Anda di halaman 1dari 22

URAIAN KISI-KISI UASBN PPKN

TAHUN PELAJARAN 2017-2018


1. SISTEM KETATANEGARAAN
A. FAKTOR PEMBENTUK BANGSA
1. Adanya sekelompok manusia yang mempunyai kemauan untuk bersatu
2. Berada dalam suatu wilayah tertentu
3. Adanya kehendak untuk membentuk / berada dibawah pemerintahan yang dibuatnya
sendiri
4. Secara psikologis : Merasa senasib, sepenanggungan, setujuan dan secita-cita
5. Adanya kesamaan karakter, identitas, budaya, bahasa dll, sehingga dapat dibedakan
dengan bangsa lainnya.
Unsur Berdirinya Negara : Wilayah, Rakyat, Pemerintah yang berdaulat,
Pengakuan dari negara lain.
1. Unsur Konstitutif ( Unsur yang harus ada ketika negara berdiri ), yaitu : Wilayah
Rakyat, Pemerintah
2. yang berdaulat
3. Unsur Deklaratif ( Unsur yang sifatnya pernyataan ) yaitu : Pengakuan dari negara
lain
Sifat Negara : Memaksa, Monopoli, Mencakup semua

B. MASYARAKAT MADANI
Masyarakat demokratis disebut juga dengan istilah civil society atau masyarakat madani
Adapun pengertian masyarakat madani yang sering diartikan sebagai masyarakat
beradab.
Ciri-ciri masyarakat madani adalah sebagai berikut.
1. Pemerintahan berdasarkan kehendak dan kepentingan rakyat banyak.
2. Adanya pemisahan atau pembagian kekuasaan. Misalnya, pembagian atau
Pemisahan kekuasaan antara eksekutif, legislatif, dan yudikatif.
3. Adanya tanggung jawab dari pelaksana kegiatan atau pemerintahan.
Demokratisasi yang berjalan secara baik akan memunculkan masyarakat mandiri,
bertanggung jawab, memiliki kebebasan dan memiliki peradaban. Masyarakat itulah
yang disebut masyarakat madani atau civil society. Civil society tersusun atas
berbagai organisasi kemasyarakatan yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1. Mencukupi kebutuhannya sendiri (swadaya), paling tidak untuk sebagian, sehingga
tidak bergantung pada bantuan pemerintah.
2. Keanggotaannya yang bersifat sukarela, atau atas kesadaran anggota itu masing
masing.
3. Lahir secara mandiri, yang dibentuk oleh warga masyarakat sendiri bukan penguasa
negara.
4. Bebas atau mandiri dari kekuasaan negara sehingga berani mengontrol penggunaan
kekuasaan negara.
5. Tunduk pada aturan hukum yang berlaku atau seperangkat nilai/norma yang
diyakini bersama.
Pengertian masyarakat madani adalah : Manusia yang beradab yang sikap dan perilakunya
sesuai dengan hukum atau aturan yang berlaku.
Ciri-ciri masyarakat madani
1. Demokratisasi
2. Ruang public yang bebas
3. Toleransi
4. Pluralisme
5. Keadilan sosial
6. Partisipasi sosial
7. Supremasi hukum
C. SISTEM PEMERINTAHAN
1. Jenis-Jenis Sistem Pemerintahan
Sistem pemerintahan digolongkan ke dalam dua jenis yaitu sistem pemerintahan
presidentil dan sistem pemerintahan parlementer. Klasifikasi dari kedua sistem
pemerintahan tersebut berdasarkan pada hubungan antara kekuasaan legislatif dan
kekuasaan eksekutif.
Disebut sistem presidensial jika lembaga eksekutif berada di luar pengawasan
secara langsung oleh lembaga legislatif. Disebut sistem parlementer jika lembaga
eksekutif sebagai pelaksana kekuasaan eksekutif mendapat pengawasan secara
langsung dari lembaga legislatif.
a. Sistem Pemerintahan Presidensial
Adapun ciri-ciri pemerintahan presidensial adalah:
l) Presiden sebagai badan penyelenggara negara. Presiden berkedudukan
sebagaikepala negara dan kepala pemerintahan (eksekutif)
2) Presiden tidak dipilih parlemen, tetapi dipilih secara langsung oleh rakyat
(PEMILU) atau oleh suatu badan khusus yang dikuasakan.
3) Hubungan antara Presiden dan parlemen tidak dapat saling menjatuhkan, karena
presiden dan parlemen dipilih oleh rakyat melalui pemilihan umum, sehingga
keduanya bertanggung jawab kepada rakyat.
4) Presiden dibantu oleh seorang wakil presiden dan para menteri yang terdapat
dalam suatu kabinet oleh presiden.
5) Presiden tidak bertanggung jawab kepada parlemen, karena presiden tidak
dipilih oleh parlemen.
6) Presiden tidak dapat diberhentikan oleh parlemen sebelum masa jabatannya
berakhir. Apabila terjadi pelanggaran yang bertentangan dengan konstitusi atau
hukum, presiden dapat dikenakan impeachment (pengadilan parlemen) yang
dilakukan oleh hakim tinggi.
7) Masa jabatan presiden ditetapkan dalam jangka waktu tertentu.

Adapun kelebihan sistem pemerintahan presidensial adalah sebagai berikut.


l) Kedudukan presiden cukup kuat dan stabil karena tidak dapat dijatuhkan
oleh parlemen.
2) Penyusunan program kerja dapat disesuaikan dengan jangka waktu masa
jabatannya.
3) Masa jabatan presiden lebih jelas sehingga memiliki waktu yang cukup untuk
melaksanakan program kerjanya.
Kelemahan sistem pemerintahan presidensial adalah sebagai berikut:
l) Presiden berada pada posisi di luar pengawasan langsung legislatif serta
pengawasan rakyat yang kurang memiliki pengaruh terhadap pemerintah,
sehingga menimbulkan kekuasaan yang mutlak.
2) Hasil dari keputusan yang kurang tegas, karena keputusan yang diambil
merupakan hasil tawar-menawar (lobying) antara kekuasaan eksekutif dan
legislatif.
3) Sistem pertanggungjawaban presiden kurang jelas.

b. Sistem Pemerintahan Parlementer


Sistem pemerintah parlementer adalah sistem pemerintahan yang dipimpin oleh
perdana menteri dan menteri-menteri (kabinet).
Sistem pemerintahan parlementer memiliki ciri- ciri sebagai berikut.
l) Terdapat hubungan yang erat antara badan eksekutif dengan legislatif. Hubungan
tersebut bersifat timbal balik dan saling memengaruhi.
2) Badan legislatif (parlemen) memiliki kekuasaan yang besar sebagai badan
perwakilan dan legislatif..
3) Pemerintah (kabinet) terdiri atas perdana menteri dan para menteri.
4) Kabinet yang dipimpin oleh perdana menteri bertanggung jawab kepada
parlemen dan dapat bertahan sepanjang mendapat dukungan penuh dari
mayoritas anggota parlemen. Apabila tidak mendapat dukungan, maka parlemen
dapat menyatakan mosi tidak percaya kepada kabinet.
5) Kabinet dapat membubarkan parlemen melalui kekuasaan kepala negara.
6) Kedudukan kepala negara tidak dapat diganggu gugat atau tidak dapat diminta
pertanggungjawaban konstitusional.
7) Kepala pemerintahan adalah perdana menteri, sedangkan kepala negara adalah
raja (monarki), presiden (republik).
Adapun kelebihan dari sistem parlementer adalah sebagai berikut.
l) Dalam pembuatan kebijaksanaan mudah tercapai kesesuaian pendapat antara
eksekutif dan legislatif.
2) Menteri-menteri yang diangkat merupakan kehendak dari suara terbanyak di
parlemen, sehingga dapat merepresentasikan kehendak rakyat.
3) Sistem pertanggungjawaban jelas dalam hal pembuatan dan pelaksanaan
kebijakan publik.
4) Dalam menjalankan tugasnya, para menteri akan berhati-hati karena adanya
pengawasan dari parlemen.
Sedangkan kelemahan dari sistem parlementer adalah sebagai berikut.
1) Kebijakan politik negara menjadi labil karena sering terjadi pergantian kabinet
apabila kabinet dalam bentuk koalisi.
2) Masa jabatan badan eksekutif (kabinet) tidak dapat ditentukan sesuai dengan akhir
masa jabatannya, karena sewaktu-waktu dapat bubar.

