Tentang
1
2. Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 270 /Menkes/ SK/
VI/2007 tentang pedoman managerial rumah sakit dan fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya.
3. Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 436 /Menkes/ SK/
VI/1993 tentang Berlakunya Standar Pelayanan Rumah Sakit
dan Standar pelayanan Medis di Rumah Sakit.
4. Kebijakan Menteri Kesehatan Republik Indonesia RI no
1204/Menkes/Sk/X/2004 tentang persyaratan kesehatan
lingkungan rumah sakit.
5. Keputusan Kasad nomor / / tentang Organisasi Tugas
Rumah Sakit Tk. IV 12.07.01 Singkawang
6. Surat Perintah Kepala Rumah Sakit Tk. IV 12.07.01
Singkawang nomor Sprin/605/XI/2013 tanggal 27 Nopember
2015 tentang organisasi dan tugas Tim Komite Program
Pengendalian Infeksi (PPI) Rumah Sakit Tk. IV 12.07.01
Singkawang.
MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
Kesatu : Keputusan Kepala Rumah Sakit Tk. IV 12.07.01 Singkawang
tentang kebijakan Upaya Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi Rumah Sakit Tk. IV 12.07.01 Singkawang.
Ditetapkan di : Singkawang
Pada Tanggal : Januari 2017
3
Lampiran
Keputusan Kepala RS Tk. IV 12.07.01 Singkawang
Nomor : Kep / / I / PPI / 2017
Tanggal : Januari 2017
KEBIJAKAN PELAYANAN
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI.
RUMAH SAKIT TK. IV 12.07.01 SINGKAWANG
A. KEBIJAKAN UMUM
1. Pelayanan rumah sakit di seluruh unit pelayanan harus selalu dilandasi
dengan cinta kasih, tidak membedakan suku, ras, agama, golongan, dan
memperhatikan mereka yang lemah dan kurang mendapat perhatian
(option for the poor).
2. Pelayanan rumah sakit di seluruh unit pelayanan harus selalu
berorientasi pada mutu layanan, keselamatan pasien, dan keselamatan
dan kesehatan kerja bagi pasien, keluarga dan masyarakat serta karyawan
sesuai dengan Visi, Misi, Falsafah dan Tujuan Rumah Sakit Tk. IV 12.07.01
Singkawang.
3. Pelayanan rumah sakit di seluruh unit pelayanan harus selalu berfokus
pada pasien (patient centeredness) dengan melaksanakan akses ke
pelayanan dan kontinuitas pelayanan, memenuhi hak pasien dan keluarga,
asesmen pasien, pemberian pelayanan pasien, serta memberikan edukasi
kepada pasien, keluarga dan masyarakat.
4. Pelayanan rumah sakit dilaksanakan selama 24 jam setiap hari, kecuali
beberapa unit pelayanan tertentu
5. Setiap unit pelayanan harus menjalankan upaya peningkatan mutu
melalui kegiatan Plan-Do-Check-Action (PDCA).
6. Setiap unit pelayanan harus menjalankan kewaspadaan universal
melalui kegiatan pencegahan dan pengendalian infeksi yang menjangkau
setiap pelayanan di rumah sakit dan melibatkan berbagai individu.
7. Rumah sakit memberikan pelayanan terlebih dahulu tanpa memungut
uang muka.
8. Rumah sakit bisa memberikan keringanan biaya untuk pasien yang
kurang mampu.
9. Setiap pimpinan unit pelayanan harus mampu memberikan arahan,
mengendalikan, mengelola, dan memimpin unit pelayanan masing-masing
untuk mencapai visi-misi unit pelayanan maupun visi-misi rumah sakit.
10. Dalam melaksanakan tugasnya setiap petugas rumah sakit wajib
mematuhi ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dengan
melakukan upaya untuk mengurangi dan mengendalikan bahaya, resiko,
mencegah kecelakaan dan cedera, dan memelihara kondisi lingkungan dan
keamanan, termasuk dalam penggunaan alat pelindung diri (APD).
