Anda di halaman 1dari 6

AKIBAT HUKUM JIKA NOTARIS DINYATAKAN PAILIT

1) UU No. 30/2004 tentang Jabatan Notaris, Pasal 12 huruf A


menyatakan notaris dapat diberhentikan dengan tidak hormat
akibat dinyatakan pailit.
a. Yang jadi pertanyaan, apa yang menjadi dasar pemikiran
pasal itu?
b. Bukankah notaris yang pailit itu hanya tidak cakap dalam
lapangan hukum kekayaannya saja?
c. Mengapa harus jabatannya (yang bergerak di bidang jasa)
yang dipertaruhkan yang notabene tidak berhubungan
sama sekali dengan dengan kepailitan?
d. Padahal Pasal 22 huruf B UU Kepailitan mengecualikan
dalam kepailitan (harta sita pailit) apa-apa yang didapat
oleh debitor pailit dari uang jasa, penggajian dan lain-lain.

2) UU Kepailitan mengenal rehabilitasi, yang menurut saya berarti


mengembalikan keadaan hukum debitor seperti semula sama
dengan keadaan sebelum pailit. Dengan adanya rehabilitasi ini
secara otomatis kepailitan dianggap berakhir.
3) Pertanyaannya, apakah notaris yang diberhentikan seperti
disebut di atas dapat diangkat lagi? Untuk catatan dalam hal ini
UU No. 30/2004 tidak menjelaskan hal ini.

Jawaban :

Artikel di bawah ini adalah pemutakhiran dari


artikel dengan judul Notaris dan Pailit yang
dibuat oleh Shanti Rachmadsyah, S.H. dan
pertama kali dipublikasikan pada Kamis, 15 Juli
2010.

Intisari:

Notaris diberhentikan secara tidak hormat karena


dinyatakan pailit oleh putusan pengadilan yang
berkekuatan hukum tetap. Menurut hemat kami,
rehabilitasi debitor pailit tidak menyebabkan notaris
diangkat kembali oleh Menteri. Rehabillitasi itu sendiri
adalah pemulihan nama baik Debitor yang semula
dinyatakan pailit, melalui putusan Pengadilan yang
berisi keterangan bahwa Debitor telah memenuhi
kewajibannya.

Rehabilitasi debitor pailit tidak menyebabkan notaris


diangkat kembali oleh Menteri karena Undang-Undang
Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris
sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 2
Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang
Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris sendiri
hanya mengatur mengenai pengangkatan kembali
notaris untuk notaris yang diberhentikan secara
sementara karena dalam proses pailit, jadi bukan
karena dinyatakan pailit oleh putusan pengadilan yang
berkekuatan hukum tetap.

Tidak ada pengaturan lainnya mengenai pengangkatan


kembali notaris yang telah diberhentikan, baik secara
hormat maupun tidak hormat. Oleh karena itu,
menurut kami, rehabilitasi pailit tidak menyebabkan
seorang notaris yang telah diberhentikan karena
dinyatakan pailit dapat kembali diangkat menjadi
notaris oleh Menteri.

Jadi, rehabilitasi bukanlah mengembalikan keadaan


hukum debitor seperti semula sama dengan keadaan
sebelum pailit, melainkan hanya pemulihan nama
baiknya saja.

Penjelasan lebih lanjut dapat Anda simak ulasan di


bawah ini.
Ulasan:

Terima kasih atas pertanyaan Anda.

1. Pasal 12 huruf a Undang-Undang Nomor 30


Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris (“UU
30/2004”) selengkapnya menyatakan:

Notaris diberhentikan dengan tidak hormat


dari jabatannya oleh Menteri atas usul Majelis
Pengawas Pusat apabila dinyatakan pailit
berdasarkan putusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap.

Untuk mengetahui pasti dasar pemikiran pasal


tersebut, maka Anda perlu membaca risalah
pembahasan RUU Jabatan Notaris di DPR.

Meski demikian, kami akan coba untuk memahami


maksud dari Pasal 12 huruf a UU 30/2004 dengan
merujuk pada ketentuan-ketentuan dalam Undang-
Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang
Kepailitan dan Penundaan Kewajiban
Pembayaran Utang (“UU KPKPU”). Dalam
Penjelasan Umum UU KPKPU dinyatakan:

Putusan Pernyataan pailit mengubah status


hukum seseorang menjadi tidak cakap untuk
melakukan perbuatan hukum, menguasai,
dan mengurus harta kekayaannya sejak
putusan pernyataan pailit diucapkan.

