Anda di halaman 1dari 12

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEJADIAN

PERNIKAHAN USIA DINI DI DESA JAMBU KIDUL, CEPER, KLATEN

Endah Purwaningsih 1), Ria Tri Setyaningsih 2)

ABSTRAK
Angka pernikahan di bawah umur di Kabupaten Klaten mengalami
peningkatan cukup drastis. Untuk data akhir 2012, usia menikah 16-19 tahun
remaja putri 28 orang, untuk laki-laki 3 orang. Pola asuh orang tua mempunyai
peranan yang sangat penting dalam kehidupan anak. Melalui orang tua, anak
beradaptasi dengan lingkungannya dan mengenal dunia sekitarnya serta pola
pergaulan hidup yang berlaku di lingkungannya. Ini disebabkan oleh orang tua
merupakan dasar pertama bagi pembentukan pribadi anak. Orang tua memegang
peranan utama dan pertama bagi pendidikan anak. Mengasuh,membesarkan dan
mendidik anak merupakan tugas mulia yang tidak lepas dari berbagai halangan
dan tantangan. Tujuan Untuk mengetahui hubungan pola asuh orangtua dengan
kejadian pernikahan usia dini di Desa Jambukidul, Ceper, Klaten. Metode
penelitian ini dilakukan secara Jenis penelitian yang digunakan adalah descriptive
corelational. Populasi dalam penelitian ini adalah semua remaja putra dan putri di
Desa Jambu Kidul yang menikah pada usia untuk laki-laki > 19 tahun dan untuk
perempuan > 16 tahun yang berjumlah 40 responden, dengan pengambilan
sampel menggunakan teknik total sampling. Alat pengumpulan kuesioner.
Analisis data menggunakan uji chi square. Hasil Pola asuh orang tua Di Desa
Jambu Kidul, Ceper, Klaten adalah sebanyak 28 responden (70%). Kejadian
pernikahan usia dini didesa Jambu Kidul, Ceper, Klaten adalah sebanyak 27
responden (67,5%). ada hubungan pola asuh orangtua dengan kejadian
pernikahan usia dini di Desa Jambukidul, Ceper, Klaten dengan nilai p = 0,000
(p<0,05). Simpulan dalam penelitian ini menunjukkan ada hubungan pola asuh
orangtua dengan kejadian pernikahan usia dini di Desa Jambukidul, Ceper,
Klaten. Saran memberikan informasi gambaran yang dapat bermanfaat untuk
menambah pengetahuan remaja putri usia 15-19 tahun tentang pernikahan dini.

Kata Kunci : Pola asuh orang tua, pernikahan usia dini


Pustaka : 34 pustaka (2002-2013)
2 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 4, No. 7, Januari 2014, 1-12

PENDAHULUAN Indonesia, yaitu mencapai 25 % dari


Remaja sebagai salah satu proses jumlah pernikahan yang ada. Bahkan
kedewasaan merupakan awal dalam di daerah Jawa Tengah (27,84 %)
mengenal dan mengerti bahkan tidak dilakukan pada usia < 20
jarang menyelami proses kedewasaan tahun.(BKKBN,2007).
itu sendiri, akhirnya tidak sedikit saat Angka pernikahan di bawah umur
ini remaja wanita khususnya menjalani di Kabupaten Klaten mengalami
perkawinan hanya karena tuntutan, peningkatan cukup drastis. Untuk data
orangtua atau bahkan akibat pergaulan akhir 2012, usia menikah 16-19 tahun
yang terlampau bebas yang remaja putri 28 orang, untuk laki-laki 3
mengakibatkan remaja wanita harus orang. Angka tersebut mengalami
hamil pada masa sebelum saatnya ia kenaikan setelah berakhirnya tahun
mengerti tentang arti perkawinan 2011, papar kepala seksi (Kasi) Urusan
(Handari, 2005). Berdasarkan laporan Agama Islam Klaten Utara.Pada tahun
pencapaian Millennium Development 2012, terdapat 15 melangsungkan
Goal’s (MDG’s) Indonesia 2012, yang pernikahan di bawah umur.Di Desa
diterbitkan oleh Bappenas (Badan Jambu Kidul khususnya tahun 2012
Pengawasan Nasional) menyebutkan, perempuan dan laki-laki yang
bahwa Penelitian Monitoring menikah pada usia 14-19 tahun yang
Pendidikan oleh Education Network menikah adalah 40 orang. Belum
for Justice, Di Indonesia pernikahan diketahui penyebabnya mengapa
dini sekitar 12-20% yang dilakukan wanita-wanita muda di Desa Jambu
oleh pasangan baru. Biasanya, Kidul memutuskan untuk menikah
pernikahan dini dilakukan oleh pada usia muda.
pasangan usia muda yang rata-rata Akhir ini marak terjadi pernikahan
umurnya antara 16-20 tahun. Secara dini/nikah di usia dini pada kalangan
nasional pernikahan dini dengan remaja, hal itu terjadi pada umur kira-
pasangan usia di bawah 16 tahun kira 15-18 tahun,yaitu pada saat remaja
sebanyak 26,95%. data dari BKKBN tersebut duduk dibangku SMP maupun
yang menunjukkan tingginya SMA.Itulah realitas sosial yang
pernikahan di bawah usia 16 tahun di dihadapi masyarakat saat ini juga
Endah Purwaningsih, Ria Tri Setyaningsih, Hubungan Pola Asuh Orang Tua… 3