D. KOMPONEN-KOMPONEN POLITIK
a. ORIENTASI KOGNITIF berbagai keyakinan dan pengetahuan seseorang tentang
sistem politik., tokoh pemerintahan, kebijakan pemerintahan simbol-simbol yang
dimiliki oleh system politik seperti: ibukota negara, lambang negara, kepala
negara, batas negara, mata uang, dll. ( berupa pengetahuan tentang dan
kepercayaan pada politik, peranan dan segala kewajibannya serta input dan
outputnya.)
b. ORIENTASI AFEKTIF menunjuk pada aspek perasaan atau ikatan emosional
individu pada sistem politik.. Orientasi afektif ini dipengaruhi oleh keluarga dan
lingkungan. ( perasaan terhadap sistem politik, peranannya, para aktor dan pe-
nampilannya)
c. ORIENTASI EVALUATIF berkaitan dengan penilaian moral seseorang terhadap
sistem politik, kinerja sistem politik, komitmen terhadap nilai dan pertimbangan
politik. (keputusan dan pendapat tentang obyek-obyek politik yang secara tipikal
melibatkan standar nilai dan kriteria dengan informasi dan perasaan )

Pengertian Budaya Politik


o Sikap orientasi warga negara terhadap sistem politik dan aneka ragam bagiannya, dan
sikap terhadap peranan warga negara di dalam sistem itu ( G. A. Almond dan
S. Verba )
o Sikap dan orientasi warga suatu negara terhadap kehidupan pemerintahan negara dan
politiknya ( Mochtar Masoed dan Colin MacAndrews )
 Sutu konsep yang terdiri dari sikap, keyakinan, nilai - nilai dan ketrampilan yang
sedang berlaku bagi seluruh anggota masyarakat, termasuk pola - pola
kecenderungan khusus serta pola - pola kebiasaan yang terdapat pada kelompok
kelompok dalam masyarakat ( Almond dan Powell )

Faktor –faktor yang mempengaruhi perbedaan budaya politik yang berkembang di


masyarakat.
o Tingkat Pendidikan masyarakat
o Tingkat/taraf ekonomi
o Informasi politik
 Supremasi hukum
 Media komunikasi yang independen

Ciri-ciri masyarakat politik


o Menggunakan hak pilih dalam pemilu
o Bersifat kritis terhadap kebijakan pemerintah
o Memiliki komitmen kuat terhadap Partai Politik yang menjadi pilihanya
o Musyawarah dalam menyelesaikan masalah politik

Tipe-tipe budaya politik menurut Almond dan Verba, antara lain :]


1. Budaya Politik Parokial. ( Parochial Political Culture )
2. Budaya Politik Subyek ( Subject Political Culture )
3. Budaya Politik Partisipan.( Participant Political Culture )

a. Budaya politik parochial


Ciri-ciri :
1. Tipe budaya politik yang orientasi politik individu dan masyarakatnya masih sangat
rendah. Hanya terbatas pada satu wilayah atau lingkup yang kecil atau sempit.
2. Individu tidak mengharapkan apapun dari sistem politik.
3. Tidak ada peranan politik yang bersifat khas dan berdiri sendiri.
4. Biasanya terdapat pada masyarakat tradisional.

b. Budaya politik subjek


Ciri-ciri :
1. Masyarakat dan individunya telah mempunyai perhatian dan minat terhadap sistem
politik
2. Peran politik yang dilakukan masyarakat/individu masih terbatas pada pelaksanaan
kebijakan-kebijakan pemerintah dan menerima kebijakan tersebut dengan pasrah.
3. Tidak ada keinginan untuk menilai , menelaah atau bahkan mengkritisi

c. Budaya politik partisipan


Ciri-ciri :
1. Merupakan tipe budaya yang ideal.
2. Individu dan masyarakatnya telah mempunyai perhatian, kesadaran dan minat yang
tinggi terhadap politik pemerintah.
3. Individu dan masyarakatnya mampu memainkan peran politik baik dalam proses
input (berupa pemberian dukungan atau tuntutan terhadap sistem politik) maupun
dalam proses output (melaksanakan, menilai dan mengkritik terhadap kebijakan dan
keputusan politik pemerintah).

c
No Sistem Lama Periode Bentuk Bentuk Sistem Konstitusi
Pemerintahan Negara Pemerintahan Pemerintahan
1 Periode 1945- 18-8-’45 s/d Kesatuan Republik Presidensil UUD 1945
1949 27-12’49
2 Periode 1949- 27-12-’49 s/d Serikat/ Republik Parlementer
1950 15-8-‘50 Federasi semu (Quasi KRIS
Parlementer)
3 Periode 1950- 15-8-’50 s/d Kesatuan Republik Parlementer UUDS
1959 5-7-‘59 1950
4 Periode 1959- 5-7-1959 s/d Kesatuan Republik Presidensil UUD 1945
1966 22-2-‘66
5 Periode 1966 - 22-2-1966 s/d Kesatuan Republik Presidensil UUD 1945
1998 21-5-1998
6 Periode 1998 - 21-Mei s/d Kesatuan Republik Presidensil UUD 1945
Sekarang sekarang

E. SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL


Sistem dari hukum itu terdiri dari:
a. Struktur hukum, yang merupakan lembaga-lembaga hukum seperti
kepolisian, kejaksaan, kehakiman, kepengacaraan, dan lain-lain;
b. Substansi hukum, yang merupakan perundang-undangan seperti Undang-
Undang Dasar NRI 1945, Undang-Undang atau Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang, Peraturan Presiden, Peraturan Pemerintah, dan
Peraturan Daerah;
c. Budaya hukum, yang merupakan gagasan, sikap, kepercayaan, pandangan-
pandangan mengenai hukum, yang intinya bersumber pada nilai-nilai taat
hukum, dan kedisiplinanyang dianut oleh masyarakat yang bersangkutan.

d. DEMOKRASI DAN KEBEBASAN PERS

A. PELAKSANAAN DEMOKRASI DI INDONESIA

Pelaksanan demokrasi di Indonesia selama kurun waktu lima puluh tahun


yang secara garis besar dapat dikemukakan sebagai berikut.
(1) Periode 1945-1949 dalam UUD 1945 seharusnya berlaku demokrasi Pancasila
namun dalam penerapanya berlaku demokrasi liberal.
(2) Periode 1949-1950 dengan konstitusi RIS, berlaku demokrasi liberal.
(3) Periode 1950-1959 dengan UUDS 1945 berlaku demokrasi liberal dengan
murtipartai.
(4) Periode 1959-1965 dengan UUD 1945 seharusnya berlaku demokrasi Pancasila
namun yang di terapkan demokrasi terpimpin (cenderung otoriter).
(5) Periode 1966-1998 dengan UUD 1945 berlaku demokrasi Pancasila (cenderung
otoriter).
(6) Periode 1966-1998 dengan UUD 1945 berlaku demokrasi Pancasila (cenderung
otoriter).
(7) Periode 1988 sekarang dengan UUD 1945 berlaku demokrasi Pancasila
(cenderung ada perubahan menuju demokrasi).
b. Pelaksanaan Demokrasi Pancasila di Indonesia
1) Demokrasi di masa orde lama.
Demokrasi pada masa orde lama adalah penerapan demokrasi terpimpin.
Penerapan demokrasi terpimpin menyebabkan penyimpangan-penyimpangan
terhadap Pancasila dan UUD 1945.
2) Demokrasi di masa orde baru
Orde baru adalah suatu tatanan seluruh perikehidupan rakyat, bangsa, dan Negara
yang di letakan kepada kemurnian Pancasila dan UUD 1945. Orde baru
merupakan koreksi total terhadap segala macam penyimpangan ketatanegaraan di
berbagai bidang sejak tahun 1945 sampai tahun 1960.
3) Demokrasi di masa reformasi
Orde reformasi merupakan orde perubahan dalam suatu bentuk yang bersumber
pada nilai-nilai dari sila-sila Pancasila di segala bidang kehidupan yang mengarah
kepada pelaksanaan demokrasi yang lebih baik. Semangat dan jiwa reformasi
berakar pada asas kerakyatan, sebab rakyat adalah asal mula kekuasaan Negara
dan sekaligus sebagai tujuan kekuasaaan.
Demokrasi yang diterapkan di Indonesia pada masa orla,orba dan orde reformasi
Orde Lama
Komp Masa
No Dem Dem Orde Baru Reformasi
onen Revolusi
Liberal Terpimpin
1 Waktu 1998 sd
1945-1949 1950-1959 1959-1965 1966-1998
sekarang
2 Pelaks terbatas pada
anaan interaksi parlementer Demokrasi Presidensil Presidensil
politik di Terpimpin .
parlemen
3 Kepart o
aian Terbentukny
Kehidupan
a sejumlah
kepartaian
partai politik
memperoleh Mengaburnya Multi partai
o Meletakan
pelung yang system 3 Partai dalam pemilu
dasar dasar
sebesar- kepartaian tahun 1999
bagi system
besarnya
kepartaian di
Indonesia.

4 Pers Kebebasan pers


berfungsinya Kebebasan sebagai ruang
pers yang Kebebasan Anti kebebasan Pers dibatasi publik untuk
mendukung Pers pers. dan berpartisipasi
revolusi didominasi dalam
kemerdekaan oleh Golkar kebangsaan dan
kenegaraan.
5 Lemba Terbentuknya
ga Dewan
Lembaga
Negara Perwakilan Lembaga
perwakilan
/MPR Rakyat Gotong perwakilan
rakyat atau Lembaga
Royong rakyat atau
parlemen perwakilan
Belum menyebabkan parlemen
memainkan rakyat atau
terbentuk peranan memainkan
peranam parlemen
Parlemen lembaga peranam yang
yang sangat didominasi
legislative sangat tinggi
tinggi dalam oleh Golkar
dalam system dalam proses
proses
politik nasional politik
politik
menjadi lemah.