Jadi, seseorang yang dinyatakan pailit menjadi tidak


cakap untuk melakukan perbuatan hukum. Oleh
karena itu, seorang notaris yang dinyatakan pailit
tidak dapat lagi menjadi notaris, yang berwenang
untuk:
a. membuat akta autentik mengenai semua
perbuatan, perjanjian, dan penetapan yang
diharuskan oleh peraturan perundang-undangan
dan/atau yang dikehendaki oleh yang
berkepentingan untuk dinyatakan dalam akta
autentik, menjamin kepastian tanggal pembuatan
akta, menyimpan akta, memberikan grosse,
salinan dan kutipan akta;
b. mengesahkan tanda tangan dan menetapkan
kepastian tanggal surat di bawah tangan dengan
mendaftar dalam buku khusus;
c. membukukan surat di bawah tangan dengan
mendaftar dalam buku khusus;
d. membuat kopi dari asli surat di bawah tangan
berupa salinan yang memuat uraian sebagaimana
ditulis dan digambarkan dalam surat yang
bersangkutan;
e. melakukan pengesahan kecocokan fotokopi
dengan surat aslinya;
f. memberikan penyuluhan hukum sehubungan
dengan pembuatan akta;
g. membuat akta yang berkaitan dengan
pertanahan;
h. membuat akta risalah lelang.

(Pasal 15 ayat [1] dan ayat [2] Undang-Undang


Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang
Jabatan Notaris).

Semua kewenangan notaris di atas adalah


merupakan perbuatan hukum. Perbuatan hukum
menurut Hukumpedia adalah perbuatan yang
memiliki akibat-akibat hukum. Seluruh kewenangan
notaris di atas jelas merupakan perbuatan-perbuatan
yang memiliki akibat-akibat hukum. Oleh karena itu,
seorang yang dinyatakan pailit tidak bisa menjadi
notaris karena ia tidak dapat melaksanakan
kewenangannya pada saat ia berada dalam keadaan
tidak cakap.

2. Pasal 215 UU KPKPU mengatur bahwa setelah


berakhirnya kepailitan, baik karena perdamaian,
pembayaran utang kepada kreditur atau daftar
pembagian penutup menjadi mengikat, ataupun
berakhirnya kepailitan dari harta kekayaan debitur
yang meninggal dunia, maka debitur atau ahli waris
diperbolehkan mengajukan rehabilitasi.

Setelah berakhirnya kepailitan sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 166, Pasal 202, dan Pasal
207 maka Debitor atau ahli warisnya berhak
mengajukan permohonan rehabilitasi kepada
Pengadilan yang telah mengucapkan putusan
pernyataan pailit.

Yang dimaksud dengan rehabillitasi adalah


pemulihan nama baik Debitor yang semula
dinyatakan pailit, melalui putusan Pengadilan yang
berisi keterangan bahwa Debitor telah memenuhi
kewajibannya.1[1]

Jadi, rehabilitasi bukanlah mengembalikan keadaan


hukum debitor seperti semula sama dengan keadaan
sebelum pailit, melainkan hanya pemulihan nama
baiknya saja.

1[1] Penjelasan Pasal 215 UU KPKPU


Berkaitan dengan Pasal 12 UU 30/2004, diatur
bahwa notaris diberhentikan secara tidak hormat
karena dinyatakan pailit oleh putusan pengadilan
yang berkekuatan hukum tetap. Menurut hemat
kami, rehabilitasi debitor pailit tidak menyebabkan
notaris diangkat kembali oleh Menteri. Hal ini karena
UU 30/2004 hanya mengatur mengenai
pengangkatan kembali notaris untuk notaris yang
diberhentikan secara sementara karena dalam
proses pailit, jadi bukan karena dinyatakan pailit
oleh putusan pengadilan yang berkekuatan hukum
tetap.2[2] Tidak ada pengaturan lainnya mengenai
pengangkatan kembali notaris yang telah
diberhentikan, baik secara hormat maupun tidak
hormat. Oleh karena itu, menurut kami, rehabilitasi
pailit tidak menyebabkan seorang notaris yang telah
diberhentikan karena dinyatakan pailit dapat kembali
diangkat menjadi notaris oleh menteri.

Demikian, semoga bermanfaat.

Dasar hukum:
1. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang
Jabatan Notaris sebagaimana diubah dengan
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun
2004 tentang Jabatan Notaris;
2. Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang
Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran
Utang.

2[2] Pasal 10 ayat (1) UU 30/2004

Anda mungkin juga menyukai