11. Semua individu yang terlibat dalam pelayanan rumah sakit wajib
melakukan 6 (enam) sasaran Keselamatan Pasien.
12. Peralatan di unit pelayanan harus selalu dilakukan pemeliharaan dan
kalibrasi secara teratur sesuai ketentuan yang berlaku dan selalu dalam
kondisi siap pakai.
13. Penyediaan tenaga harus mengacu pada pola ketenagaan rumah sakit.
14. Semua petugas rumah sakit wajib memiliki ijin/ lisensi/ sertifikasi sesuai
dengan profesi dan ketentuan yang berlaku.
15. Setiap petugas rumah sakit harus bekerja sesuai standar profesi,
standar kompetensi, standar prosedur operasional, etika profesi, kode etik
rumah sakit dan semua peraturan rumah sakit yang berlaku.
16. Setiap unit pelayanan harus mampu mengelola data yang dapat
dijadikan sebagai sumber informasi dan pengambilan keputusan bagi
kepentingan manajemen dan pelayanan kepada masyarakat.
17. Setiap unit pelayanan harus berupaya memperoleh, mengolah dan
menggunakan informasi secara terintegrasi yang dikomunikasikan secara
5
benar untuk meningkatkan kesehatan pasien serta kinerja rumah sakit baik
secara keseluruhan maupun individu.
18. Koordinasi dan evaluasi pelayanan disetiap unit pelayanan wajib
dilaksanakan melalui rapat rutin minimal 1 kali dalam satu bulan.
19. Semua unit pelayanan wajib membuat laporan harian, bulanan,
semester dan tahunan kepada manajemen rumah sakit.
20. Rumah sakit menjalankan program keselamatan pasien melalui 7
(tujuh) standar keselamatan pasien, dan 7 (tujuh) langkah menuju
keselamatan pasien rumah sakit.
21. Rumah Sakit Tk. IV 12.07.01 Singkawang bukan Rumah Sakit yang
ditunjuk untuk melaksanakan PONEK. Rumah Sakit Tk. IV 12.07.01 saat ini
sedang mempersiapkan untuk melengkapi SDM dan fasilitas PONEK.
Terkait PONEK Rumah Sakit Tk. IV 12.07.01 mengupayakan pelayanan
meliputi :penanganan awal / emergency ibu dan bayi dan pelayanan
rujukan ke rumah sakit lain yang mampu memberikan pelayanan lebih
lanjut.
22. Rumah Sakit Tk. IV 12.07.01 Singkawang bukan Rumah Sakit yang
ditunjuk untuk melaksanakan pelayanan pasien dengan HIV/AIDS,
sehingga pelayanan yang diselenggarakan Rumah Sakit Tk. IV 12.07.01
meliputi ; palayanan Voluntary Conceling and Testing (VCT), pelayanan
rujukan HIV ke rumahsakit lain yang ditunjuk melayanai HIV/AIDS, dan
penerapan Universal Precaution.
23. Rumah sakit melakukan penanggulangan Tuberkulosa ( TB ) sesuia
dengan pedoman stategi DOTS
24. Jika pelayanan yang dibutuhkan pasien tidak bersedia di rumah sakit,
maka pasien harus dirujuk ke rumah sakit lain yang bisa melayani setelah
mendapat persetujuan pasien / keluarga
25. Rumah sakit menghargai dan memenuhi hak pasien yang dilayani.
26. Seluruh karyawan rumah sakit berkewajiban menjaga dan melindungi
rahasia medis pasien yang dilayani.
27. Rumah sakit melakukan pengumpulan, validasi dan analisis data baik
internal ataupun eksternal untuk pengembangan pelayanan rumah sakit.