6 Ekseku o Konsep oRekruitmen


tif Presiden politik untuk
seumur pengisian
o Rotasi
Presiden hidup jabatan politik
kekuasaan
yang secara o dilakukan
eksekutif
konstitusiona Akuntabilita secara terbuka
Konsep sangat
l ada s oRotasi
Presiden terbatas
kemungkina (pertanggung kekuasaan
seumur hidup o Rekruitmen
n untuk jawaban) dilaksanakan
politik
menjadi pemegang dari mulai
bersifat
dictator jabatan dan pemerintahan
tertutup
politis sangat pusat sampi
tinggi. pada tingkat
desa
7 HAM pemberian hak-hak Hak dasar Pelaksanaan Sebagian besar
hak-hak dasar manusia hak dasar hak dasar bisa
politik masyarakat menjadi sangat warga terjamin seperti
Orde Lama
Komp Masa
No Dem Dem Orde Baru Reformasi
onen Revolusi
Liberal Terpimpin
secara terlindungi lemah. negara.tidak kebebasan
menyeluruh maksimal menyatakan
pendapat,
kebebasan pers,
dan sebagainya
8 Pemilu Pemilihan Pemilihan
Umum Umum Pemilu (1999-
Belum dilaksanakan Tidak didominasi 2009) lebih
terlaksana dengan terlaksana oleh partai demokratis dari
Pemilu prinsip Pemilu yang yang
demokrasi. berkuasa sebelumnya

9 Pemeri Sentralisasi
Desentralisas Sentralisasi
ntahan kekuasaan Otonomi
i. kekuasaan dan
dan Daerah
Pemerintahan
Pemerintahan
Pers nasional mempunyai 7 fungsi dan peran sebagai :
1. Media informasi,
2. Media Pendidikan,
3. Media Hiburan,
4. Media Kontrol sosial
5. Media Komunikasi
6. Media Lembaga Ekonomi
7. Media Investigasi

FUNGSI DAN PERANAN PERS :

 Fungsi Pers sebagai media memberi informasi ---


-Masyarakat menikmati pers sebab mereka membutuhkan informasi mengenai
berbagai hal yang diperlukan dalam hidupnya, baik informasi politik, ekonomi
(bisnis), hobi, life skill, atau bidang-bidang lainnya yang bermanfaat bagi kebutuhan
hidupnya
-Kemampuan media massa yang memiliki kecepatan dan jangkauan amat luas
dalam menyebarluaskan berita kepada publik
 Fungsi Pers sebagai media pendidikan -memuat informasi-informasi yang berguna
dalam pengembangan wawasan dan ilmu pengetahuan hidup manusia
 Fungsi Pers sebagai Media Hiburan--- Informasi hiburan dalam media cetak, misalnya
cerita bergambar, cerita pendek, karikatur, teka- teki silang, dan informasi hiburan
yang diselenggarakan oleh media elektronika maupun tempat-tempat hiburan
yang tersedia.
 Fungsi Pers sebagai Media Kontrol Sosial ---- Pers harus bisa melaksanakan kontrol
sosial untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan kekuasaan, baik korupsi, kolusi,
nepotisme (KKN) maupun penyelewengan dan penyimpangan lainnya dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
 Fungsi Pers sebagai Media Komunikasi -- Pemerintah sangat membutuhkan
dukungan dan kepatuhan warga negaranya guna melaksanakan program-program dan
kebijakan negara
 Fungsi Pers sebagai Lembaga Ekonomi - Pers tumbuh menjadi industri media yang
mampu mendapatkan dan menyerap lapangan kerja yang cukup signifikan serta
mendatangkan keuntungan yang sangat memadai
 Contohnya, Media Group dengan Metro TV dan Media Indonesia-nya, serta
Kompas Group dengan Gramedia
UU Pers No. 40/1999, menyebutkan bahwa Pers adalah Lembaga sosial dan wahana
komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik.
Hal itu meliputi pencarian/cara memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan
menyampaikan informasi, baik secara tulisan, suara, gambar, suara dan gambar, serta
data demografik dengan menggunakan alat bantu/media cetak, elektronik, atau saluran
lain yang tersedia
 Fungsi Pers sebagai Media Investigasi -- Pers menjadi sarana untuk mengungkap
masalah-masalah publik secara luas, seperti kebijakan pejabat, masalah pembangunan,
program, dan usaha- usaha pemerintah kepada masyarakat
Fungsi investigasi dan informasi media massa diperlukan untuk mengurangi
kecenderungan setiap pemerintah untuk merahasiakan berbagai hal

Berdasarkan UU No. 40 Tahun 1999 tentang Pokok-Pokok Pers Nasional, pers mempunyai
peranan sebagai berikut :
1. Memenuhi hak masyarakat untuk mengetahui.
2. Menegakkan nilai-nilai dasar demokrasi serta mendorong terwujudnya supremasi hukum,
hak asasi manusia (HAM), dan menghormati kebhinnekaan.
3. Mengembangkan pendapat umum berdasarkan informasi yang tepat, akuran, dan benar.
4. Melakukan pengawasan, kritik, koreksi, dan saran terhadap hal-hal yang berkaitan dengan
kepentingan umum.
5. Memperjuangkan keadilan dan kebenaran.
Kebebasan Pers adalah :
 Kebebasan menggunakan pendapat, baik secara tulisan maupun lisan, melalui media pers,
seperti harian, majalah, dan buletin. Kebebasan pers dituntut tanggung jawabnya untuk
menegakkan keadilan, ketertiban, dan keamanan dalam masyarakat
Jaminan Kebebasan berbicara dan informasi, antara lain :
 Pasal 28 UUD 1945
“Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan
tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang.”
 Pasal 28 F UUD 1945
“Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk
mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhakuntuk mencari,
memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi dengan
menggunakan segala jenis saluran yang tersedia.”
 Tap MPR No. XVII/MPR /1998 tentang Hak Asasi Manusia
 Undang-Undang No. 39 Tahun 2000 Pasal 14 Ayat 1 dan 2 tentang Hak Asasi Manusia
 Undang-Undang No. 40 Tahun 1999 dalam Pasal 2 dan Pasal 4 Ayat 1 tentang Pers
Pasal 2 berbunyi, “Kemerdekaan pers adalah salah satu wujud kedaulatan rakyat
yang berasaskan prinsip-prinsip demokrasi, keadilan, dan supremasi hukum.
Pasal 4 Ayat 1 berbunyi, “Kemerdekaan pers dijamin sebagai hak asasi warga
negara.”
Kebebasan Pers harus berlandaskan pada hal-hal berikut
 Pancasila.
 UUD 1945.
 Ketetapan MPR.
 UU No. 40 Tahun 1999 tentang Pers.
 Tata nilai masyarakat
 Etika.
B. PEMERINTAHAN YANG TERBUKA
Ciri-ciri keterbukaan
1. Penyelenggaraan negara yang transparan
2. Pemberantasan KKN
3. Adanya Jaminan Hukum dan HAM
4. Adanya Badan Peradilan yang bebas dan independen
5. Adanya penyelenggaran Pemilu yang luber dan Jurdil
6. Adanya kebebasan Pers
7. Adanya Supremasi Hukum
Arti penting keterbukaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
1. Memperlancar proses pembangunan nasional
2. Mengembangkan partoisipasi rakyat di berbagai bidang
3. Menekan isu keresahan sosial, korupsi, kolusi dsb
4. Pemerintahan yang bersih dan berwibawa
5. Berkembangnya iklim demokrasi
6. Menekan terjadinya perpecahan
Kondisi umum penyelenggaran pemerintahan yang transparan
1. Nilai agama dan budaya dijadikan sumber etika dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara
2. Pancasila dan UUD 1945 dijadikan sumber hukum dan etika untuk menjalankan
pemerintahan
3. Konflik sosial budaya yang dilatarbelakangi oleh kemajemukan ditangani secara adil
dan bijaksana
4. Supremasi hukum
5. Sistem politik yang demokratis
6. Pers yang adil, jujur dan bertanggung jawab
7. Akuntabilitas dalam penggunaan anggaran
8. Pengawasan internal berfungsi sehingga tidak terjadi penyalahgunanaan kekuasaan
9. Peralihan kekuasaan berjalan secara damai
Kondisi umum penyelenggaraan pemerintahan yang tidak transparan
1. Berkembangnya KKN
2. Tidak adanya Jaminan Hukum dan HAM
3. Badan Peradilan dipengaruhi oleh kepentingan tertentu
4. Penyelenggaran Pemilu diwarnai berbagai penyimpangan
5. Kebebasan Pers tidak terkendali
6. Supremasi Hukum lemah
7. Konflik sosial budaya berkembang

