Anda di halaman 1dari 13

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO-VISUAL

TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA

1 2 2
Sri Andriyani Dewi Larasati , Pramudiyanti , Rini Rita T. Marpaung
e-mail: sriandriyani10@yahoo.com. HP: 085267065671

ABSTRAK

This study aimed to determine the effect of audio-visual media in improving


student’s learning activities and material mastery. The study design was a pretest-
posttest equivalent group. The sample were XI IPA 1 and XI IPA2 class which are
selected by Cluster Random Sampling. The data are quantitative and qualitative
form. The quantitative data obtained from the average of pretest, posttest and N-
gain that were statistically analyzed using t-test and U test. The qualitative data
were description of learning activities form and students' questionnaire responses.
The results showed that the activity of teamwork, answer the question, ask the
questions, and express of ideas were increased. The mastery of students also
increased, with the average value of N-gain was (59.31). So, audio-visual media
was given influence in increasing the activity and material mastery of students of
the human respiratory system.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan media audio-


visual dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Desain penelitian
adalah pretes-postes kelompok ekuivalen. Sampel penelitian adalah kelas XI IPA1
dan XI IPA2 yang dipilih secara Cluster Random Sampling. Data penelitian berupa
kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dari rata-rata nilai pretes,
postes dan N-gain yang dianalisis secara statistik menggunakan uji-t dan uji U.
Data kualitatif berupa deskripsi aktivitas belajar dan angket tanggapan siswa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas bekerja sama, menjawab
pertanyaan, mengajukan pertanyaan, dan mengemukakan ide/pendapat mengalami
peningkatan. Hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan dengan rata-rata N-
gain (59,31). Dengan demikian, pembelajaran menggunakan media audio-visual
berpengaruh dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada sub
materi pokok sistem pernapasan pada manusia.

