Revisi Bismillah
Revisi Bismillah
PENDAHULUAN
1
Keluhan dismenore dirasakan memberi dampak yang besar bagi
kualitas hidup wanita, produktivitas kerja, dan pemanfaatan pelayanan
kesehatan.3 Nyeri perut saat haid (dismenore) yang dirasakan setiap wanita
berbeda-beda, ada yang sedikit terganggu namun ada pula yang sangat
terganggu hingga tidak dapat menjalankan aktivitas sehari-hari dan
membuatnya harus istirahat bahkan terpaksa absen dari sekolah/pekerjaan.8
Sebuah studi melaporkan bahwa 41% wanita dewasa muda terganggu
aktivitasnya akibat dismenore yang dirasakan, dimana mana hal ini tentu
dapat mengganggu prestasi belajar bagi wanita usia sekolah/mahasiswa
maupun produktivitas dan kualitas kerja bagi wanita muda yang telah
bekerja.3,8
2
diharap dapat menjadi indikator gambaran dismenore beberapa tahun terakhir
di kota Makassar. Selain itu lokasi ini juga dianggap mudah dijangkau
sehingga akan memudahkan pengontrolan terhadap responden. Penelitian ini
akan dilakukan pada mahasiswi sebagai wanita usia muda berusia sekitar 20
tahun yang merupakan usia tersering ditemukannya dismenore primer.
Prevalensi yang besar pada tempat tersebut membuktikan bahwa masih
kurangnya penanganan yang optimal di dalam mengatasi keluhan dismenore,
padahal rasa ketidaknyamanan yang timbul dari dismenore dapat
mempengaruhi secara emosional dan fisik hingga menganggu prestasi belajar
mahasiswa. Oleh sebab itu peneliti mencoba mengkaji mengenai manfaat
salah satu pengobatan herbal yang populer di masyakat dalam khasiatnya
mengurangi dismenore primer yaitu minuman kunyit asam.
3
Mengetahui derajat nyeri haid (dismenore) yang dirasakan pada
mahasiwa Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia
yang mengalami dismenore primer.
Menganalisis penurunan nyeri haid (dismenore) yang dirasakan
setelah mengkonsumsi minuman kunyit asam.
2. Manfaat praktis
BAB II
4
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kunyit
2.1.1 Profil
Kunyit atau kunir (Curcuma longa Linn. Syn Curcuma domestica Val.)
merupakan salah satu tanaman rempah dan obat asli dari wilayah Asia
Tenggara. Tanaman ini kemudian mengalami penyebaran ke daerah
Malaysia, Indonesia, Australia bahkan Afrika. Hampir setiap orang Indonesia
dan Inda serta bangsa Asia umumnya pernah mengkonsumsi tanaman ini baik
sebagai pelengkap bumbu masakan, jamu, maupun untuk menjaga kesehatan
dan kecantikan. Beberapa Negara mengenal kunyit dengan sebutan
turmeric/indian saffron (Inggris), curcuma (spanyol), ataupun chiang husang
(Cina).10 Sedangkan di Indonesia dikenal kunir (Jawa) dan kunyi
(Makassar).11
2.1.2 Taksonomi
Kingdom : Plantae
Divisi (divisio) : Magnoliophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas (class) : Liliopsida
Bangsa (ordo) : Zingiberales
5
Suku (family) : Zingiberaceae
Marga (genus) : Curcuma
Jenis (species) : Curcuma longa L./ Curcuma domestica Val
2.1.3 Kandungan
2.1.4 Manfaat
6
2.1.5 Dosis
Dosis oral tunggal kurkumin telah terbukti memberi efek dalam waktu
30 menit setelah pemberian. Kunyit memiliki bioavailibilitas yang sangat
rendah, terutama pada pemberian oral. Hal ini dikarenakan daya penyerapan
yang buruk, metabolisme, dan penghapusan sistemik yang cepat, sehingga
curcumin hanya ditemukan dalam konsentrasi yang sangat rendah pada
plasma dan jaringan walaupun dengan pemberian dosis tinggi sekalipun.