Faktor penyebab terjadinya penyelenggaraan pemerintahan yang tidak transparan


1. Nilai agama dan budaya tidak dijadikan sumber etika dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara
2. Pancasila dijadikan alat untuk mempertahankan kekuasaan
3. Kurangnya pengelolaan terhadap konflik sosial budaya yang dilatarbelakangi oleh
kemajemukan
4. Hukum dijadikan alat kekuasaan
5. Sistem politik yang otoriter
6. Dampak negatif dari globaisasi/filterisasi yang lemah terhadap kebudayaan asing
7. Lemahnya fungsi pengawasan internal yang berakibat terjadinya penyalahgunanaan
kekuasaan
8. Peralihan kekuasaan yang sering menimbulkan konflik

Dampak penyelenggaraan pemerintahan yang tidak transparan


1. Stabilitas politik terganggu
2. Konflik sosial budaya merebak
3. Pembangunan terhambat
4. Kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah menurun
5. Kesejahteraan masyarakat menurun
C. KEBEBASAN PERS
Peran pers dalam masyarakat demokrasi antara lain:
a. Memenuhi hak masyarakat untuk mengetahui
b. Menegakkan nilai-nilai dasar demokratis, mendorong terwujudnya supremasi hukum
dan hak asasi manusia serta menghormati kebhinnekaan.
c. Melakukan pengawasan, kritik, koreksi, dan saran terhadap hak yang berkaitan dengan
kepentingan umum
d. Mengembangkan pendapat umum berdasarkan informasi yang tepat, akurat, dan benar
e. Memperjuangkan keadilan dan kebenaran

2. DASAR NEGARA DAN KONSTITUSI

A. PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA


1. Pancasila yang berakar dari nilai-nilai kebudayaan bangsa Indonesia dapat memenuhi
persyaratan sebagai ideology terbuka
Hal tersebut dapat terlihat :
a. Pancasila sebagai ideology bangsa Indonesia dapat berinteraksi dengan
perkembangan jaman
b. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dapat mengikuti dinamika
perkembangan jaman melalui dialog yang terus menerus tentang nilai Pancasila
dengan realita yang ada dalam masyarakat.
2. Ada 3 tatanan nilai Pancasila sebagai ideology terbuka yaitu :
a. Nilai dasar.
1) Tidak berubah sepanjang jaman
2) Bersifat aman, abstrak dan umum
3) Tidak terikat waktu
4) Kandungan sebenarnya bagaikan sebuah suatu aksioma
5) Mencakup cita-cita dan tujuan serta tatanan dasar ( idealis )
( Contoh : “Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila “)
b. Nilai Instrumental :
1) Merupakan penjabaran dari nilai dasar
2) Merupakan arahan kinerja untuk kurun waktu tertentu
3) Aberdasarkan kontekstual ( Kenyataan yang berhubungan )
4) Disesuaikan dengan tuntutan jaman
5) Mencakup kebijaksanaan, strategi organisasi organisasi system rencana
dan program
( Contoh : UUD 1945, TAP MPR, UU/PERPU, PP, KEPPRES, dll )

c. Nilai Praktis :
1) Merupakan interaksi antar nilai instrumental dengan situasi konkrit
2) Bersifat dinamis
3) Mengharapkan tegaknya nilai instrumental dalam kenyataan
4) Merupakan gelanganggang pertarungan antara idealism dengan realita
5) Mencakup cara bagaimana melaksanakan
( Contoh : Perilaku sehari-hari sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945 )
Tabel 5. Hak Asasi Manusia dalam Nilai Praktis Pancasila:

Sikap yang Dikembangkan Berkaitan dengan


No Sila Pancasila
Penegakan Hak Asasi Manusia
1. Ketuhanan Yang Maha a) Hormat-menghormati dan bekerja sama
Esa antarumat beragama sehingga terbina kerukunan
hidup
b) Saling menghormati kebebasan beribadah sesuai
dengan agama dan kepercayaannya
c) Tidak memaksakan suatu agama dan
kepercayaan kepada orang lain, dan sebagainya.
2. Kemanusian yang Adil a) Mengakui persamaan derajat, hak dan kewajiban
dan Beradab antara sesama manusia
b) Saling mencintai sesama manusia
c) Tenggang rasa kepada orang lain, dan
sebagainya.
3. Persatuan Indonesia a) Menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan
dan keselamatan bangsa dan negara di atas
kepentingan pribadi atau golongan
b) Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan
negara
c) Cinta tanah air dan bangsa, dan sebagainya.
4. Kerakyatan yang Dipimpin a) Mengutamakan kepentingan negara dan
oleh Hikmat Kebijaksanaan masyarakat
dalam Permusyawaratan/ b) Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain
Perwakilan c) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil
keputusan untuk kepentingan bersama, dan
sebagainya.
5. Keadilan Sosial a) Menjaga keseimbangan antara hak dan
bagi Seluruh Rakyat kewajiban
Indonesia b) Menghormati hak-hak orang lain
c) Suka memberi pertolongan kepada orang lain,
dan sebagainya.

B. PANCASILA SEBAGAI SUMBER NILAI


Nilai-nilai Pancasila merupakan suatu sistem yang tidak dapat dipisahkan dan
saling berhubungan antara sila yang satu dengan yang lain. Atau dengan kata lain
pengamalan nilai Pancasila dalam kehidupan sehari- hari hendaknya secara utuh
dan bukan persila saja
Hakikatnya hubungan antara sila yang satu dengan yang lain merupakan
suatu sistem yang tak dapat dipisahkan dalam kehidupan bangsa indonesia.
Hubungan tersebut bersifat hierarkhis, piramida dan rasional.
Hubungan antara sila satu dengan sila lain tidak dapat dipisahkan saling jiwa
menjiwai dan bersifat hierarkhis piramidal, serta rasional. Hubungan tersebut
sebagai berikut: Sila 1, menjiwai dan meliputi sila 2, 3, 4 dan 5, begitu juga sila 2
diliputi dan dijiwai sila1 dan sila 2 menijiwai dan meliputi sila ke 3, 4 dan 5. Sila
ke 3 diliputi dan dijiwai sila 1 dan 2, dan sila
ke 3 meliputi dan menjiwai sila 4 dan 5. Sila ke 4 diliputi dan dijiwai sila 1,
2, dan 3, dan meliputi dan menjiwai sila 4 dan 5. Sila 4 diliputi dan dijiwai sila 1,
2, 3 dan sila 4 meliputi dan menjiwai sila 5. Sila ke 5 diliputi dan dijiwai sila 1,
2, 3, 4 dan 5.

C. PELAKSANAAN UUD RI TAHUN 1945 SEBAGAI KAIDAH YANG


FUNDAMENTAL
Menurut Prof.Dr. Drs. Notonagaro,SH, Pembukaan UUD 1945 memenuhi syarat sebagai
pokok kaidah negara yang fundamental, yaitu dalam hal terjadinya dan isinya.
a. Dalam hal terjadinya : Pembukaan UUD 1945 dibuat oleh panitia pembentuk negara
dan terjelma dalam suatu bentuk pernyataan lahir dari kehendak pembentuk bangsa.
b. Dalam hal isinya : Pembukaan UUD 1945 memuat hal-hal sebagai berikut :
1) Dasar-dasar negara yang dibentuk 4). Tujuan negara
2) Cita-cita kerohanian ( Pancasila ) 5). Ketentuan diadakannya UUD
3) Asas politik negara
Tiap-tiap alenia dalam pembukaan UUD 1945 mengandung makna tersendiri
diantaranya
1. Makna Alenia Pertama :
 Mengandung suatu dalil ( pernyataan ) obyektif, yaitu : bahwa penjajahan
tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan oleh karena itu harus
ditentang dihapuskan agar semua bangsa di dunia menjalankan hak
kemerdekaan yang merupakan hak asasinya.
 Mengandung suatu pernyataan subyektif, yaitu : aspirasi bangsa Indonesia
sendiri untuk membebaskan diri dari penjajahan.
2. Makna Alenia Kedua :
 Bahwa perjuangan pergerakan di Indonesia telah sampai pada tingkat yang
menentukan
 Bahwa momentum yang telah dicapai tersebut harus dapat dimanfaatkan
untuk menyatakan kemerdekaan
 Bahwa kemerdekaan bukan tujuan akhir, melainkan masih harus diisi dengan
mewujudkan negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan
makmur
3. Makna Alenia Ketiga :
 Memuat motivasi spiritual yang luhur serta suatu pengukuhan dari
pengukuhan proklamasi 17-8-1945
 Menunjukkan ketaqwaan bangsa Indonesia terhadap Tuhan YME
 Berkat ridho-Nya lah bangsa Indonesia berhasil dalam perjuangan mencapai
kemerdekaannya.
4. Makna Alenia Keempat :
 Merumuskan tujuan negara, yaitu :
1. Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia
2. Memajukan kesejahteraan umum
3. Mencerdaskan kehidupan bangsa
4. Ikut serta melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial
 Ketentuan adanya UUD :…”maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan
Indonesia itu dalam suatu UUD…” Hal ini menunjukkan bahwa negara
Indonesia adalah negara hukum konstitusional.
 Menyatakan asas politik negara : … negara RI yang berkedaulatan rakyat …“
 Memuat rumusan dasar kerohanian negara, yaitu Pancasila.
Pembukaan UUD 1945 mempunyai fungsi atau hubungan langsung dengan UUD 1945
yaitu :
 Bahwa pembukaan UUD 1945 mengandung pokok-pokok pikiran yang diciptakan dan
dijelmakan dalam pasal-pasal UUD 1945.
Pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 : ( 3541 )
1. Pokok pikiran pertama : Negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia ( Persatuan Indonesia )
2. Pokok pikiran kedua : Negara hendak mewujudkan suatu keadilan social bagi seluruh
rakyat Indonesia ( Keadilan Sosial )
3. Pokok pikiran ketiga : Negara yang berkedaulatan rakyat, berdasar atas kerakyatan dan
permuswaratan / perwakilan ( Kedaulatan Rakyat )
4. Pokok pikiran keempat : Negara berdasarkan Ketuhanan YME menurut dasar
kemanusiaan yang adil dan beradab ( Ketuhanan dan Kemanusiaan )