semakin tingginya dorongan seksual Rata-rata umur pertama perempuan di


remaja karena pola asuh orang tua pedesaan lebih rendah dibandingkan
yang tidak baik dan karena lingkungan diperkotaan dimungkinkan karena
yang nyaris tanpa batas. Remaja masih banyaknya perkawinan dibawah
indonesia saat ini sedang mengalami umur dipedesaan.Jumlah perempuan
perubahan sosial yang cepat berumur 10 Tahun ke atas yang pernah
dimasyarakat tradisional menuju menikah di Jawa Tengah adalah
masyarakat modern, yang juga sebesar 12,72%, yang menikah pada
mengubah norma-norma, nilai-nilai, umur 16-19 tahun sebesar 38,65%.
dan gaya hidup mereka. Fenomena (Anwar,2008)
kawin muda atau pernikahan dini Salah satu masalah utama yang
tampaknya merupakan ‘’mode’’ yang dihadapi dari dampak pernikahan dini
terulang. Pernikahan dini pada jaman adalah bagaimana mendidik anak
dahulu dianggap hal yang biasa, jika dengan pola asuh yang tepat dan benar,
dahulu orang tua ingin anaknya karena hingga saat ini banyak
menikah muda dengan berbagai alasan, ditemukan kasus yang sering terjadi
maka kini banyak remaja sendiri yang pada anak dengan orangtua yang
bercita-cita menikah pada usia menikah di usia muda menjadikan
muda.Fenomena ini bukan hanya orangtua sebagai sosok yang
terjadi didaerah perdesaan saja tetapi demokratis, permisif dan otoriter.
begitu pula dengan perkotaan Sedangkan orangtua yang demokratis
(Anwar,2008). atau yang memprioritaskan
Penelitian yang dilakukan Ikatan kepentingan anak sangat jarang
Sosiologi Indonesia (ISI) Jawa Barat ditemukan.
mengungkapakan fakta masih Pola asuh orang tua merupakan
tingginya kawin muda di pulau Jawa interaksi antara anak dan orang tua
dan Bali. Diantara daerah-daerah selama melibatkan kegiatan
tersebut, Jawa Barat menduduki pengasuhan. Pengasuhan ini berarti
peringkat pertama dalam jumlah orang tua mendidik, membimbing dan
pasangan muda, sedangkan di Jawa mendisiplinkan serta melindungi anak
Tengah menempati peringkat kedua. untuk mencapai kedewasaan sesuai
4 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 4, No. 7, Januari 2014, 1-12