Kata kunci: aktivitas, hasil belajar, media audio-visual

1 Mahasiswa Pendidikan Biologi


2 Staf Pengajar
PENDAHULUAN Berdasarkan hasil observasi dan
wawancara dengan guru biologi SMA
Pembelajaran dapat didefinisikan Negeri 2 Metro pada bulan Oktober
sebagai suatu sistem atau proses 2012, dalam proses pembelajaran di
membelajarkan subjek sekolah, kegiatan pembelajaran masih
didik/pembelajar yang direncanakan banyak di dominasi oleh guru. Guru
atau didesain, dilaksanakan, dan aktif menjelaskan materi, sementara
dievaluasi secara sistematis agar siswa diam, bersikap pasif, dan hanya
subjek didik/pembelajar dapat mendengarkan penjelasan yang
mencapai tujuan-tujuan pembelajaran disampaikan oleh guru. Penggunaan
secara efektif dan efisien (Komalasari, media dalam proses pembelajaran
2010:3). Dalam proses sebagai perantara yang efektif untuk
pembelajaran, proses belajar mencapai tujuan
merupakan peranan yang sangat pembelajaran masih belum
penting. Menurut Hamalik (2004:27), dioptimalkan. Hal ini sesuai dengan
belajar adalah modifikasi atau pendapat Trianto (2010:5) yang
memperteguh kelakuan melalui menyatakan bahwa pada masalah
pengalaman. Menurutnya, utama pendidikan formal (sekolah)
pengalaman ini dapat diperoleh dari saat ini adalah masih rendahnya hasil
interaksi antara individu dengan belajar peserta didik yang merupakan
lingkungannya. hasil kondisi pembelajaran
konvensional yang dalam proses
Agar proses belajar mengajar
pembelajaran memberikan dominasi
berjalan dengan baik, peserta didik
guru dan tidak memberikan akses
sebaiknya diajak untuk memanfaatkan
bagi siswa untuk berkembang secara
semua alat inderanya. Sebab, semakin
mandiri.
banyak alat indera yang digunakan
dalam menerima dan mengolah Selain itu, proses pembelajaran pada
informasi semakin besar mata pelajaran biologi yang
kemungkinan informasi tersebut dilaksanakan di SMA Negeri 2 Metro
dimengerti dan dapat dipertahankan lebih banyak didominasi oleh guru.
dalam ingatan (Arsyad, 2007:8). Dalam menyampaikan materi Sistem
Pernapasan pada Manusia biasanya
guru menggunakan metode ceramah sementara sekolah sudah
dan diselingi tanya jawab di dalam memilikinya.
kelas, padahal materi ini memiliki
Penggunaan media yang kurang
karakteristik mekanisme proses yang
optimal tersebut diduga berdampak
cukup rumit sehingga sulit untuk
terhadap aktivitas dan hasil belajar
dipahami. Penggunaan metode
siswa. Aktivitas belajar siswa seperti
tersebut masih kurang efektif, sebab
turut serta dalam melakukan
kurang dapat membuat siswa aktif.
penyelidikan dan menemukan suatu
Dalam proses pembelajaran, siswa
konsep jarang dilakukan. Padahal
lebih banyak menerima informasi dari
aktivitas tersebut merupakan salah
guru.
satu pengalaman belajar yang penting
Kondisi seperti ini mengakibatkan bagi siswa. Siswa tidak banyak
suasana pembelajaran kurang dilibatkan dalam proses pembelajaran
interaktif, siswa hanya duduk, akibatnya siswa pasif dalam
mencatat dan mendengarkan apa yang pembelajaran dan hasil belajar siswa
disampaikan oleh guru. Terkadang menjadi rendah. Hal ini ditunjukkan
guru memberi pertanyaan kepada dari rendahnya pencapaian hasil
siswa yang jawabannya terdapat di belajar biologi pada materi pokok
dalam buku ajar sehingga siswa cukup Sistem Pernapasan. Berdasarkan hasil
membaca dan menghafal ulangan harian kelas XI IPA SMA
jawabannya tanpa menganalisa Negeri 2 Metro untuk materi pokok
terlebih dahulu. Hal ini menyebabkan Sistem Pernapasan sebagian nilai
rendahnya daya serap peserta didik siswa belum mencapai KKM (Kriteria
pada materi yang diajarkan dan Ketuntasan Minimun) yang
mempengaruhi rendahnya hasil ditentukan oleh sekolah untuk mata
belajar siswa. Untuk mendukung pelajaran biologi adalah 73.
proses pembelajaran, guru di SMA
Rendahnya aktivitas dan hasil belajar
tersebut belum pernah menggunakan
biologi di atas perlu ditingkatkan.
fasilitas media audio-visual sebagai
Untuk mewujudkan peningkatan
perantara yang efektif dan menarik
tersebut perlu adanya inovasi dalam
untuk mencapai tujuan pembelajaran,
proses pembelajaran yang dilakukan,
khusunya dalam hal media meningkatkan aktivitas dan hasil
pembelajaran yang digunakan. Salah belajar IPA pada siswa kelas V SDN
satu inovasi yang dapat Kemiriswu 2 Pasuruan.
dikembangkan dalam pembelajaran
Berdasarkan uraian di atas, maka
khususnya Sub Materi Pokok Sistem
penulis tertarik untuk mengadakan
Pernapasan pada Manusia adalah
penelitian mengenai pengaruh
penggunaan media audio-visual.
penggunaan media audio-visual
Sistem pernapasan pada manusia
terhadap aktivitas dan hasil belajar
seringkali melibatkan mekanisme
siswa pada Sub Materi Pokok Sistem
proses yang rumit. Proses-proses
Pernapasan pada Manusia siswa kelas
tersebut kurang efektif jika diajarkan
XI IPA semester genap SMA Negeri 2
dengan media gambar saja. Hal ini
Metro Tahun Pelajaran 2012/2013.
diduga dapat diminimalisir dengan
menggunakan media audio-visual. Metode Penelitian

Media audio-visual adalah media Penelitian ini dilaksanakan pada


instruksional modern yang sesuai bulan April 2013 di SMA Negeri 2
dengan perkembangan zaman Metro Tahun Pelajaran 2012/2013.
(kemajuan ilmu pengetahuan dan Sampel dalam penelitian ini adalah
teknologi), meliputi media yang dapat siswa kelas XI IPA 1 yang berjumlah
dilihat, didengar dan yang dapat 28 orang sebagai kelompok
dilihat dan didengar (Rohani, 1997: eksperimen, dan kelas XI IPA2 yang
97-98). Berdasarkan hasil penelitian berjumlah 28 orang sebagai kelompok
Sanudin (2007:39) yang menyatakan kontrol yang dipilih dengan teknik
bahwa penguasaan konsep siswa pada Cluster Random Sampling. Desain
materi ekosistem oleh siswa kelas X yang digunakan dalam penelitian ini
SMA Negeri 5 Bandar Lampung adalah desain pretes-postes kelompok
TP.2007/2008 menggunakan media ekuivalen. Struktur desain penelitian
audio-visual lebih tinggi dibanding ini yaitu:
tanpa menggunakan media audio-
visual. Selain itu, hasil penelitian
Nugroho (2011:1) menyatakan bahwa
pemanfaatan media audio visual dapat
audio-visual. Hasil dari penelitian
I O1 X O2
disajikan sebagai berikut:
II O1 C O2