Pada hakekatnya pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam pembukaan UUD 1945
merupakan :
- Pancaran dari nilai-nilai Pancasila sebagai falsafah bangsa Indonesia
- Meliputi suasana kebatinan dari UUD 1945
- Cita-cita hukum yang menguasai hukum dasar, baik hukum tertulis maupun tidak tertulis
(Adapun UUD 1945 menciptakan pokok pikiran dalam pasal-pasal yang ada di dalamnya )

3. HUBUNGAN INTERNASIONAL DAN HAM

A. PENGHORMATAN DAN PENEGAKKAN HAM


2. Bentuk-Bentuk Pelanggaran Hak Azasi Manusia ( HAM )
Bentuk pelanggaran HAM yang sering muncul biasanya terjadi dalam dua bentuk, sebagai
berikut:
a. Diskriminasi, yaitu suatu pembatasan, pelecehan atau pengucilan yang langsung
maupun tidak langsung didasarkan pada pembedaan manusia atas dasar agama,
suku, ras, etnik, kelompok, golongan, jenis kelamin, bahasa, keyakinan dan
politik yang berakibat pengurangan, penyimpangan atau penghapusan hak asasi
manusia dan kebebasan dasar dalam kehidupan baik secara individual maupun
kolektif dalam semua aspek kehidupan.
b. Penyiksaan, adalah suatu perbuatan yang dilakukan dengan sengaja sehingga
menimbulkan rasa sakit atau penderitaan baik jasmani maupunrohani pada seseorang
untuk memperoleh pengakuan atau keterangan dari seseorang atau orang ketiga.
Berdasarkan sifatnya pelanggaran dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Pelanggaran HAM berat, yaitu pelanggaran HAM yang berbahaya dan mengancam nyawa
manusia seperti pembunuhan, penganiayaan, perampokan, perbudakan, penyanderaan dan
sebagainya.
b. Pelanggaran HAM ringan, yaitu pelanggaran HAM yang tidak mengancam keselamatan
Jiwa manusia, akan tetapi dapat berbahaya jika tidak segera ditanggulangi. Misalnya,
kelalaian dalam pemberian pelayanan kesehatan, pencemaran lingkungan yang
disengaja
dan sebagainya.

Pelanggaran HAM berat menurut Undang-Undang RI Nomor 26 Tahun 2000 tentang


Pengadilan HAM dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:
a. Kejahatan genosida, yaitu setiap perbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk
menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian kelompok bangsa, ras, kelompok
etnis, kelompok agama, dengan cara :
1) Membunuh anggota kelompok;
2) Mengakibatkan penderitaan fisik dan mental yang berat terhadap anggota-anggota
kelompok
3) Menciptakan kondisi kehidupan kelompok yang akan mengakibatkan kemusnahan secara
fisik baik seluruh atau sebagiannya;
4) Memaksakan tindakan-tindakan yang bertujuan mencegah kelahiran di dalam kelompok;
5). Memindahkan secara paksa anak-anak dari kelompok tertentu ke kelompok lain
b. Kejahatan terhadap kemanusian, yaitu salah satu perbuatan yang dilakukan sebagai
bagian dari serangan yang meluas atau sistematik yang diketahuinya bahwa serangan
tersebut ditujukan secara langsung terhadap penduduk sipil, berupa :
1) pembunuhan;
2) pemusnahan;
3) perbudakan;
4) pengusiran atau pemindahan penduduk secara paksa;
5) perampasan kemerdekaan atau perampasan kebebasan fisik lain secara sewenang-
wenang yang melanggar (asas-asas) ketentuan pokok hukum internasional;
6) penyiksaan;
7) perkosaan, perbudakan seksual, pelacuran secara paksa, pemaksaan kehamilan,
pemandulan atau sterilisasi secara paksa atau bentuk-bentuk kekerasaan seksual lain
yang setara;
8) penganiayaan terhadap suatu kelompok tertentu atau perkumpulan yang didasari
persamaan paham politik, ras, kebangsaan, etnis, budaya, agama, jenis kelamin atau
alasan lain yang telah diakui secara universal sebagai hal yang dilarang menurut
hukum internasional;
9) penghilangan orang secara paksa; atau
10) kejahatan apartheid, yaitu sistem pemisahan ras yang diterapkan oleh suatu
pemerintahan dengan tujuan untuk melindungi hak-hak istimewa dari suatu ras
atau bangsa.

Pelanggaran HAM disebabkan oleh faktor-faktor berikut:


a. Faktor internal, yaitu dorongan untuk melakukan pelanggaran HAM yang berasal dari diri
pelaku pelanggar HAM, diantaranya adalah:
1). Sikap egois atau terlalu mementing diri sendiri.
2). Rendahnya kesadaran HAM.
3). Sikap tidak toleran.
b. Faktor Eksternal, yaitu faktor-faktor di luar diri manusia yang mendorong seseorang atau
sekelompok orang melakukan pelanggaran HAM, diantaranya sebagai berikut:
1) Penyalahgunaan kekuasaan
2) Ketidaktegasan aparat penegak hukum
3) Penyalahgunaan teknologi
4) Kesenjangan sosial dan ekonomi yang tinggi

1. Upaya Pemerintah dalam Menegakkan HAM


A. Pembentukan lembaga penegak ham
Untuk menegakkan dan melindungi hak asasi manusia maka pemerintah membentuk
lembaga-lembaga perlindungan hak asasi manusia, anatara lain:
1) Komisi Nasional Hak Asasi Manusia ( Komnas HAM )
Menurut UU No. 39 Tahun 1999 tentang Komnas HAM,
Tujuan Komnas HAM adalah :
a. mengembangkan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan hak asasi
manusia sesuai dengan pancasila, UUD 1945, dan piagam PBB
sertaDeklarasiUniversal Hak Asasi Manusia
b. meningkatkan perlindungan dan penegakan hak asasi manusia guna
berkembangnya pribadi manusia Indonesia seutuhnya dan kemampuannya
dalam berbagai bidang kehidupan.
Wewenang Komnas HAM
a. Melakukan perdamaian kepada kedua belah pihak yang bermasalah
b. Menyelesaikan masalah secara konsultasi maupun negosiasi
c. Memberikan saran kepada pihak yang bermasalah
d. Komnas HAM berkedudukan di ibukota negara RI, sedang perwakilannya
bertempat daerah-daerah
Fungsi Komnas HAM, ada 4 antara lain:
a. Fungsi pengkajian dan penelitian, bertugas:
 memberikan saran
 meberikan rekomendasi mengenai pembentukan, perubahan, dan
pencabutan peraturan perundangan-undangan yang berkaitan dengan
HAM
 penerbitan hasil
b. Fungsi penyuluhan, bertugas:
 penyebarluasan wawasan mengenai HAM
 meningkatkan kesadaran masyakat tentang HAM
c. Fungsi pemantauan, bertugas
 pengamatan pelaksanaan HAM
 penyelidikanj dan pemeriksaan terhadap peristiwa yang timbul dalam
masyarakat
 pemanggilan saksi untuk di minta dan didengar kesaksiannya
d. Fungsi mediasi, bertugas:
 perdamaian kedua belah pihak
 penyelesaian perkara
2) Pengadilan Hak Asasi Manusia
Dibentuk berdasarkan UU No. 226 Tahun 2000. pengadilan HAM merupakan
pengadilan khusus di lingkungan peradilan Umum. Kedudukannya di daerah
Kabupaten dan daerah kota.
Tugas dan wewenang Pengadilan HAM
1. memeriksaa dan memutuskan perkara pelanggaran hak asasi yang berat
2. memeriksa dan memutus perkara pelanggaran hak asasi manusia berat yang
dilakukan diluar batas teritorial wilayahnegara RI oleh warga negara Indonesia.
3) Kepolisian Negara Republik Indonesia
Menurut UU No.2 Tahun 2002, bahwa Kepolisian negara RI bertujuan
mewujudkan keamanan dalam negeri yang meliputi :
a. Terpeliharanya Keamanan dan ketertiban masyarakt
b. Tetap tegaknya hukum
c. Terselenggaranya perlindungan
d. Pengayoman dan pelayanan masyarakat
e. Menjunjung tinggi HAM
4) Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan
Dasar pembentukan komisi ini adalah Keppres No. 181 Tahun 1998
Tujuan Komnas Anti Kekerasan terhadap Perempuan adalah
a. Menyebarluaskan pemahaman tentang bentuk kekerasan terhadap terhadap
perempuan
b. Mengembangkan situasi yang kondusif bagi penghapusan bentuk
kekerasan terhadap perempuan
c. Meningkatkan upaya pencegahan dan penanggulangan segala bentuk
kekerasan terhadap perempuan dan hak asasi perempuan
5) Komisi Perlindungan Anak Indonesia
Komis ini bertugas :
a. mengadakan sosialisasi terhadap peraturan perundangan yang berkaitan
dengan masalah perlindungan anak
b. memberikan laporan, saran, masukan, dalam rangka perkembangan
perlindungan anak
6) Lembaga Swadaya Masyarakat ( LSM )
Dibentuk secara swadaya oleh masyarakat dan terlibat aktif masyarakat yang
dalam perlindungan, dan penegakan HAM. Beberapa lembaga swadaya
masyarakat yang berkecipung dalam masalah penegakan HAM, antara lain :
a. KONTRAS ( komisi untuk orang hilang dan tindak kekerasan )
b. LSAM ( lembaga studi dan advokasi masyarakat )
c. LPHSN ( lembaga penegakan hukum dan strategi nasional )

