Anda di halaman 1dari 24

BAB III

PERENCANAN DAN PERHITUNGAN GEOMETRIK JALAN RAYA

Perencanaan geometrik jalan raya disini merupakan perencanaan dari awal dengan
menggunakan peta topografi. Data perencanaan yang digunakan dalam perhitungan dan
desain geometrik jalan raya adalah:
1. Peta topografi skala 1 : 2000
2. Kelas jalan IIC dengan spesifikasi kecepatan rencana (Vr) : 40 – 60 km/jam

3.1. Perencanaan dan Perhitungan Alinyemen Horizontal


3.1.1. Perencanaan Trase Jalan/ Garis Tangen
a. Perencanaan Trase Jalan/ Garis Tangen
1) Data Perencanaan
Berikut ini Spesifikasi Jalan Kelas II C (Lampiran 01 Geometrik Jalan Raya : materi
perkuliahan spl.541) :
 Lalu lintas harian rata – rata (LHR) : < 2.000 smp
 Kecepatan rencana (Vr) : 40 – 60 km/jam
 Lebar daerah penguasaan (DMJ) : 30 m.
 Lebar perkerasan : 2 x 3.00 m.
 Lebar bahu jalan : 0.5 m
 Lereng melintang perkerasan :3%
 Lereng melintang bahu :6%
 Miring tikungan maksimum : 10 %
 Landai maksimum : 6 - 10 %
2) Ketentuan dan Persyaratan Desain
a) Perencanaan garis trase jalan sedapat mungkin dipilih rute yang sedater-
datarnya, selurus-lurusnya, dan sependek mungkin.
b) Perencanaan kecepatan kendaraan rencana (Vr) pada tikungan jalan harus
sesuai dengan spesifikasi kelas jalan, dan spesifikasi topografi daerah
setempat.
c) Perencanaan sudut belok (∆) pada masing-masing tikungan disesuaikan
kecepatan rencana kendaraan yang bersangkutan (Vr).

27
28

3) Langkah-Langkah Perencanaan
a) Pelajari keadaan garis-garis kontur pada topografi secermat mungkin,
kemudian pilih rute alternatif trase jalan yang paling memenuhi syarat.
b) Tetapkan Vr sesuai dengan kelas jalan yang telah ditentukan.
c) Hitung sudut belok patokan maksimum dan minimum untuk masing-masing
Vr.
d) Rencanakan beberapa alternatif garis trase jalan yang diminta.
e) Periksa nilai masing-masing sudut belok dan panjang garis tangen yang
bersangkutan dengan perhitungan sistem koordinat.
f) Tetapkan satu garis trase jalan yang paling memenuhi syarat.
4) Perhitungan Sudut Belok Patokan
Rumus yang digunakan untuk menghitung sudut belok patokan (Dmax) adalah:

181913,53emaks  f maks 
Dmaks 
Vr 2 + α toleransi

 Vr = 30 Km/jam
181913,53(0.10  0.173)
D max 30   25  80 010 ' 49,57 ''
30 2
181913,53(0.10  0.166)
D min   21  51,2430
40 2
 Vr = 40 Km/jam
181913,53(0.10  0.166)
D max  2
 21  51,243 0
40
181913,53(0.10  0.153)
D min  2
 13  25,784 0
60
 Vr = 60 Km/jam
181913,53(0.10  0.1153)
D max  2
 13  25,784 0
60
181913,53(0.10  0.140)
D min   5  11,8230
80 2
5) Perencanaan Garis Trase Jalan
Sesuai dengan ketentuan dan persyaratan desain trase jalan tersebut di atas, maka
dipilih kecepatan rencana untuk setiap belokan adalah sebagai berikut:
Vr 1 = 60 km/jam
Vr 2 = 40 km/jam
29

6) Perhitungan Sudut Belok Betul


a) Mencari Koordinat Titik Belok (PI), dengan Koordinat A (+200;-350)
 Koordinat PI-1
Diketahui : dA-PI1 = 125,995 m
XA-PI1 = dA-PI1 x sin β1
= 125,995 x cos 112,464°
= 116,434 m
YA-PI1 = dA-PI1 x cos β1
= 125,995 x sin 112,464°
= - 48,143 m
maka, koordinat PI1 adalah :
XPI1 = XA + XA-PI1 = 200 + 116,434 = 316,434
YPI1 = YA + YA-PI1 = -350 + (- 48,143) = - 398,143
Jadi, PI-1 (316,434; - 398,148)

