LAMPIRAN :
HAL- HAL MENDASARI PERLUNYA PENYUSUNAN KAJIAN
LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
10.1Definisi
KLHS adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh dan partisipatif untuk
memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi
dalam pembangunan suatu wilayah dan atau kebijakan, rencana dan program (KRP).
10.2Dasar Hukum
1. Undang-undang No 32 Tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup
Pasal 15
(1) Pemerintah dan pemerintah daerah wajib membuat KLHS untuk memastikan bahwa
prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam
pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana dan/atau program
(2) Pemerintah dan pemerintah daerah wajib melaksanakan KLHS sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) kedalam penyusunan atau evaluasi:
a. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) beserta rincinya, rencana pembangunan
jangka panjang ( RPJP), dan rencana pembangunan jangka menengah (RPJM)
nasional,provinsi dan kabupaten/kota ;dan
b. Kebijakan, rencana dan/ atau program yang berpotensi menimbulkan dampak
dan/atau risiko lingkungan hidup.
(3) KLHS dilaksanakan dengan mekanisme:
a. Pengkajian pengaruh kebijakan, rencana dan/atau program terhadap kondisi
lingkungan hidup di suatu wilayah;
b. Perumusan alternative penyempurnaan kebijakan, rencana dan/atau program;
dan
c. Rekomendasi perbaikan untuk pengambilan keputusan kebijakan, rencana
dan/atau program yang mengintegrasikan prinsip pembangunan berkelanjutan
Pasal 19
(1) Untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan keselamatan masyarakat;
setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib didasarkan pada KLHS.
(2) Perencanaan tata ruang wilayah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan
dengan memperhatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup.
2. Peraturan pemerintah No 15 Tahun 2010 tentang penyelenggaraan penataan ruang.
Pasal 25, 27, 33 dan 35 menyatakan bahwa prosedur penetapan RTRW Nasional,
Provinsi, Kabupaten, Kota dilakukan melalui KLHS.
Gambar 8.1
Perberdaan Amdal & Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
URAIAN AMDAL KLHAS
AKHIR SIKLUS HULU SILUR
POSISI PENGAMBILAN PENGAMBILAN
KEPUTUSAN KEPUTUSAN
CENDERUNG CENDERUNG PRO-
PENDEKATAN
BERSIFAT REAKTIF AKTIF
IDENTIFIKASI,
PRAKIRAAN, DAN EVALUASI IMPLIKASI
FOKUS ANALISA LINGKUNGAN DAN
EVALUASI DAMPAK
LINGKUNGAN TUJUAN
PEMBANGUNAN
DAMPAK BERKELANJUTAN
AMAT TERBATAS
KOMULATIF
MENGENDALIAKAN PERINGATAN DINI
TITIK BERAT DAN ATAS ADANYA ALAM,
TELAAHAN MEMINIMUMKAN PEMBANGUNAN
DAMPAK NEGATIF BERKELANJUTAN
ALTERNATIF ALTERNATIF
BANYAK ALTERNATIF
SOLUSI TERBATAS
MENGURANGI FOCUS PADA
FOCUS
SYMPTOM AGENDA
PENGENDALIAN
KERUSAKAN PEMBANGUNAN
DAMPAK
LINGKUNGAN BERKELANJUTAN
PEMBUAT
SIAPA PALKU/PELAKSANA KEBIJAKAN,
PENYUSUNAN KEGIATAN/PROYEK RENCANA PROGRAM
(SEKTOR, DAERAH)
Gambar 8.1
Relung Aplikasi Amdal & Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Identifikasi issu penting melalui rangkaian proses ilmiah/ metodelogis. Ini diperoleh
melalui kegiatan FGD
Kajian dampak:
Melakukan analisis, perhitungan, simulasi dampak dan kecenderungannya untuk
melihat pengaruh lingkungan yang akan ditimbulkan apakah positif dan negative.
1. Pilihan alternative :
Menentukan pilihan alternative mitigasi berdasarkan efektifitas, minimalisasi
dampak negative, efektifitas biaya mitigasi dan nilai tambah (added value) lainnya
2. Rekomendasi :
Memberikan rekomendasi atas hasil kajian lingkungan hidup yang mengintegrasikan
prinsip pembangnan berkelanjutan .
Tabel 8.1
Self Assesment KLHS terhadap RTRW Teluk Bintuni
Isu Strategi/ Pengaruh
Alternatif
No Rencana Lokasi Rekomendasi
Positif Negatif Mitigasi
Pengembangan
1. Pengembangan dan Distrik Bintuni Semakin Cepatnya Delineasi Setiap
pemantapan Barat berkembangnya perkembangan terhadap pembangunan
Perkotaan Bintuni distrik Bintuni lahan kawasan prasarana
Barat sebagai Pusat Barat terbangun pertanian dengan skala
Kegiatan Lokal (PKL) Dengan dikhawatirkan berkelanjutan/ regional
atau sebagai ibukota terakomodirnya akan terjadinya yang beririgasi diharapkan
kabupaten; fasilitas maka konversi lahan teknis serta dilengkapi
1. Pusat akan pertanian penanganan dengan analisa
Pemerintahan meningkatkan maupun melalui insentif daya dukung
Kabupaten; pelayanan kawasan dan disinsentif lingkungan dan
2. Sebagai pusat terhadap lindung Pengoptimalan dokumen
transportasi masyarakat Masalah- sarana dan amdal.
regional; masalah sosial prasarana Melarang alih
3. Sebagai pusat dan lingkungan untuk menjaga fungsi kawasan
perdagangan dan hidup kelestarian hutan lindung
jasa skala (persampahan, lingkungan Pemberian
kabupaten; banjir, dll) seperti insentif dan
4. Sebagai pusat Berkurangnya persampahan disinsentif
kesehatan skala lahan resapan dan sanitasi melalui
CATATAN :
Ini solusi sementara untuk mengatasi tuntutan perlunya KLHS bagi setiap RTRW
Kab/Kota sebagaimana diatur dalam undang-undang
Dibuat dalam forum dan tidak menuntut untuk dibahas/dievaluasi
Sifatnya self assessment oleh kabupaten/kota yang bersangkutan
Dokumen tersebut dilampirkan pada dokumen RTRW sebagai satu kesatuan yang tidak
terpisahkan
Dokumen tersebut nantinya menjadi alat bukti yang menunjukan bahwa RTRW
Kabupaten/Kota telah melakukan KLHS sebagaimana dipersyaratkan dalam undang-
undang