B. MASYARAKAT MADANI
Masyarakat demokratis disebut juga dengan istilah civil society atau masyarakat madani
Adapun pengertian masyarakat madani yang sering diartikan sebagai masyarakat
beradab.
Ciri-ciri masyarakat madani adalah sebagai berikut.
1. Pemerintahan berdasarkan kehendak dan kepentingan rakyat banyak.
2. Adanya pemisahan atau pembagian kekuasaan. Misalnya, pembagian atau
Pemisahan kekuasaan antara eksekutif, legislatif, dan yudikatif.
3. Adanya tanggung jawab dari pelaksana kegiatan atau pemerintahan.
Demokratisasi yang berjalan secara baik akan memunculkan masyarakat mandiri,
bertanggung jawab, memiliki kebebasan dan memiliki peradaban. Masyarakat itulah
yang disebut masyarakat madani atau civil society. Civil society tersusun atas
berbagai organisasi kemasyarakatan yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1. Mencukupi kebutuhannya sendiri (swadaya), paling tidak untuk sebagian, sehingga
tidak bergantung pada bantuan pemerintah.
2. Keanggotaannya yang bersifat sukarela, atau atas kesadaran anggota itu masing
masing.
3. Lahir secara mandiri, yang dibentuk oleh warga masyarakat sendiri bukan penguasa
negara.
4. Bebas atau mandiri dari kekuasaan negara sehingga berani mengontrol penggunaan
kekuasaan negara.
5. Tunduk pada aturan hukum yang berlaku atau seperangkat nilai/norma yang
diyakini bersama.
Pengertian masyarakat madani adalah : Manusia yang beradab yang sikap dan perilakunya
sesuai dengan hukum atau aturan yang berlaku.
Ciri-ciri masyarakat madani
1. Demokratisasi
2. Ruang public yang bebas
3. Toleransi
4. Pluralisme
5. Keadilan sosial
6. Partisipasi sosial
7. Supremasi hukum
C. SISTEM PEMERINTAHAN
1. Jenis-Jenis Sistem Pemerintahan
Sistem pemerintahan digolongkan ke dalam dua jenis yaitu sistem pemerintahan
presidentil dan sistem pemerintahan parlementer. Klasifikasi dari kedua sistem
pemerintahan tersebut berdasarkan pada hubungan antara kekuasaan legislatif dan
kekuasaan eksekutif.
Disebut sistem presidensial jika lembaga eksekutif berada di luar pengawasan
secara langsung oleh lembaga legislatif. Disebut sistem parlementer jika lembaga
eksekutif sebagai pelaksana kekuasaan eksekutif mendapat pengawasan secara
langsung dari lembaga legislatif.
a. Sistem Pemerintahan Presidensial
Adapun ciri-ciri pemerintahan presidensial adalah:
l) Presiden sebagai badan penyelenggara negara. Presiden berkedudukan
sebagaikepala negara dan kepala pemerintahan (eksekutif)
2) Presiden tidak dipilih parlemen, tetapi dipilih secara langsung oleh rakyat
(PEMILU) atau oleh suatu badan khusus yang dikuasakan.
3) Hubungan antara Presiden dan parlemen tidak dapat saling menjatuhkan, karena
presiden dan parlemen dipilih oleh rakyat melalui pemilihan umum, sehingga
keduanya bertanggung jawab kepada rakyat.
4) Presiden dibantu oleh seorang wakil presiden dan para menteri yang terdapat
dalam suatu kabinet oleh presiden.
5) Presiden tidak bertanggung jawab kepada parlemen, karena presiden tidak
dipilih oleh parlemen.
6) Presiden tidak dapat diberhentikan oleh parlemen sebelum masa jabatannya
berakhir. Apabila terjadi pelanggaran yang bertentangan dengan konstitusi atau
hukum, presiden dapat dikenakan impeachment (pengadilan parlemen) yang
dilakukan oleh hakim tinggi.
7) Masa jabatan presiden ditetapkan dalam jangka waktu tertentu.