 Koordinat PI-2

Diketahui : dPI1-PI2 = 466,243 m


XA-PI2 = dA-PI2 x sin β2
= 466,243 x cos 95,641°
= 463,985 m
YA-PI2 = dA-PI2 x cos β2
= 466,243 x sin 95,641°
= - 45,829 m
maka, koordinat PI2 adalah :
XPI2 = XPI1 + XA-PI2 = 316,434 + 463,985 = 780,420
YPI2 = YPI1 + YA-PI2 = -398,143 + (- 45,829) = - 443,972
Jadi, PI-2 (912,777; -504,463)

 Koordinat B

Diketahui : dPI2-B = 233,991 m


XPI2-B = dPI2-B x sin β3
= 233,991 x cos 130,156°
= 178,837 m
30

YPI2-B = dPI2-B x cos β3


= 233,991 x sin 130,156°
= - 150,894 m
maka, koordinat PI2 adalah :
XB = XPI2 + XPI2-B = 780,420 + 178,837 = 959,257
YB = YPI2+ YPI2-B = - 443,972+ (-150,894) = -594,866
Jadi, B (956,729; -598,719)

b) Perhitungan Azimuth Dengan Koordinat


X A  X1
  Arc tan
Y AY1
Perhitungan hasil koordinat:
X PI 1  X A 316,434  200
a.  A P1  Arc tan  Arc tan = - 67,536
YPI 1  YA  398,143  ( 350)

(KUADRAN II) maka  AP1 = 180  (67,536)  112,464


X PI 2  X PI1 780,420  316,434
b.  PI1 PI 2  Arc tan  Arc tan  84,359
YPI 2  YPI1  443,972  (398,143)
(KUADRAN II) maka  PI1 P12 =180° + (-84,359°) = 95,6410°
X B  X PI 2 959,257  780,420
c.  PI 2 B  Arc tan  Arc tan  49,844
YB  YPI 2  594,866  (443,972)
(KUADRAN II) maka  PI 2 B = 1800 + (-49,844°) = 130,156°
c) Perhitungan Sudut Tangen

ΔPI1 = | αA-PI1 - α PI1PI 2 |


= |112,464° - 95,641°|
= 16,8230 …………….. OK

ΔPI2 = | α PI1PI 2 –  PI 2 B |
= |95,641° - 130,156° |
= 34,5150 …………….. OK
31

7) Perhitungan Panjang Tangen

Rumus yang digunakan adalah:

d1  ( X 1  X 0 ) 2  (Y1  Y0 ) 2

2 2
𝑑𝐴−𝑃𝐼1 = √( 316,434  200 ) + (  398,143  (350) ) = 125,995 𝑚

2 2
𝑑𝑃𝐼1−𝑃𝐼2 = √( 780,420  316,434 ) + (  443,972  (398,143) ) = 466,243 𝑚

2 2
𝑑𝑃𝐼2−𝐵 = √( 959,257  780,420 ) + (  594,866  (443,972) ) = 233,991 𝑚

Jadi, ∑d = dA-PI1 + dPI1-PI2 + dPI2-B = 826,229 meter

8) Kontrol Hasil Perencanaan Sudut Belok

Vr Sudut belok patokan Sudut belok rencana


Kontrol Ket.
(km/jam) Dmax Dmin Peta Perhitungan
60 25,7844786 11,8217574 16,823 16,823 0,00 OK
30 80,1804374 51,2431244 34,515 34,515 0,00 OK

9) Kontrol Hasil perencanaan Panjang Garis Tangen

Perhitungan
Tangen Peta (m) Kontrol Ket.
(m)
d1 125,995 125,995 0,0000 OK
d2 466,243 466,243 0,0000 OK
d3 233,991 233,991 0,0000 OK
Σd 826,229 826,229 0,0000 OK

3.1.2. Perencanaan dan Perhitungan Lengkung Horizontal


a) Perencanaan dan Perhitungan Tikungan
1) Perhitungan Tikungan Pertama (PI-1)
a. Data Perencanaan
ΔPI1 = 16,823 0 d1 = 125,995 m
Vr1= 60 km/jam emax = 0,1 fmax = 0,153
32

b. Menemukan Bentuk Lengkung dan Rumus Tikungan yang Dipakai

Vr 2 60 2
Rmin =   112,041
127(e  f ) 127(0,1  0,153)
Rmin (112,041 m) < Rdesain < Rmax (700 m). Dengan menggunakan rumus Spiral-
Circle-Spiral (Sp-C-Sp),maka diambil Rdesain = 434 meter.
c. Perhitungan Elemen Hitungan
Tabel 7. Daftar nilai C (perubahan percepatan)
Kecepatan C (m/s3)
30 0.75
40 0.68
60 0.54
80 0.4

vr 2 60 2
k   0,054
127  Rd 127  434
Vr 3 Vr.k
Ls min  0,022  2,727
R.c c
60 3 60.0,054
Ls min  0,022  2,272
434.0,54 0,54
Ls min  3,788 m
Diambil Ls desain = 90 m.
Ls 90
2s  x360  x360  11,882 0
2. .R 22
2x x 434
7
s = 5,941°
’ =  - 2s= 16,8230 – 11,882° = 4,941°
Ls 3 90 3 Ls 2 90 2
x  Ls   90   89,903 m y   3,111 m
40.R 2 40.434
2
6.R 6.434

