Makalah Teori Akuntansi
Makalah Teori Akuntansi
TEORI AKUNTANSI
“Dalil Akuntansi dan Prinsip-prinsip Dasar Akuntansi”
Dosen :
Prof. Dr. Ridwan, SE., M.Si., Ak
Dr. Abd. Kahar, SE., M.Si., Ak
Disusun Oleh:
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS TADULAKO
2018
KATA PENGANTAR
makalah kelompok kami untuk mata kuliah Teori Akuntansi dengan judul “Dalil
memberikan kontribusi dalam proses penyelesaian makalah ini, tak lupa kami
ucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah teori akuntansi Bapak Dr. Abd.
Kahar, SE., M.Si., Ak atas bimbingan dan arahan dalam pembuatan makalah ini.
Semoga dengan adanya makalah yang kami buat ini dapat menambah
akuntansi. Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu kami
Kelompok 05
ii
DAFTAR ISI
COVER ............................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan............................................................................................... 1
BAB II ISI
iii
2.2.7 Prinsip konservatisme...........................................................
DAFTAR PUSTAKA
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
kepentingan ekonomi dari beberapa konsumen laporan keuangan suatu entity
bukan dari kegiatan administrasi lembaga tadi. Pengertian ini disebut dengan user
oriented. Dalam konsep ini yang menjadi perhatian dalam penyusunan laporan
keuangan adalah para pemakainya. Informasi apa yang diinginkan pemakai itulah
yang dilaporkan dalam laporan keuangan .
2.3.2 Dalil Kelangsungan Usaha
Dalil Kelangsungan Usaha (Going-Concern postulate) atau dalil
kontinuitas, menganggap bahwa entitas bisnis akan melanjutkan operasinya
cukup lama untuk melaksanakan proyek, komitmen, dan aktivitasnya yang
berkelanjutan. Dalil ini mengasumsikan bahwa entitas tersebut tidak diharapkan
akan dilikuidasi dimasa depan atau bahwa entitas tersebut akan berlanjut sampai
periode yang tidak dapat ditentukan. Hipotesis stabilitas semacam itu
mencerminkan harapan dari seluruh pihak yang berkepentingan dalam entitas
tersebut. Meskipun banyak mengalami kegagalan bisnis, diasumsikan bahwa
perusahaan akan hidup cukup lama atau memiliki kelangsungan hidup yang
panjang untuk menjalankan visi dan misinya. Dengan demikian, laporan keuangan
menyediakan suatu pandangan mengenai situasi keuangan dari perusahaan
tersebut dan hanyalah merupakan sebagian dari serangkaian laporan kontinu.
Kecuali dalam kasus likuidasi, pengguna akan mengartikan bahwa informasi itu
dihitung berdasarkan asumsi kontinuitas dari perusahaan tersebut. Oleh karenaitu,
jika suatu entitas memiliki masa hidup yang terbatas, laporan keuangan yang
terkait akan memberikan spesifikasi mengenai data akhir dan hakikat likuidasi
Dalil kelangsungan usaha membenarkan penilaian aktiva menggunakan
basis nonlikuidasi dan menyediakan dasar untuk akuntansi depresiasi. Pertama,
karena baik nilai sekarang maupun nilai likuidasi tidak sesuai untuk penilaian
aktiva, dalil kelangsungan usaha membutuhkan penggunaan biaya historis untuk
banyak penilaian. Kedua, aktiva tetap dan aktiva tidak berwujud diamortisasi
selama masa manfaat, dan bukan menggunakan periode yang lebih pendek karena
memperkirakan adanya likuidasi awal.
Postulat going concern ini juga dapat dipergunakan untuk mendorong agar
manajer bersikap forward looking, melihat jauh ke depan dan investor pun dengan
3
pemahaman ini diharapkan ia akan bersedia menanamkan modalnya dalam
perusahaan dalam jangka waktu yang lama atau terus menerus agar ia
mendapatkan value added dari kinerja perusahaan.
2.3.3. Dalil Unit Pengukuran
Suatu unit pertukaran dan pengukuran adalah perlu untuk menghitung
transaksi dari perusahaan secara seragam. Penyebut (denominator) umum yang
dipilih dalam akuntansi adalah unit moneter. Dapat dipertukarkannya barang, jasa,
dan modal diukur dalam satuan uang. Dalil unit pengukuran (unit-of-measure
postulate) menganggap bahwa akuntansi adalah proses pengukuran dan
pengomunikasian aktivitas perusahaan yang dapat diukur dalam satuan uang.
