PENGEMBANGAN PRODUK
OLEH :
KELAS : SAINS
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS FARMASI
KENDARI
2018
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, Kami
menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan
kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaikinya.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan
pembaca.
Penyusun
HALAMAN JUDUL………………………………………………
KATA PENGANTAR……………………………………………..
DAFTAR ISI………………………………………………………
BAB I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG……………………………………
B. RUMUSAN MASALAH…………………………………
a. Bagaimana Prospek Produk dari Daun Jati (Tectona grandis) ?
C. TUJUAN………………………………………………….
a. Untuk Mengetahui Prospek Produk dari Daun Jati (Tectona grandis) ?
D. MANFAAT……………………………………………….
a. Untuk Mengetahui Prospek Produk dari Daun Jati (Tectona grandis) ?
Kesimpulan………………………………………
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Zat warna alami adalah zat warna (pigmen) yang diperoleh dari tumbuhan,
hewan, atau dari sumber-sumber mineral. Zat warna ini telah sejak dahulu
umum dianggap lebih aman daripada zat warna sintetis. Zat warna alami memiliki
memasuki pasar global dengan daya tarik pada karakteristik yang unik, etnik dan
eksklusif.
Zat warna tekstil - tekstil itu digolongkan menjadi dua yaitu: yang pertama
adalah zat pewarna alam (ZPA) yaitu zat warna yang berasal dari bahan - bahan
alam pada umumnya dari hewan ataupun tumbuhan dapat berasal (akar, batang,
daun,kulit, dan bunga ). Sedangkan yang kedua adalah zat pewarna sintesis (ZPS)
yaitu zat warna buatan atau sintesis dibuat dengan reaksi kimia. Sebagian besar
kimianya yaitu: klorofil, karotenoid, tanin, dan antosianin. Sifat dari pigmen –
pigmen ini umumnya tidak stabil terhadap panas, cahaya, dan pH tertentu.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
D. MANFAAT
PEMBAHASAN
Jati adalah sejenis pohon penghasil kayu bermutu tinggi. Pohon besar,
berbatang lurus, dapat tumbuh mencapai tinggi 30-40 m. Berdaun besar, yang
luruh di musim kemarau. Jati dikenal dunia dengan nama teak (bahasa Inggris).
Nama ini berasal dari kata thekku dalam bahasa Malayalam, bahasa di Negara
bagian Kerala di India selatan. Nama ilmiah jati adalah Tectona grandis L.f.
Pohon jati (Tectona grandis sp.) dapat tumbuh meraksasa selama ratusan tahun
dengan ketinggian 40-45 meter dan diameter 1,8-2,4 meter. Namun, pohon jati
rata-rata mencapai ketinggian 9-11 meter, dengan diameter 0,9 -1,5 meter. Pohon
jati yang dianggap baik adalah pohon yang bergaris lingkar besar, berbatang lurus,
dan sedikit cabangnya. Kayu jati terbaik biasanya berasal dari pohon yang
yang sangat pendek. Daun pada anakan pohon berukuran besar, sekitar 60-70 cm
× 80-100 cm; sedangkan pada pohon tua menyusut menjadi sekitar 15 × 20 cm.
yang muda berwarna kemerahan dan mengeluarkan getah berwarna merah darah
apabila diremas. Ranting yang muda berpenampang segi empat, dan berbonggol
bertangkai pendek. Permukaan daun bagian atas berwarna hijau dan kasar
sedangkan bagian bawah berwarna hijau kekuning-kuningan berbulu halus,
menggembung, sedangkan daun yang masih muda berwarna hijau tua keabu
abuan
Zat warna alami dapat diperoleh dari tanaman atau hewan. Warna alami
ini meliputi pigmen yang terdapat dalam bahan atau terbentuk melalui proses
menimbulkan efek samping dan dapat dikatakan aman. Pigmen telah digunakan
sejak zaman dahulu sebagai zat pewarna alami dalam makanan, obat-obatan,
tekstil dan kosmetika. Zat pewarna alami kini telah banyak digantikan oleh
pewarna buatan karena zat pewarna alami dipandang kurang stabil dan mudah
Produk bernilai guna tinggi yang akan digunakan pada penelitian ini
adalah pigmen alami daun jati. Pigmen warna daun jati (Tectona grandis)
dan aplikasi pigmen alami secara lebih berkualitas. Oleh karena itu dilakukan
riset– riset yang berkelanjutan untuk mengembangkan pigmen alam, yaitu dengan
berperan penting dalam pewarnaan . Sebagai contoh pewarnaan pada kain tenun.
Pemanfaatan pewarna alami ini lebih digemari daripada pewarna sintetik karena
dalam lemak tetapi tidak larut dalam air yaitu pigmen zat warna kuning orange
sampai merah.
Salah satu zat warna yang dapat dijadikan sel surya organik adalah zat
warna dari daun jati. Jati (Tectona grandis) merupakan tanaman kayu berkualitas
tinggi. Kayu jati sebagai bahan baku furniture telah banyak digunakan oleh
budidaya jati meyebabkan jumlah daun jati menjadi sangat melimpah. Daun jati
sehingga hanya akan terbuang secara sia-sia, padahal daun jati memiliki beberapa
zat warna seperti antosianin dan karatenoid yang dapat dijadikan sebagai bahan
dasar dalam pembuatan DSSC. Zat warna dalam tanaman yang biasanya
tannin.
A. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, aquades (H2O),
daun jati (Tectona grandis) metanol (CH3OH) teknis, iodida (I2) teknis, kalium
iodida (KI) teknis, n-heksan (C6H14) teknis, titanium oksida (TiO2) teknis, kertas
saring, lilin, natrium hidroksida (NaOH) 10 % dan silika G60 nomor katalog 7730
dan 7733.