K* = x – R . Sin ϴ = 89,903 – 434. Sin 5,941° = 44,984


P* = y – R . (1 - cos ϴ) = 3,111 – 434. (1 - Cos 5,941°) = 0,780
Maka diperoleh :
Ts1 = [(R + P*) tg ½ ] + K*
= [(434 + 0,780). tg (½. 16,823o)] + 44,9984
33

= 109,276 m

( R  P*) (434  0,780)


Es1  R  434  5,508m
cos 12  cos 12 (16,823) 0
Lc = 0,01744 . ’ . R = 0,01744 x 4,941°x 434 = 37,401 m
L = Lc + 2Ls = 37,401 + 2 .90 = 217,401 meter
Kontrol : L < 2Ts
217,401 < 218,551 OK...!!!

2) Perhitungan Tikungan Kedua (PI-2)


a. Data Perencanaan
ΔPI2 = 34,515 0 d2 = 466,243 m
Vr2 = 40 km/jam emax = 0,1 fmax = 0,166
b. Menemukan Bentuk Lengkung dan Rumus Tikungan yang Dipakai
Vr 2 40 2
Rmin =   47,362
127(e  f ) 127(0,1  0,166)
Rmin (47,362 m) < Rdesain < Rmax (300 m). Dengan menggunakan rumus Spiral-
Circle-Spiral (Sp-C-Sp),maka diambil Rdesain = 250 meter.
c. Perhitungan Elemen Hitungan
Tabel 8. Daftar nilai C (perubahan percepatan)
Kecepatan C (m/s3)
30 0.75
40 0.68
60 0.54
80 0.4

vr 2 40 2
k   0,068
127  Rd 127  250
Vr 3 Vr.k
Ls min  0,022  2,727
R.c c
40 3 40  0,068
Ls min  0,022  2,272
250  0,68 0,68
Ls min  1,547 m
Diambil Ls desain = 80 m.
34

Ls 80
2s  x360  x360  18,335 0
2. .R 22
2x x 250
7

s = 9,167
0

’ =  - 2s= 34,5150 – 9,1670 = 16,180°


Ls 3 80 3 Ls 2 80 2
x  Ls   80   79,795 m y   4,267 m
40.R 2 40.250 2 6.R 6.250
K* = x – R . Sin ϴ = 79,795 – 250. Sin 9,167° = 39,966
P* = y – R . (1 - cos ϴ) = 4,267 – 250. (1 - Cos 9,167°) = 1,073
Maka diperoleh :
Ts2 = [(R + P*) tg ½ ] + K*
= [(250 + 1,073) tg ½. 34,515o ] + 39,966
= 117,962 m
( R  P*) (250  1,073)
Es1  R  250  12,909m
cos 12  cos 12 (34,515) 0
Lc = 0,01744 . ’ . R = 0,01744 x 16,180°x 250 = 70,546 m
L = Lc + 2Ls = 70,546 + 2 .80 = 230,546 meter
Kontrol : L < 2Ts
230,546 < 235,924 OK...!!!

3) Kontrol Panjang Tangen


Data PI-1 → Ts1 = 109,276 m
d1 = 125,995 m
L1 = 217,401 m
Data PI-2 → Ts2 = 117,962 m
d2 = 466,243 m
L2 = 230,546 m
Maka x = d2 – ½ (L1 + L2)
= 466,243 – ½ (217,401 + 230,546) = 400,371 m
Maka x = 242,269 m > 20 m ……………………OK!!
35

b) Perhitungan Pelebaran Tikungan


Tabel 8. Jenis Dan Dimensi Kendaraan

Tonjolan Kebebasan Lebar


Jarak
Kendaraan depan, A samping kendaraan
As, P (m)
(m) (m) (m)

Mobil
penumpang 3,654 0,914 0,365 1,980
(PC)
Truk tunggal
6,09 1,218 0,609 2,435
(SU)
Semi trailer
kombinasi 10,648 1,218 1,066 2,436
(C45)
Trailer (C50) 13,41 1,218 1,34 2,436
Rumus :

b'  n( R  R 2  P 2 )  (n  1).Td  z
Vr
z  0,105
R

Td  R 2  A(2 P  A)  R

Dimana :
b’ = Lebar tambahan perkerasan pada tikungan.
Td = Lebar tambahan akibat tonjolan depan mobil.
n = jumlah jalur ( direncanakan 2 jalur ).
R = Jari – jari.
P = Jarak gandar ( untuk kendaraan jenis Su, P = 6,09 m (daftar 18, hal 103).
A = Panjang tonjolan depan ( untuk jenis Su, A = 1,218m )(daftar 18, hal 103.
z = Lebar tambahan untuk mengimbangi pergeseran roda akibat kelalaian
pengemudi.
36

