Disusun Oleh:
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
YOGYAKARTA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Teknologi Belanda sangat mengagumkan dengan luas wilayah yang
relatif kecil (41.526 km persegi) bila dibandingkan Indonesia 1.919.440 km
persegi, dan hampir seluruh wilayah di Belanda berada di bawah permukaan
laut Pada tahun 2011 mampu menjadi negara pengekspor hasil pertanian
terbesar kedua setelah USA dan negara pengekspor bunga serta benih terbesar
ketiga di dunia dan memasok seperempat dari sayuran yang diekspor Eropa
dengan nilai ekspor 72,8 miliar Euro, sehingga menjadi pendorong utama
ekonomi menyumbang 20% pendapatan nasional.
Kunci dari majunya pertanian di Belanda adalah kebijakan dan
teknologi berdasarkan riset yang dilakukan para ahli di satu pusat riset
pertanian yang terkenal yaitu Universitas Wageningen. Belanda, Potret
Negara Agraris yang Sebenarnya. Pada tahun 2010, di Belanda terdapat
10.000 Ha greenhouse dan separuhnya digunakan untuk menanam sayuran
yang memproduksi honing tomaten sejenis tomat ceri yang unik karena
melibatkan lebah madu sebagai predator alami untuk membantu penyerbukan
bunga tomat sehingga menghasilkan warna merah cerah, tekstur daging buah
yang renyah dan cita rasa manis seperti madu. Paprika dan mentimun juga
merupakan hasil utama dari greenhouse yang dilengkapi teknologi yang
canggih sehingga mengefisienkan waktu kerja.
Belanda menjadi contoh negeri agraris yang produktif, inovatif,
kreatif, berskala dunia namun tetap menomor satukan konsep ramah
lingkungan, penggunaan teknologi berkelanjutan, efisiensi energi dan
berorientasi pada kepuasan konsumen. Inovasi tiada henti dan kreativitas
tanpa batas, kedua hal tersebut yang membuat kemajuan sektor pertanian
Belanda tidak hanya berfokus pada optimalisasi keuntungan namun juga
sangat memperhatikan keberlanjutan dan ramah lingkungan. Pemerintah
Belanda membentuk Mentri Ekonomi, Pertanian dan Inovasi yang bertugas
untuk memadukan inovasi pertanian untuk mencapai ekonomi yang kuat
dengan mengutamakan keberlanjutan lingkungan hidup.
BAB II
PEMBAHASAN
Teknologi ini telah membawa Belanda sebagai salah satu negara pionir dalam
efisiensi energi. Di dalam negeri sendiri, teknologi ini sudah ramai-ramai diadopsi
pada developer di Belanda. Bahkan teknologi ini sudah mendunia. French Altran
Award sebuah ajang penghargaan inovasi prestisius di dunia telah menominasikan
teknologi ini. Pengembangan sistem rumah kaca ini juga sudah dilakukan di Shenzen,
Tiongkok, yang kemudian menambah daftar panjang pemerintah negara lain untuk
menerapkannya seperti Perancis dan Turki. University of Western Sydney (UWS)
dan Horticulture Australia Limited (HAL) bahkan menjalin kerjasama baru-baru ini
dengan Wageningen UR demi mempelajari dan mengimplementasikan sistem rumah
kaca ini di Australia. Hal ini memperlihatkan bahwa kepioniran Belanda dalam hal
inovasi pertanian dan efisiensi energi sudah diakui dengan sangat baik oleh dunia.
B. Kincir Angin
Belanda juga memanfaatkan kincir angin sebagai salah satu teknologi yang
digunakan dibidang pertanian. Secara historis, kincir angin di Belanda memiliki
banyak kegunaan. Agaknya, kegunaan yang paling penting adalah memompa air
keluar dari dataran rendah dan kembali ke sungai melalui tanggul, sehingga tanah
bisa digunakan untuk bertani. Pada abad keempat belas, kincir angin
berbentuk hollow-post digunakan untuk menggerakkan roda sendok untuk
mengeringkan lahan basah. Molen (Kincir Angin) de Roos di Delft awalnya berfungsi
sebagai kincir angin hollow post, namun pada abad kedelapan belas dibangun
kembali dengan konstruksi batu yang lebih tinggi. Saat ini, kincir angin tersebut telah
direstorasi, dan dibuka untuk umum. Di Amsterdam, Anda dapat berkunjung ke
Molen de Otter, satu-satunya kincir angin yang berfungsi untuk memotong kayu,
yang masih beroperasi sampai hari ini.