D. KOMPONEN-KOMPONEN POLITIK
a. ORIENTASI KOGNITIF berbagai keyakinan dan pengetahuan seseorang tentang
sistem politik., tokoh pemerintahan, kebijakan pemerintahan simbol-simbol yang
dimiliki oleh system politik seperti: ibukota negara, lambang negara, kepala
negara, batas negara, mata uang, dll. ( berupa pengetahuan tentang dan
kepercayaan pada politik, peranan dan segala kewajibannya serta input dan
outputnya.)
b. ORIENTASI AFEKTIF menunjuk pada aspek perasaan atau ikatan emosional
individu pada sistem politik.. Orientasi afektif ini dipengaruhi oleh keluarga dan
lingkungan. ( perasaan terhadap sistem politik, peranannya, para aktor dan pe-
nampilannya)
c. ORIENTASI EVALUATIF berkaitan dengan penilaian moral seseorang terhadap
sistem politik, kinerja sistem politik, komitmen terhadap nilai dan pertimbangan
politik. (keputusan dan pendapat tentang obyek-obyek politik yang secara tipikal
melibatkan standar nilai dan kriteria dengan informasi dan perasaan )
c
No Sistem Lama Periode Bentuk Bentuk Sistem Konstitusi
Pemerintahan Negara Pemerintahan Pemerintahan
1 Periode 1945- 18-8-’45 s/d Kesatuan Republik Presidensil UUD 1945
1949 27-12’49
2 Periode 1949- 27-12-’49 s/d Serikat/ Republik Parlementer
1950 15-8-‘50 Federasi semu (Quasi KRIS
Parlementer)
3 Periode 1950- 15-8-’50 s/d Kesatuan Republik Parlementer UUDS
1959 5-7-‘59 1950
4 Periode 1959- 5-7-1959 s/d Kesatuan Republik Presidensil UUD 1945
1966 22-2-‘66
5 Periode 1966 - 22-2-1966 s/d Kesatuan Republik Presidensil UUD 1945
1998 21-5-1998
6 Periode 1998 - 21-Mei s/d Kesatuan Republik Presidensil UUD 1945
Sekarang sekarang
9 Pemeri Sentralisasi
Desentralisas Sentralisasi
ntahan kekuasaan Otonomi
i. kekuasaan dan
dan Daerah
Pemerintahan
Pemerintahan
Pers nasional mempunyai 7 fungsi dan peran sebagai :
1. Media informasi,
2. Media Pendidikan,
3. Media Hiburan,
4. Media Kontrol sosial
5. Media Komunikasi
6. Media Lembaga Ekonomi
7. Media Investigasi
Berdasarkan UU No. 40 Tahun 1999 tentang Pokok-Pokok Pers Nasional, pers mempunyai
peranan sebagai berikut :
1. Memenuhi hak masyarakat untuk mengetahui.
2. Menegakkan nilai-nilai dasar demokrasi serta mendorong terwujudnya supremasi hukum,
hak asasi manusia (HAM), dan menghormati kebhinnekaan.
3. Mengembangkan pendapat umum berdasarkan informasi yang tepat, akuran, dan benar.
4. Melakukan pengawasan, kritik, koreksi, dan saran terhadap hal-hal yang berkaitan dengan
kepentingan umum.
5. Memperjuangkan keadilan dan kebenaran.
Kebebasan Pers adalah :
Kebebasan menggunakan pendapat, baik secara tulisan maupun lisan, melalui media pers,
seperti harian, majalah, dan buletin. Kebebasan pers dituntut tanggung jawabnya untuk
menegakkan keadilan, ketertiban, dan keamanan dalam masyarakat
Jaminan Kebebasan berbicara dan informasi, antara lain :
Pasal 28 UUD 1945
“Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan
tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang.”
Pasal 28 F UUD 1945
“Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk
mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhakuntuk mencari,
memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi dengan
menggunakan segala jenis saluran yang tersedia.”
Tap MPR No. XVII/MPR /1998 tentang Hak Asasi Manusia
Undang-Undang No. 39 Tahun 2000 Pasal 14 Ayat 1 dan 2 tentang Hak Asasi Manusia
Undang-Undang No. 40 Tahun 1999 dalam Pasal 2 dan Pasal 4 Ayat 1 tentang Pers
Pasal 2 berbunyi, “Kemerdekaan pers adalah salah satu wujud kedaulatan rakyat
yang berasaskan prinsip-prinsip demokrasi, keadilan, dan supremasi hukum.