1) Tikungan PI-1
Vr 60
z  0,105  0,105  0,302m
R 434
Td  R 2  A2 P  A  R  434 2  0,914(2.3,654  0,914)  434  0,009m
b'  n( R  R 2  P 2 )  (n  1).Td  z
b'  2(600  434 2  3,654 2 )  (2  1).0,009  0,302  0,342m
karena b’=0,342 m, maka lebar perkerasan pada tikungan selebar 0,5 m.

2) Tikungan PI-2
Vr 40
z  0,105  0,105  0,266m
R 250
Td  R 2  A2 P  A  R  250 2  0,914(2.3,654  0,914)  250  0,015m
b'  n( R  R 2  P 2 )  (n  1).Td  z
b'  2(250  250 2  3,654 2 )  (2  1).0,015  0,266  0,334m
karena b’=0,334 m, maka lebar perkerasan pada tikungan selebar 0,5 m.

c) Perhitungan Kemiringan Melintang (Super Elevasi)


1) Data Perencanaan

Tikungan Tikungan
Uraian
1 2
Jenis tikungan S-C-S S-C-S
d (m) 125,995 466,243
b' (m) 0,342 0,334
B (m)* 6 6
Vr (km/jam) 60 40
R (m) 434 250
L (m) 217,401 230,546
Ls (m) 90 80
emax (%)** 5,84 6,9
en (%)** 2,9 2,9
Ket :
D = Panjang Tangen
b’ = lebar tambahan jalan
B = lebar jalur lalu lintas
Vr = kecapatan rencana
R = lengkung atau radius
37

L = panjang lengkung
Ls = panjang lengkung spiral
emax = kemiringan melintang maksimum
en = kemiringan melintang normal
* = Lihat lampiran 01 buku Supratman Agus, tergantung kls jalan
** = Lihat lampiran 06 buku Supratman Agus, tergantung R & Vr

2) Perhitungan Kemiringan Melintang Maksimum (emaks)


 Tikungan PI-1
hn = en . ½ (B+b) = 0,029 . ½ (6 + 0,342) = 0,092
hm = em . ½ (B + b’) = 0,0584. ½ (6 + 0,342) = 0,185
hm’ = em . ½ (B + b’) = 0,0584. ½ (6 + 0,342) = 0,185
𝑒𝑛. 𝐿𝑠 0,029 ∙ 90
𝑎= = = 29,863 𝑚
𝑒𝑛 + 𝑒𝑚 0,029 + 0,0584
Kontrol : Ls – (2.a) = 90 – (2 . 29,863) = 30,275 m > a (29,863 m) ... OK!

Syarat Aman :
ℎ𝑛 + ℎ𝑚′
𝑒𝑚𝑎𝑥 = ∙ 100% < 5,84%
𝐵 + 𝑏′
0,092 + 0,185
= ∙ 100% < 5,84%
6 + 0,342
= 4,37 % < 5,84% ... OK! (aman)

 Tikungan PI-2

hn = en . ½ (B+b) = 0,029. ½ (6 + 0,334) = 0,092


hm = em . ½ (B + b’) = 0,069. ½ (6 + 0,334) = 0,219
hm’ = em . ½ (B + b’) = 0,069. ½ (6 + 0,334) = 0,219
𝑒𝑛. 𝐿𝑠 0,029 ∙ 80
𝑎= = = 23,653 𝑚
𝑒𝑛 + 𝑒𝑚 0,029 + 0,069
Kontrol : Ls – (2.a) = 80 – (2 . 23,653) = 32,653 m > a (23,673 m) ... OK!
Syarat Aman :
ℎ𝑛 + ℎ𝑚′
𝑒𝑚𝑎𝑥 = ∙ 100% < 6,9%
𝐵 + 𝑏′
0,092 + 0,219
= ∙ 100% < 6,9%
6 + 0,334
38

= 4,9% < 6,9% ... OK! (aman)

3) Perhitungan Landai Pencapaian Maksimum (Smaks)