dengan norma-norma yang ada dalam orangtua cenderung mengabaikan


masyarakat (Habib, 2007). Terdapat 3 keinginan anak dan membatasi semua
kecenderungan dalam pola pengasuhan aktivitas anak dengan mengancam
yang otoriter, demokratis dan permisif serta memarahinya dan (81,66%)
(Hurlock,2006). orangtua sangat permisif kepada anak-
Dalam kehidupan sehari-hari, anak anaknya
hidup dalam lingkungan, masyarakat Dari hasil study pendahuluan yang
dan budaya yang terus-menerus dilakukan oleh peneliti pada tanggal 10
mempengaruhi perkembangan dan November 2013 di Desa Jambu kidul,
tingkat kemandiriannya. Pola asuh Ceper, Klaten. Di ketahui bahwa masih
orang tua mempunyai peranan yang banyak ditemukan remaja yang
sangat penting dalam kehidupan anak. menikah diusia dini yaitu antara 15-20
Melalui orang tua, anak beradaptasi tahun, kemudian diketahui pula bahwa
dengan lingkungannya dan mengenal hampir sebagian remaja yang menikah
dunia sekitarnya serta pola pergaulan dini cenderung mengabaikan pola asuh
hidup yang berlaku di yang diberikan oleh orangtuanya. Pada
lingkungannya.Ini disebabkan oleh saat yang bersamaan peneliti mencoba
orang tua merupakan dasar pertama melakukan wawancara langsung, maka
bagi pembentukan pribadi anak. Orang dapat diketahui 10 yang mengalami
tua memegang peranan utama dan pernikahan dini dengan pola asuh
pertama bagi pendidikan anak. orangtua demokratis 2 , pola asuh
Mengasuh, membesarkan dan permisif 5, dan pola asuh otoriter 3.
mendidik anak merupakan tugas mulia Berdasarkan hasil studi
yang tidak lepas dari berbagai pendaduluan diatas penulis tertarik
halangan dan tantangan. untuk meneliti tentang ‘’Hubungan
Penelitian Rianti (2004) terhadap pola asuh orang tua dengan kejadian
127 orangtua yang menikah diusia <20 pernikahan usia dini di Desa Jambu
tahun menyimpulkan bahwa hampir Kidul Ceper Klaten’’.
sebagian besar orangtua (84,14%)
kurang memperhatikan kesehatan dan
pendididkan anak-anaknya, (72,43%)
Endah Purwaningsih, Ria Tri Setyaningsih, Hubungan Pola Asuh Orang Tua… 5

METODOLOGI PENELITIAN adalah wilayah, generalisasi, yang


Variabel adalah suatu atribut atau terdiri atas obyek yang mempunyai
sifat atau nilai dari orang, obyek atau kualitas dan karakteristik tertentu yang
kegiatan yang mempunyai variasi ditetapkan oleh peneliti untuk
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dipelajari kemudian ditarik kesimpulan
untuk di pelajari dan ditarik (Sugiyono, 2012; h.80). Populasi
kesimpulannya (Sugiyono, 2012; h. 38- dalam penelitian ini adalah semua
39). Variabel bebas adalah variabel remaja putra dan putri di Desa Jambu
yang mempengaruhi atau yang menjadi Kidul yang menikah pada usia untuk
sebab perubahannya atau timbulnya laki-laki > 19 tahun dan untuk
variabel dependen. Variabel bebas perempuan > 16 tahun yang berjumlah
dalam penelitian ini adalah pola asuh 40 orang. Sampel adalah bagian dari
orang tua. Variabel terikat adalah jumlah populasi tersebut (Sugiyono,
variabel yang dipengaruhi atau yang 2012; h. 80). Bila besar populasi
menjadi akibat, karena adanya variabel kurang dari 100 maka populasi
bebas. Variabel terikat dalam digunakan semua, (Arikunto S., 2006;
penelitian ini adalah kejadian h.134). Sampel dalam penelitian ini
pernikahan usia dini. adalah seluruh remaja putra dan putri
Jenis penelitian yang digunakan yang menikah pada usia untuk laki-laki
adalah descriptive corelational karena > 19 tahun dan untuk perempuan > 16
ingin meneliti hubungan antar variabel. tahun di Desa Jambu Kidul,
Desain penelitian ini menggunakan Ceper,Klaten sebanyak 40 orang.
pendekatan Studi Retrospektif yaitu Setelah data diolah langkah selanjutnya
penelitian yang berusaha melihat ke adalah menganalisis hubungan antara
belakang, artinya pengumpulan data variabel bebas dan terikat, pada
dimulai dari efek atau akibat yang telah penelitian ini menggunakan program
terjadi (Notoadmojo,2010).Dalam SPSS, kemudian dilakukan analisis
penelitian ini peneliti akan mencari data. Variabel-variabel yang ada
hubungan Pola Asuh Orang Tua dianalisis secara unvariate untuk
Kejadian Pernikahan Dini DiDesa mengetahui distribusi frekuensi.
Jambu Kidul, Ceper, Klaten. Populasi Selanjutnya analisa data yang
6 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 4, No. 7, Januari 2014, 1-12

