PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Identitas nasional merupakan ciri khas yang dimiliki suatu bangsa yang tentunya berbeda
antara satu bangsa dengan bangsa yang lain. Indonesia adalah salah satu Negara yang
memiliki bermacam identitas nasional yang mengkhaskan dan tentunya berbeda dari Negara-
negara lainnya. Pengertian identitas menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah
ciri-ciri atau keadaan khusus atau jati diri. Disini yang dimaksudkan adalah identitas yang
merujuk pada kebangsaan seseorang. Mayoritas dari masyarakat mengasosiasikan identitas
nasional mereka dengan negara di mana mereka dilahirkan.
Beragamnya suku bangsa serta bahasa di Indonesia, merupakan suatu tantangan besar
bagi bangsa ini untuk tetap dapat mempertahankan identitasnya, terlebih di era globalisasi
seperti saat ini. Globalisasi diartikan sebagai suatu era atau zaman yang ditandai dengan
perubahan tatanan kehidupan dunia akibat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi,
khususnya teknologi informasi sehingga interaksi manusia menjadi sempit, serta seolah-olah
dunia tanpa ruang. Era Globalisasi dapat berpengaruh terhadap nilai-nilai budaya bangsa
Indonesia. Era Globalisasi tersebut mau tidak mau, suka tidak suka telah datang dan
menggeser nilai-nilai yang telah ada.
Identitas nasional adalah citra diri dari sebuah bangsa yang dilihat oleh Negara lain.
Jangan sampai kita tergiur oleh arus global yang menampilkan pesona Negara lain, sehingga
kita terlena dan takjub yang pada akhirnya bisa membuat kita untuk melupakan dan tidak
mau mengenal identitas bangsa kita sendiri. Untuk itu, sebagai generasi muda Indonesia
seharusnya kita sudah mengenal dan mengetahui apa saja identitas nasional bangsa kita.
Namun pada kenyataannya banyak generasi muda Indonesia yang belum tahu tentang apa itu
identitas nasional dan apa saja wujud dari identitas nasional bangsa Indonesia itu sendiri.
Seringkali kita marah ketika aset identitas nasional kita direbut atau ditiru oleh Negara
lain, tapi dalam pengaplikasiannya kita sebagai warga Negara Indonesia bersikap pasif dan
enggan untuk mengembangkan dan mengoptimalkannya.
B. Rumusan Masalah
Dalam penulisan karya ilmiah ini, kami merumuskan permasalahan didalamnya. Berikut
ini rumusan masalahnya:
1. Apakah pengertian identitas nasional?
2. Apa sajakah fungsi identitas nasional?
3. Apa sajakah jenis-jenis identitas nasional?
4. Apa sajakah faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan identitas nasional?
5. Apa sajakah unsur-unsur pembentuk identitas nasional
C. Tujuan
Agar mahasiswa dapat lebih memahami identitas bangsa sendiri
2.Agama
Selain isu suku yang disebutkan diatas, ada isu lain dalam politik Indonesia: yaitu dimensi
agama yang dihubungkan dengan kesukuan. Agama-agama yang ada di Indonesia: Islam,
Kristen, Katolik, Kristen Protestan, Hindu, Buddha Dan Kong Hu Cu. Agama Kong Hu Cu
pada zaman Orde Baru tidak diakui sebagai agama resmi di Indonesia, sedangkan kelima
agama lainnya diakui secara resmi oleh pemerintahan Orde Baru. Pada zaman pemerintahan
Gus Dur, istilah agama resmi dan tidak resmi dihapuskan. Menurut Gus Dur yang
mengetahui apakah suatu agama dapat dikatakan sebuah agama atau bukan, bukanlah negara
tapi adalah penganutnya sendiri (kompas, 18 dan 19 maret 2000).
Kebijaksanaan integrasi nasional baru tampak diterpkan oleh pemerintah Indonesia ketika
hendak mengatur masyarakatnya yang plural. Untuk tujuan pembicaraan ini, integrasi
nasional didefinisikan dalam rangka menciptakan identitas nasional. Penciptaan identitas
kebudayaan Indonesia adalah salah satu tujuan integrasi nasional.
Salah satu jalan yang dapat mengurangi resiko konflik antar agama adalah perlunya
diciptakan tradisi saling menghormati antara agama-agama yang ada (Franz Magniz Suseno,
1995: 174). Menghormati berarti mengakui secara positif dalam agama dan kepercayaan
orang lain. Berarti mampu juga belajar satu sama lain.
Sikap saling menghormati dan menghargai, dapat memungkinkan orang dari agama-
agama yang berbeda bersama-sama berjuang demi pembangunan yang sesuai dengan
martabat yang diterima manusia dari Tuhan. Solidaritas dengan orang-orang kecil, miskin,
lemah dan menderita, keadilan sosial, pembebasan dari penindasan, perkosaan dan
perwujudan kehidupan yang lebih demokratis, adalah hal-hal yang dapat dilakukan oleh
agama-agama secara bersama-sama, untuk tujuan pembangunan bangsa.
Yang dipikirkan sekarang adalah bagaimana menciptakan dialog antar agama. Barangkali
dapat dikatakan bahwa obyek dialog antara agama bukan langsung menyentuh keyakinan
agama. Sebab banyak oang beranggapan bahwa perbedaan keyakinan bukanlah obyek untuk
diperdebatkan. Yang mungkin kita dialogkan adalah bagaimana memecahkan persoalan-
persoalan yang terjadi ditengah-tengah masyarakat, membongkar kesalahpahaman yang
selalu terjadi dalam hubungan agama selama ini, serta usaha untuk mewujudkan kehidupan
masyarakat dengan cara yang lebih positif, lebih sesuai dengan kaedah-kaedah moral
keagamaan.