B. KEBIJAKAN KHUSUS
1. ORGANISASI PENCEGAHAN dan PENGENDALIAN INFEKSI
a) Dalam rangka melindungi pasien, pengunjung dan petugas terhadap
penularaninfeksi di Rumah Sakit, maka Rumah Sakit Tk. IV 12.07.01
Singkawang melaksanakan Pencegahandan Pengendalian Infeksi (PPI).
b) Agar pelaksanaan PPI terkoordinasi dengan baik, Kepala
membentuk KomitePencegahan dan Pengendalian Infeksi (KPPI) serta
Tim Pencegahan danPengendalian Infeksi (TPPI). Komite PPI Rumah
Sakit Tk. IV 12.07.01 Singkawang bertanggung jawab langsung kepada
Kepala. Tim PPI bertanggung jawab langsung kepada Komite PPI.
c) Komite dan Tim PPI mempunyai tugas, fungsi dan kewenangan yang
jelas sesuaidengan Pedoman Manajerial Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi di Rumah Sakitdan fasilitas kesehatan lainnya yang dikeluarkan
oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2011.
d) Pelaksanaan PPI dikelola dan diintegrasikan antara struktural dan
fungsional disemua unit dan menjadi tanggung jawab seluruh staf dan
karyawan.
e) Agar kegiatan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi berjalan lancar,
maka Rumah Sakit Tk. IV 12.07.01 Singkawang memiliki 3 IPCN
(Infection Prevention and Control Nurse) purna waktu yang bertugas
mengawasi seluruh kegiatan pencegahan pengendalian infeksi yang
meliputi gugus tugas perawatan ,IPSRS, Farmasi, Gizi, Administrasi, Igd
,Laboratorium.
f) Dalam melaksanakan tugasnya IPCN dibantu oleh IPCLN
(InfectionPrevention and Control Link Nurse) dan IPCLS (Infection
Prevention and Control Link Staf ) sebagai pelaksana
harian/penghubungdi unit masing-masing.
7
2. KEWASPADAAN STANDAR
Meliputi kebersihan tangan, pemakaian alat pelindung diri,disinfeksi dan
sterilisasi, tatalaksana linen, penatalaksanaan limbah dan benda
tajam,pengendalian lingkungan, praktik menyuntik yang
aman,kebersihan pernafasan/etika batuk, perawatan peralatan pasien,
penatalaksanaan linen, program kesehatan karyawan, penempatan
pasien. Kewaspadaan standar diterapkan secara menyeluruh di semua
area RS dengan mengukur risiko yang dihadapi pada setiap situasi dan
aktivitas pelayanan sesuai Panduan PPI Rumah Sakit Tk. IV 12.07.01
Singkawang.
3. KEBERSIHAN TANGAN
a. Kebersihan tangan dilakukan oleh seluruh petugas klinis maupun non
klinis di Seluruh lingkungan Rumah Sakit Tk. IV 12.07.01 Singkawang.
b. Indikasi kebersihan tangan secara umum :
1) Segera : setelah tiba di tempat kerja
2) Sebelum :
a) Kontak langsung dengan pasien
b) Memakai sarung tangan sebelum pemeriksaan klinis dan
tindakan
3) invasif
a) Menyediakan / mempersiapkan obat-obatan
b) Mempersiapkan makanan
c) Memberi makan pasien
4) Meninggalkan rumah sakit
5) Diantara : prosedur tertentu pada pasien yang sama dimana tangan
terkontaminasi untuk menghindari kontaminasi silang
6) Setelah :
a. Kontak dengan pasien
b. Melepas sarung tangan
c. Melepas alat pelindung diri
d. Kontak dengan darah, cairan tubuh, sekresi, ludah, dahak,
muntahan,
e. urine, keringat dan peralatan yang diketahui atau kemungkinan
f. terkontaminasi dengan darah, cairan tubuh, pispot, urinal baik
g. menggunakan atau tidak menggunakan sarung tangan.
h. Menggunakan toilet, menyentuh / melap hidung dengan tangan
(batuk / bersin).
i. Menyentuh lingkungan di sekitar pasien
7) 4 Jenis kebersihan tangan .
a) Kebersihan tangan surgical
b) Kebersihan tangan Aseptik
c) Kebersihan tangan alkohol handrub
d) Kebersihan tangan Sosial
8) Kebersihan tangan dilakukan menurut 5 Momen Kebersihan
Tangan(WHO):
a) Momen 1 : sebelum kontak dengan pasien
b) Momen 2 : sebelum tindakan asepsis
c) Momen 3 : setelah terkena cairan tubuh pasien
d) Momen 4 : setelah kontak dengan pasien
e) Momen 5: setelah kontak dengan lingkungan sekitar pasien
9) 6 langkah kebersihan tangan.