B. PERWAKILAN DIPLOMATIK
Perwakilan Indonesia di luar negeri adalah lembaganegara yang mewakili
kepentingan Indonesia secara keseluruhan di negara lain atau pada organisasi
internasional.
Menurut Kepres No.108 tahun 2003 poin 4 menyebutkan bahwa: Perwakilan
Diplomatik adalah Kedutaan Besar Republik Indonesia dan Perutusan Tetap
Republik Indonesia yang melakukan kegiatan diplomatik di seluruh wilayah
Negara Penerima dan/atau pada Organisasi Internasional untuk
mewakili dan memperjuangkan kepentingan Bangsa, Negara dan Pemerintah
Republik Indonesia.
Adapun pada Pasal 2 pembagian Perwakilan Pemerintah Indonesia di Luar
Negeri terdiri dari: a. Perwakilan Diplomatik; dan b. Perwakilan Konsuler.
(1) Perwakilan Diplomatik sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a, meliputi:
a. Kedutaan Besar Republik Indonesia;
b. Perutusan Tetap Republik Indonesia.
(2) Perwakilan Konsuler sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf b, meliputi:
a. Konsulat Jenderal Republik Indonesia
b. Konsulat Republik Indonesia.
Pada Bab III mengenai Kedudukan, Tugas Pokok, dan Fungsi Perwakilan,
Pasal 3 menyebutkan bahwa:
(1) Perwakilan Diplomatik berkedudukan di Ibu Kota Negara Penerima atau di
tempat kedudukan Organisasi Internasional, dipimpin oleh seorang Duta Besar
Luar Biasa dan Berkuasa Penuh yang bertanggung jawab kepada Presiden
melalui Menteri Luar Negeri.
(2) Perwakilan Konsuler berkedudukan di wilayah Negara Penerima, dipimpin oleh
seorang Konsul Jenderal atau Konsul yang bertanggung jawab secara
operasional kepada Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh yang
membawahkannya.
(3) Konsul Jenderal atau Konsul yang tidak berada di bawah tanggung jawab Duta
Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh, bertanggung jawab langsung kepada
Menteri Luar Negeri.
(4) Pembinaan dan pengawasan terhadap Perwakilan sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) secara operasional dan administratif dilaksanakan
oleh dan menjadi tanggung jawab Menteri Luar Negeri.

Tugas Pokok Perwakilan Diplomatik (Pasal 4):


Perwakilan Diplomatik mempunyai tugas pokok mewakili dan
memperjuangkan kepentingan Bangsa, Negara, dan Pemerintah Republik Indonesia
serta melindungi Warga Negara Indonesia, Badan Hukum Indonesia di Negara
Penerima dan/atau Organisasi Internasional, melalui pelaksanaan hubungan
diplomatik dengan Negara Penerima dan/atau Organisasi Internasional, sesuai
dengan kebijakan politik dan hubungan luar negeri Pemerintah Republik Indonesia,
peraturan perundang-undangan nasional, hukum internasional, dan kebiasaan
internasional.
2. Tugas Perwakilan Diplomatik
a. Representasi
Selain untuk mewakili pemerintah negaranya, ia juga dapat melakukan
protes, mengadakan penyelidikan dengan pemerintah negara penerima, serta
mewakili kebijaksanaan politik pemerintah negaranya.
b. Negoisasi
Perundingan atau pembicaraan baik di negara tempat ia diakreditasikan
maupun dengan negara negara lainnya.
c. Observasi
Menelaah dengan teliti setiap kejadian atau peristiwa di negara penerima.
d. Proteksi
Melindungi pribadi, harta benda, dan kepentingan-kepentingan warga
negaranya yang berada di luar negeri.
e. Persahabatan
Meningkatkan hubungan persahabatan antara negara pengirim dengan
negara penerima.

3. Fungsi Perwakilan Diplomatik


a. Mewakili negara pengirim di dalam negara penerima.
b. Melindungi kepentingan negara pengirim dan warga negaranya di negara
penerima dalam batas-batas yang diizinkan oleh hukum internasional.
c. Mengadakan persetujuan dengan pemerintah negara penerima.
d. Memberikan keterangan tentang kondisi dan perkembangan negara penerima.
Memelihara hubungan persahabatan antar dua negara

C. KEWARGANEGARAAN
A. KEDUDUKAN WARGA NEGARA DAN PENDUDUK INDONESIA
1. Status Warga negara Indonesia
a. Penduduk : Orang yang bertempat tinggal atau menetap dalam suatu negara
b. Bukan Penduduk : Orang yang berada di suatu wilayah suatu negara dan tidak
bertujuan tinggal atau menetap di wilayah negara tersebut
c. Warga Negara : Orang yang secara hukum merupakan anggota dari suatu negara
d. Bukan Warga Negara : Orang asing atau warga negara asing
e. Rakyat : Penghuni tetap suatu negara yang mempunyai peranan penting dalam
merencanakan, mengelola dan mewujudkan tujuan negara
Keberadaan rakyat secara konstitusional tercantum dalam UUD 1945 Pasal 26 :
 Ayat ( 1) : Warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-
orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga
negara
 Ayat ( 2 ) : Warga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di
Indonesia
 Ayat ( 3 ) : Hal-hal mengenai warga negara dan penduduk diatur dalam
undang-undang

2. Asas-Asas Kewarganegaraan Indonesia


Asas Kewarganegaraan adalah : Dasar berpikir dalam menentukan masuk tidaknya
seseorang dalam golongan warga negara dari suatu negara tertentu.
a. Asas Ius Sanguinis ( Asas Keturunan ) : Kewarganegaraan seseorang
berdasarkan keturunan orang yang bersangkutan.
b. Asas Ius Soli ( Asas Kedaerahan / Asas Tempat Kelahiran ) : Kewarganegaraan
seseorang ditentukan berdasarkan tempat kelahirannya.
Perbedaan asas menimbulkan status kewarganegaraan seorang penduduk , :
a. A-Patride:Seorang penduduk yang tidak mempunyai kewarganegraan sama sekali
b. Bi-Patride : seorang yang mempunyai dua kewarganegaraan sekaligus
( kewarganegaraan rangkap )

Dalam menentukan status kewarganegaraan seseorang, pemerintah menggunakan


dua stelsel, sebagai berikut :
a. Stelsel Aktif : Seseorang harus melakukan tindakan hukum tertentu secara aktif
untuk menjadi warga negara ( Naturalisasi Biasa )
b. Stelsel Pasif : Seseorang dengan sendirinya dianggap menjadi warga negara
tanpa melakukan suatu tindakan hukum tertentu ( Naturalisasi Istimewa )

Berkaitan dengan dengan kedua stelsel, warga negara mempunyai dua hak :
a. Hak Opsi : Hak untuk memilih suatu kewarganegaraan ( dalam stelsel aktif )
b. Hak Repudiasi : Hak untuk menolak suatu kewarganegaraan ( Stelsel Pasif )

