan minum kopi
2) Minum
Frekuensi minum : Bila haus
Banyaknya : 7-8 gelas/hari
Jenis : Air putih, kopi

b. Pola eliminasi
1) BAK
Frekuensi : 3-5 x / hari (melihat situasi)
Warna : Kuning
Bau : Khas
2) BAB
Frekuensi : 1-2 x / hari
Konsistensi : Encer
Warna : Kuning kecoklatan
Bau : Khas
Keluhan yang berhubungan dengan BAB : Tidak ada keluhan
c. Pola Tidur dan Istirahat
Setelah masuk panti, pola tidur klien tidak teratur yaitu 3-5 jam/hari.
d. Kebiasaan klien di rumah
Merokok : Ya (2 bungkus perhari)
Minuman keras : Kadang-kadang
Ketergantungan obat : Kebiasaan konsumsi anti sakit kepala.
7. Hubungan Sosial
a. Hubungan antar keluarga
Tn. A sering dikunjungi keluarga setiap 1 minggu sekali.

b. Hubungan dengan orang lain


Tn. A termasuk orang yang ramah, mudah bergaul dengan penghuni panti
yang lain maupun dengan pegawai dan pengasuh panti.
8. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : Composmentis
b. TTV :
TD : 170/90 mmHg
Nadi : 88 x / menit
RR : 24 x / menit
Suhu : 37,5oC
c. Kepala
Bentuk : tidak bulat, tidak ada benjolan, keadaan rambut bersih, tidak ada
ketombe, rambut rontok, rambut putih, keluhan sering sakit kepala.
d. Mata
Bentuk : simetris ka/ki, konjungtiva tidak anemis, reflek pupil (+) positif,
sklera tidak ikterik, penglihatan klien sedikit kabur.
e. Hidung
Bentuk simetris ka/ki, tidak ada sekret, tidak ada kelainan seperti polip,
kebersihan hidung bersih, tidak ada peradangan maupun perdarahan.
f. Mulut
Kebersihan mulut baik, tidak ada caries, gigi tidak lengkap, tidak ada
gangguan menelan, mukosa basah.
g. Telinga
Bentuk simetris ka/ki, tidak ada serumen, sedikit tuli pada sistem
pendengaran.
h. Tonsil
Tidak ada pembengkakan
i. Leher
Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid dan kelenjar getah bening.
j. Dada
1) Paru
I : dada simetris, retardasi dinding dada tidak ada dan tidak
menggunakan otot bantu pernapasan, RR : 24 x / menit
P : Premitus ka/ki
P : Sonor
A : Vesikuler
2) Jantung
I : Iktus cordis tidak terlihat
P : IC teraba (1 jari medial LMCS RIC kes/6)
P : Batas jantung jelas, atas region intercosta II
Kiri : 1 jari medial LMCS RIC kes
Kanan : linea sternalis dekstra
A : Aritmia

k. Abdomen
I : Bentuk simetris, asites (-)
P : Tidak ada pembesaran hepar/limfa, tidak ada pelebaran vena pada
abdomen
P : Tympani
A : Bising usus (10 x / menit)
l. Ekstremitas
Atas : Bentuk simetris ka/ki, fungsi pergerakan baik dan tidak ada
keluhan, edema (-)
Bawah : Bentuk simetris ka/ki, tidak ada bengkak dan gangguan pada
bagian sendi lutut.

3.2. Analisa Data


N Masalah
Data
o Keperawatan
1 DS : Gangguan rasa
 Klien mengatakan sering sakit nyaman nyeri akut kepala
kepala pada Tn. A
 Klien mengatakan tengkuknya
terasa sakit
 Klien mengatakan sering pusing
DO :
 Klien terlihat memegang kepala
 Klien tampak meringis
 Klien tampak teringat menahan
sakit
 Skala nyeri : 5-7
 TTV :
TD : 170/100 mmHg
RR : 24 x / menit
N : 88 x / menit
Suhu : 37,5oC
2 DS : Intoleransi aktivitas
 Klien mengatakan mudah lelah pada Tn. A
 Klien mengatakan jika bangun
dari tidur terasa kesemutan (pegal-pegal)
DO :
 Klien kelihatan lesu
 Klien kelihatan banyak diam

