Anda di halaman 1dari 4

Definisi

Hipertensi adalah tekanan darah dengan tekanan darah sistolik 140 mmHg
atau lebih atau tekanan darah diastolik 90 mmHg atau lebih atau sedang mendapat
pengobatan hipertensi (Madhur, 2014) . Sedangkan Hipertensi menurut Buku Saku
Pelayanan Kesehatan Ibu Di Fasilitas Kesehatan Dasar Dan Rujukan adalah
tekanan darah sekurang kurangnya 140 mmHg sistolik atau 90 mmHg diastolik pada
dua kali pemeriksaan berjarak 4 – 6 jam pada wanita yang sebelumnya normotensi
(KEMENKES, WHO dan HOGSI - POGI, 2013).

Klasifikasi

Klasifikasi tekanan darah pada orang dewasa (≥18 tahun) menurut JNC 7 yaitu :

1. Normal :Sistolik < 120 mmHg dan diastolik < 80 mmHg


2. Prehipertensi :Sistolik 120-139 mmHg atau diastolik 80-89 mmHg
3. Stage 1 hipertensi :Sistolik 140-159 mmHg atau diastolik 90-99 mmHg
4. Stage 2 hipertensi :Sistolik ≥160 mmHg atau diastolik ≥100 mmHg (Madhur,
2014)

Sedangkan klasifikasi hipertensi dalam kehamilan dibagi menjadi 4 kategori


(Carson, 2014). Klasifikasi yang dipakai di Indonesia adalah berdasarkan Report of
the National High Blood Pressure Education Program Working Group on High Blood
Pressure in Pregnancy pada tahun 2000, yaitu :

1. Hipertensi Kronik
2. Preeklampsia-eklampsia
3. Hipertensi kronik dengan superimposed eklampsia
4. Hipertensi gestasional (Parwirohardjo, 2014)

Hipertensi Kronik adalah hipertensi yang didapatkan sebelum timbulnya


kehamilan atau umur kehamilan 20 minggu atau hipertensi yang pertama kali
didiagnosis setelah umur kehamilan 20 minggu dan hipertensi menetap sampai 12
minggu pasca persalinan (Parwirohardjo, 2014).
Preeklampsia adalah hipertensi yang timbul setelah 20 minggu kehamilan dan
dapat timbul selambatnya 4-6 minggu postpartum disertai dengan proteinuria (Lim,
2014).

Eklampsia adalah kasus akut pada penderita preeklampsia, yang disertai dengan
kejang tonik klonik menyeluruh (grand mal seizure) dan/atau koma (Ross, 2014).
Eklampsia dapat timbul pada ante, intra dan postpartum. Eklampsia pada
postpartum umumnya hanya terjadi dalam waktu 24 jam pertama setelah persalinan
(Parwirohardjo, 2014). Proporsi yang tidak berkembang menjadi kejang sampai
setelah 48 jam sekitar 10 persen. Pada beberapa laporan, sampai seperempat dari
kejang eklampsia dapat berkembang diatas 48 jam (Cunningham, et al., 2014).

Hipertensi kronik dengan superimposed eklampsia adalah hipertensi kronik


disertai dengan tanda tanda preeklampsia atau hipertensi kronik dengan proteinuria
(Parwirohardjo, 2014).

Hipertensi gestasional (disebut juga transient hypertension) adalah hipertensi


yang timbul pada kehamilan tanpa disertai proteinuria dan hipertensi menghilang
setelah 12 minggu pascapersalinan atau kehamilan dengan tanda tanda
preeklampsia tetapi tanpa proteinuria (Parwirohardjo, 2014). Hampir setengah dari
wanita yang terkena hipertensi gestasional berkembang menjadi preeklampsia
(Cunningham, et al., 2014).

Epidemiologi

Menurut American Heart Association (AHA), hampir 75 juta orang dewasa di


Amerika Serikat terkena hipertensi (Madhur, 2014). Setiap tahun sebanyak 250 ribu
ibu hamil di Amerika menderita hipertensi atau 5–10% (Sirait, 2012). Hipertensi
merupakan masalah kesehatan yang paling sering ditemukan selama kehamilan
(Carson, 2014). Hipertensi merupakan 5-15% penyulit kehamilan (Parwirohardjo,
2014). Selain itu hipertensi juga merupakan salah satu dari tiga penyebab tertinggi
mortalitas dan morbiditas ibu bersalin (Cunningham, et al., 2014).

Menurut WHO, di negara yang maju, 16% dari kematian maternal disebabkan
oleh hipertensi. Angka ini lebih besar daripada perdarahan (13 %), aborsi (8%) dan
sepsis (2%) (Cunningham, et al., 2014). Penelitian oleh Berg pada tahun 2010
melaporkan bahwa 12,3% dari 4693 kehamilan yang berhubungan dengan kematian
maternal disebabkan oleh preeklampsia dan eklampsia (Cunningham, et al., 2014).
Preeklampsia terjadi sekitar 5% dari semua kehamilan, dimana 10% terjadi pada
kehamilan pertama dan 20-25% terjadi pada wanita dengan hipertensi kronik
(Carson, 2014). Pada janin, preeklamsia bisa menyebabkan berat badan lahir
rendah, keguguran dan lahir prematur (Sirait, 2012).

Di Indonesia angka mortalitas dan morbiditas hipertensi dalam kehamilan


juga masih tinggi (Parwirohardjo, 2014). Di RS Cipto Mangunkusumo, kematian ibu
akibatpreeklamsia atau eklamsia pada tahun 1990–1992 tercatat sebesar 61,1% dari
seluruh kematian ibu (Sirait, 2012).
Works Cited
Carson, M. P. (2014, Maret 6). Hypertension And Pregnancy. Retrieved November 2, 2014, from
Medscape: http://emedicine.medscape.com/article/261435-overview#a1

Cunningham, F. G., Leveno, K. J., Bloom, S. L., Spong, C. Y., Dashe, J. S., Hoffman, B. L., et al. (2014).
Williams Obstetrics. Dallas: McGraw-Hill Education.

KEMENKES, WHO dan HOGSI - POGI. (2013). Pelayanan Kesehatan Ibu Di Fasilitas Kesehatan Dasar
Dan Rujukan. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Lim, K.-H. (2014, Agustus 5). Preeclampsia. Retrieved November 2, 2014, from Medscape:
http://emedicine.medscape.com/article/1476919-overview#aw2aab6b2

Madhur, M. S. (2014, September 30). Hypertension. Retrieved November 2, 2014, from Medscape:
http://emedicine.medscape.com/article/241381-overview#aw2aab6b2b2

Parwirohardjo, S. (2014). Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Parwirohardjo.

Ross, M. G. (2014, September 22). Eclampsia. Retrieved November 2, 2014, from Medscape:
http://emedicine.medscape.com/article/253960-overview

Sirait, A. M. (2012). PREVALENSI HIPERTENSI PADA KEHAMILAN DI INDONESIA DAN BERBAGAI


FAKTOR YANG BERHUBUNGAN. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, 15, 103–109.

Anda mungkin juga menyukai