Menurut UU No. 12 tahun 2006 tentang kewarganegaraan bahwa negara


Indonesia dalam penentuan kewarganegaraan menganut asas-asas sebagao
berikut :
a. Asas Ius Sanguinis, yaitu: Asas yang menetukan kewarganegaraan seseorang
berdasarkan keturunan
b. Asas Ius Soli secara terbatas, yaitu : Asas yang menentukan kewarganegaraan
seseorang berdasarkan tempat kelahiran, yang diberlakukan terbatas bagi anak-
anak sesuai dengan ketentuan yang diatur undang-undang
c. Asas Kewarganegaraan tunggal, yaitu : Asas yang menentukan satu
kewarganegaraan bagi setiap orang
d. Asas Kewarganegaraan ganda terbatas, yaitu : Asas yang menentukan
kewrganegaraan ganda bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam
undang-undang

3. Syarat-Syarat Menjadi Warga Negara Indonesia ( Menurut UU No. 12 Tahun


2006 )
Penduduk Asli negara Indonesia secara otomatis adalah warga negara, sedangkan
orang dari bangsa asing untuk menjadi warga negara harus mengajukan permohonan
kepada pemerintah Indonesia. Proses permohonan itu dinamakan“ Pewarganegaraan
atau Naturalisasi “
Naturalisasi dibagi dua, antara lain :
a. Naturalisasi Biasa, syaratnya :
1. Berusia 18 atau sudah kawin
2. Pada waktu mengajukan permohonan sudah bertempat tinggal diwilayah
negara RI paling singkat 5 tahun berturut-turut atau paling singkat 10 tahun
tidak berturut-turut
3. Sehat jasmani dan rohani
4. Dapat berbahasa Indonesia serta mengakui dasar negara Pancasila dan UUD
Negara Republik Indonesia
5. Tidak pernah dijatuhi pidana karena melakukan tindak pidana yang dengan
ancaman pidana satu tahun atau lebih
6. Jika dengan memperoleh kewarganegaraan RI tidak menjadi kewarganegaraan
ganda
7. Mempunyai pekerjaan dan/atau berpenghasilan tetap
8. Membayar uang kewarganegaraan ke kas negara
b. Naturalisasi Istimewa
 Naturalisasi Istimewa diberikan kepada orang asing yang berjasa kepada
negara RI atau dengan alasan kepentingan negara.
 Naturalisasi ini diberikan atas pertimbangan DPR, dan diangap batal jika
dengan naturalisasi ini mengakibatkan orang asing tersebut
berkewarganegaraan ganda.

4. Penyebab Hilangnya Kewarganegaraan Indonesia ( Menurut UU No. 12 Tahun


2006 )
1. Memperoleh kewarganegaraan lain atas kemauannya sendiri
2. Tidak menolak atau tidak melepaskan kewarganegaraan lain
3. Dinyatakan hilang kewarganegaraannya oleh Presiden atas kemauannya sendiri,
dengan ketentuan telah berusia 18 tahun dan bertempat tinggal diluar negari
4. Masuk ke dalam dinas tentara asing tanpa disertai izin dari Presiden
5. Masuk dalam dinas negara atas kemauan sendiri, yang mana jabatan dinas
tersebut di Indonesia hanya dijabat oleh Warga Negara Indonesia
6. Mengangkat sumpah atau menyatakan jajnji setia kepada negara asing atau bagian
dari negara tersebut atas dasar kemauan sendiri
7. Turut serta dalam pemilihan sesuatu yang bersifat ketatanegaraan untuk suatu
negara asing, meskipun tidak diwajibkan keikutsertaannya
8. Mempunyai paspor atau surat yang bersifat paspor dari negara asing atau surat
yang dapat diartikan sebagai tanda kewarganegaraan yang masih berlaku dari
negara lain atas namanya.
Bertempat tinggal diluar wilayah negara RI selama 5 tahun terus menerus bukan dalam
rangka dinas negara

D. ORGANISASI INTERNASIONAL
Organisiasi internasional atau disebut ”Multilateralisme” adalah suatu istilah hubungan
internasional yang menunjukkan kerjasama antar beberapa negara
Organisasi Internasional ASEAN
ASEAN adalah singkatan dari "Association of Southeast Asian Nations" atau Persatuan
Negara-Negara Asia Tenggara. ASEAN didirikan pada tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok
ASEAN didirikan oleh lima negara pemrakarsa, yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina,
Singapura dan Thailand di Bangkok melalui Deklarasi Bangkok. Menteri luar negeri
penandatangan Deklarasi Bangkok kala itu ialah Adam Malik (Indonesia), Narciso R.
Ramos (Filipina), Tun Abdul Razak (Malaysia), S. Rajaratnam (Singapura), dan Thanat
Khoman (Thailand).
Asas keanggotaan ASEAN adalah terbuka. ASEAN memberi kesempatan kerja sama
kepada negara-negara lain
Pembentukan ASEAN, didasarkan pada prinsip-prinsip :
1. Saling mengormati terhadap kemerdekaan, kedaulatan, kesamaan, integritas wilayah
nasional dan identitas nasional setiap negara,
2. Mengakui hak setiap bangsa untuk penghidupan nasional yang bebas dari campur tangan
luar, subversif dan intervensi dari luar,
3. Tidak saling turut campur urusan dlm negeri masing-masing,
4. Penyelesaian perbedaan atau pertengkaran dan persengketaan secara damai,
5. Tidak mempergunakan ancaman (menolak penggunaan kekuatan) militer, dan
Menjalankan kerjasama secara efektif antara anggota

Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asia - Afrika


KTT Asia-Afrika disebut juga Konferensi Bandung, mrp konferensi tingkat tinggi antara
negara-negara Asia dan Afrika, kebanyakan dari negara yang baru saja memperoleh
kemerdekaan.
Diselenggarakan oleh Indonesia, Myanmar (dahulu Burma), Sri Lanka (dahulu Ceylon),
India dan Pakistan yang dikoordinasi oleh Menteri Luar Negeri Indonesia Roeslan
Abdulgani.
Berlangsung dari tgl. 18 s.d. 24 April 1955, di Gedung Merdeka Bandung (Indoensia) dengan
tujuan mempromosikan kerjasama ekonomi dan kebudayaan Asia-Afrika dan melawan
”kolonialisme” atau ”neokolonialisme” Amerika Serikat, Uni Soviet, atau negara imperialis
lainnya.
Gerakan Non-Blok (GNB) (Non-Aligned Movement/NAM) adalah suatu organisasi
Internasional yang dibentuk pada tahun 1961 oleh Josep Broz Tito (presiden Yugoslavia),
Sekarno (presiden Indonesia), Gamal Abdul Nasser (presiden Mesir), Pandit Jawaharlal
Nehru (perdana menteri India), Kwane (Presiden Ghana
GNB membawa negara-negara lain yang tidak ingin beraliansi dengan negara-negara adidaya
peserta Perang Dingin bersama. Anggota-anggota penting termasuk India, Mesir, dan untuk
suatu masa, Republik Rakyat Tiongkok. Brasil tidak pernah menjadi anggota resmi gerakan
tersebut.

Perserikatan Bangsa-Bangsa
Perserikatan Bangsa-Bangsa/PBB (United Nations/UN) mrp organisasi internasional yang
anggotanya hampir seluruh negara di dunia
PBB dibentuk untuk memfasilitasi dalam hukum internasional, pengamanan
internasional, lembaga ekonomi, dan perlindungan sosial.
Bahasa Resmi : Inggris, Mandarin, Perancis, Rusia, Arab, Spanyol. Sekretaris
Jenderal : Ban Ki-Moon (sejak 2006). Didirikan, 24 Oktober 1945. Jumlah Anggota :
192 Negara, Bermarkas di New York City (AS)
Tujuan PBB adalah berikut ini.
• Memelihara perdamaian dan keamanan internasional.
• Mengembangkan hubungan-hubungan persaudaraan antara bangsa-bangsa.
• Menciptakan kerjasama dalam memecahkan masalah usaha internasional dalam bidang
ekonomi, sosial budaya, dan hak asasi.
Dewan Keamanan terdiri dari lima anggota tetap yang mempunyai hak veto, yakni: Amerika
Serikat, Inggris, Rusia, Prancis, dan Cina, ditambah dengan 10 anggota tidak tetap yang
dipilih untuk masa 2 tahun oleh Majelis Umum. Hak veto sampai dengan sekarang, hanya
dimiliki negara-negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB
Mahkamah Internasional (MI) ialah badan perlengkapan PBB yang anggotanya terdiri
atas ahli hukum dari berbagai negara anggota dengan masa jabatan selama 9 tahun
Tugas pokok Mahkamah Internasional :
1. Memeriksa perselisihan atau sengketa antara negara-negara anggota PBB yang diserahkan
kepada MI.
2. Memberi pendapat kepada Majelis Umum tentang penyele-saian sengketa antara negara-
negara anggota PBB.
3. Menganjurkan Dewan Keamanan PBB untuk bertindak terhadap salah satu pihak yang
menghiraukan keputusan Mahkamah Internasional.
4. Memberi nasihat tentang persoalan hukum kepada Majelis Umum dan Dewan Keamanan.
Pelaksanaan politik luar negeri Indonesia yang bebas dan aktif, didasarkan pada landasan
hukum :
1. Landasan idiil adalah Pancasila
2. Landasan konstitusional UUD 1945 Pasal 11 dan 13.
3. Landasan operasional adalah sebagai berikut.
 Ketetapan MPR mengenai Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) terutama
dibidang hubungan luar negeri.
 Keputusan Presiden (Keppres) yang menyangkut politik luar negeri Indonesia.
 Kebijakan atau peraturan yang dibuat oleh menteri luar negeri.