Dalil unit pengukuran, atau dalil unit moneter, mengimplikasikan dua
keterbatasan utama dari akuntansi. Pertama, akuntansi terbatas pada prediksi dari
informasi yang dinyatakan dalam satuan uang : akuntansi tidak mencatat maupun
mengominikasikan informasi nonmoneter lainnya walaupun informasi tersebut
relevan. Informasi akuntansi dipandang sebagai informasi yang bersifat moneter
dan dapat dikuantifikasi : informasi nonakuntansi dipandang sebagai informasi
yang bersifat nonmoneter dan tidak dapat dikuantifikasi.pandangan ini
mengarahkan kita untuk mendefinisikan informasi akuntansi sebagai informasi
yang “kuantitatif, formal, terstruktur, diaudit, numeric, dan berorientasi pada masa
lalu” dan untuk mendefinisikan informasi non akuntansi sebagai informasi yang
“kualitatif, informal, naratif, tidak diaudit, dan berorientasi pada masa depan.”
Tetapi, definisi-definisi ini menunjukkan bahwa meskipun akuntansi adalah
disiplin yang berkepentingan dengan pengukuran dan pengomunikasian aktivitas-
aktivitas moneter, akuntanis telah diperluas ke bidang-bidang yang sebelumnya
dipandang bersifat kualitatif. Faktanya, sejumlah studi empiris mengacu pada
relevansi informasi non-akuntansi dibandingkan dengan informasi akuntansi.
Keterbatasan yang disimpulkan oleh dalil unit pengukuran melibatkan unit
moneter itu sendiri sebagai unit pengukuran.
2.3.4. Dalil Periode Akuntansi
Meskipun dalil kelangsungan usaha menganggap bahwa perusahaan akan
tetap ada selama periode yang tidak terbatas, pengguna mermelukan beragam
4
informasi mengenai posisi dan kinerja keuangan dari suatu perusahaan
untukmembuat keputusan jangka pendek. sebagai tanggapan atas keterbatasan
yang disebabkan oleh lingkungan pengguna, dalil periode akuntansi (accounting-
period postulate) menganggap bahwa laporan keuangan yang menggambarkan
perubahan dalam kekayaan perusahaan sebaiknya diungkapkan secara periodik.
Durasi dari suatu periode dapat bervariasi, tetapi hukum pajak penghasilan,yang
mengharuskan penentuan laba tahunan, dan praktik bisnis tradisional,
menghasilkan periode waktu normal satu tahun. Meskipun kebanyakan
perusahaan menggunakan periode kauntanis yang sesuai dengan tahun kalender,
beberapa perusahaan menggunakan tahun fiscal atau tahun bisnis “alami.” Ketika
siklus bisnis tidak sesuai dengan tahun kalender, maka adalah lebih berarti untuk
mengakhri periode akuntansi ketika aktivitas bisnis telah mencapai titik
terendahnya. Akibat kebutuhan akan informasi yang lebih tepat waktu, relevan,
dan sering, kebanyakan perusahaan juga menerbitkan laporan interim yang
menyediakan informasi keuangan per kuartal atau per bulan. Studi empiris atas
reaksi pasar saham terhadap penerbitan laporan interim dan dampaknya terhadap
keputusan investasi penguna mengindikasikan kegunaan dari laporan interim.
Dengan mengharuskan entitas untuk menyediakan laporan keuangan
perodik jangka pendek, dalil periode akuntansi memberlakukan adanya akrual dan
deferral (tangguhan), yang penerapannya merupakan perbedaan utama antara
akuntansi akrual dengan akuntansi kas. Setiap periode, penggunaan akrual dan
deferral diharuskan dalam penyusunan posisi keuangan perusahaan dalam hal
beban dibayar di muka, pendapatan yang belum ditagih, upah yang masih harus
dibayar, dan beban depresiasi. Akuntan mungkin harus menandalkan pengalaman
dan penilaian untuk merekonsiliasi dalil kontinuitas dengan kebutuhan akan
akrual dan deferral. Meskipun laporan keuangan jangka pendek mungkin bersifat
arbitrer dan tidak terlalu akurat, kekurangan semacam itu ditiadakan oleh
signifikansinya bagi pengguna, sehingga mengharuskan proses akuntansi untuk
terus menghasilkannya.
5
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Aturan-aturan akuntansi yang ada saat ini didasarkan pada fondasi teori
akuntansi. Fondasi ini terdiri atas elemen-elemen yang bersifat hierarki yang
berfungsi sebagai kerangka referensi atau struktur teoritis. Dalam makalah ini,
kita memandang formulasi dari struktur teoritis semacam itu sebagai proses yang
dedukatif dan interaktif, yang terdiri atas formulasi yang suksesif atas tujuan,
dalil, konsep, prinsip, dan teknk akuntansi.
(dapat diinternet).
6
7
DAFTAR PUSTAKA
25