 Tikungan PI-1
𝑒𝑛 + 𝑒𝑚 1
𝑠= × (𝐵 + 𝑏 ′ ) < 𝑆 ′ = = 0,00625
𝐿𝑠 160
0,029 + 0,0584 1
𝑠= × (6 + 0,342) < 𝑆 ′ = = 0,00625
90 160
𝑠 = 0,00616 < 𝑆 ′ = 0,00625.... OK! (Nyaman)
 Tikungan PI-2
𝑒𝑛 + 𝑒𝑚 1
𝑠= × (𝐵 + 𝑏 ′ ) < 𝑆 ′ = = 0,01
𝐿𝑠 100
0,029 + 0,069 1
𝑠= × (6 + 0,334) < 𝑆 ′ = = 0,0083
80 120
𝑠 = 0,00776 < 𝑆 ′ = 0,0083.... OK! (Nyaman)

3.1.3. Titik Stationing

1) Tikungan PI1

Sta A = 0 + 0,00

Sta PI1 = Sta A + d1 = 0 + 125,995 = 125,995 m

Sta TS1 = Sta PI1 – TS1 = 125,995 – 109,276 = 16,719 m

Sta SC1 = Sta TS1 + Ls1 = 16,719 + 90 = 106,719 m

Sta CS1 = Sta SC1 + Lc1 = 106,719 + 37,401 = 144,120 m

Sta ST1 = Sta CS1 + Ls1 = 144,120 + 90 = 234,120 m

2) Tikungan PI2

Sta PI2 = Sta ST1 + d2 – TS1 = 234,120 + 466,243 – 109,276 = 591,088 m

Sta TS2 = Sta PI2 – TS2= 591,088 – 117,962 = 473,126 m

Sta SC2 = Sta TS2 + Ls2 = 473,126 + 80 = 553,126 m

Sta CS2 = Sta SC2 + Lc2= 553,126 + 70,55 = 623,672 m

Sta ST2 = Sta CS2 + Ls2= 623,672 + 80 = 703,672 m

Sta B = Sta ST2 + d3 – TS2 = 703,672 + 233,991 – 117,962 = 819,701 m


39

Kontrol Stationing :

  d  Sta.B 
   100%  3%
 d 
 826,229  819,701 
   100%  3% 0
 826,229 
0,7901% < 3 % → Ok!!!

3.1.4. Posisi Titik dan Keadaan Kemiringan Melintang

Data-data yang dibutuhkan untuk perhitungan stationing dapat dilihat pada tabel
berikut ini:

PI1 PI2

Ts1 = 109,276 m Ts2=117,962 m

Lc1 = 37,401 m Lc2= 70,55 m

Ls1 = 90 m Ls2 = 80 m

Jarak:
d1 = 125,995 m
d2 = 466,243 m
d3 = 233,991 m
 Tikungan Pertama (PI1, belok kanan)
1) Posisi Titik dan Keadaan Kemiringan Titik A

* Sta. A = d1 – TS1

= 125,995 – 109,276 = 16,719312 meter

* Keadaan Miring

Kemiringan sebelah kiri = kemiringan sebelah kanan = hn = 0,09196 m

2) Posisi Titik dan Keadaan Kemiringan Titik B

* Sta B = Sta A + a

= 16,719312 + 29,8627 = 46,582012 meter


40

* Keadaan Kemiringan :

Kemiringan sebelah kiri = 0 meter

Kemiringan sebelah kanan = - hn = -0,091844 m

3) Posisi Titik dan Keadaan Kemiringan Titik C

* Sta C = Sta B + a atau Sta A + 2a

= 46,582012 + 29,8627 = 76,4447 meter

Keadaan kemiringan :
K. Kanan(m) = (a x etotal) / (d - a)
= 29,8627 X 0,0874
125,995 - 29,8627
= 0,027
K. Kiri (m) = -K. Kiri
= -0.027

4) Posisi Titik dan Keadaan Kemiringan Titik D

* Sta.D = Sta.C + ( d-2a ), atau Sta. SC1

= 76,4447 + (125,995 – 59,7254005)

= 142,71431 m

* Keadaan Kemiringan : sebelah kiri = + hm = 0,185 meter

Sebelah kanan = - hm = -0,185 meter

 Tikungan Kedua (PI2, belok kanan)


1) Posisi Titik dan Keadaan Kemiringan Titik A

* Sta. A = d2 – TS2

= 466,243 – 117,962 = 348,28093 meter


41

* Keadaan Miring

Kemiringan sebelah kiri = kemiringan sebelah kanan = hn = 0,091844 m

2) Posisi Titik dan Keadaan Kemiringan Titik B

* Sta B = Sta A + a

= 348,28093 + 23,673469 = 371,9544 meter

* Keadaan Kemiringan :

Kemiringan sebelah kiri = 0 meter

Kemiringan sebelah kanan = - hn = -0,091844 m

3) Posisi Titik dan Keadaan Kemiringan Titik C

* Sta C = Sta B + a atau Sta A + 2a

= 371,9544 + 23,673469 = 395,62786 meter

Keadaan kemiringan :
K. Kanan(m) = (a x etotal) / (d - a)
= 23,673469 X 0,098
466,243 - 23,673469
= 0,005242
K. Kiri (m) = -K. Kiri
= -0,005242