10) Jenis kebersihan tangan untuk seluruh ruangan / bagian (klinis &
non-klinis) di Rumah Sakit Tk. IV 12.07.01 Singkawang, yaitu :
11) Kebersihan tangan dengan air mengalir dan sabun (sosial)
12) Kebersihan tangan dengan air mengalir dan sabun antiseptik
chlorhexidine 2% (aseptik)
13) Kebersihan tangan dengan larutan berbahan dasar alkohol
(handrub)
14) Kebersihan tangan sebelum pembedahan dengan larutan
antiseptik
chlorhexidine 4 % (surgical).
9
15) Kebersihan tangan efektif :
a) Tidak mengenakan jas lengan panjang saat melayani pasien
b) Bagi semua petugas yang berkontak langsung dengan pasien
(klinisi), semuaperhiasan yang ada (misalnya: jam tangan, cincin,
gelang) harus dilepaskanselama bertugas dan pada saat
melakukan kebersihan tangan
c) Kuku dijaga tetap pendek tidak melebihi 1 mm, tidak
menggunakan kuku palsu dan cat kuku
d) Jika tangan ada luka ditutup dengan plester kedap air
e) Tutuplah kran dengan siku tangan atau putar kran
menggunakan handuk sekali pakai
f) Membersihkan tangan dengan sabun cair dan air mengalir
apabila tangan terlihat kotor
g) Membersihkan tangan dengan larutan berbahan dasar alkohol
(handrub) bila tangan tidak terlihat kotor diantara tindakan
h) Keringkan tangan menggunakan handuk sekali pakai
i) Pastikan tangan kering sebelum memulai kegiatan /
mengenakan sarung tangan
j) Jangan menambahkan sabun cair ke dalam tempatnya bila
masih ada isinya.
k) Dispenser sabun harus dibersihkan terlebih dahulu sebelum
pengisian ulang
16) Sediakan di setiap ruangan / bagian :
17) Area klinis (area perawatan / pelayanan langsung terhadap
pasien) :
a. Wastafel dengan air yang mengalir.
b. Larutan chlorhexidine 2 % (indikasi kebersihan tangan momen
2 dan3) : poli rawat jalan, ICU, kamar bayi, hemodialisa, UGD
(area non tindakan), ruang keperawatan, unit penunjang medik
(radiologi, laboratorium klinik, rehabilitasi medik)
c. Larutan chlorhexidine 4 % : UGD (area tindakan), kamar bedah,
VK
d. Sabun biasa (handsoap) : kamar pasien, pos perawat (indikasi
kebersihan tangan momen 1,4,5), toilet, dapur.
e. Larutan berbahan dasar alkohol (handrub) : setiap tempat tidur
pasiendi area kritis (UGD, kamar bayi, ruang observasi VK,
ICU, kamar bedah), setiap pintu masuk kamar pasien,meja
trolly tindakan.
18) Area non-klinis (area pelayanan tidak langsung terhadap pasien) :
a) Wastafel dengan air yang mengalir.
b) Sabun biasa (handsoap) : toilet, dapur, perkantoran, kantin,
aula.
c) Larutan chlorhexidine 2% (indikasi kebersihan tangan momen
3):
19) sanitasi, kamar cuci, kamar jenazah, CSSD.
Larutan berbahan dasar alkohol (handrub) : pintu keluar-masuk
petugas / pengunjung, ruang tunggu rawat jalan, farmasi, kamar
jenazah, area dimana fasilitas kebersihan tangan dengan sabun
dan airmengalir tidak tersedia / jauh letaknya.
20) Melakukan monitoring compliance kebersihan tangan dengan
cara :
a) Mengukur / mengobservasi kepatuhan kebersihan tangan :
Petugas klinis setiap 2 minggu sekali(ruang keperawatan,
UGD,OK,rawat jalan, kamar bayi, VK, rehabilitasi medik, Gisi) .