Ket: I = Kelompok eksperimen; II = 1) Hasil Belajar


Kelompok kontrol; O1 = Pretes; O2 =
Postes; X = Perlakuan media-audio
visual dengan model pembelajaran
Hasil belajar siswa diperoleh dari
kooperatif tipe NHT; C = Perlakuan pretes, postes, dan N-gain pada sub
model pembelajaran kooperatif tipe
NHT (dimodifikasi dari Riyanto, materi pokok sistem pernapasan pada
2001:43)
manusia untuk kelas eksperimen dan kelas

Gambar 1. Desain pretes-postes kontrol yang selengkapnya dapat dilihat pada


Kelompok ekuivalen gambar 2.
80 B B
Jenis dan teknik pengumpulan data B B
Rata- rata Nilai
60
pada penelitian ini berupa data TB TB
40
kuantitatif berupa hasil belajar siswa 20
0
yang diperoleh dari hasil rata-rata
Pretes Postes N-gain
pretes, postes dan N-gain dan Eksperimen Kontrol

dianalisis secara statistik Ket: B= Berbeda; TB= Tidak Berbeda


menggunakan uji t dan uji u pada
Gambar 2. Rata-rata nilai pretes,
taraf signifikasi 5% dan data kualitatif postes, dan N-gain siswa
berupa data aktivitas belajar siswa dan kelas Eksperimen dan
Kontrol
angket tanggapan siswa terhadap
penggunaan media audio-visual Berdasarkan gambar di atas, diketahui
dianalisis secara deskriptif. bahwa nilai pretes oleh siswa tidak
berbeda signifikan artinya rata-rata
Hasil Penelitian dan Pembahasan nilai pretes siswa pada kelas
eksperimen tidak berbeda dengan rata-
a. Hasil Penelitian rata nilai pretes siswa pada kelas
kontrol, sedangkan rata-rata nilai
Berdasarkan penelitian yang telah
postes dan N-gain pada kelas
dilakukan di SMA Negeri 2 Metro,
eksperimen berbeda signifikan dengan
diperoleh data hasil belajar, aktivitas
nilai rata-rata postes dan N-gain pada
belajar, dan tanggapan siswa terhadap
kelas kontrol, artinya hasil
kemenarikan penggunaan media
belajar siswa menggunakan media 2) Aktivitas Belajar Siswa
audio- visual lebih tinggi.
Pada penelitian ini selain data hasil

Analisis setiap indikator hasil belajar kognitif


belajar kognitif siswa diperoleh juga
digunakan untuk mengetahui perbedaan data aktivitas belajar siswa sebagai
setiap indikator antara kelas eksperimen dan penunjang. Data hasil observasi
kelas kontrol selengkapnya dapat dilihat pada aktivitas belajar siswa pada kelas
gambar 3. eksperimen dan kelas kontrol
70 B
60
B
disajikan dalam gambar 4.
B
iNila