4) Posisi Titik dan Keadaan Kemiringan Titik D

* Sta.D = Sta.C + ( d-2a ), atau Sta. SC1

= 395,62786 + (466,243 – 23,673469)

= 814,52393 m

* Keadaan Kemiringan : sebelah kiri = + hm = 0,2185254 meter

Sebelah kanan = - hm = -0,2185254 meter


42

3.2. Perencanaan dan Perhitungan Alinyemen Vertikal


3.2.1. Data Perencanaan
Dari perencanaan dan perhitungan alinyemen horizontal pada awal proyek (titik A)
sampai dengan Titi B, diperoleh data-data sebagai berikut:
a) Sta. PI 0+ 125,995, Vr1 = 60 km/jam, dan ∆1 = 16,8230
b) Sta. PI 0+ 591,088, Vr2 = 40 km/jam, dan ∆2 = 34,5150

3.2.2. Perencanaan Landai Jalan

 Dari Sta 0 + 000 s/d Sta 0 + 250


Data t1 = 70 m ; t2 = 62,5 m ; d1 = 250 m

t 2  t1 62,5  70
Maka g1 =  100%   100%  3% (turun)
d1 250

 Dari Sta 0 + 250 s/d Sta 0 + 650


t2 = 62,5 m ; t3 = 61,25 m ; d2 = 400 m

t3  t 2 61,25  62,5
g2 = x100%   100%  0,31% (turun)
d2 400

 Dari Sta 0 + 650 s/d Sta 0 + 819,701


t3 = 61,25 m ; t4 = 65 m ; d2 = 269,633 m

t3  t 2 65  61,25
g3 = x100%   100%  1,39% (turun)
d2 269,633

3.2.3. Perhitungan Jarak Pandang

 Jarak Pandangan Menyiap dan Jarak Pandangan Henti


1) Untuk Vr1= 60 km/jam ; dengan landai g = -3 %
Data :
t1 = 2,12 + 0,026 . Vr = 2,12 + 0,026 . 60 = 3,68

t2 = 6,56 + 0,048 . Vr = 6,56 + 0,048 . 60 = 9,4

a = 2,052 + (0,0036* Vr) = 2,052 + (0,0036* 60) = 2,27


43

Maka :

d1 = 0,278 . t1 . [Vr – m + ( ½ . a . t1 )]

= 0,278 . 3,68 . [ 60 – 20 + (½ . 2,27. 3.68)] = 45,19 m.

d2 = 0,278 . Vr . t2

= 0,278 . 60 . 9,44 = 157,46 m.

d3 = 75 m (Daftar 21 Hal. 126)

d4 = 2/3 . 157,46 = 104,97 m.

d = d1 + d2 + d3 + d4 = 382,62 m.

d hitung = 382,62 m > d min PPGJR= 380m.

Diambil panjang pandang menyiap rencana d = 385 m.

2) Untuk Vr1= 40 km/jam ; dengan landai g = -0,31 %


Data :
t1 = 2,12 + 0,026 . Vr = 2,12 + 0,026 . 40 = 3,16

t2 = 6,56 + 0,048 . Vr = 6,56 + 0,048 . 40 = 8,48

a = 2,052 + (0,0036* Vr) = 2,052 + (0,0036* 40) = 2,20

Maka :

d1 = 0,278 . t1 . [Vr – m + ( ½ . a . t1 )]

= 0,278 . 3,16. [ 40 – 25 + (½ . 2,20. 3,16)] = 16,23 m.

d2 = 0,278 . Vr . t2

= 0,278 . 40 . 8,48 = 94,30 m.

d3 = 30 m (Daftar 21 Hal. 126)

d4 = 2/3 . 94,30 = 62,87 m.

d = d1 + d2 + d3 + d4 = 203,39 m.
44

d hitung = 203,39 m > d min PPGJR= 140 m.

Diambil panjang pandang menyiap rencana d = 220 m.