Pasal 4 Ayat 1 berbunyi, “Kemerdekaan pers dijamin sebagai hak asasi warga
negara.”
Kebebasan Pers harus berlandaskan pada hal-hal berikut
Pancasila.
UUD 1945.
Ketetapan MPR.
UU No. 40 Tahun 1999 tentang Pers.
Tata nilai masyarakat
Etika.
B. PEMERINTAHAN YANG TERBUKA
Ciri-ciri keterbukaan
1. Penyelenggaraan negara yang transparan
2. Pemberantasan KKN
3. Adanya Jaminan Hukum dan HAM
4. Adanya Badan Peradilan yang bebas dan independen
5. Adanya penyelenggaran Pemilu yang luber dan Jurdil
6. Adanya kebebasan Pers
7. Adanya Supremasi Hukum
Arti penting keterbukaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
1. Memperlancar proses pembangunan nasional
2. Mengembangkan partoisipasi rakyat di berbagai bidang
3. Menekan isu keresahan sosial, korupsi, kolusi dsb
4. Pemerintahan yang bersih dan berwibawa
5. Berkembangnya iklim demokrasi
6. Menekan terjadinya perpecahan
Kondisi umum penyelenggaran pemerintahan yang transparan
1. Nilai agama dan budaya dijadikan sumber etika dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara
2. Pancasila dan UUD 1945 dijadikan sumber hukum dan etika untuk menjalankan
pemerintahan
3. Konflik sosial budaya yang dilatarbelakangi oleh kemajemukan ditangani secara adil
dan bijaksana
4. Supremasi hukum
5. Sistem politik yang demokratis
6. Pers yang adil, jujur dan bertanggung jawab
7. Akuntabilitas dalam penggunaan anggaran
8. Pengawasan internal berfungsi sehingga tidak terjadi penyalahgunanaan kekuasaan
9. Peralihan kekuasaan berjalan secara damai
Kondisi umum penyelenggaraan pemerintahan yang tidak transparan
1. Berkembangnya KKN
2. Tidak adanya Jaminan Hukum dan HAM
3. Badan Peradilan dipengaruhi oleh kepentingan tertentu
4. Penyelenggaran Pemilu diwarnai berbagai penyimpangan
5. Kebebasan Pers tidak terkendali
6. Supremasi Hukum lemah
7. Konflik sosial budaya berkembang
c. Nilai Praktis :
1) Merupakan interaksi antar nilai instrumental dengan situasi konkrit
2) Bersifat dinamis
3) Mengharapkan tegaknya nilai instrumental dalam kenyataan
4) Merupakan gelanganggang pertarungan antara idealism dengan realita
5) Mencakup cara bagaimana melaksanakan
( Contoh : Perilaku sehari-hari sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945 )
Tabel 5. Hak Asasi Manusia dalam Nilai Praktis Pancasila:
Pada hakekatnya pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam pembukaan UUD 1945
merupakan :
- Pancaran dari nilai-nilai Pancasila sebagai falsafah bangsa Indonesia
- Meliputi suasana kebatinan dari UUD 1945
- Cita-cita hukum yang menguasai hukum dasar, baik hukum tertulis maupun tidak tertulis
(Adapun UUD 1945 menciptakan pokok pikiran dalam pasal-pasal yang ada di dalamnya )
B. PERWAKILAN DIPLOMATIK
Perwakilan Indonesia di luar negeri adalah lembaganegara yang mewakili
kepentingan Indonesia secara keseluruhan di negara lain atau pada organisasi
internasional.
Menurut Kepres No.108 tahun 2003 poin 4 menyebutkan bahwa: Perwakilan
Diplomatik adalah Kedutaan Besar Republik Indonesia dan Perutusan Tetap
Republik Indonesia yang melakukan kegiatan diplomatik di seluruh wilayah
Negara Penerima dan/atau pada Organisasi Internasional untuk
mewakili dan memperjuangkan kepentingan Bangsa, Negara dan Pemerintah
Republik Indonesia.