50 B
-rata

40

Nilai
100
30 82,74 60,12 75,00 60,71
Rata

20 80 73,81 72,03 70,25


10 60 63,10

Rata -rata
0
40
C2 C4
Eksperimen Kontrol 20
0
A B C D
Ket: B= Berbeda
Eksperimen Kontrol
Gambar 3. Rata-rata nilai N-
gain pada aspek C2 dan C4 Ket: A = Bekerja sama dalam
siswa kelas Eksperimen kelompok; B = Menjawab
dan Kontrol pertanyaan; C = Mengajukan
pertanyaan; D = Mengemukakan
Adapun hasil analisis statistik, terlihat ide gagasan
bahwa terdapat perbedaan yang
Gambar 4. Data aktivitas siswa
signifikan antara nilai rata-rata skor selama pembelajaran pada
kelas eksperimen dan kelas
N-gain indikator kognitif C2 dan C4
kontrol.
pada kelas eksperimen dan kelas
Berdasarkan gambar di atas, diketahui
kontrol. Hasil rata-rata nilai indikator
bahwa rata-rata aktivitas belajar
pada aspek C2 dan C4 pada kelas
siswa pada kelas eksperimen (75%)
eksperimen lebih tinggi dari kelas
lebih tinggi daripada kelas kontrol
kontrol.
(64,43%). Aktivitas siswa dalam hal
bekerja sama dalam kelompok dan
mengajukan pertanyaan pada kelas
eksperimen berkriteria tinggi.
Sedangkan pada aktivitas menjawab
pertanyaan dan mengemukakan Berdasarkan gambar diatas, diketahui
ide/gagasan berkriteria sedang. bahwa hampir seluruh siswa merasa
Sedangkan pada kelas kontrol semua senang mempelajari sub materi pokok
aspek berkriteria sedang. sistem pernapasan pada manusia
menggunakan media audio-visual.
3) Tanggapan Siswa Terhadap
Penggunaan Media Audio-visual
dengan Model Pembelajaran b. Pembahasan
Kooperatif Tipe NHT
Angket hanya diberikan pada kelas Hasil penelitian ini menunjukkan
eksperimen untuk mengetahui bahwa penggunaan media audio-
tanggapan siswa terhadap penggunaan visual dapat meningkatkan aktivitas
media audio-visual. Hasil dari angket siswa (Gambar 4) dan hasil belajar
selengkapnya dapat dilihat pada kognitif siswa (Gambar 2) secara
gambar 5. signifikan. Hal ini didukung oleh
hasil penelitian yang dilakukan oleh
Dapat mengarahkan
sendiri cara belajar saya 14,29
85,71 Nugroho (2011:1) bahwa
Memiliki kesempatan
28,57
untuk mengemukakan
gagasan 71,43
pemanfaatan media audio visual dapat
Merasa bosan dalam
proses belajar 71,43 meningkatkan aktivitas dan hasil
28,57
Termotivasi
biologi
belajar
14,29 belajar IPA pada siswa kelas V SDN
85,71
Merasa sulit Kemiriswu 2 Pasuruan.
mengerjakan soal-soal 82,14
di LKS 17,86
Merasa sulit
berinteraksi dengan
10,71
89,29 Peningkatan hasil belajar siswa terjadi
teman
Berpartisipasi
dalam
aktif
kegiatan 10,71 karena pembelajaran menggunakan
pembelajaran 89,29
Lebih mudah
mengerjakan soal-soal 17,86
media audio-visual dalam penelitian
82,14
Lebih mudah
ini ternyata dapat menciptakan
memahami materi yang 3,57
dipelajari 96,43 suasana belajar yang menyenangkan
Senang mempelajari
materi 3,57
96,43 bagi siswa dan mampu membuat
0 100 200 siswa lebih aktif. Hal ini didukung
Tidak Setuju Setuju
data angket yang menyatakan bahwa
Gambar 5. Data tanggapan siswa hampir seluruh siswa (96,43%)
terhadap penggunaan media
audio visual senang mempelajari materi sistem
dengan model pernapasan pada manusia yang
pembelajaran
kooperatif tipe NHT diberikan oleh guru.
Aktivitas pada aspek bekerjasama anggota kelompoknya. Aktivitas
dengan kelompok memiliki kriteria siswa pada aspek mengajukan
tinggi (82,74%) karena siswa pada pertanyaan sesuai dengan
setiap anggota kelompok aktif bekerja permasalahan berkriteria tinggi
sama untuk menyelesaikan masalah (75%). Berikut contoh pertanyaan
dalam LKS. Hal itu juga didukung yang diberikan oleh siswa AAI:
dari data angket yang menyatakan “Apakah bernapas dengan menggunakan
mulut sama baiknya dengan bernapas dengan
bahwa sebagian besar siswa (89,29%) menggunakan hidung?”