4.Bahasa
Kebijakan bahasa nasional sangat penting dalam menciptakan kesatuan Indonesia dan
identitas nasional Indonesia. Di Asia Tenggara mungkin hanya Indonesia satu-satunya
Negara yang menggunakan bahasa minoritas yang berasal dari Palembang (Sumatera) dan
Bangka pada abad ke-7.
Bahasa ini kemudian dipakai sebagai bahasa penghubung bagi berbagai kelompok etnis di
kepulauan tersebut dan menjadi bahasa untuk berkomunikasi di pasar di kalangan etnis
Indonesia dan orang asing. Bahasa ini diterima oleh kaum nasionalis Indonesia sebelum
kemerdekaan antara lain karena kesederhanaannya, selain karena statusnya yang
kontroversial. Bahasa Jawa yang digunakan kelompok etnis terbesar. Bahkan tidak
dipertimbangkan, hanya karena bahasa itu tidak digunakan oleh orang non-Jawa. Selain itu,
bahasa Jawa dianggap sangat rumit dan setiap tingkat sosial yang berbeda memakai jenis
bahasa yang berbeda pula.
Bahasa Indonesia dipopulerkan pertama kali dalam pers kaum nasionalis ketika
munculnya Negara kemerdekaan Indonesia, kemudian bahasa tersebut menyebar dan
berkembang selama pendudukan Jepang. Semua surat kabar terkemuka, siaran radio dan
siaran TV menggunakan bahasa Indonesia. Setelah kemerdekaan semua sekolah di Indonesia
menggunakan bahasa nasional, tetapi bahasa etnis tetap dapat diajarkan di sekolah setempat
sampai kelas, setelah itu semua pendidikan harus berbahasa Indonesia. Seorang ahli sejarah
terkemuka mengatakan :
“Menggunakan universal bahasa ini secara internasional dalam sebuah masyarakat yang
sangat besar, telah ‘mensionalisasikan’ generasi yang sedang bersekolah, kebudayaan dan
bahasa lokal mereka sendiri terus disampaikan kepada mereka, tetap kini prosesnya
berlangsung dalam kerangka sebuah kebudayaan nasional” (David, 1971:403).
Popularisasi bahasa Indonesia memang dilakukan tetapi tidaklah berarti menggantikan
bahasa etnis. Menurut beberapa pengamat, penggunaan bahasa Indonesia jauh lebih populer
di daerah perkotaan daripada di daerah pedesaan, karena penduduk desa masih banyak
menggunakan dua bahasa daerah. Dalam sebagian besar kasus, penduduk kota (terutama di
daerah non-Jawa) cenderung menggunakan dua bahasa dengan bahasa Indonesia sebagai
IDENTITAS NASIONAL | PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN 7
bahasa yang dominan. Namun di daerah pedesaan, tampaknya bahasa etnis masih digunakan
secara luas. Sebuah penelitian mengenai pelajar Indonesia dari tingkat sekolah dasar sampai
tingkat menengah menunjukkan bahwa hanya 26 persen pelajar sekolah ini yang memakai
bahasa Indonesia di rumah. Bahkan di beberapa daerah penggunaan bahasa etnis kembali
meluas.
A. Kesimpulan
Identitas nasional adalah jatidiri yang dimiliki oleh warga negara atau suku-
bangsa dari suatu negara (Indonesia). Menurut Smith (1991) terdapat tiga fungsi
dari Identitas Nasional, yaitu: (1) Identitas Nasional memberikan jawaban yang
memuaskan terhadap rasa takut akan kehilangan identitas melalui identifikasi ter-
hadap bangsa, (2) Identitas Nasional menawarkan pembaharuan pribadi dan mar-
tabat bagi individu dengan menjadi bagian dari keluarga besar suatu bangsa, dan
(3) Identitas Nasional memungkinkan adanya realisasi dari perasaan persaudaraan,
terutama melalui simbol-simbol dan upacara.
Adapun jenis-jenis Identitas Nasional yaitu: (1) Bahasa Nasional atau Bahasa
Persatuan yaitu Bahasa Indonesia; (2) Bendera Negara yaitu Sang Merah Putih; (3)
Lagu kebangsaan yaitu Indonesia Raya; (4) Lambang Negara dan Dasar Fal-safah
Negara yaitu Pancasila; (5) Semboyan Negara yaitu Bhinneka Tunggal Ika; (6)
Konstitusi (Hukum Dasar) Negara yaitu UUD 1945; (7) Bentuk Negara Ke-satuan
Republik Indonesia yaitu berkedaulatan rakyat; dan (8) Konsepsi Wawasan
Nusantara. Selain itu, faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan Identitas
Nasional bangsa Indonesia, meliputi: primordial, sakral, tokoh, bhineka tunggal
ika, konsep sejarah, perkembangan ekonomi, dan kelembagaan. Dan unsur-unsur
terbentuknya indentitas nasional, meliputi: sukubangsa, agama, kebudayaan,
bahasa dan; kasta dan kelas.
B. Saran
Sebagai warga negara harus mengetahui dan tetap melestarikan apa saja yang
menjadi identitas nasional. Identitas nasional merupakan suatu ciri yang dimiliki
bangsa kita untuk dapat membedakannya dengan bangsa lain. Selain itu, sebagai
warga Negara juga harus menerapkan nilai-nilai yang terkandung dalam identitas
nasional. Contohnya nilai-nilai yang terdapat pada Pancasila dan UUD 1945.
A. Ubaidillah, dkk. 2000. Pendidikan Kewargaan (Civic Education) Demokrasi, HAM &
Masyarakat Madani. Jakarta: IAIN Jakarta Press