sebagian besar metabolisme kunyit berlangsung di usus dan hati
menyebabkan konsentrasi curcumin pada kunyit hanya bertahan dalam waktu
singkat di dalam traktus gastrointestinal. Sebuah studi mengamati pemberian
kunyit secara oral dengan dosis 500, 1000, 2000, 4000, 8000, dan 12000
7
mg/hari. Dari pengamatan tersebut tercatat tidak ada toksisitas, namun
pemberian dosis besar diatas 8000 mg/hari sudah tidak dapat diterima. Untuk
mengembangkan kurkumin menjadi preventif maupun obat terapi penting
untuk mempertimbangkan dosis yang sesuai. Berdasarkan penelitian pada
manusia, umumnya diakui bahwa kurkumin tidak menyebabkan toksisitas
jangka pendek yang signifikan pada dosis 8 gr/hari. Dosis ini dianggap cocok
diberikan pada percobaan dimana kurkumin diberikan dalam waktu singkat.
Namun sebuah penelitian menunjukan pemberian 8 gr/hari yang
dikombinasikan cenderung menunjukan efek samping yang ditimbulkan pada
responden, sehingga pemberian kurkumin dosis yang lebih rendah
diberikan.13,14
2.2.1 Profil
8
kemudian terbentuk daging asam yang berwarna cokelat kemerahan dan
dibungkus oleh beberapa lapisan berserat kasar.15
2.2.2 Taksonomi
2.2.3 Kandungan
9
2.2.4 Manfaat
10
dikembangkan menjadi minuman fungsional karena mengandung komponen
antioksidan yang sangat berarti, dan akan meningkat fungsi aktivitas
antioksidannya jika dikombinasikan dengan rempah lain seperti kunyit.3
Hasil penelitian sejati (2002) menyebutkan bahwa aktivitas antioksidan
minuman kombinasi kunyit-asam jawa lebih baik daripada minuman asam jawa
saja. Asam jawa memiliki kemudahan fungsional untuk bersinergi dengan jenis
rempah-rempah lain.3 Aktivitas antioksidan yang dihasilkan cenderung
meningkat dengan semakin banyaknya konsentrasi asam jawa yang
ditambahkan. Hal ini diduga karena asam jawa mengandung senyawa yang
memiliki kemampuan sebagai antioksidan dengan mendonorkan atom H dari
gugus fenoliknya, sehingga berdampak terhadap meningkatnya aktivitas
antioksidan.13
Komponen lain seperti gula aren ikut berperan serta dalam khasiat
minuman kesehatan ini. Gula merah dalam hal ini melakukan aktivitas
penangkapan radikal bebas (DPPH) dalm minuman, sehingga akan
meningkatkan efektivitas antioksidannya. Begitu pula dengan air yang ikut
berkontribusi, dimana pelarut air menghasilkan ekstrak dengan kadar
kurkuminoid yang semakin meningkat seiring penambahan proporsi
pelarut.19,20
11
timbulnya keluhan dismenore primer pada wanita.21 Minuman kunyit asam
adalah minuman kesehatan yang kaya akan kurkumin.1 Kurkumin sebagai
komponen bioaktif utama dalam kunyit diteliti memiliki efek kerja yang
sinergis dengan obat antiinflamasi non steroid (OAINS). Kurkumin berperan
dalam memblokade aktivitas COX dan lipooxigenase (LOX) dengan cara
menghambat pembentukan dan metabolisme asam arakidonat melalui
penghambatan pada jalur transkripsi protein. Sehingga dengan adanya
penghambatan terhadap sintesis asam arakidonat akan mengakibatkan
penurunan sintesis prostaglandin. Berkurangnya kadar prostaglandin melalui
hambatan jalur COX juga ikut serta akan menurunkan kotraktilitas dinding
uterus, penurunan tekanan intrauterin, dan akhirnya akan mengurangi keluhan
nyeri yang dirasakan.21,22
12
2.5 Dismenore
2.5.1 Definisi
Dismenore adalah gangguan ginekologi umum berupa fenomena nyeri
siklik yang terjadi pada saat menstruasi.21 Kata dismenore berasal dari bahasa
Yunani, yaitu dysmenorrhea, yang menurut arti katanya terdiri atas “dys”
berarti sulit, “meno” berarti bulan, dan “rrhea” berarti aliran.9 Dismenore
diklasifikasikan menjadi dismenore primer dan dismenore sekunder.