siswa tidak merasa sulit berinteraksi Komentar: Pertanyaan tersebut cukup baik
karena sesuai dengan topik
dengan teman dalam proses permasalahan yang sedang
pembelajaran yang berlangsung. didiskusikan sehingga skor
aktivitas siswa adalah 3.
Selama proses pembelajaran
berlangsung, siswa sangat berantusias Selain bertanya, siswa juga dilatih
dan termotivasi untuk mengerjakan untuk menjawab pertanyaan.
soal-soal yang diberikan. Hal ini Menjawab pertanyaan dinilai baik
sesuai dengan pendapat Hamalik jika sesuai dengan pertanyaan yang
(2009:161) bahwa motivasi diberikan. Keaktifan siswa dalam
mendorong timbulnya kelakuan atau menjawab pertanyaan terlihat jelas
suatu perbuatan, tanpa motivasi maka ketika siswa menjawab pertanyaan
tidak akan timbul suatu perbuatan pada saat nomornya dipanggil oleh
seperti belajar. Pembelajaran yang guru. Berikut ini contoh jawaban
menyenangkan bagi siswa dapat yang diberikan oleh SA:
menciptakan suasana pembelajaran “Pada saat inspirasi, otot-otot antar tulang
rusuk berkontraksi sehingga tulang rusuk dan
menjadi lebih aktif. Berdasarkan data tulang dada terangkat ke atas, akibatnya
ronnga dada membesar. Membesarnya
aktivitas siswa pada gambar 4 dapat rongga dada menyebabkan paru-paru ikut
membesar dan tekanan udara dalam paru-
diketahui bahwa rata-rata aktivitas paru lebih rendah dari udara luar sehingga
belajar siswa pada kelas eksperimen udara masuk. Sedangkan pada saat ekspirasi,
otot-otot antar tulang rusuk relaksasi, yaitu
berkriteria tinggi. Pada saat diskusi tulang rusuk dan tulang dada turun kembali
pada kedudukan semula sehingga rongga
berkelompok, siswa aktif bekerjasama dada mengecil dan paru-paru ikut mengecil.
Karena volume paru-paru berkurang maka
untuk mengerjakan LKS dan siswa tekanan udara dalam paru-paru lebih tinggi
dari udara luar, akibatnya udara keluar.
yang belum memahami dapat
mengajukan pertanyaan kepada Komentar: Jawaban tersebut cukup baik
karena siswa telah mampu
menjawab pertanyaan yang kemampuan yang dimilikinya dan
sesuai dengan topik
permasalahan yang sedang berpengaruh terhadap hasil belajar
didiskusikan, yaitu menjelaskan
keterkaitan antara organ-organ siswa. Sebab, menurut Hamalik
yang terlibat dalam proses
pernapasan dada. (2004:171) pembelajaran yang efektif
menyediakan kesempatan belajar
Aktivitas selanjutnya yaitu sendiri atau melakukan aktivitas
mengemukakan ide/gagasan. sendiri. Pada prinsipnya belajar
Berdasarkan gambar 4 diketahui adalah berbuat dan menurut pendapat
bahwa, siswa telah mampu Sardiman (2007:95) yang menyatakan
mengemukakan gagasan sesuai bahwa tidak ada belajar kalau tidak
dengan materi berkriteria sedang ada aktivitas. Itulah sebabnya
(70,25%), sesuai dengan data angket aktivitas merupakan prinsip yang
yang menyatakan bahwa (71,43%) sangat penting dalam proses
siswa memiliki kesempatan untuk pembelajaran. Adanya peningkatan
mengemukakan gagasan. Siswa aktivitas belajar maka akan
mengemukakan ide/gagasan pada saat meningkatkan hasil belajar.
siswa berdiskusi di dalam kelompok
mengenai masalah yang terdapat Peningkatan hasil belajar secara