B. Metode
b. Variasi pH
pH 11 (warna ungu).
c. KKCV
KKCV, lalu dialiri dengan n-heksan hingga tidak terdapat gelembung udara
pada silika 7730. Setelah itu, ekstrak kental daun jati diencerkan lalu
lalu dimasukkan ke dalam kolom KKCV yang selanjutnya dialiri dengan eluen
pasta.
b. Preparasi Larutan Elekrtolit
Kalium iodida ditimbang 0,83 gram lalu ditambahkan iod sebanyak 0,127
lalu dikeringkan. Setelah itu, kaca TCO dipanaskan diatas api hingga terbentuk
Kaca TCO diberi selotip kemudian dilapiskan dengan pasta TiO2. Setelah
itu dilakukan pemanasan pada kaca selama 30 menit dan biarkan sampai kaca
TCO dingin. Kaca kemudian ditetesi dengan zat warna dan didiamkan sampai
zat warna meresap ke dalam TiO2. Setelah meresap, ditambahkan dua tetes
multimeter di bawah sinar matahari. Arus dan tegangan yang didapat dicatat.
3.Karakterisasi
efisiensi yang lebih besar yakni 0,02898 % dibanding pada keadaan basa (pH 11).
Hal ini disebabkan pada pH 6 zat warna telah terdeprotonasi (kehilangan H+) dari
bentuk kation flavilium. Menurut Cherepy dkk. (1997) bahwa dalam bentuk
quinonoidal, antosianin akan terikat dengan kuat pada TiO2 dibanding dalam
bentuk flavilium (pH 1-2) dapat dilihat pada Gambar 1. Pada pH yang sangat
sangat stabil dan sulit berikatan dengan molekul lain. Hal ini menyebabkan ikatan
antosianin dengan TiO2 menjadi lemah. Selain itu, muatan yang ada pada kation
flavilum dapat menghambat terjadinya perpindahan elektron pada permukaan
TiO2 (Chien & Shu, 2013: 205). Pada pH 11, kandungan antosianin yang dimiliki
oleh daun jati semakin menurun (Fatinatullabibah dkk., 2014) sehingga antosianin
yang terserap didalam TiO2 juga berkurang. Hal ini menyebabkan berkurangnya
efisiensi dibanding pada pH 6. Hal ini sesuai dengan hasil pengujian DSSC yang
dilakukan oleh Chien & Shu (2013) bahwa efisiensi tertinggi dihasilkan pada pH
6-8. Terjadi penurunan pada keadaan yang lebih asam (pH 2 dan pH 4) maupun
Morfologi TiO2
Gambar 2. Hasil SEM permukaan TiO2 yang mengikat zat warna. (a) 20 μm dan
(b) 2 μm.
Karakteristik morfologi dari TiO2 yang terikat zat warna dapat dilihat
pada Gambar 2. Pada hasil SEM terlihat bahwa penyebaran zat warna pada
permukaan TiO2 yang kurang merata. Terdapat zat warna yang teradsorpsi
dengan baik dan ada pula zat warna yang tidak teradsorpsi dan membentuk
suatu zat warna memungkinkan terbentuknya ikatan yang kuat dengan permukaan
TiO2. Selain itu hasil SEM juga menunjukkan bahwa ukuran partikel dari TiO2
warna. Hal inilah yang menyebabkan zat warna yang teradsorpsi dalam TiO2
PENUTUP
KESIMPULAN
Efisiensi DSSC yang dihasilkan dalam keadaan asam (pH 6) dan keadaan
basa (pH 11) yakni 0,02898 % dan 0,01188 %. Efisiensi yang dihasilkan pada
8:2, untuk fraksi 5:5 diperoleh efisiensi sebesar 0,05127 % dan fraksi 2:8
Vis, GC-MS, dan FTIR secara keseluruhan menunjukkan bahwa salah satu zat
warna golongan antosianin yang terdapat dalam ekstrak daun jari adalah sianidin.
DAFTAR PUSTAKA
Zulfa.L., 2013., Ekstraksi Pewarna Alami Dari Daun Jati (Tectona Grandis)
(Kajian Konsentrasi Asam Sitrat Dan Lama Ekstraksi) Dan Analisa
Tekno-Ekonomi Skala Laboratorium, Jurnal Industria Vol 3 No 1 Hal 62
– 72, Universitas Brawijaya
Puspitarum. LD., 2013., Aplikasi Ekstrak Daun Jati (Tectona grandis) sebagai
Film Kaca Non Permanen, Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVII HFI
Jateng & DIY, Solo, ISSN : 0853-0823
Baharuddin. A., 2015., Karakterisasi Zat Warna Daun Jati (Tectona Grandis)
Fraksi Metanol:N-Heksana Sebagai Photosensitizer Pada Dye Sensitized
Solar Cell Chimica et Natura Acta Vol.3 No.1, April 2015:37-41
Nadeak, S.M. & Susanti, D., 2012., Variasi temperatur dan waktu tahan kalsinasi
terhadap unjuk kerja semikonduktor TiO, sebagai dye sensitized solar
cell (DSSC) dengan dyes ekstrak buah naga merah, Jurnal Teknik ITS, 1,
81-86.
Maddu, A., Zuhri, M., & Irmansyah., 2007., Penggunaan ekstrak antosianin kol
merah sebagai photosensitizer pada sel surya TiO, nanokristal
tersensitisasi dye, Makara Teknologi, 11(2), 78-84.