Adapun pada Pasal 2 pembagian Perwakilan Pemerintah Indonesia di Luar
Negeri terdiri dari: a. Perwakilan Diplomatik; dan b. Perwakilan Konsuler.
(1) Perwakilan Diplomatik sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a, meliputi:
a. Kedutaan Besar Republik Indonesia;
b. Perutusan Tetap Republik Indonesia.
(2) Perwakilan Konsuler sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf b, meliputi:
a. Konsulat Jenderal Republik Indonesia
b. Konsulat Republik Indonesia.
Pada Bab III mengenai Kedudukan, Tugas Pokok, dan Fungsi Perwakilan,
Pasal 3 menyebutkan bahwa:
(1) Perwakilan Diplomatik berkedudukan di Ibu Kota Negara Penerima atau di
tempat kedudukan Organisasi Internasional, dipimpin oleh seorang Duta Besar
Luar Biasa dan Berkuasa Penuh yang bertanggung jawab kepada Presiden
melalui Menteri Luar Negeri.
(2) Perwakilan Konsuler berkedudukan di wilayah Negara Penerima, dipimpin oleh
seorang Konsul Jenderal atau Konsul yang bertanggung jawab secara
operasional kepada Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh yang
membawahkannya.
(3) Konsul Jenderal atau Konsul yang tidak berada di bawah tanggung jawab Duta
Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh, bertanggung jawab langsung kepada
Menteri Luar Negeri.
(4) Pembinaan dan pengawasan terhadap Perwakilan sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) secara operasional dan administratif dilaksanakan
oleh dan menjadi tanggung jawab Menteri Luar Negeri.
C. KEWARGANEGARAAN
A. KEDUDUKAN WARGA NEGARA DAN PENDUDUK INDONESIA
1. Status Warga negara Indonesia
a. Penduduk : Orang yang bertempat tinggal atau menetap dalam suatu negara
b. Bukan Penduduk : Orang yang berada di suatu wilayah suatu negara dan tidak
bertujuan tinggal atau menetap di wilayah negara tersebut
c. Warga Negara : Orang yang secara hukum merupakan anggota dari suatu negara
d. Bukan Warga Negara : Orang asing atau warga negara asing
e. Rakyat : Penghuni tetap suatu negara yang mempunyai peranan penting dalam
merencanakan, mengelola dan mewujudkan tujuan negara
Keberadaan rakyat secara konstitusional tercantum dalam UUD 1945 Pasal 26 :
Ayat ( 1) : Warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-
orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga
negara
Ayat ( 2 ) : Warga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di
Indonesia
Ayat ( 3 ) : Hal-hal mengenai warga negara dan penduduk diatur dalam
undang-undang
Berkaitan dengan dengan kedua stelsel, warga negara mempunyai dua hak :
a. Hak Opsi : Hak untuk memilih suatu kewarganegaraan ( dalam stelsel aktif )
b. Hak Repudiasi : Hak untuk menolak suatu kewarganegaraan ( Stelsel Pasif )
D. ORGANISASI INTERNASIONAL
Organisiasi internasional atau disebut ”Multilateralisme” adalah suatu istilah hubungan
internasional yang menunjukkan kerjasama antar beberapa negara
Organisasi Internasional ASEAN
ASEAN adalah singkatan dari "Association of Southeast Asian Nations" atau Persatuan
Negara-Negara Asia Tenggara. ASEAN didirikan pada tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok
ASEAN didirikan oleh lima negara pemrakarsa, yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina,
Singapura dan Thailand di Bangkok melalui Deklarasi Bangkok. Menteri luar negeri
penandatangan Deklarasi Bangkok kala itu ialah Adam Malik (Indonesia), Narciso R.
Ramos (Filipina), Tun Abdul Razak (Malaysia), S. Rajaratnam (Singapura), dan Thanat
Khoman (Thailand).