 Jarak Pandang Henti


1) Untuk Vr = 60 km/jam ; fm = 0,33

vr 2 60 2
dp = 0,278 . Vr1 . t1 +  0,278.60.2,5   84,608 m
254. fm  l 254.0,33  0,08

dp hitung = 84,608 m > d min PPGJR= 75 m

Diambil jarak pandang henti rencana 80 m

maka pada perencanaan ini diambil untuk rencana Smenyiap = 385 m, dan Shenti = 80 m
(lampiran 02, geometrik jalan raya: materi perkuliahan spl.541)

2) Untuk Vr = 40 km/jam ; fm = 0,375

vr 2 40 2
dp = 0,278 . Vr1 . t1 +  0, 278.40.2,5   44,580 m
254. fm  l 254.0,375  0,1

dp hitung = 44,580 m > d min PPGJR= 40 m

Diambil jarak pandang henti rencana 50 m

maka pada perencanaan ini diambil untuk rencana Smenyiap = 220 m, dan Shenti = 50 m
(lampiran 02, geometrik jalan raya: materi perkuliahan spl.541)

3.2.4. Perhitungan Lengkung Vertikal Cekung


 PPV1
Data: g1= - 3,00; S-menyiap = 385 m; S-henti= 80 m

g2 = - 0,31; Vr1 = 60 km/jam;

L2= 217,401 m (panjang tikungan 2)

Maka beda landai (A) = (g1)-(g2) =2,69 %

h1=1,2 m (didapat dari daftar 25 buku geometri jalan raya, Supratman


Agus)

h2=1,2 m (didapat dari daftar 25 buku geometri jalan raya, Supratman


Agus)
45

a) perhitungan Lv minimum
Untuk memperoleh pajang lengkung vertikal minimum (Lv) yang sesuai dengan
perencanaan landai jalan tersebut di atas maka dicoba dengan pendekatan :

Untuk S menyiap rencana = 385 m > L1= 217,401 m, maka S>L


Rumus :
(150 − 3,5 . 𝑆) (150 − 3,5 . 385)
𝐿𝑣 = 2. 𝑆 − = 2 . 385 − = 212,7907 𝑚
𝐴 2,69

Untuk henti rencana =80 m < L1= 217,401 m


Rumus :

𝐴 . 𝑆2 2,69 . 802
𝐿𝑣 = = = 43 𝑚
120 + 3,5 . 𝑆 120 + 3,5 . 80

Oleh sebab itu Lv yang memenuhi syarat untuk keadaan ini digunakan berdasarkan
jarak pandangan menyiap. Diambil Lvdeain = 110 m

b) Perhitungan Eksternal Vertikal (Ev)

A.Lv 2,69.110
Rumus : E v    0,370m
800 800

Maka didapat Ev = 0,370 m

c) Perhitungan parabola lengkung vertikal Cekung

Pada Perhitungan ini dihitung untuk jarak 1/2 Lv

Rumus :
2
 x 
y  .Ev  A .x 2
 1 Lv  200 Lv
 2 

Pada perhitugan ini Lengkung parabola cembung ditinjau pada interval setiap jarak 1 meter.
Sesungguhnya semakin pendek jarak interval yang dipilih, maka gambar lengkung parabola
akan semakin baik.

Jika

y (m)
No x (m)
(x/(0,5. Lv))^2 . Ev
X0 0 0,000
X1 5,5 0,004
X2 11 0,015
46

X3 16,5 0,033
X4 22 0,059
X5 27,5 0,092
X6 33 0,133
X7 38,5 0,181
X8 44 0,237
X9 49,5 0,299
X10 55 0,370

 Jarak A  PLV 
PLV  elevasi A   xbeda tinggi A  PPV   64,150
 Jarak A  PPV 

 X 
Titik 1  elevasi PLV   1
xPLV  PPV   63,985
1 .LV
 2 

 X 
Titik 2  elevasi PLV   2
xPLV  PPV   63,820
1 .LV
 2 

 X 
Titik 3  elevasi PLV   3
xPLV  PPV   63,655
1 .LV
 2 

 X 
Titik 4  elevasi PLV   4
xPLV  PPV   63,490
1 .LV
 2 

 X 
Titik 5  elevasi PLV   5
xPLV  PPV   63,325
1 .LV
 2 

 X 

Titik 6  elevasi PLV   6
xPLV  PPV   63,160
1 .LV
 2 

 X 

Titik 7  elevasi PLV   5
xPLV  PPV   62,995
1 .LV
 2 

 X 

Titik 8  elevasi PLV   8
xPLV  PPV   62,830
1 .LV
 2 
47

 X 
Titik 9  elevasi PLV   9
xPLV  PPV   62,665
1 .LV
 2 

PPV  62,500

e) Perhitungan elevasi grade line lengkung vertikal cekung

Rumus yang digunakan :


2
d  A  xi  xi 
elev.grade line  ti  xh  Yi    .Ev
d  A  PPV1   1 .Lv 
 2 

Titik Grade Line Parabola Lengkung Elevasi Garde Line


Elevasi Ketinggian
Vertikal Cembung Permukaan Jalan
Vertikal Cembung
1 2 (1) - (2)
PLV 64,150 0,000 64,1500
1 63,985 0,004 63,9813
2 63,820 0,015 63,8052
3 63,655 0,033 63,6217
4 63,490 0,059 63,4309
5 63,325 0,092 63,2326
6 63,160 0,133 63,0270
7 62,995 0,181 62,8139
8 62,830 0,237 62,5935
9 62,665 0,299 62,3657
PTV 62,500 0,370 62,1305