Dengan memperhatikan 4,5,6 kebersihan tangan.
b) sebelum kontak dengan pasien (Momen 1 menurut WHO).
1) Petugas non-klinis setiap sebulan sekali (kamar cuci,
farmasi, dapur,IPSRS, sanitasi, kamar jenazah) : sesuai
indikasi kebersihantangan secara umum.
2) Kepatuhan kebersihan tangan melibatkan petugas klinis
maupun nonklinisdengan sasaran 30 % dari jumlah masing-
masing profesi (Dokter,Perawat,Fisioterapi dan Gizi).
11
21) Melakukan program edukasi kebersihan tangan pada petugas,
pasien, keluarga dan pengunjung yang merupakansalah satu
bagian dari proses penerimaan pasien baru.
22) Setiap petugas di Rumah Sakit Tk. IV 12.07.01 Singkawang wajib
mengikuti pelatihan kebersihan tangan yang diadakan oleh rumah
sakit secara berkesinambungan mengenai prosedurkebersihan
tangan melalui orientasi dan pendidikan berkelanjutan.
23) Dilakukan monitoring kepatuhan kebersihan tangan petugas
(dokter,perawat,fisioterapi,gizi) setiap 2 minggu sekali.
24) Setiap minggu ke 2 seluruh karyawan bebas assesoris tangan.
13 . PENGELOLAAN MAKANAN
Pengelolaan makanan di instalasi gizi memperhatikan standar sanitasi
makanan minuman, alat, lingkungan produksi dan higiene perorangan
penjamah makanan.
a) Semua bahan makanan yang disiapkan sampai dengan disajikan
kepada pasien, pegawai atau pengunjung dikelola sesuai pedoman
dan standar prosedur pelayananinstalasi gizi agat terhindar dari
pencemaran dan penularan infeksi melalui makanan
b) Penyimpanan bahan makanan harus selalu terpelihara dan dalam
keadaan bersih,terlindung dari debu, bahan kimia berbahaya dan
hewan lain serta suhupenyimpanan disesuaikan dengan jenis
bahan makanan.
c) Penjamah makanan yang kontak langsung dengan makanan mulai
dari prosespenyiapan bahan sampai dengan penyajiannya
dilakukan surveilans higiene pribadiberupa monitoring kultur
mikrobiologi swab rektal, dikoordinasikan dan di bawahtanggung
jawab Komite K3 RS.
d) Petugas unit harus dalam kondisi sehat dan dilakukan pemeriksaan
berkala selama 6 (enam) bulan sekali
21
17. PENGGUNAAN CAIRAN DESINFEKTAN
a) Proses desinfeksi alat dapat dikategorikan menjadi:
1) Peralatan Kritis/risiko tinggi: adalah peralatan medis yang masuk
kedalamjaringan tubuh steril atau sirkulasi darah. Contoh
isntrumen bedah, kateterintravena, kateter jantung.
Pengelolaannya dengan cara sterilisasi.
2) Peralatan semikritis/risiko sedang: adalah peralatan yang kontak
denganmembrana mukosa tubuh. Pada peralatan semikritis,
proses sterilisasidisarankan namun tidak mutlak, jadi bisa
dilakukan disinfeksi tingkat tinggi.
3) Peralatan Nonkritis/resiko rendah: adalah peralatan yang kontak
denganpermukaan kulit utuh contoh: tensimeter, stetoskop, linen,
alat makan, lantai,perabot, tempat tidur. Untuk jenis peralatan ini
dapat digunakan disinfeksitingkat sedang sampai tingkat rendah.
b) Disinfeksi lingkungan rumah sakit
1) Permukaan lingkungan : lantai, dinding, dan permukaan meja,
trolly didisenfeksi dengan detergen netral.
