Perencanaan geometrik jalan raya disini merupakan perencanaan dari awal dengan
menggunakan peta topografi. Data perencanaan yang digunakan dalam perhitungan dan
desain geometrik jalan raya adalah:
1. Peta topografi skala 1 : 2000
2. Kelas jalan IIC dengan spesifikasi kecepatan rencana (Vr) : 40 – 60 km/jam
27
28
3) Langkah-Langkah Perencanaan
a) Pelajari keadaan garis-garis kontur pada topografi secermat mungkin,
kemudian pilih rute alternatif trase jalan yang paling memenuhi syarat.
b) Tetapkan Vr sesuai dengan kelas jalan yang telah ditentukan.
c) Hitung sudut belok patokan maksimum dan minimum untuk masing-masing
Vr.
d) Rencanakan beberapa alternatif garis trase jalan yang diminta.
e) Periksa nilai masing-masing sudut belok dan panjang garis tangen yang
bersangkutan dengan perhitungan sistem koordinat.
f) Tetapkan satu garis trase jalan yang paling memenuhi syarat.
4) Perhitungan Sudut Belok Patokan
Rumus yang digunakan untuk menghitung sudut belok patokan (Dmax) adalah:
181913,53emaks f maks
Dmaks
Vr 2 + α toleransi
Vr = 30 Km/jam
181913,53(0.10 0.173)
D max 30 25 80 010 ' 49,57 ''
30 2
181913,53(0.10 0.166)
D min 21 51,2430
40 2
Vr = 40 Km/jam
181913,53(0.10 0.166)
D max 2
21 51,243 0
40
181913,53(0.10 0.153)
D min 2
13 25,784 0
60
Vr = 60 Km/jam
181913,53(0.10 0.1153)
D max 2
13 25,784 0
60
181913,53(0.10 0.140)
D min 5 11,8230
80 2
5) Perencanaan Garis Trase Jalan
Sesuai dengan ketentuan dan persyaratan desain trase jalan tersebut di atas, maka
dipilih kecepatan rencana untuk setiap belokan adalah sebagai berikut:
Vr 1 = 60 km/jam
Vr 2 = 40 km/jam
29
Koordinat PI-2
Koordinat B
ΔPI2 = | α PI1PI 2 – PI 2 B |
= |95,641° - 130,156° |
= 34,5150 …………….. OK
31
d1 ( X 1 X 0 ) 2 (Y1 Y0 ) 2
2 2
𝑑𝐴−𝑃𝐼1 = √( 316,434 200 ) + ( 398,143 (350) ) = 125,995 𝑚
2 2
𝑑𝑃𝐼1−𝑃𝐼2 = √( 780,420 316,434 ) + ( 443,972 (398,143) ) = 466,243 𝑚
2 2
𝑑𝑃𝐼2−𝐵 = √( 959,257 780,420 ) + ( 594,866 (443,972) ) = 233,991 𝑚
Perhitungan
Tangen Peta (m) Kontrol Ket.
(m)
d1 125,995 125,995 0,0000 OK
d2 466,243 466,243 0,0000 OK
d3 233,991 233,991 0,0000 OK
Σd 826,229 826,229 0,0000 OK
Vr 2 60 2
Rmin = 112,041
127(e f ) 127(0,1 0,153)
Rmin (112,041 m) < Rdesain < Rmax (700 m). Dengan menggunakan rumus Spiral-
Circle-Spiral (Sp-C-Sp),maka diambil Rdesain = 434 meter.
c. Perhitungan Elemen Hitungan
Tabel 7. Daftar nilai C (perubahan percepatan)
Kecepatan C (m/s3)
30 0.75
40 0.68
60 0.54
80 0.4
vr 2 60 2
k 0,054
127 Rd 127 434
Vr 3 Vr.k
Ls min 0,022 2,727
R.c c
60 3 60.0,054
Ls min 0,022 2,272
434.0,54 0,54
Ls min 3,788 m
Diambil Ls desain = 90 m.
Ls 90
2s x360 x360 11,882 0
2. .R 22
2x x 434
7
s = 5,941°
’ = - 2s= 16,8230 – 11,882° = 4,941°
Ls 3 90 3 Ls 2 90 2
x Ls 90 89,903 m y 3,111 m
40.R 2 40.434
2
6.R 6.434
= 109,276 m
vr 2 40 2
k 0,068
127 Rd 127 250
Vr 3 Vr.k
Ls min 0,022 2,727
R.c c
40 3 40 0,068
Ls min 0,022 2,272
250 0,68 0,68
Ls min 1,547 m
Diambil Ls desain = 80 m.
34
Ls 80
2s x360 x360 18,335 0
2. .R 22
2x x 250
7
s = 9,167
0
Mobil
penumpang 3,654 0,914 0,365 1,980
(PC)
Truk tunggal
6,09 1,218 0,609 2,435
(SU)
Semi trailer
kombinasi 10,648 1,218 1,066 2,436
(C45)
Trailer (C50) 13,41 1,218 1,34 2,436
Rumus :
b' n( R R 2 P 2 ) (n 1).Td z
Vr
z 0,105
R
Td R 2 A(2 P A) R
Dimana :
b’ = Lebar tambahan perkerasan pada tikungan.
