Anda di halaman 1dari 2

Sumber:

https://bandungkita.id/2018/12/19/revisi-rencana-tata-ruang-kabupaten-bandung-barat-petani-
padalarang-saya-tidak-sepakat-lahan-tani-dialihfungsikan/

BandungKita.id, PADALARANG – Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung Barat (KBB)


menggelar uji publik penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS), di Hotel Mason
Pine, Kota Baru Parahyangan, pada Rabu, (19/12/2018).
Uji publik itu dimaksudkan untuk menampung masukan-masukan dari masyarakat luas agar
menjadi dasar revisi Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) Kabupaten Bandung Barat.
Salah satu isi dari kajian yang sudah disusun KLHS itu, mengenai alih fungsi lahan sawah untuk
pengembangan kawasan industri. Pengalihfungsian dibarengi dengan melakukan pencetakan
sawah baru di lokasi lain.
Perwakilan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Makmur Rahayu, Hasan Husairi menolak
rencana itu. Pasalnya, akan sangat merugikan petani dan ketahanan pangan di Bandung Barat.
“Saya sepakat adanya pembuatan lahan baru atau memperluasnya. Kalo untuk mengganti saya
kurang sepakat,” kata Hasan.
Menurutnya, lahan sawah harus dilindungi untuk memenuhi keberlangsungan petani dan untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat. Apalagi mayoritas masyarakat KBB yang berada di desa
berprofesi sebagai petani
“Lahan tani (sawah) harus diamankan atau dipertahankan untuk memenuhi keberlangsungan
petani dan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Di Bandung Barat pun saya kira
ketersediaan pangan masih belum tercukupi. Karena jika penduduk terus meningkat, tapi
lahannya menyempit, pasti gak akan bisa memenuhi kebutuhan di Bandung Barat. Apalagi kalo
misalnya beralih fungsi lahannya,” ujarnya.
Dikatakan Hasan, sektor pertanian tidak bisa dilihat hanya dari penyediaan lahan saja. Tapi unsur
lain yang ikut mendukung pertanian, juga harus dipikirkan. Seperti status lahan, sumber daya
petani, dan manajemen pengelolaannya.
“Yang asalnya bukan sawah harus dibuat jadi sawah kan pasti harus ada biaya. Kemudian ketika
lahan itu dialihkan ke suatu tempat, apa sumber daya manusianya ada di situ? Artinya yang akan
mengelola lahan tersebut ada atau tidak? Kalo misal tidak ada kan tidak akan bisa dimanfaatkan
juga,” tegas Petani asal Padalarang tersebut.
Rencana untuk melakukan pencetakan sawah, kata Hasan, harus memikirkan secara matang
status dari lahan tersebut. Perlu ditinjau apakah lahan yang dimiliki Pemda KBB mencukupi.
“Lalu status kepemilikannya seperti apa. Atau yang akan dirubah itu lahan siapa? Apa lahan
negara yang nanti akan diberikan ke masyarakat, atau seperti apa?,” ujarnya.
Selain lahan sawah yang tidak dialihfungsikan, Hasan juga meminta Pemkab Bandung Barat
dapat mempertahankan penunjang lain bagi pertanian diantaranya sumber air dan biota
pemangsa seranggga.
“Selain lahan yang dipertahankan, penunjangnya juga harus diamankan. Misalnya sumber air di
Padalarang ada Gunung Hawu sebagai sumber air. Maka Gunung Hawu harus diamankan.
Karena menurut kita, Karst itu memiliki fungsi untuk menyimpan cadangan air,”pungkasnya.
(BGS/BandungKita)

Anda mungkin juga menyukai