3.3. Prioritas Masalah


1. Gangguan rasa nyaman nyeri akut kepala pada Tn. A berhubungan
dengan ketidakmampuan klien merawat dirinya dengan masalah hipertensi.
N
Kriteria Skor Pembenaran
o
1 Sifat masalah 3/3 x Masalah bersifat aktual
skala : aktual 1=1 karena Tn. A mengalami nyeri
kepala.
2 Kemungkinan ½x2 Adanya keinginan
masalah dapat diatasi = 1 sebagian klien untuk merubah
skala : sebagian nyeri akut kepala
3 Potensial 2/3 x Masalah sudah terjadi
masalah untuk 1 = 2/3 dan sudah berlangsung lama
dicegah
skala : cukup
4 Menonjol 2/2 x Klien mengatakan ada
masalah harus segera 1 = 1 masalah
ditangani
Total Skor 3 2/3
2. Intoleransi aktivitas pada Tn. A berhubungan dengan ketidakmampuan
klien merawat dirinya dengan masalah kelemahan
N
Kriteria Skor Pembenaran
o
1 Sifat masalah 3/3 x Masalah bersifat aktual
skala : aktual 1=1 karena Tn. A mengalami
intoleransi aktivitas.
2 Kemungkinan ½x2 Adanya keinginan
masalah dapat diatasi = 1 sebagian klien untuk menambah
skala : sebagian gangguan aktivitas
3 Potensial 1/3 x Masalah sudah terjadi
masalah untuk 1 = 1/3 dan sudah berlangsung lama
dicegah
skala : rendah
4 Menonjol 2/2 x Klien mengatakan ada
masalah harus segera 1 = 1 masalah
ditangani
Total Skor 3 1/3

3.4. Masalah Keperawatan


1. Gangguan rasa nyaman nyeri akut kepala pada Tn. A berhubungan
dengan ketidakmampuan klien merawat dirinya dengan masalah hipertensi.
2. Intoleransi aktivitas pada Tn. A berhubungan dengan ketidakmampuan
klien merawat dirinya dengan masalah kelemahan
3.5. Rencana Asuhan Keperawatan Hipertensi
Tujuan I
N Kr Stan
Diagnosa Tupa nterven
o Tupen iteria dar
n si
1 Gangguan Selam Setelah
rasa nyaman nyeri a perawatan 3 perawatan 1 x 45 menit
akut kepala pada x 24 jam, diharapkan klien
Tn. A diharapkan mampu : Re (Klie 1
berhubungan nyeri akut 1. Mengenal spon n dapat .1.1. K
dengan pada Tn. A masalah hipertensi verbal menyebutkan aji
ketidakmampuan berkurang/hila Menyebutk pengertian pengeta
klien merawat ng an definisi dari hipertensi huan
dirinya dengan hipertensi dengan klien
masalah hipertensi bahasanya tentang
sendiri.) hiperten
Hipe si.
rtensi adalah 1
Re keadaan .1.2. B
spon dimana eri
verbal seseorang reinforc
Menyebutk mengalami ement
an penyebab hipertensi peningkatan (+) atas
tekanan jawaban
darah di atas yang
normal (> benar
140/90 1
mmHg) .1.3. Di
Re skusika
spon n
Menyebutk verbal (Klie bersama
an tanda dan gejala n dapat klien
hipertensi menyebutkan tentang
penyebab hiperten
dari si
hipertensi) 1
Peny .1.4. B
ebab eri
hipertensi reinforc
adalah : ement
1. (+) atas
Keturunan jawaban
2. yang
Hormonal benar
3.
Metabolik 1
4. .2.1. K
Emosi aji
5. pengeta
Kebiasaan huan
diet klien
tentang
(Klie penyeba
n dapat b
menyebutkan hiperten
tanda dan si
gejala dari 1
hipertensi) .2.2. B
Tand eri
a dan gejala reinforc
hipertensi ement
adalah : (+) atas
1. jawaban
Sakit kepala yang
2. benar
Pusing 1
3. .2.3. D
Mudah iskusika
marah n
4. bersama
Sukar tidur klien
5. tentang
Rasa berat di penyeba
tengkuk b
6. hiperten
Mudah lelah si
7. 1
Mata .2.4. B
berkunang- eri
kunang reinforc
ement
(+) atas
jawaban
yang
benar

1
.3.1. K
aji
pengeta
huan
klien
tentang
tanda
dan
gejala
hiperten
si.
1
.3.2. B
eri
reinforc
ement
(+) atas
jawaban
yang
benar
1
.3.3. D
iskusika
n
bersama
klien
tentang
tanda
dan
gejala
hiperten
si
1
.3.4. B
eri
reinforc
ement
(+) atas
jawaban
yang
benar

2. Setelah
dilakukan intervensi
keperawatan selama 1
x 45 menit diharapkan
klien mampu
mengambil keputusan
yang tepat untuk Re Klie
merawat klien dengan spon n dapat Kaji
Mengetahu verbal menyebutkan pengeta
i akibat lanjut dari akibat lanjut huan
hipertensi dari tentang
hipertensi akibat
pada Tn. A lanjut
adalah : dari
1. hiperten
Stroke si
Re 2.
spon Gagal
Beri
Memutuska verbal jantung
reinforc
n untuk merawat klien 3.
ement
dengan penyakit Jantung
(+) atas
hipertensi koroner
jawaban
yang
benar

Klie
Motivas
n
i klien
memutuskan
untuk untuk
merawat mengula
dirinya ngi
dengan
penyakit Beri
hipertensi reinforc
ement
(+) atas
jawaban
yang
benar

Motivas
i klien
untuk
merawat
dirinya
dengan
penyakit
hiperten
si.

Beri
reinforc
ement
(+) atas
keputus
annya
untuk
dirawat
3. Setelah
dilakukan intervensi
keperawatan selama 1
x 45 menit pertemuan
diharapkan klien
mampu merawat
dirinya sendiri dengan Re Klie
penyakit hipertensi spon n dapat Kaji
Menyebutk verbal menyebutkan pengeta
an cara menanggulangi cara merawat huan
penyakit hipertensi penyakit klien
hipertensi : tentang
1. perawat
Diet rendah an diri.
lemak
2. Beri
Diet rendah reinforc
garam ement
3. (+) atas
Hindari jawaban
makan yang
daging benar
kambing,
durian
Diskusi
4.
kan
Melakukan
bersama
olahraga
dengan
5.
klien
Hindari
tentang
merokok
perawat
6.
an
Berhenti
dirinya
minum kopi

Beri
kesemp
atan
klien
untuk
bertanya

Jawab
pertanya
an klien

Motivas
i klien
untuk
mengula
ngi
kembali

Beri
reinforc
ement
(+) atas
jawaban
yang
benar
4. Setelah
dilakukan intervensi
keperawatan selama 1
x 45 menit, diharapkan
klien mampu
memodifikasi
lingkungan untuk Re Ling 4
dirinya dengan spon kungan yang .1.1. Je
hipertensi verbal dan kondusif laskan
Mempertah afektif untuk klien kepada
ankan lingkungan yang dengan klien
kondusif hipertensi : tentang
1. cara
Lingkungan memodi
yang bersih fikasi
2. lingkun
Lingkungan gan bagi
yang aman penderit
3. a
Lingkungan hiperten
yang nyaman si.
4
.1.2. M
otivasi
klien
untuk
menerap
kan cara
memodi
fikasi
lingkun
gan
4
.1.3. B
eri
kesemp
atan
klien
untuk
mengaju
kan
pertanya
an
4
.1.4. Ja
wab
pertanya
an klien
dan beri
inforce
ment (+)
5. Setelah
dilakukan intervensi 1
x 45 menit pertemuan
diharapkan klien
mampu menggunakan Re Yank 5
yankes spon es yang dapat .1.1. Se
Menjelaska verbal digunakan butkan
n yankes, manfaat dan antara lain pada
jadwal. klinik panti : klien
 beberap
Klinik panti a
dibuka setiap fasilitas
hari Senin kesehata
jam 08.00- n yang
11.30 Wib dapat
Manf digunak
aat dari an
yankes : 5
 .1.2. Di
Mencegah skusika
berulangnya n
kembali dengan
keluhan yang klien
Psi terjadi berbagai
ko motor selama ini sarana
Mengunjun dan yankes
gi yankes mencegah tersedia
komplikasi yang
dari dapat
hipertensi digunak
 an
Tempat 5
konsultasi .1.3. Je
 laskan
Tempat akan
mengobati pentingn
penyakit ya
Jadw fasilitas
al yankes : yankes
 5
Puskesmas .1.4. M
setiap hari otivasi
kerja senin- klien
sabtu jam untuk
07.30-11.45 mengun
Wib jungi
 RS yankes
setiap hari
(24 jam)

Praktek
dokter setiap
hari jam
16.00-21.00
wib 5
.2.1. M
Klie otivasi
n dapat klien
menunjukka untuk
n: memanf
1. aatkan
Kartu yankes.
berobat 5
2. .2.2. B
Obat-obatan eri
yang dipakai reinforc
ement
(+) atas
tindakan
klien
mengun
jungi
yankes
2 Intoleransi Selam Setelah
aktivitas pada Tn. a perawatan 3 dilakukan intervensi 1
A berhubungan x 24 jam, x 45 menit, diharapkan
dengan diharapkan klien mampu :
ketidakmampuan intoleransi 1. Mengenal Re (Klie 1
klien merawat aktivitas dapat masalah kelemahan spon n dapat .1.1. K
dirinya dengan berkurang/hila Menyebutk verbal menyebutkan aji
masalah ng an definisi kelemahan pengertian pengeta
kelemahan kelemahan huan
dengan klien
bahasanya tentang
sendiri) kelemah
Kele an.
mahan 1
adalah suatu .1.2. B
Re keadaan eri
Menyebutk spon ketidakcukup reinforc
an penyebab dari verbal an energi ement
kelemahan secara (+) atas
fisiologis/psi jawaban
kologis pada yang
seseorang benar.
untuk 1
bertahan atau .1.3. Di
menyelesaik skusika
an aktivitas n
sehari-hari bersama
Re yang klien
Menyebutk spon dibutuhkan. tentang
an tanda dan gejala verbal kelemah
kelemahan Klie an
n mampu 1
menyebutkan .1.4. B
2 dari 3 eri
penyebab reinforc
kelemahan. ement
1. P (+) atas
enurunan jawaban
fungsi yang
muskulos benar
keletal.
2. P
erubahan 1
fungsi .2.1. K
neurologist aji
3. N pengeta
yeri huan
klien
tentang
penyeba
b
kelemah
Klie an.
n dapat 1
menyebutkan .2.2. B
tanda dan eri
gejala dari reinforc
kelemahan ement
dengan (+) atas
bahasanya jawaban
sendiri atau yang
dengan benar
bantuan 1
perawat. .2.3. D
1. iskusika
Kaki terasa n
kesemutan bersama
dan pegal- klien
pegal. tentang
2. penyeba
Bangun b
tidur tidak kelemah
merasa segar an
3. 1
Pola makan .2.4. M
tidak teratur otivasi
4. klien
Pola istirahat untuk
tidur mengula
terganggu ng
kembali
1
.2.5. B
eri
reinforc
ement
(+) atas
keberha
silan
klien

1
.3.1. K
aji
pengeta
huan
klien
tentang
tanda
dan
gejala
dari
kelemah
an.
1
.3.2. B
eri
reinforc
ement
(+) atas
jawaban
yang
benar
1
.3.3. D
iskusika
n
bersama
klien
tentang
tanda
dan
gejala
dari
kelemah
an
1
.3.4. M
otivasi
klien
untuk
mengula
ng
kembali
1
.3.5. B
eri
reinforc
ement
(+) atas
jawaban
yang
benar

2. Setelah
dilakukan intervensi
keperawatan selama 1
x 45 menit diharapkan
klien mampu
mengambil keputusan
yang tepat untuk Re Klie 2
merawat klien dengan : spon n mampu .1.1. K
Mengetahu verbal menyebutkan aji
i akibat lanjut dari akibat lanjut pengeta
kelemahan dari huan
kelumpuhan, klien
yaitu tidak tentang
bisa akibat
melakukan lanjut
aktivitas dari
secara kelemah
mandiri dan an.
Re harus dengan 2
spon bantuan .1.2. B
Memutusk verbal orang lain. eri
an untuk merawat reinforc
klien dengan ement
kelemahan (+) atas
jawaban
yang
benar
Klie 2
n .1.3. Di
memutuskan skusika
untuk n
merawat bersama
dirinya klien
dengan tentang
kelemahan akibat
lanjut
dari
kelemah
an
2
.1.4. B
eri
reinforc
ement
(+) atas
jawaban
yang
benar

2
.2.1. M
otivasi
klien
untuk
merawat
dirinya
dengan
kelemah
an.
2
.2.2. B
eri
reinforc
ement
(+) atas
keputus
annya
untuk
dirawat
3. Setelah
dilakukan intervensi
keperawatan selama 1
x 45 menit, pertemuan
diharapkan klien
mampu merawat Re Klie
dirinya sendiri dengan spon n dapat Kaji
kelemahan. verbal menyebutkan pengeta
Menyebutk cara merawat huan
an cara menanggulangi dengan klien
kelemahan. kelemahan : tentang
1. perawat
Makanan an diri.
dan makanan
tinggi
Beri
protein,
reinforc
vitamin dan
ement
diet rendah
(+) atas
garam.
jawaban
2.
yang
Mengatur
benar
pola makan
dengan porsi
Diskusi
sedikit tetapi
kan
sering
bersama
3.
klien
Tidak
tentang
bekerja
perawat
terlalu berat.
an diri

Beri
kesemp
atan
klien
untuk
bertanya

Jawab
pertanya
an klien

Motivas
i klien
untuk
mengula
ng
kembali

Beri
reinforc
ement
(+) atas
jawaban
yang
benar
4. Setelah
dilakukan intervensi
keperawatan selama 1 x
45 menit, diharapkan
klien mampu
memodifikasi
lingkungan untuk Re Ling
dirinya dengan spon kungan yang Jelaskan
kelemahan. verbal kondusif kepada
Mempertah untuk klien klien
ankan lingkungan yang dengan tentang
kondusif. kelemahan : cara
1. memodi
Lingkungan fikasi
yang bersih lingkung
2. an
Lingkungan dengan
yang aman kelemah
3. an.
Lingkungan
yang nyaman
Motivas
i klien
untuk
menerap
kan cara
memodi
fikasi
lingkun
gan

Beri
kesemp
atan
klien
untuk
mengaju
kan
pertanya
an

Jawab
pertanya
an klien
dan beri
reinforc
ement
(+)
5. Setelah
dilakukan intervensi
keperawatan selama 1 x
45 menit, diharapkan
klien mampu Re Yank 5
menggunakan yankes spon es yang dapat .1.1. Se
Menjelaska verbal digunakan butkan
n yankes, manfaat dan antara lain pada
jadwal. klinik panti : klien
 beberap
Klinik panti a
dibuka setiap fasilitas
hari Senin kesehata
jam 08.00- n yang
11.30 Wib dapat
Manf digunak
aat dari an
yankes : 5
 .1.2. Di
Mencegah skusika
berulangnya n
kembali dengan
keluhan yang klien
Psi terjadi berbagai
ko motor selama ini sarana
Mengunjun dan yankes
gi yankes mencegah tersedia
komplikasi yang
dari dapat
kelemahan digunak
 an
Tempat 5
konsultasi .1.3. Je
 laskan
Tempat akan
mengobati pentingn
penyakit ya
Jadw fasilitas
al yankes : yankes
 5
Puskesmas .1.4. M
setiap hari otivasi
kerja senin- klien
sabtu jam untuk
07.30-11.45 mengun
Wib jungi
 RS yankes
setiap hari
(24 jam)

Praktek
dokter setiap
hari jam
16.00-21.00
wib 5
.2.1.
Klie Motivas
n dapat i klien
menunjukka untuk
n: memanf
1. aatkan
Kartu yankes.
berobat 5
2. .2.2. B
Obat-obatan eri
yang dipakai reinforc
ement
(+) atas
tindakan
klien
mengun
jungi
yankes
BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Hipertensi adalah apabila tekanan darah sistolik > 140 mmHg dan tekanan
darah diastolik > 90 mmHg, atau apabila pasien memakai obat anti hipertensi.
Penyebab hipertensi adalah :
1. Keturunan
2. Hormonal
3. Metabolik
4. Emosi
5. Kebiasaan diet.
Adapun tanda dan gejala hipertensi adalah :
1. Sakit kepala
2. Pusing
3. Mudah marah
4. Rasa berat di tengkuk
5. Mudah lelah
6. Mata berkunang-kunang
Akibat lanjut dari hipertensi adalah :
1. Stroke
2. Gagal ginjal
3. Jantung koroner.

4.2. Saran
Dalam upaya meningkatkan asuhan keperawatan klien dengan hipertensi :
1. Klien diberi support untuk mempercepat penyembuhan
2. Memberikan perawatan dan perhatian kepada klien dalam proses
perawatan
3. Klien diberi pengertian tentang penyakit yang dialaminya.
DAFTAR PUSTAKA

Mansjoer, Arif, 2001. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga Jilid Pertama.
Media Aesculapius, Jakarta.

Suyono, Slamet. 2001. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi Ketiga.
Balai Penerbit FKUI. Jakarta.

Hall dan Guyton. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 8. EGC.
Jakarta.

Doenges. E. Marilynn, 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. EGC.


Jakarta

Anda mungkin juga menyukai