Td = Lebar tambahan akibat tonjolan depan mobil.
n = jumlah jalur ( direncanakan 2 jalur ).
R = Jari – jari.
P = Jarak gandar ( untuk kendaraan jenis Su, P = 6,09 m (daftar 18, hal 103).
A = Panjang tonjolan depan ( untuk jenis Su, A = 1,218m )(daftar 18, hal 103.
z = Lebar tambahan untuk mengimbangi pergeseran roda akibat kelalaian
pengemudi.
36
1) Tikungan PI-1
Vr 60
z 0,105 0,105 0,302m
R 434
Td R 2 A2 P A R 434 2 0,914(2.3,654 0,914) 434 0,009m
b' n( R R 2 P 2 ) (n 1).Td z
b' 2(600 434 2 3,654 2 ) (2 1).0,009 0,302 0,342m
karena b’=0,342 m, maka lebar perkerasan pada tikungan selebar 0,5 m.
2) Tikungan PI-2
Vr 40
z 0,105 0,105 0,266m
R 250
Td R 2 A2 P A R 250 2 0,914(2.3,654 0,914) 250 0,015m
b' n( R R 2 P 2 ) (n 1).Td z
b' 2(250 250 2 3,654 2 ) (2 1).0,015 0,266 0,334m
karena b’=0,334 m, maka lebar perkerasan pada tikungan selebar 0,5 m.
Tikungan Tikungan
Uraian
1 2
Jenis tikungan S-C-S S-C-S
d (m) 125,995 466,243
b' (m) 0,342 0,334
B (m)* 6 6
Vr (km/jam) 60 40
R (m) 434 250
L (m) 217,401 230,546
Ls (m) 90 80
emax (%)** 5,84 6,9
en (%)** 2,9 2,9
Ket :
D = Panjang Tangen
b’ = lebar tambahan jalan
B = lebar jalur lalu lintas
Vr = kecapatan rencana
R = lengkung atau radius
37
L = panjang lengkung
Ls = panjang lengkung spiral
emax = kemiringan melintang maksimum
en = kemiringan melintang normal
* = Lihat lampiran 01 buku Supratman Agus, tergantung kls jalan
** = Lihat lampiran 06 buku Supratman Agus, tergantung R & Vr
Syarat Aman :
ℎ𝑛 + ℎ𝑚′
𝑒𝑚𝑎𝑥 = ∙ 100% < 5,84%
𝐵 + 𝑏′
0,092 + 0,185
= ∙ 100% < 5,84%
6 + 0,342
= 4,37 % < 5,84% ... OK! (aman)
Tikungan PI-2
1) Tikungan PI1
Sta A = 0 + 0,00
2) Tikungan PI2
Kontrol Stationing :
d Sta.B
100% 3%
d
826,229 819,701
100% 3% 0
826,229
0,7901% < 3 % → Ok!!!
Data-data yang dibutuhkan untuk perhitungan stationing dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
PI1 PI2
Ls1 = 90 m Ls2 = 80 m
Jarak:
d1 = 125,995 m
d2 = 466,243 m
d3 = 233,991 m
Tikungan Pertama (PI1, belok kanan)
1) Posisi Titik dan Keadaan Kemiringan Titik A
* Sta. A = d1 – TS1
* Keadaan Miring
* Sta B = Sta A + a
* Keadaan Kemiringan :
Keadaan kemiringan :
K. Kanan(m) = (a x etotal) / (d - a)
= 29,8627 X 0,0874
125,995 - 29,8627
= 0,027
K. Kiri (m) = -K. Kiri
= -0.027
= 142,71431 m
* Sta. A = d2 – TS2
* Keadaan Miring
* Sta B = Sta A + a
* Keadaan Kemiringan :
Keadaan kemiringan :
K. Kanan(m) = (a x etotal) / (d - a)
= 23,673469 X 0,098
466,243 - 23,673469
= 0,005242
K. Kiri (m) = -K. Kiri
= -0,005242
= 814,52393 m
t 2 t1 62,5 70
Maka g1 = 100% 100% 3% (turun)
d1 250
t3 t 2 61,25 62,5
g2 = x100% 100% 0,31% (turun)
d2 400
t3 t 2 65 61,25
g3 = x100% 100% 1,39% (turun)
d2 269,633
Maka :
d1 = 0,278 . t1 . [Vr – m + ( ½ . a . t1 )]
d2 = 0,278 . Vr . t2
d = d1 + d2 + d3 + d4 = 382,62 m.
Maka :
d1 = 0,278 . t1 . [Vr – m + ( ½ . a . t1 )]
d2 = 0,278 . Vr . t2
d = d1 + d2 + d3 + d4 = 203,39 m.