dalam LKS. Berikut merupakan umum terbukti pada kemampuan

contoh gagasan yang dikemukakan indikator kognitif siswa. Berdasarkan

oleh siswa. Contoh gagasan siswa analisis statistik rata-rata N-gain

HW: (gambar 3), kemampuan pada


“Pada pengidap asma terjadi kesukaran indikator C2 dan C4 berbeda secara
bernapas karena diameter otot bronkiolus
menyempit sehingga udara yang masuk hanya signifikan pada kedua kelas. Hal ini
sedikit. Itulah sebabnya pada penderita asma dikarenakan media audio-visual dapat
mengalami kesukaran bernapas sehingga
proses bernapas tidak maksimal”. mengoptimalkan proses
Komentar : Pendapat tersebut cukup baik pembelajaran, sehingga siswa dapat
karena sesuai dengan topik
permasalahan yang sedang lebih mudah mengingat dan
didiskusikan yaitu penyebab
penyakit asma. memahami materi yang diajarkan.
Merujuk pada pendapat Sulaeman
Aktivitas dalam proses pembelajaran
(1998:17), bahwa penggunaan media
sangat diperlukan bagi siswa untuk
audio-visual dalam pembelajaran
menunjang pengembangan
dapat memberikan pengertian atau
informasi dengan cara yang lebih soal LKS yang memuat indikator
konkrit atau lebih nyata dari pada kognitif C2:
yang dapat disampaikan dengan kata-
kata yang diucapkan, dicetak atau
yang ditulis. Peningkatan hasil belajar
kognitif ini terjadi karena dengan
menggunakan media audio-visual
selama pembelajaran khususnya pada
Gambar 6. Contoh jawaban siswa untuk
sub materi pokok Sistem Pernapasan indikator kognitif C2 (LKS
eksperimen pertemuan kedua)
pada Manusia menjadi lebih efektif
dan mudah dijelaskan daripada jika Komentar: Jawaban siswa di atas
memperoleh skor maksimal,
diajarkan dengan menggunakan media karena jawaban tersebut
menunjukkan bahwa siswa telah
gambar saja. Hal ini sejalan dengan mampu memahami
pemanfaatan teknologi yang
pendapat Arsyad (2002: 26) bahwa
digunakan untuk membantu
media pembelajaran dapat bernapas.

memperjelas penyajian pesan dan


Pada indikator C4, siswa dilatih untuk
informasi pembelajaran dengan
dapat menganalisis suatu
mudah sehingga dapat meningkatkan
permasalahan yang terdapat pada
hasil belajar kognitif siswa. Oleh
LKS. Peningkatan pada indikator C4
sebab itu, sebagian besar siswa
dikarenakan banyaknya soal-soal
(86,14%) lebih mudah mengerjakan
analisis yang terdapat di dalam LKS
soal-soal LKS karena dapat
serta informasi yang terdapat dalam
mengarahkan sendiri cara belajar
media audio-visual memudahkan
yang diinginkannya.
siswa dalam menjawab soal LKS
Peningkatan pada indikator kognitif sehingga siswa terlatih dan terbiasa
pemahaman (C2) karena siswa dilatih dalam menganalisis untuk
untuk dapat memahami suatu masalah menyelesaikan suatu permasalahan.
yang terdapat dalam LKS. Informasi Menurut Anderson (dalam Khoerul,
yang didapat dari media audio-visual 2012:1) bahwa analisis mencakup
memudahkan siswa menjawab soal kemampuan siswa untuk menguraikan
tersebut. Berikut merupakan contoh suatu permasalahan atau obyek ke
unsur-unsurnya dan menentukan
keterkaitan antar unsur-unsur tersebut. Siswa pada kelas kontrol masih
Salah satu contoh soal dengan kurang dapat menggali keterampilan
indikator C4 dapat dilihat pada menganalisis (C4), karena diskusi
gambar 7. berlangsung dengan kurang aktif,
hanya beberapa siswa yang
mengeluarkan gagasannya.
Rendahnya kemampuan menganalisis
ini disebabkan aktivitas siswa tidak
tergali secara maksimal, seperti yang
terlihat pada gambar 8.

Gambar 7. Contoh jawaban siswa untuk


indikator kognitif C4 (LKS
eksperimen pertemuan pertama)
Gambar 8. Contoh jawaban siswa untuk indikator
Komentar: Jawaban siswa di atas C4 (LKS kelas kontrol pertemuan
memperoleh skor maksimal, pertama)
karena jawaban tersebut
menunjukkan bahwa siswa Komentar: Jawaban siswa di atas
telah mampu menganalisis memperoleh skor satu karena
struktur dan fungsi rongga siswa hanya mampu
hidung serta keterkaitannya mengidentifikasi struktur dan
antara struktur dan fungsi fungsi trakea namun kurang
rongga hidung dalam proses mampu menganalisis
pernapasan. keterkaitan antara struktur dan
fungsi trakea dalam proses
pernapasan.
Pada kelas kontrol, siswa hanya belajar terjadi dengan membaca
berdiskusi dengan kelompoknya dan sebanyak 10%, mendengar 20%,
tidak semua siswa terlibat aktif melihat 30%, melihat dan mendengar
sehingga kurang dapat tergali sebanyak 50%, mengatakan 70%, dan
keterampilan memahami (C2) dalam mengatakan sambil mengerjakan
menjawab soal pada LKS. Seperti sebanyak 90%. Berdasarkan uraian
yang terlihat pada gambar 9. diatas bahwa pembelajaran
menggunakan media audio-visual
berpengaruh dalam meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar siswa.