Kerja Sama dan Perjanjian Internasional Yang Bermanfaat bagi Indonesia

NO Jenis / Bentuk Uraian / Keterangan Manfaat Yang Diperoleh


Negara Indonesia
1 Persetujuan RI dan RRC Ada kejelasan dalam penga-
mengenai Dwi turan kewarganegaraan
Kewarganegaraan, telah keturunan Cina yang sudah
disahkan dengan keluarnya berumur 18 tahun, apakah mau
Undang-Undang No. 2 Tahun menjadi WNI atau kembali
1958. menjadi warga negara Cina dgn
Bilateral sukarela
Perjanjian RI – Malaysia  Ada kejelasan
tentang Penetapan Garis (terhindar dari konflik)
Landas Kontinen kedua nega- dalam pemanfaatan laut
ra (di selat Malaka dan Laut baik sebagai sarana
Cina Selatan) ditandatangani transportasi air maupun
pada tanggal 27 Oktober 1969 untuk kepentingan
dan mulai berlaku tanggal 7 penangkapan ikan,
November 1969. eksplorasi kekayaan
laut, mineral dan
tambang.

2 Pembentukan ASEAN yang  Mempercepat proses


diprakarsai oleh pemimpin pertum-buhan ekonomi,
Indonesia, Malaysia, Filipina, kemajuan sosial dan
Singapura dan Thailand pengembangan budaya.
melalui Deklarasi Bangkok Demikian juga, jika
pada tanggal 8 Agustus 1967. terjadi konflik hal ini
dapat dengan mudah
dilesaikan melalui jalan
Regional damai.

Persetujuan dibentuknya  Dapat meningkatkan


kawasan perdagangan bebas investasi langsung ke
ASEAN yaitu AFTA (ASEAN negara-negara ASEAN,
Free Trade Area), yang dan khususnya nega-ra
ditandatangani pada tahun Indonesia.
1995 oleh negara-negara  Meningkatkan daya
Indonesia, Malaysia, Filipina, saing dan penghapusan
Singapura dan Thailand bea ekspor – impor bagi
negara-negara yang
berada di kawasan
ASEAN (termasuk
negara Indonesia).

3 Masuknya negara RI menjadi Mempercepat proses penyele-


anggota PBB (pertama kali saian konflik Indonesia –
pada tanggal 28 Sep 1950), Belanda (penjajah), sehingga
kemudian keluar pada tanggal mau mengakui kedaulatan
Multilateral 7 Januari 1965 dan masuk Indonesia pada tanggal 27
kembali pada tanggal 28 Desember 1949
September 1966
Pembentukan Gerakan Negara- Sebagai wadah dalam upaya
negara Non Blok me-lalui KTT menumbuhkan sikap solideri-
yang pertama pada tahun 1961 tas negara-negara di kawasan
di Beograd (Yugoslavia) dan Asia – Afrika dalam memper-
dipelopori oleh negara juangkan kemerdekaannya
Indonesia, Yugos-lavia, Mesir, sekaligus melawan kolonia-
India dan Ghana lisme, rasialisme dan zionisme
Pengesahan Konvensi Inter- Masyarakat Indonesia akan
nasional tentang Penghapusan lebih memahami bahwa seba-
segala bentuk diskriminasi gai bagian masyarakat
rasial 1965, dengan dikeluar- internasional harus menghor-
kannya Undang-Undang No. mati, menghargai, dan
29 Tahun 1999. menjunjung tinggi prinsip dan
tujuan Piagam PBB serta HAM

E. PERJANJIAN INTERNASIONAL
Makna Perjanjian Internasional ( Traktat = Treaty ) adalah :
- Suatu persetujuan ( agreement ) yang dinyatakan secara formal antara dua negara
atau lebih mengenai penetapan serta ketentuan tentang hak dan kewajiban
masing-masing pihak.
Secara khusus terdapat dalam “ Deklarasi Hukum Laut Internasional “ Indonesia
sejak 13 Desember 1957 memperjuangkan Deklarasi Juanda yang menyatakan bahwa
NKRI dibatasi oleh garis lurus dengan jarak 12 mil dari garis pangkal lurus yang ditarik
dari titik luar pulau-pulau terluar sebagai laut territorial.
Deklarasi ini diakui PBB pada tanggl 10 desember 1982 dan disahkan oleh
pemerintah Indonesia dengan UU No. 17 Tahun 1985 tentang Hukum Laut.

Tahap-Tahap Perjanjian Internasional, antara lain :


1. Perundingan ( Negoisasi/ Negotiation ) merupakan tahap pertama
2. Penandatanganan ( Signature )
3. Ratifikasi ( Ratification ) Sifatnya sementara, karena masih perlu pengesahan.
Sifat Perjanjian Internasional :
1. Perjanjian Bilateral :
- Perjanjian yang bersifat khusus ( treaty contract ) karena hanya mengatur
hal-hal yang menyangkut kepentingan kedua negara saja.
- Bersifat “ tertutup “ tertutup kemungkinan bagi negara-negara lain untuk
turut serta dalam perjanjian tersebut.
2. Perjanjian Mulitilateral :
- Perjanjian ini disebut sebagai “law making treaty” karena mengatur hal-hal yang
menyangkut kepentingan umum
- Bersifat “ terbuka “
- Perjanjian ini tidak hanya mengatur kepentingan negara-negara yang
mengadakannya, melainkan juga kepentingan negara lain yang turut ( bukan
peserta ) dalam perjanjian multilateral tersebut.

Penggolongan Perjanjian Internasional :


a. Menurut Subyeknya
- Perjanjian multilateral ( dilakukan banyak negara )
- Perjanjian antar negara dengan subyek Internasional ( Negara, Tahta Suci
/ Vatikan, Palang Merah Internasional, Organisasi Internasional, Orang
perorangan / Individu, Pemberontak dan Pihak dalam sengketa ) dengan
organisasi Uni Eropa
- Perjanjian antar sesama subyek hukum internasional selain negara
b. Menurut Isinya
- Segi Politis ( Pakta Pertahanan dan Pakta Perdamaian ) Contoh NATO,
SEATO, ANZUS
- Segi Ekonomi ( Bantuan Ekonomi dan Bantuan Keuangan ) Contoh : CGI,
IMF, IBRD
- Segi Hukum ( Status Kewarganegaraan ) Contoh : RRC-IND, Ekstradisi
- Segi Batas wilayah ( Laut Teritorial, Batas Alam Daratan )
- Segi kesehatan ( Masalah karantina, penanggulangan wadah penyakit
AIDS
c. Menurut Proses / Tahap Pembentukannya
- Bersifat Penting ( Melalui proses Perundingan, Penandatangan,
Pengesahan / Ratifikasi )
- Bersifat Sederhana ( Melalui 2 tahap Perundingan, Penandatangan disebut
Agreement/ Persetujuan )
d. Menurut Fungsinya
- Perjanjian yang membentuk hukum ( Law Making Treaties )
- Perjanjian yang bersifat khusus ( Treaty Contract )
e. Menurut Jumlah Pesertanya
- Bilateral ( Perjanjian yang diikuti oleh 2 negara )
- Multilateral ( Perjanjian yang diikuti oleh banyak negara )
f. Menurut Corak / Bentuk Perjanjian
- Perjanjian antar Kepala Negara
- Perjanjian antar Pemerintah
- Perjanjian antar nagara
g. Menurut Kaidah Hukum yang Dilahirkan
- Perjanjian internasional yang melahirkan kaidah-kaidah hukum yang
khusus berlaku bagi pihak-pihak yang bersangkutan ( Treaty Contract /
perjanjian khusus )
- Perjanjian internasional yang melahirkan kaidah-kaidah hukum yang
berlaku umum atau terbuka bagi pihak ketiga ( Law Making Treaty /
perjanjian umum )
h. Menurut Sifat Pelaksanaan Perjanjian
- Perjanjian yang menentukan ( Dispositive Treaties ), yaitu suatu perjanjian
yang dianggap tujuannya sudah tercapai dengan pelaksanaan isi daripada
perjanjian ( contoh : Perjanjian tentang batas negara )
- Perjanjian yang dilaksanakan ( Executor Treaties ), yaitu suatu perjanjian
yang pelaksanaannya tidak sekaligus, melainkan harus dilanjutkan terus
menerus, selama jangka waktu perjanjian berlaku. ( Contoh : Perjanjian
Perdagangan )
Perjanjian Internasional di Indonesia disahkan oleh DPR

Anda mungkin juga menyukai