Dismenore primer (esensial, intrinsik, idiopatik) apabila tidak terdapat
gangguan fisik yang menjadi penyebab dan hanya terjadi selama siklus-siklus
ovulatorik, sedangkan dismenore sekunder (ekstrinsik, yang diperoleh,
acquired) merupakan nyeri haid siklik yang timbul akibat keadaan patologi
yang mendasari seperti endometriosis, adenomiosis, subakut endometriosis
dan penyakit radang panggul, copper intrauterine devices (IUDs), kista
ovarium, malformasi kongenital panggul, dan servikal stenosis.21
2.5.2 Epidemiologi
13
responden (23,1%) tidak menderita dismenore dan sebanyak 247 responden
(76,9%) menderita dismenore di Fakultas Kkedokteran Universitas Muslim
Indonesia.8
14
dismenore oleh karena stress. Bahkan dalam penilitian Wang et al, wanita
dengan riwayat dismenore disertai stress yang tinggi memiliki kemungkinan
menderita dismenore lebih berat 10 kali lipat dibandingkan dengan wanita
tanpa riwayat dismenore dan stress yang rendah.3
Faktor lain. Faktor lain yang ikut berperan diantaranya adalah masalah
kesehatan ginekologik wanita itu sendiri sebagai faktor resiko terjadinya nyeri
haid sekunder.3
2.5.4 Etiologi
15
4. Faktor endokrin: Faktor endokrin mempunyai hubungan dengan soal tonus
dan kontraktilitas otot usus. Novak dan Reynolds yang melakukan
penelitian pada uterus kelinci berkesimpulan bahwa hormon estrogen
merangsang kontraktilitas uterus, sedang hormon progesteron
memenghambat atau mencegahnya. Penjelasan lain diberikan oleh
Clitheroe dan Pickles. Mereka menyatakan bahwa karena endometrium
dalam fase sekresi memproduksi prostaglandin F2 yang menyebabkan
kontraksi otot-otot polos. Jika jumlah prostaglandin yang berlebihan
dilepaskan ke dalam peredaran darah, maka selain dismenore, dijumpai pula
efek umum, seperti diare, mual, dan muntah.
5. Faktor alergi: Teori ini dikemukakan setelah memperhatikan adanya
asosiasi antara dismenore dengan urtikaria, migran atau asam bronkhiale.
Smith menduga bahwa sebab alergi ialah toksin haid.
Penyelidikan dalam tahun-tahun terakhir menunjukan bahwa
peningkatan kadar prostaglandin memegang peranan penting dalam etiologi
dismenore primer.
2.5.5 Patofisiologi
16
peningkatan hipersensitivitas saraf perifer yang berkontribusi terhadap
timbulnya sensasi nyeri. Peningkatan sintesis prostaglandin dari asam
arakidonat dapat berakibat lebih besarnya kontraksi dari uterus sehingga
konsentrasi PGF2α dan PGE2 dianggap berkolerasi dengan beratnya keluhan
dismenore yang timbul.5,21
2.5.7 Diagnosis
17
adneksa, nodularitas atau fibrosis ligamen uterosakral atau septum rektovaginal
tetap harus dinilai. USG panggul harus dilakukan jika gejala tidak
menyelesaikan dengan NSAID. Jika tidak ada kelainan yang ditemukan,
diagnosis sementara dari dismenore primer dapat dibentuk. Dismenore
sekunder dipikirkan bila pada anamnesis dan pemeriksaan curiga ada patologi
panggul atau kelainan bawaan atau tidak respon dengan obat untuk dismenore
primer.4,5,21
2.5.8 Penatalaksanaan
a. Obat antiinflamasi nonsteroid/NSAID
18
Beberapa obat konvensional seringkali dijadikan pengobatan
seperti NSAID, dikombinasikan kontrasepsi oral (COC), dan
analgesik lainnya (misalnya parasetamol). Obat yang dinilai efektif
dalam mengatasi keluhan dismenore tersebut ternyata memberi