digunakan adalah analisa bivariate rumus chi square dengan derajat


yaitu analisa yang dilakukan terhadap kepercayaan 95% dan P=0,05.
dua variabel yang diduga berhubungan
HASIL PENELITIAN DAN
atau berkorelasi (Notoatmodjo, 2012; BAHASAN
h.183). Adapun dua variabel yang Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Pola
Asuh Orang Tua di Desa Jambu
dimaksut adalah variabel bebas yaitu
Kidul Kecamatan Ceper Kabupaten
pola asuh orang tua dan variabel terikat Klaten
yaitu kejadian Pernikahan Usia Dini. No Pola Asuh Frekuensi %
Sedangkan uji statistik dengan uji 1 Demokratis 28 70
chisquare yaitu dengan tabulasi silang 2 Permisif 7 17,5
antara dua variabel yang diduga
3 Otoriter 5 12,5
berhubungan (Notoatmodjo, 2012;
Jumlah 40 100
h.183). Alasan peneliti memilih uji chi
square karena tekhnik ini merupakan Sumber : Data Primer 2014

tekhnik yang paling sederhana untuk Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui
mengetahui hubungan antara dua bahwa sebagian besar 28 responden
variabel. Uji bivariate menggunakan (70%) responden dengan pola asuh
demokratis.

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi pernikahan dini Responden di Desa


Jambukidul, Kecamatan Ceper Kabupaten Klaten
No Pernikahan Dini Frekuensi %

1 < 19 tahun dan <16 tahun 13 32,5

2 > 19 tahun dan > 16 tahun 27 67,5

Jumlah 40 100

Sumber : Data Primer 2014

Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa sebagian besar remaja menikah
lebih dari 19 tahun dan lebih dari 16 tahun sebanyak 76 responden (65,5%).
Endah Purwaningsih, Ria Tri Setyaningsih, Hubungan Pola Asuh Orang Tua… 7

Tabel 4.3. Hubungan pola asuh orang tua Responden dengan kejadian
pernikahan usia dini di Desa Jambukidul Kecamatan Ceper Kabupaten
Klaten
Pernikahan Dini
Total
Pola asuh Ya Tidak 2 p
f % F % f %
Demokratis 4 10 24 60 28 70 18.901 0.000
Permisif 7 17.5 0 0 7 17.5
Otoriter 2 5 3 7.5 5 12.5
Jumlah 13 32.5 27 67.5 40 100
Sumber : Data Primer 2014

Tabel 4.3 didapatkan hasil bahwa < 0,05). Hasil ini dapat disimpulkan Ha
responden dengan pola asuh diterima dan Ho ditolak jadi ada
demokratis sebanyak 28 responden Hubungan pola asuh orang tua dengan
dengan pernikahan dini sebanyak 4 kejadian pernikahan usia dini di Desa
responden (10%) dan tidak pernikahan Jambukidul Kecamatan Ceper
dini sebanyak 24 responden (60%). Kabupaten Klaten.
Pola asuh permisif sebanyak 7 Pola asuh dalam penelitian
responden dengan pernikahan dini diketahui bahwa dari 40 responden
sebanyak 7 responden (17,5%). Pola sebanyak 28 responden (70%) dengan
asuh otoriter sebanyak 5 responden pola asuh demokratis, 7 responden
dengan pernikahan dini sebanyak 2 (17,5%) dengan pola asuh permisif dan
responden (5%) dan tidak sebanyak 3 5 responden (12,5%) dengan pola asuh
responden (7,5%). otoriter. Hal ini dikarenakan terdapat
Berdasarkan uji statistik dengan chi beberapa faktor yang mempengaruhi
square didapatkan hasil bahwa ada pola asuh seperti pendidikan, sosial
Hubungan pola asuh orang tua dengan ekonomi, informasi dan jumlah anak
kejadian pernikahan usia dini di Desa (Sochib, 2009). Hasil ini sesuai dengan
Jambukidul Kecamatan Ceper penelitian Hapsari (2013), tentang
Kabupaten Klaten dengan nilai 2 = hubungan pola asuh dengan kecerdasan
18,901 dengan nilai p value = 0,000 (p
8 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 4, No. 7, Januari 2014, 1-12