Simpulan dan Saran

Berdasarkan hasil analisis data dan


pembahasan, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut:

1. Penggunaan media audio-visual


Gambar 9. Contoh jawaban siswa untuk berpengaruh secara signifikan
indikator C2 (LKS kelas kontrol
pertemuan 2) dalam meningkatkan hasil belajar
Komentar: Jawaban siswa diatas memperoleh siswa pada sub materi pokok
skor satu karena siswa kurang
mampu memahami arti grafik sistem pernapasan pada manusia
volume udara paru-paru seseorang dengan nilai rata-rata N-gain
yang diukur dengan menggunakan
spirometer. (59,09).

Menurut Hamalik (2004:12) bahwa 2. Penggunaan media audio-visual

dengan melakukan banyak aktivitas berpengaruh dalam meningkatkan

yang sesuai dengan pembelajaran, aktivitas belajar siswa sebesar

maka siswa mampu mengalami, (75%) pada sub materi pokok

memahami, mengingat, dan sistem pernapasan pada manusia.

mengaplikasikan materi yang telah


diajarkan. Teori ini didukung oleh
teori belajar menurut Magnesen
(Prawiradilaga, 2009:24) bahwa
Untuk kepentingan penelitian, maka Nugroho, J. 2011. Pemanfaatan
media audio visual untuk
penulis menyarankan sebagai berikut:
meningkatkan pembelajaran
IPA pada siswa kelas V SDN
1. Pembelajaran menggunakan media Kemiriswu 2 Pasuruan. Diakses
audio-visual dapat digunakan oleh dari http://library.um.ac.id/ptk/
index.php?mod=detail&id=5254
guru biologi sebagai salah satu 8 pada 11 November 2013 pukul
alternatif pembelajaran yang dapat 13.16.

meningkatkan hasil belajar siswa Prawiradilaga, D. S. 2009.


Penguasaan Disain
pada sub materi pokok sistem
Pembelajaran. Kencana.
pernapasan pada manusia. Jakarta.

Riyanto, Y. 2001. Metodologi


2. Pada pembuatan media audio- PenelitianPendidikan. SIC.
Surabaya.
visual selanjutnya diharapkan
dapat dibuat lebih singkat namun Rohani, A. 1997. Pengelolaan
Pengajaran. PT Rineka Cipta.
mampu menjelaskan materi secara
Jakarta.
keseluruhan.
Sanudin, Y. 2007. Pengaruh
Penggunaan Media Audio-
DAFTAR PUSTAKA Visual dengan Menggunakan
Model Pembelajaran Pemetaan
Arsyad, A.2007. Media Pengajaran. Konsep Terhadap Penguasaan
Grafindo.Jakarta. Konsep Ekosistem oleh Siswa
Kelas X SMA Negeri 5 Bandar
Hamalik, O. 2004. Proses Belajar Lampung TP.2007/2008
Mengajar. Bumi Aksara. (Skripsi). Universitas Lampung.
Bandung. Bandar Lampung.

Khoerul, E. 2012. Taksonomi Bloom Sardiman. 2007. Interaksi & Motivasi


Revisi. http://ekokhoerul. Belajar Mengajar. PT. Raja
wordpress.com/2012/08/11/taks Grafindo Persada. Jakarta.
onomi-bloom-revisi/ pada 6
Desember 2012 pukul 08:35 Sulaeman, A.H. 1998. Media Audio
WIB. Visual. Gramedia. Jakarta.

Komalasari, K. 2010. Pembelajaran Trianto. 2010. Model Pembelajaran


Kontekstual. Refika Aditama. Terpadu. Bumi Aksara. Jakarta.
Bandung.

Lie, A. 2008. Cooperative Learning.


PT Gramedia Widia Sarana
Indonesia. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai