Anda di halaman 1dari 6

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Pendahuluan

Sebuah penelitian UNESCO pada tahun 1994 menyatakan bahwa mungkin untuk
pertama kali dalam sejarah, demokrasi dinyatakan sebagai nama yang paling baik dan wajar
untuk semua system organisasi politik dan social yang diperjuangkan oleh para
pendukungnya yang berpengaruh. Dipilihnya demokrasi sebagai system kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara karena dua alasan. Pertama, hamper semua negara
di dunia ini telah menjadikan demokrasi sebagai asas yang fundamental dan yang kedua,
demokrasi sebagai asas kenegaraan secara esensial telah memberikan arah bagi peranan
masyarakat untuk menyelenggarakan negara sebagai organisasi tertingginya.

Bagaimana praktik system demokrasi di Indonesia ? Sejak negara ini didirikan, kita
bersepakat mendudukan rakyat sebagai pemilik kedaulatan utama dalam penyelenggaraan
pemerintahan. Walaupun demikian, perjalanan demokrasi di Indonesia penuh dengan ragam
warna yang tidak bisa dilepaskan dari kekuasaan suatu rezim. Karenanya, proses penegakan
nilai – nilai demokrasi ( demokratisasi ) dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara kerap kali mengalami pasang surut.

Bab ini membahas : (1) Pengertian Demokrasi; (2) Dari Demokrasi Langsung Ke
Demokrasi Perwakilan; (3) Karakteristik Sistem Politik Demokrasi; (4) Demokrasi Di
Indonesia; dan (5) Pendidikan Demokrasi.

2.2 Pengertian Demokrasi

Kata demokrasi sudah biasa terdengar di kalangan masyarakat umum. Dalam berbagai
peristiwa dan konteks. Kita sering menyebutkan kata demokrasi. Demikian pula dalam
bentuk sifatnya, yaitu demokratis kita gunakan untuk berbagai tingkatan, mulai individu,
masyarakat, bangsa maupun negara. Walaupun demikian, kata demokrasi ataupun sifat
demokrasi tidak jarang dipakai dalam konteks yang justru bertentangan dengan makna
demokrasi itu sendiri. Seperti ditulis oleh Zamroni ( 2011 : 3 ) yang menyatakan perkataan
demokrasi dan dalam bentuk sifatnya, demokratis, tidak jarang banyak dipakai dalam
berbagai konteks yang pada hakikatnya bertentangan dengan makna demokrasi itu sendiri. Di
kalangan negara komunis, muncul istilah proletar dan demokrasi rakyat. Namun penggunaan
istilah demokrasi itu hanya untuk menutupi system politik yang sesungguhnya yang bersifat
dictator. Di Indonesia pernah muncul terminology demokrasi terpimpin dan demokrasi
Pancasila, tetapi isi dan prakteknya jauh dari hakikat dan makna Pancasila itu sendiri.

Dalam pembicaraan tentang demokrasi, sering muncul istilah kebebasan. Kebebasan


dan demokrasi sering dipakai secara timbal balik, tetapi keduanya tidak sama. Memang
dalam demokrasi terkandung kebebasan, tetapi kebebasan itu tidaklah absolute, melainkan
memiliki keterbatasan. Keterbatasan itu adalah tidak mengganggu kebebasan orang lain.
Demokrasi sesungguhnya adalah seperangkat gagasan dan prinsip tentang kebebasan, tetapi

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Halaman 1


juga mencakup seperangkat praktik dan prosedur yang terbentuk melalui sejarah panjang dan
sering berliku – liku, sehingga demokrasi sering disebut suatu pelembagaan dari kebebasan.

Demokrasi merujuk kepada konsep kehidupan negara atau masyarakat dimana warga
negara dewasa turut berpartisipasi dalam pemerintahan melalui wakilnya yang dipilih,
pemerintahan mendorong dan menjamin kemerdekaan berbicara, beragama, berpendapat,
berserikat, menegakkan rule of law, adanay pemerintahan mayoritas yang menghormati hak –
hak kelompok minoritas, dan masyarakat yang warga negaranya saling memberi peluang
yang sama untuk mendapatkan kehidupan yang layak.

2.3 Dari Demokrasi Langsung ke Demokrasi Perwakilan

Istilah demokrasi, pertama kali dipakai di kota athena pada abad ke-6 sampai abad ke-
3 SM untuk menunjukan sistem pemerintahan yang berlaku di sana. Karena rakyat ikut serta
secara langsung, pemerintahan itu disebut pemerintahan demokrasi langsung (direct
democracy).

Tetapi dalam perjalanan sejarah, kota-kota terus berkembang dan penduduknya pun
terus bertambah. Dalam kondisi seperti itu, masyarakat modern dengan besar dan
kerumitannya menawarkan sedikit kesempatan untuk demokrasi langsung. Kini, bentuk
paling umum demokrasi beralih dari demokrasi langsung menjadi demokrasi tidak
langsung/perwakilan (indirect democracy).

2.4 Karakteristik Sistem Politik Demokrasi

Sebagai suatu sistem kenegaraan, United States Information Agencies (1999:5)


mengintisarikan demokrasi sebagai sistem yang memiliki 11 pilar atau soko guru, yakni:

1. Kedaulatan rakyat
2. Pemerintahan berdasarkan persetujuan dari yang diperintah
3. Kekuasaan mayoritas
4. Hak-hak minoritas
5. Jaminan hak-hak asasi manusia
6. Pemilihan yang bebas dan jujur
7. Persamaan di depan hukum
8. Proses hukum yang wajar
9. Pembatasan pemerintah secara konstisuional
10. Pluralisme sosial, ekonomi dan politik
11. Nilai-nilai toleransi, pragmatisme, kerjasama dan mufakat

Dalam konteks NKRI, Achmad Sanusi (Sanusi, 2006) mengetengahkan sepuluh pilar
demokrasi yang dipesankan oleh para pembentuk negara (The Founding Father’s)
sebagaimana diletakkan di dalam UUD 1945 sebagai berikut:

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Halaman 2


1. Demokrasi berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa

Esensinya adalah seluruh sistem serta perilaku dalam menyelenggarakan kenegaraan


RI haruslah taat asas, konsisten, atau sesuai dengan nilai-nilai dan kaidah-kaidah dasar
Ketuhana Yang Maha Esa.

2. Demokrasi dengan kecerdasan

Demokrasi harus dirancang dan dilaksanakan oleh segenap rakyat dengan pengertian-
pengertiannya yang jelas, dimana rakyat sendiri turut terlibat langsung merumuskan
substansinya. Mengujicobakan disainnya, menilai dan menguji keabsahannya.

3. Demokrasi yang berkedaulatan rakyat

Demokrasi menurut UUD 1945 ialah demokrasi yang berkedaulatan rakyat, yaitu
kekuasaan tertinggi ada ditangan rakyat. Secara prinsip, rakyatlah yang memiliki atau
memegang kedaulatan itu. Kedaulatan itu kemudian dilaksanakan menurut undang-undang
dasar.

4. Demokrasi dengan rule of law

Negara adalah organisasi kekuasaan, artinya organisasi yang memiliki kekuasaan dan
dapat menggunakan kekuasaan itu dengan paksa.

5. Demokrasi dengan pembagian kekuasaan negara

Demokrasi dikuatkan dengam pembagian kekuasaan negara dan diserahkan kepada


badan-badan negara yang bertanggung jawab menurut undang-undang dasar.

6. Demokrasi dengan hak asasi manusia

Demokrasi menurut UUD 1945 mengakui hak asasi manusia yang tujuannya bukan
saja menghormati hak-hak asasi, melainkan untuk meningkatkan martabat dan derajat
manusia seutuhnya. Hak asasi manusia bersumber pada sifat hakikat manusia yang diberikan
oleh Tuhan Yang Maha Esa. Hak asasi manusia bukan diberikan oleh negara atau
pemerintah. Hak ini tidak boleh dirampas atau diasingkan oleh negara dan atau oleh
siapapun.

7. Demokrasi dengan peradilan yang merdeka

Lembaga peradilan merupakan lembaga tertinggi yang menyuarakan kebenaran,


keadilan, dan kepastian hukum. Lembaga ini merupakan pelaksanaan kekuasaan kehakiman
yang merdeka (Independent). Ia tidak boleh diintervensi oleh kekuasaan apapun.

8. Demokrasi dengan otonomi daerah

Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk
mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat
sesuai dengan peraturan perundang-undangan (pasal 18 UUD 1945)

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Halaman 3


9. Demokrasi dengan kemakmuran

Demokrasi bukan sekedar soal kebebasan dan hak, bukan sekedar soal kewajiban dan
tanggung jawab, bukan sekedar soal mengorganisir kedaulatan rakyat atau pembagian
kekuasaan. Demokrasi menurut UUD 1945 ternyata ditujukan untuk membangun negara
berkemakmuran/kesejahteraan (Welfare State) oleh dan untuk sebesar-besarmya rakyat
Indonesia.

10. Demokrasi yang berkeadilan sosial

Demokrasi menurut UUD 1945 menggariskan keadilan sosial diantara berbagai


kelompok, golongan, dan lapisan masyarakat. Keadilan sosial bukan soal kesamarataan
dalam pembagian output materi dan sistem kemasyarakatan. Keadilan sosial justru lebih
merujuk pada keadilan peraturan dan tatanan kemasyarakatan yang tidak diskriminatif.

Sitem politik demokrasi Indonesia adalah demokrasi konstitusional, yaitu


pemerintahan yang kekuasaan pemerintahannya dibatasi oleh konstitusi. Menurut Budiarjo
(2008: 107) demokrasi konstitusional gagasan bahwa pemerintahan yang demokratis adalah
pemerintahan yang terbatas kekuasaanya dan tidak dibenarkan bertindak sewenang-wenang
pada warga negaranya. Pembatasan-pembatasan atas kekuasaan pemerintah berdasarkan
konstitusi (constitutional goverement).

2.5 Demokrasi di Indonesia

Demokrasi di Indonesia adalah suatu proses sejarah dan politik perkembangan


demokrasi di dunia secara umum, hingga khususnya di Indonesia, mulai dari pengertian dan
konsepsi demokrasi menurut para tokoh dan founding fathers Kemerdekaan Indonesia,
terutama Soekarno, Mohammad Hatta, dan Soetan Sjahrir. Selain itu juga proses ini
menggambarkan perkembangan demokrasi di Indonesia, dimulai saat Kemerdekaan
Indonesia, berdirinya Republik Indonesia Serikat, kemunculan fase kediktatoran Soekarno
dalam Orde Lama dan Soeharto dalam Orde Baru, hingga proses konsolidasi demokrasi pasca
Reformasi 1998 hingga saat ini.

Perlu di pahami bahwa demokrasi yang berjalan di Indonesia telah menghasilkan


kemajuan yang berarti dari prossedural. Pemilu legislative, pemilu presiden, hingga pilkada
berlangsung dengan bebas dan damai. Kebebasan berpendapat dan berserikat jauh lebih baik
dibanding masa orde baru. Hal paling mendasar yaitu dibenahinya beberapa kelemahan di
dalam batang UUD 1945 yang membuat konstitusi tampil dengan berbeda.

Demokrasi Indonesia disebut juga demokrasi pancasila karena prinsip-prinsip


demokrasi yang dijalankan berdasarkan nilai-nilai Pancasila. Demokrasi pancasila diartikan
sebagai berikut:

a. Secara luas demokrasi pancasila diartikan sebagai kedaulatan rakyat yang didasarkan
pada nilai-nilai pancasila baik sebagai pedoman maupun cita-cita.
b. Secara sempit demokrasi pancasila diartikan sebagai kedaulatan rakyat yang
dilaksanakan menurut hinmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Halaman 4


Demokrasi pancasila dalam arti luas yaitu kekuasan tertinggi ada pada rakyat yang
memiliki nilai-nilai pancasila. Nilai pancasila yaitu nilai: ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,
kerakyatan dan keadilan yang mendukung demokrasi (nilai yang menentang system otoriter
atau kediktatoran)

Demokrasi pancasila dalam arti sempit yaitu berdasar pada sila keempat pancasila
yaitu kerakyatan yang dipimpin oleh iikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan yang memiliki arti bahwa wujud pengambilan keputusan dipimpin oleh
kebujaksanaan dengan musyawarah mufakat.

Dalam sejarah ketatanegaraan nrgara republic Indonesia yang telah lebih dari
setengah abad, perkembangan demokrrasi selalu pasang surut. Praktik demokrasi Indonesia
berhubungan dengan periodisasi demokrasi yang pernah dan berlaku dalam sejarah
Indonesia.Mirriam budiardjo menyatakan bahwa sudut perkembangan sejarah demokrasi
Indonesia sampai orde baru dibagi dalam 4 masa, yaitu:

a. Masa pertama yang dinamakan masa demokrasi konstitusional (11945-1959) yaitu


peranan yang menonjolkan parlemen dan partai-partai karna itu disebut demokrasi
parlementer.
b. Masa kedua yang dinamakan masa demokrasi terpimpin (1959-1965) yaitu banyak
aspek yang menyimpang dari demokrasi konstitusionaal yag secara formal merupakan
landasan menunjukan aspek demokrasi rakyat.
c. Masa ketiga yang dinamakan masa demokrasi pancassila (1965-1998) yaitu
demokrasi konstitusional yang menunjulkan system presidensial.
d. Masa keempat yang dinamakan masa reformasi (1998-sekarang) yaitu masa yang
menginginkan tegknyya demokrasi di indonesia sebagai koreksi terhadap praktik-
praktik politik .

2.6 Pendidikan Demokrasi

Demokrasi hanya akan tumbuh kuat jika didukung oleh warga-warga yang emokratis,
yakni warga yang memiliki dan menjalankan sikap hidup demokratis. Ini artinya warga
negara bersikap berbudaya hidup demokratis menjadi syarat bagi berjalannya demokrasi.

Bahmuller berkata dalam Udin Winataputra (2001:72) bahwa perkembangan


demokrasi suatu negara tergantung pada sejumlah faktor yang menentukan, yakni:

1. Tingkat perkembangan ekonomi


2. Perasaan akan identitas nasional
3. Pengalaman sejarah dan budaya kewarganegaraan.

Budaya kewarganegaraan mencerminkan tradisi demokrasi yang ada di masyarakat.


Dimana, jika di masyarakat tumbuh budaya demokrasi, maka akan sangan mendukung
perkembangan demokrasi negara yang bersangkutan. Menumbuhkembangkan budaya
demokrasi dapat dilakukan melalui pendidikan demokrasi. Pendidikan demokrasi pada
hakikatnya adalah sosialisasi nilai-nilai demokrasi supaya bisa diterima dan dijalankan oleh
warganegara.

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Halaman 5


Pendidikan demokrasi secara subtantif menyangkut sosialisasi, diseminasi, aktualisasi
dan implementasi sistem, nilai, konsep dan praktik demokrasi melalui pendidikan
(Ditjendikti, 2012:107).

Pada dasarnya, pendidikan demokrasidapat dilakukan melalui tiga cara, yaitu

1. Pendidikan demokrasi secara formal: pendidikan yang lwat tatap muka, diskusi timbal
balik, prsentasi, serta studi kasus.
2. Pendidikan demokrasi secara informal: pendidikan yang lewat tahap pergaulan di
rumah maupun dimasyarakat, sebagai bentuk aplikasi nilai berdemokrasi sebagai hasil
interaksi terhadap lingkungan sekitarnya dan langsung dirasakan hasilnya.
3. Pendidikan demokrasi secara non formal: pendidikan yang melewati lingkungan
masyarakat secara lebih makro karena pendidikan di luar sekolah memiliki parameter
yang signifikan terhadap pembentukan jiwa seseorang, seperti kelompok masyarakat,
lembaga swadaya, partai politik, pers, dan lain-lain (Budi Juliardi, 2016:101).

Pendidikan demokrasi dalam berbagai konteks, dalam hal ini untuk pendidikan formal (di
sekolah dan perguruan tinggi), nonformal (pendidikan di luar sekolah), dan informal
(pergaulan di rumah dan masyarakat) mempunyai visi sebagai wahana substantif, pendagogis,
dan sosial kultural untuk membangun cita-cita, nilai, konsep, prisip, sikap, dan keterampilan
demokrasi dalam diri warga negara melalu pengalaman hidup dan berkehidupan demokrasi
dalam konteks (Udin S. Winataputra, 2001:19).

Pendidikan bukan hanya sekedar memberikan pengetahuan dan praktik demokrasi, tetapi
juga menghasilkan warga negara yang berpendirian teguh, mandiri, memiliki sikap selalu ingi
tahu dan berpandangan jauh ke depan (Budi Juliardi, 2016:102).

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Halaman 6

Anda mungkin juga menyukai