Asas keanggotaan ASEAN adalah terbuka. ASEAN memberi kesempatan kerja sama
kepada negara-negara lain
Pembentukan ASEAN, didasarkan pada prinsip-prinsip :
1. Saling mengormati terhadap kemerdekaan, kedaulatan, kesamaan, integritas wilayah
nasional dan identitas nasional setiap negara,
2. Mengakui hak setiap bangsa untuk penghidupan nasional yang bebas dari campur tangan
luar, subversif dan intervensi dari luar,
3. Tidak saling turut campur urusan dlm negeri masing-masing,
4. Penyelesaian perbedaan atau pertengkaran dan persengketaan secara damai,
5. Tidak mempergunakan ancaman (menolak penggunaan kekuatan) militer, dan
Menjalankan kerjasama secara efektif antara anggota
Perserikatan Bangsa-Bangsa
Perserikatan Bangsa-Bangsa/PBB (United Nations/UN) mrp organisasi internasional yang
anggotanya hampir seluruh negara di dunia
PBB dibentuk untuk memfasilitasi dalam hukum internasional, pengamanan
internasional, lembaga ekonomi, dan perlindungan sosial.
Bahasa Resmi : Inggris, Mandarin, Perancis, Rusia, Arab, Spanyol. Sekretaris
Jenderal : Ban Ki-Moon (sejak 2006). Didirikan, 24 Oktober 1945. Jumlah Anggota :
192 Negara, Bermarkas di New York City (AS)
Tujuan PBB adalah berikut ini.
• Memelihara perdamaian dan keamanan internasional.
• Mengembangkan hubungan-hubungan persaudaraan antara bangsa-bangsa.
• Menciptakan kerjasama dalam memecahkan masalah usaha internasional dalam bidang
ekonomi, sosial budaya, dan hak asasi.
Dewan Keamanan terdiri dari lima anggota tetap yang mempunyai hak veto, yakni: Amerika
Serikat, Inggris, Rusia, Prancis, dan Cina, ditambah dengan 10 anggota tidak tetap yang
dipilih untuk masa 2 tahun oleh Majelis Umum. Hak veto sampai dengan sekarang, hanya
dimiliki negara-negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB
Mahkamah Internasional (MI) ialah badan perlengkapan PBB yang anggotanya terdiri
atas ahli hukum dari berbagai negara anggota dengan masa jabatan selama 9 tahun
Tugas pokok Mahkamah Internasional :
1. Memeriksa perselisihan atau sengketa antara negara-negara anggota PBB yang diserahkan
kepada MI.
2. Memberi pendapat kepada Majelis Umum tentang penyele-saian sengketa antara negara-
negara anggota PBB.
3. Menganjurkan Dewan Keamanan PBB untuk bertindak terhadap salah satu pihak yang
menghiraukan keputusan Mahkamah Internasional.
4. Memberi nasihat tentang persoalan hukum kepada Majelis Umum dan Dewan Keamanan.
Pelaksanaan politik luar negeri Indonesia yang bebas dan aktif, didasarkan pada landasan
hukum :
1. Landasan idiil adalah Pancasila
2. Landasan konstitusional UUD 1945 Pasal 11 dan 13.
3. Landasan operasional adalah sebagai berikut.
Ketetapan MPR mengenai Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) terutama
dibidang hubungan luar negeri.
Keputusan Presiden (Keppres) yang menyangkut politik luar negeri Indonesia.
Kebijakan atau peraturan yang dibuat oleh menteri luar negeri.
E. PERJANJIAN INTERNASIONAL
Makna Perjanjian Internasional ( Traktat = Treaty ) adalah :
- Suatu persetujuan ( agreement ) yang dinyatakan secara formal antara dua negara
atau lebih mengenai penetapan serta ketentuan tentang hak dan kewajiban
masing-masing pihak.
Secara khusus terdapat dalam “ Deklarasi Hukum Laut Internasional “ Indonesia
sejak 13 Desember 1957 memperjuangkan Deklarasi Juanda yang menyatakan bahwa
NKRI dibatasi oleh garis lurus dengan jarak 12 mil dari garis pangkal lurus yang ditarik
dari titik luar pulau-pulau terluar sebagai laut territorial.
Deklarasi ini diakui PBB pada tanggl 10 desember 1982 dan disahkan oleh
pemerintah Indonesia dengan UU No. 17 Tahun 1985 tentang Hukum Laut.