2) Lingkungan yang tercemar darah atau cairan tubuh lainnya
dibersihkan dengandesinfektan tingkat menengah.
c) Penggunaan disinfektan di ruang infeksi (menular) dan Area kritis
1) Untuk mengepel/membersihkan lantai dan wc menggunakan :
creolin
2) Untuk area yang sering disentuh (High touch area)
menggunakan disinfektan:Lysol 1:100 (permukaan logam),
Chlorine 0.05 % (permukaan bukan logam).
3) Untuk area yang jarang disentuh (Non High touch area)
menggunakan sabunPH netral
d) Penggunaan disinfektan di area banyak tumpahan darah/cairan
tubuh: menggunakan disinfektan Chlorine 0.5%
Cairan desinfektan yang digunakan di Rumah Sakit Tk. IV 12.07.01
Singkawang
23
18. PRAKTEK MENYUNTIK YANG AMAN
a) Pakai jarum yang steril, sekali pakai, pada tiap suntikan untuk
mencegahkontaminasi pada peralatan injeksi dan terapi.
b) Vial/ampul/botol infus untuk single use harus dapat digunakan
dengan cara yangdapat menjaga syarat aseptik.
c) Multi dose vial digunakan
1) Hanya digunakan untuk satu orang pasien
2) Setiap mengakses via multi dose harus menggunakan jarum dan
spuit yangsteril
3) Tidak disimpan atau dibawa ke kamar pasien atau ruang
tindakan kecuali vialtersebut hanya diperuntukkan untuk satu
orang pasien tertentu.
4) Setelah digunakan untuk pertama kali, harus dicantumkan
tanggal pertama kalivial dibuka dan tanggal beyond use date
pada etiket obat.
d) Cairan infus dalam botol (plastik atau kaca) tidak dapat digunakan
bersama samauntuk beberapa pasien.
e) Insulin flexpen hanya dapat digunakan untuk satu orang pasien
dan tidak dapatdigunakan untuk bersama-sama untuk beberapa pasien.
f) Setiap kali penyuntikan insulin dengan menggunakan flexpen
harus menggunakanjarum baru.
31
10) Perawatan tali pusat dengan menggunakan air bersih,
dikeringkan dan tidak ditutup dengan kassa.
11) Bayi yang dirawat dengan blue light, matanya harus ditutup dan
dibuka saat diberi susu.
12) Setiap bayi mempunyai perlengkapan masing-masing dan
disimpan ditempat yang sudah disediakan.
39
d) Suplai
1) Area penyimpanan
2) Item yang bersih dan steril tidak boleh disimpan dalam area yang
sama.Lokasi atau ruangan terpisah harus digunakan untuk area
bersih dan kotor.
3) Item steril
4) Semua item yang telah steril harus disimpan di area yang bersih dan
kering.Jika bungkusan steril mengalami kerusakan atau bocor, maka
kemasantersebut dinyatakan tidak steril lagi dan item didalamnya tidak
bolehdigunakan. Pengecekan item steril pada stok steril harus
dilakukan secarareguler. Semua item steril harus dicek keutuhan
kemasannya sebelumdigunakan (dibuka).
e) Pengelolaan Linen
1) Linen kotor adalah merupakan sumber kontaminasi mikroorganisme
yangsignifikan linen kotor saat penggantian linen (oleh karena itu
penggantian linen tidakboleh dilakukan dengan mengibaskan linen
ke udara).
2) Linen disimpan di tempat yang bersih, kering dan tertutup untuk
mencegahkontaminasi kuman dari udara. Jika linen bersih tidak jadi
digunakan, makatidak boleh disimpan di area penyimpanan stok
linen ruangan, tetapi harusdikembalikan ke laundry untuk dicuci
ulang.
3) Tidak boleh meletakkan linen kotor di lantai, di kursi atau di meja.
Linenkotor dimasukkan ke dalam kantong plastik trolly linen kotor
yang telahtersedia. Trolly linen yang digunakan untuk mengangkut
linen kotor tidakboleh digunakan untuk membawa linen bersih.
f) Obat-obatan
1) Obat-obatan harus disiapkan dengan menggunakan teknik tanpa
sentuhan,obat-obat parenteral harus disiapkan secara aseptik
menggunakan spuit danjarum steril. Cairan intravena dan cairan
irigasi steril harus diberi labeltanggal, waktu dibuka dan dibuang
setelah 24 jam (jika setelah dibuka dantidak digunakan lagi).