 PPV2

Data: g2= - 0,31; S-menyiap = 220 m; S-henti= 50 m

g3 = 1,39; Vr1 = 40 km/jam;

L2= 217,401 m (panjang tikungan 2)

Maka beda landai (A) = (g1)-(g2) = 1,70 %

h1=1,2 m (didapat dari daftar 25 buku geometri jalan raya, Supratman


Agus)

h2= 0,1 m (didapat dari daftar 25 buku geometri jalan raya, Supratman
Agus)
48

b) perhitungan Lv minimum
Untuk memperoleh pajang lengkung vertikal minimum (Lv) yang sesuai dengan
perencanaan landai jalan tersebut di atas maka dicoba dengan pendekatan :

Untuk S menyiap rencana = 220 m < L1= 230,55 m, maka S<L


Rumus :
𝐴 . 𝑆2 1,70 . 2202
𝐿𝑣 = = = 92,627 𝑚
120 + 3,5 . 𝑆 120 + 3,5 . 220

Untuk S henti rencana = 50 m < L1= 230,55 m


Rumus :

𝐴 . 𝑆2 1,70 . 502
𝐿𝑣 = = = 14,434 𝑚
120 + 3,5 . 𝑆 120 + 3,5 . 50

Oleh sebab itu Lv yang memenuhi syarat untuk keadaan ini digunakan berdasarkan
jarak pandangan menyiap. Diambil Lvdeain = 80 m

b) Perhitungan Eksternal Vertikal (Ev)

A.Lv 1,70.80
Rumus : E v    0,173m
800 800

Maka didapat Ev = 0,173 m

c) Perhitungan parabola lengkung vertikal Ceengkung

Pada Perhitungan ini dihitung untuk jarak 1/2 Lv

Rumus :
2
 x 
y  .Ev  A .x 2
 1 Lv  200 Lv
 2 

Pada perhitugan ini Lengkung parabola cembung ditinjau pada interval setiap jarak 1 meter.
Sesungguhnya semakin pendek jarak interval yang dipilih, maka gambar lengkung parabola
akan semakin baik.

Jika

y (m)
No x (m)
(x/(0,5. Lv))^2 . Ev
X0 0 0,000

X1 5,5 0,002
49

X2 11 0,007

X3 16,5 0,015

X4 22 0,027

X5 27,5 0,043

X6 33 0,061

X7 38,5 0,083

X8 44 0,109

X9 49,5 0,138

X10 55 0,170

 Jarak A  PLV 
PLV  elevasi A   xbeda tinggi A  PPV   61,375
 Jarak A  PPV 

 X 
Titik 1  elevasi PLV   1
xPLV  PPV   61,363
1 .LV
 2 

 X 
Titik 2  elevasi PLV   2
xPLV  PPV   61,350
1 .LV
 2 

 X 
Titik 3  elevasi PLV   3
xPLV  PPV   61,338
1 .LV
 2 

 X 
Titik 4  elevasi PLV   4
xPLV  PPV   61,325
1 .LV
 2 

 X 
Titik 5  elevasi PLV   5
xPLV  PPV   61,313
1 .LV
 2 

 X 

Titik 6  elevasi PLV   6
xPLV  PPV   61,300
1 .LV
 2 
50

 X 
Titik 7  elevasi PLV   5
xPLV  PPV   61,288
1 .LV
 2 

 X 
Titik 8  elevasi PLV   8
xPLV  PPV   61,275
1 .LV
 2 

 X 
Titik 9  elevasi PLV   9
xPLV  PPV   61,263
1 .LV
 2 

PPV  61,250

e) Perhitungan elevasi grade line lengkung vertikal ceekung

Rumus yang digunakan :


2
d  A  xi  xi 
elev.grade line  ti  xh  Yi    .Ev
d  A  PPV1   1 .Lv 
 2 

Titik Grade Line Parabola Lengkung Elevasi Garde Line


Elevasi Ketinggian
Vertikal Cembung Permukaan Jalan
Vertikal Cembung
1 2 (1) - (2)
PLV 61,375 0,000 61,375
1 61,363 0,002 61,361
2 61,350 0,007 61,343
3 61,338 0,015 61,322
4 61,325 0,027 61,298
5 61,313 0,043 61,270
6 61,300 0,061 61,239
7 61,288 0,083 61,204
8 61,275 0,109 61,166
9 61,263 0,138 61,125
PTV 61,250 0,170 61,080

Anda mungkin juga menyukai