44
vr 2 60 2
dp = 0,278 . Vr1 . t1 + 0,278.60.2,5 84,608 m
254. fm l 254.0,33 0,08
maka pada perencanaan ini diambil untuk rencana Smenyiap = 385 m, dan Shenti = 80 m
(lampiran 02, geometrik jalan raya: materi perkuliahan spl.541)
vr 2 40 2
dp = 0,278 . Vr1 . t1 + 0, 278.40.2,5 44,580 m
254. fm l 254.0,375 0,1
maka pada perencanaan ini diambil untuk rencana Smenyiap = 220 m, dan Shenti = 50 m
(lampiran 02, geometrik jalan raya: materi perkuliahan spl.541)
a) perhitungan Lv minimum
Untuk memperoleh pajang lengkung vertikal minimum (Lv) yang sesuai dengan
perencanaan landai jalan tersebut di atas maka dicoba dengan pendekatan :
𝐴 . 𝑆2 2,69 . 802
𝐿𝑣 = = = 43 𝑚
120 + 3,5 . 𝑆 120 + 3,5 . 80
Oleh sebab itu Lv yang memenuhi syarat untuk keadaan ini digunakan berdasarkan
jarak pandangan menyiap. Diambil Lvdeain = 110 m
A.Lv 2,69.110
Rumus : E v 0,370m
800 800
Rumus :
2
x
y .Ev A .x 2
1 Lv 200 Lv
2
Pada perhitugan ini Lengkung parabola cembung ditinjau pada interval setiap jarak 1 meter.
Sesungguhnya semakin pendek jarak interval yang dipilih, maka gambar lengkung parabola
akan semakin baik.
Jika
y (m)
No x (m)
(x/(0,5. Lv))^2 . Ev
X0 0 0,000
X1 5,5 0,004
X2 11 0,015
46
X3 16,5 0,033
X4 22 0,059
X5 27,5 0,092
X6 33 0,133
X7 38,5 0,181
X8 44 0,237
X9 49,5 0,299
X10 55 0,370
Jarak A PLV
PLV elevasi A xbeda tinggi A PPV 64,150
Jarak A PPV
X
Titik 1 elevasi PLV 1
xPLV PPV 63,985
1 .LV
2
X
Titik 2 elevasi PLV 2
xPLV PPV 63,820
1 .LV
2
X
Titik 3 elevasi PLV 3
xPLV PPV 63,655
1 .LV
2
X
Titik 4 elevasi PLV 4
xPLV PPV 63,490
1 .LV
2
X
Titik 5 elevasi PLV 5
xPLV PPV 63,325
1 .LV
2
X
Titik 6 elevasi PLV 6
xPLV PPV 63,160
1 .LV
2
X
Titik 7 elevasi PLV 5
xPLV PPV 62,995
1 .LV
2
X
Titik 8 elevasi PLV 8
xPLV PPV 62,830
1 .LV
2
47
X
Titik 9 elevasi PLV 9
xPLV PPV 62,665
1 .LV
2
PPV 62,500
PPV2
h2= 0,1 m (didapat dari daftar 25 buku geometri jalan raya, Supratman
Agus)
48
b) perhitungan Lv minimum
Untuk memperoleh pajang lengkung vertikal minimum (Lv) yang sesuai dengan
perencanaan landai jalan tersebut di atas maka dicoba dengan pendekatan :
𝐴 . 𝑆2 1,70 . 502
𝐿𝑣 = = = 14,434 𝑚
120 + 3,5 . 𝑆 120 + 3,5 . 50
Oleh sebab itu Lv yang memenuhi syarat untuk keadaan ini digunakan berdasarkan
jarak pandangan menyiap. Diambil Lvdeain = 80 m
A.Lv 1,70.80
Rumus : E v 0,173m
800 800
Rumus :
2
x
y .Ev A .x 2
1 Lv 200 Lv
2
Pada perhitugan ini Lengkung parabola cembung ditinjau pada interval setiap jarak 1 meter.
Sesungguhnya semakin pendek jarak interval yang dipilih, maka gambar lengkung parabola
akan semakin baik.
Jika
y (m)
No x (m)
(x/(0,5. Lv))^2 . Ev
X0 0 0,000
X1 5,5 0,002
49
X2 11 0,007
X3 16,5 0,015
X4 22 0,027
X5 27,5 0,043
X6 33 0,061
X7 38,5 0,083
X8 44 0,109
X9 49,5 0,138
X10 55 0,170
Jarak A PLV
PLV elevasi A xbeda tinggi A PPV 61,375
Jarak A PPV
X
Titik 1 elevasi PLV 1
xPLV PPV 61,363
1 .LV
2
X
Titik 2 elevasi PLV 2
xPLV PPV 61,350
1 .LV
2
X
Titik 3 elevasi PLV 3
xPLV PPV 61,338
1 .LV
2
X
Titik 4 elevasi PLV 4
xPLV PPV 61,325
1 .LV
2
X
Titik 5 elevasi PLV 5
xPLV PPV 61,313
1 .LV
2
X
Titik 6 elevasi PLV 6
xPLV PPV 61,300
1 .LV
2
50
X
Titik 7 elevasi PLV 5
xPLV PPV 61,288
1 .LV
2
X
Titik 8 elevasi PLV 8
xPLV PPV 61,275
1 .LV
2
X
Titik 9 elevasi PLV 9
xPLV PPV 61,263
1 .LV
2
PPV 61,250