emosional yaitu pola asuh orang tua dini. Hal ini menunjukkan bahwa
sebagian besar demokratis. terdapat responden dengan pola asuh
Pernikahan dini di Desa permisif semuanya terjadi pernikahan
Jambukidul Kecamatan Ceper dini. Hal ini karena pola asuh permisif
Kabupaten Klaten sebanyak 13 yaitu pola asuh orang tua yang
responden (32,5%), sebanyak 27 menerapkan kebebasan yang
responden (67,5%) tidak menikah dini, berlebihan pada anak tanpa kontrol
hasil ini dikarenakan banyak remaja dari orang tua, sehingga perilaku anak
dengan usia kurang dari 20 tahun. menjadi Bersikap impulsive dan
Hasil ini sesuai teori Abbas (2003), agresif, suka membrontak, kurang
mengatakan bahwa pernikahan dini memiliki rasa percaya diri dan
adalah istilah kontenporer, dini pengendalian diri, suka mendominasi,
dikaitkan dengan waktu yaitu sangat di tidak jelas arah hidupnya dan
awal waktu tertentu. Bagi orang-orang prestasinya rendah (Yusuf, 2001).
yang hidup di awal abad ke-20 atau Hasil ini sesuai dengan penelitian
sebelumnya, pernikahan seseorang Hikmah Universitas Ahmad Dahlan
perempuan pada usia 13-14 tahun atau Yogyakarta tentang Faktor-Faktor
laki-laki pada usia 17-18 tahun adalah yang berhubungan dengan pernikahan
hal biasa. Hasil penelitian ini sesuai dini pada remaja di desa Sidomulyo
dengan penelitian Manta (2013), kecamatan Ceriping kabupaten Kendal
Universitas Muhammadyah Surakarta jawa tengah bahwa pola asuh otoriter
tentang Peran OrangTua dalam mempengaruhi kejadian pernikahan
kejadian pernikahan usia dini Pada dini.
Remaja Putri dikelurahan mojong barat Data hasil penelitian terdapat
Kota Mataram Provinsi Nusa Tenggara sebanyak 5 responden dengan pola
Barat bahwa kejadian pernikahan dini asuh otoriter namun yang mengalami
lebih banyak terjadi. pernikahan dini sebanyak 2 responden
Hasil penelitian pada tabel 4.3 (5%) dan tidak mengalami sebanyak 3
menunjukkan bahwa dari 7 responden responden (7,5%). Hasil ini
dengan pola asuh permisif sebanyak 7 dikarenakan pola asuh otoriter yaitu
responden (17,5%) dengan pernikahan pola asuh yang melibatkan remaja
Endah Purwaningsih, Ria Tri Setyaningsih, Hubungan Pola Asuh Orang Tua… 9

dalam pembuatan aturan. Pola asuh ini tingkat kemandiriannya. Pola asuh
banyak mengandung penerimaan orang orang tua mempunyai peranan yang
tua responsive dan sangat sangat penting dalam kehidupan anak.
memperhatikan kebutuhan anak Melalui orang tua, anak beradaptasi
dengan kontrol yang tepat sehingga dengan lingkungannya dan mengenal
anak tidak terlalu leluasa. Berdampak dunia sekitarnya serta pola pergaulan
pada perilaku anak yaitu bersikap hidup yang berlaku di lingkungannya.
bersahabat, memiliki rasa percaya diri, Ini disebabkan oleh orang tua
mampu mengendalikan diri 9 Self merupakan dasar pertama bagi
control, bersikap sopan, mau bekerja pembentukan pribadi anak. Orang tua
sama, memiliki rasa ingin tahunya memegang peranan utama dan pertama
yang tinggi, mempunyai tujuan/arah bagi pendidikan anak. Mengasuh,
hidup yang jelas dan berorientasi membesarkan dan mendidik anak
terhadap prestasi (Yusuf, 2011). merupakan tugas mulia yang tidak
Pola asuh otoriter sebanyak 5 lepas dari berbagai halangan dan
orang dengan pernikahan dini tantangan.
sebanyak 2 responden (5%) dan tidak Berdasarkan uji statistik dengan
sebanyak 3 responden (7,5%). Hal ini chi square didapatkan hasil bahwa ada
menunjukkan bahwa yaitu pola asuh Hubungan pola asuh orang tua dengan
yang melibatkan remaja dalam kejadian pernikahan usia dini di Desa
pembuatan aturan. Pola asuh ini Jambukidul Kecamatan Ceper
banyak mengandung penerimaan orang Kabupaten Klaten dengan nilai
tua responsive dan sangat 2 = 18,901 dengan nilai p value =
memperhatikan kebutuhan anak 0,000 (p < 0,05). Hasil ini dapat
dengan kontrol yang tepat sehingga disimpulkan Ha diterima dan Ho
anak tidak terlalu leluasa (Yusuf, ditolak jadi ada Hubungan pola asuh
2011). orang tua dengan kejadian pernikahan
Dalam kehidupan sehari-hari, anak usia dini di Desa Jambukidul
hidup dalam lingkungan, masyarakat Kecamatan Ceper Kabupaten Klaten.
dan budaya yang terus-menerus Hasil ini sesuai dengan penelitian
mempengaruhi perkembangan dan Rianti (2004) terhadap 127 orangtua
10 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 4, No. 7, Januari 2014, 1-12

yang menikah diusia <20 tahun Jambu Kidul, Ceper, Klaten adalah
menyimpulkan bahwa hampir sebagian sebanyak 28 responden (70%).
besar orangtua (84,14%) kurang Kejadian pernikahan usia dini didesa
memperhatikan kesehatan dan Jambu Kidul,Ceper,Klaten adalah
pendididkan anak-anaknya, (72,43%) sebanyak 27 responden (67,5%). Ada
orangtua cenderung mengabaikan hubungan pola asuh orangtua dengan
keinginan anak dan membatasi semua kejadian pernikahan usia dini di Desa
aktivitas anak dengan mengancam Jambukidul, Ceper, Klaten dengan
serta memarahinya dan (81,66%) nilai p = 0,000 (p<0,05).
orangtua sangat permisif kepada anak-
Saran
anaknya (Rianto, 2004). Berdasarkan hasil penelitian yang telah
Pola asuh orang tua mempunyai dilakukan, ada beberapa saran yang
peranan yang sangat penting dalam dapat diberikan, yaitu : Lebih
kehidupan anak. Melalui orang tua, meningkatkan pengetahuan warga desa
anak beradaptasi dengan Jambu Kidul serta pembaca pada
lingkungannya dan mengenal dunia umumnya tentang pola asuh orang tua
sekitarnya serta pola pergaulan hidup terhadap kejadian pernikahan dini
yang berlaku di lingkungannya. Ini dengan mengikuti penyuluhan tentang
disebabkan oleh orang tua merupakan dampak pernikahan dini di Desa
dasar pertama bagi pembentukan Jambukidul Ceper Klaten, Dapat
pribadi anak. Orang tua memegang menjadi masukan Bidan untuk
peranan utama dan pertama bagi meningkatkan mutu pelayanan
pendidikan anak. Mengasuh, khususnya memberikan informasi
membesarkan dan mendidik anak mengenai alat reproduksi jika terjadi
merupakan tugas mulia yang tidak pernikahan dini, Memberikan
lepas dari berbagai halangan dan informasi tentang dampak pernikahan
tantangan. dini yang dapat menyebabkan

SIMPULAN DAN SARAN hubungan seksual yang tidak normal,


Berdasarkan hasil penelitian dan Pada orang tua penelitian ini untuk
pembahasan maka dapat disimpulkan menumbuhkan kesadaran pada orang
bahwa : Pola asuh orang tua Di Desa tua mengenai pola asuh yang
Endah Purwaningsih, Ria Tri Setyaningsih, Hubungan Pola Asuh Orang Tua… 11

diterapkan akan berpengaruh terhadap Hartati. Pengaruh pola asuh orang tua
perilaku anak, Sebagai dasar untuk terhadap perilaku merokok remaja
kelas 7 dan 8 Di SMP N 5
lebih lanjut tentang topik yang terkait Wonogiri .Stikes muhammaddiyah
dengan pola asuh orang tua dan klaten
pernikahan usia dini, sebagai bahan Hidayat, A. A. 2007. Metode
informasi untuk mengembangkan ilmu Penelitian dan Teknik Analisa
Data.Jakarta. Salemba Medika
kebidanan yang terkait, Sebagai
. 2011. metode
masukan bagi STIKES Muhamadiyah
penelitian kebidanan dan teknik
Klaten untuk meningkatkan mutu analisa data. Jakarta. Salemba
pelayanan khususnya memberikan medika
informasi mengenai pola asuh orangtua Hikmah. Faktor-Faktor yang
dengan kejadian pernikahan usia dini. berhubungan dengan pernikahan
dini pada remaja di desa
DAFTAR PUSTAKA Sidomulyo kecamatan Ceriping
Arikunto, S. 2006, Prosedur kabupaten Kendal jawa tengah .
penelitian, edisi revisi VI. Cetakan Universitas Ahmad Dahlan
ketiga belas, Rineka Cipta, Yogyakarta
Jakarta. Hurlock. E.B. Perkembangan Anak
. 2010, Prosedur Jilid 2.Edisi keenam.Jakarta.
penelitian, edisi revisi VII. Penerbit Erlangga
Cetakan keempat belas, Rineka Ihsan. (2008). Tuntunan Praktis
Cipta, Jakarta. Rumah Tangga Bahagia.
Bahiyatun,S.Pd., S.SiT. 2010. Surabaya. BP-4 Jatim.
Psikologi Ibu dan anak. Jakarta. Lutfiati. (2008). Pernikahan Dini Pada
EGC Kalangan Remaja (15-19 tahun).
Budiarto, Eko (2003) Biostatistika http://nyna0626.blogspot.com.
untuk Kedokteran dan Kesehatan Diakses 4 April 2010.
Masyarakat. Jakarta. EGC. Lany. (2008). Mengatasi Masalah
Effendy, N. (2004). Dasar-dasar Pernikahan Dini.
Keperawatan Kesehatan http://www.solutionexchange.or.id
Masyarakat. Jakarta: EGC. . Diakses 5 April 2010.
Lubis. (2008). Keputusan Menikah
Dini.http://wargasos08yess.blogsp
ot.com. Diakses 3 April 2010.
12 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 4, No. 7, Januari 2014, 1-12

Markum.A.H. dkk. 1991. Buku Ajar Notoatmojo, 2010. Metode Penelitian


Ilmu Kesehtan anak jilid I. Jakarta. Kesehatan. Cetakan pertama.
Penerbit Fakultas Ilmu kedokteran Rineka Cipta,jakarta
Unuversitas Indonesia Santrock. J.W. 2007. Perkembangan
Manta. Peran Orang Tua dalam Anak. Jakarta. Penertbit Erlangga
kejadian pernikahan usia dini Sugiyono. 2007. Statistika untuk
Pada Remaja Putri dikelurahan penelitian. Bandung. Cetakan
mojong barat Kota Mataram kesebelas. Alfabeta
Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Universitas Muhammadyah . 2012. Metode Penelitian
Surakarta Kuantitatif Kualitatif Dan R&D.
Bandung. Cetakan kelima belas.
Mansyur. H. 2009. Psikologi Ibu dan Alfabeta
anak untuk kebidanan. Jakarta.
Salemba Medika Sochib, Moh. 2007. Pola Asuh Orang
Tua (dalam membantu anak
Marimbi.H. 2010. Tumbuh kembang, mengembangkan disiplin diri ).
Status Gizi & Imunisasi Dasar Jakarta: Rineka Cipta.
pada balita. Yogyakarta. Nuha
Medika Wibowo. A. MPd.2012. Pendidikan
Karakter Usia Dini. Yogyakarta.
Notoatmojo, 2005. Promosi Kesehatan Pustaka Pelajar
Teori Dan Aplikasi. Cetakan
pertama. Rineka Cipta,jakarta

Anda mungkin juga menyukai