Kincir angin yang pertama kali digunakan adalah di Persia pada abad 5.
Kemudian kincir angin tersebut menyebar ke seluruh Eropa. Di Belanda sendiri,
kincir angin digunakan pertama kali sekitar abad 13. Pada saat itu, masih banyak
lokasi di Belanda yang masih berada di bawah air. Dengan menggunakan kincir air
yang ada di dalam bangunan kincir angin tersebut, air yang ada di tanah Belanda
dialihkan, disalurkan dan dibendung sehingga kita bisa melihat saat ini tidak banyak
air di sini. Selanjutnya, tanah yang masih sedikit basah dikeringkan dengan kincir
angin. Dengan adanya perkembangan teknologi dan arsitektur, penggunaan kincir
angin pun juga berkembang. Sekitar abad 17, banyak terjadi revolusi di negara-negara
Eropa. Karena faktor tersebut, masyarakat di Belanda menggunakan kincir angin
untuk kepentingan lain. Tidak hanya digunakan sebagai alat untuk mengalihkan dan
membendung air, kincir angin juga dipergunakan sebagai salah satu sarana pembantu
dalam bidang pertanian dan industri.
Kincir angin memang memegang peran penting dalam berbagai bidang di negara
ini. Walaupun semua kincir angin di Belanda hampir terlihat sama, sebenarnya
terdapat berbagai jenis dari kincir angin tersebut. Menurut fungsinya, kincir angin
dibagi menjadi dua jenis yaitu kincir angin untuk kepentingan industri dan kincir
angin untuk penyaluran air. Kincir angin untuk kepentingan industri terdapat banyak
jenisnya dan mereka diberi nama sesuai dengan penggunaan mereka, contohnya
kincir angin untuk menggergaji (sawmill red.) atau kincir angin untuk menggiling
jagung (cornmill red.).
Jenis kincir angin yang paling tua adalah kincir angin standar (standaardmolen
atau postmill dalam bahasa inggrisnya). Kincir angin ini dapat menangkap dan
mengalihkan banyak angin dan terlebih lagi dengan kincir air yang terpasang di
dalamnya, dapat membantu proses pengalihan dan pengeringan air lebih cepat. Oleh
karena itu, kincir angin tipe ini banyak ditemukan di pusat kota di Belanda, karena
bermanfaat sekali untuk proses pengalihan angin dan air. Masih banyak jenis-jenis
lain dari kincir angin, seperti contohnya kincir angin kecil (wipmolen, red.) dan
menara kincir angin (torenmolen, red.) Banyak kegunaan dari sebuah kincir angin..
Pada awalnya, kincir angin digunakan untuk membantu proses irigasi,
menggiling hasil panen, dan kadang juga digunakan sebagai sarana informasi: kalau
anggota keluarga si pemilik kincir angin meninggal, maka posisi kincir menyimpang
dari biasanya. Fungsi dari kincir angin pun sekarang bertambah, tidak hanya sebagai
tempat obyek wisata, kincir angin juga mempunyai berbagai macam kegunaan, antara
lain untuk mengalihkan air dan angin, mengasah kayu, memproduksi kertas,
mengeluarkan minyak dari biji, dsb. Pada Prinsipnya kincir angin bekerja sebagai
"Energy Receiver" artinya dia menerima energy (kinetik) dari angin dan
mentransfernya menjadi energy lain yang "consumable" seperti listrik.
Cara Kerja kincir angin:
1. Angin akan meniup dan menumbuk sayap kipas.
2. Pusat rotasi menimbulkan Torsi pada sayap kipas. Bagian sayap yang lain
mengalami hal yang sama dan terjadilah rotasi.
3. Poros dihubungkan ke gearbox, di gearbox kecepatan perputaran poros
ditingkatakan dengan cara mengatur perbandingan roda gigi dalam gearbox.
4. Gearbox dihubungkan ke generator. generator merubah energi mekanik
menjadi energi listrik dan dari generator energi listrik menuju transformer
untuk menaikan tegangannya kemudian baru didistribusikan ke konsumen
DAFTAR PUSTAKA