2) Antibiotika
Pemberian antibiotika pada pasien ICU yang tidak memperhatikan
pola
sensitivitas kuman akan memberikan andil terjadinya KLB infeksi
serius
dengan konsekuensi yang fatal. Adanya kebijakan penggunaan
antibiotika dirumah sakit akan lebih rasional dalam pemberiannya
dan merupakankeputusan yang dapat diterima secara hukum
dibandingkan mereka yangtidak mempunyai kebijakan tentang
pemberiaan antibiotika yang benar.
3) Pemberian multi dose
Karena adanya potensi terjadi infeksi silang, maka penggunaan vial
untukmulti dose dan ampul untuk pasien lebih dari satu sangat tidak
dianjurkanditerapkan di Rumah Sakit Tk. IV 12.07.01 Singkawang,
oleh karena itu isi vial atau ampul hanyadigunakan oleh satu pasien
saja dengan alternatif lainnya yaitu denganmemisahkan isi vial ke
dalam beberapa spuit steril, beri tanggal dan jam bukavial pada spuit
dan disimpan dalam lemari pendingin obat untuk selama 24jam.
g) Faktor Pasien dan Petugas
1) Isolasi
2) Setiap pasien yang dicurigai atau dinyatakan mempunyai penyakit
menular,maka harus ditempatkan terpisah dari pasien lain (kamar
isolasi).
3) Hygiene
4) Pasien yang dirawat di ICU secara rutin harus dilakukan personal
hygienedengan baik. Dengan melakukan personal hygiene yang baik
akan mencegahterjadinya infeksi silang dan memberikan kesegaran
dan mengurangi stres bagi pasien.
5) Petugas
6) Semua staff yang bertugas di ICU harus memakai seragam yang
bersih. StafICU tidak diperbolehkan memakai perhiasan termasuk
cincin kawin saatmereka tugas, hal ini karena potensial
41
menyebarkan kuman ataumengakibatkan kolonisasi kuman.Staf
yang diketahui mengidap penyakit menular baik melalui pembuluh
darahmaupun melalui udara harus berobat dan melaporkan ke
supervisor.
h) Pengendalian lalu lintas di ICU
1) Dalam kasus tertentu pengunjung harus dibatasi sesuai dengan
keperluannya,hal ini untuk memberikan keamanan dan kenyamanan
bagi pasien. Jikapasien dirawat di kamar isolasi ICU, maka
pengunjung harus diberipenjelasan untuk menerapkan kewaspadaan
standar termasuk pengunaan APD, dan anak-anak di bawah
umurtidak boleh masuk ke dalam ICU, khusus untuk bayi
pengunjung yangdiperbolehkan hanya orang tua.
2) Pengunjung wajib melakukan kebersihan tangan sebelum dan
sesudah
3) mengunjungi pasien ICU.
4) Pengunjung tidak perlu memakai baju ganti pada saat mengunjungi
pasien diICU.
i) Pengendalian Lingkungan
1) Penanganan sampah
a. Semua pembuangan sampah harus mengikuti tatacara
penanganan danpembuangan sampah harus sesuai dengan
kategori sampah (klinis dannon klinis)
b. Jarum bekas dan benda tajam lainnya harus dibuang ke dalam
tempatyang telah disediakan (sharp container).
2) Bekas balutan yang terkontaminasi oleh darah dan cairan tubuh
harusdibuang ke dalam kantong sampah warna kuning.
3) Suhu dan kelembapan udara
4) Pengecekan suhu dan kelembapan udara harus dilakukan setiap
hari.
5) House Keeping
Pembersihan harian : lantai harus dibersihkan setiap hari dengan
menggunakan kain pel dan desinfektan, dilakukan 2x sehari atau
sewaktu-waktu.
6) Pembongkaran : dilakukan 1 bulan sekali atau melihat jumlah pasien
45
PROGRAM KERJA PPI TAHUN 2017
47