berbagai konsekuensi efek samping jika penggunaannya tanpa
indikasi, dosis, bahkan jika digunakan dalam waktu lama. Data
terakhir menunjukan bahwa penggunaan COX inhibitor tersebut
dalam waktu lama memberi efek samping serius termasuk
peningkatan risiko kardiovaskular, hipertensi hingga ulserasi
lambung.4,9
Dalam beberapa tahun terakhir, tanaman obat dan produk
botani lainnya telah menjadi populer untuk pengelolaan gejala
beberapa gangguan ginekologis termasuk keluhan nyeri haid atau
dismenore. Produk herbal atau fitofarmaka saat ini memang sedang
menjadi alternatif utama bagi para remaja putri yang berpotensial
mengatasi keluhan dengan efek samping dan toksisitas yang lebih
minimal. Beberapa ekstrak herbal dan fitokimia dilaporkan dapat
menghambat aktivitas dari COX-1 dan COX-2 yang mana dapat
bermanfaat sebagai pengobatan dismenore. Adapun diantaranya yang
biasa digunakan yakni curcumin, pigmen warna utama dalam rimpang
kunyit (Curcuma longa L), ekstrak teh hijau (Camellia sinensis L),
dan epigallocatechin gallate serta resveratrol dari anggur merah.10
19
Derajat 1 : Nyeri ringan dan memerlukan obat rasa nyeri seperti
parasetamol, antalgin, ponstan, namun aktivitas sehari-
hari jarang terpengaruh.
20
2.6 Kerangka Teori
Esterogen Menstruasi
Progesteron
Rangsang fisik
Endometriosis
Adenomiosis
Mioma Fosfolipid
Cervical stenosis
Kunyit (Kurkumin)
Infeksi
Inflamasi
Asam Arakidonat
Jalur Cyclooxigenase
Asam Jawa
(COX-2)
(Flavonoid)
↑Prostaglandin
Inhibitor COX
(Kurkumin dan
NSAID)
Kontraksi Uterus
Aliran Darah ↓
Iskemik Uterus
Faktor Resiko : Etiologi:
Faktor demografi dan Kejiwaan
gaya hidup Konstitusi
Faktor reproduksi Dismenore Obstruksi kanalis
Faktor psikologis servikalis
Faktor lain Endokrin
Alergi
Penatalaksanaan:
Penerangan dan nasihat
Pemberian obat
analgesik
Terapi hormonal Perubahan Derajat
Terapi dengan obat Nyeri
nonsteroid
antiprostaglandin
Dilatasi kanalis
servikalis
Terapi herbal
21
2.7 Kerangka Konsep
a. Beristirahat
b. Penerangan dan nasihat
c. Pemberian obat
analgesik
d. Terapi hormonal
e. Terapi dengan obat
nonsteroid
antiprostaglandin
f. Dilatasi kanalis
servikalis
Keterangan :
22
2.8 Hipotesis
23
BAB III
METODE PENELITIAN
3.4 Populasi
24
3.5 Sampel Dan Cara Pengambilan Penelitian
3.5.1 Sampel
a. Cara pengambilan sampel
Pengambilan sampel dilakukan dengan menentukan total
mahasiswi yakni angkatan 2013, 2014, dan 2015, dari data absen yang
ada dan menggunakan kuisioner. Subjek penelitian dalam hal ini
mahasiswi yang memenuhi kriteria inklusi mendapatkan perlakuan
berupa pemberian minuman ekstrak kunyit asam. Setelah itu seluruh
subjek penelitian dinilai dengan menggunakan visual analog scale
(VAS) untuk menilai rasa nyeri sebelum dan setelah pengobatan.
b. Kriteria seleksi
Kriteria inklusi
1. Mahasiswi fakultas kedokteran Universitas Muslim Indonesia.
2. Berusia 17 – 24 tahun yang telah menstruasi.
3. Mengalami keluhan dismenore (nyeri haid) primer sedang-berat
dan sedang dalam masa menstruasi.
4. Bersedia menjadi responden (bersedia diberikan minuman kunyit
asam).
5. Bersedia mengikuti setiap prosedur penelitian.
Kriteria Ekslusi
1. Mahasiswi yang tidak merasakan keluhan nyeri haid (dismenore)
pada siklus menstruasi saat penelitian dilakukan.
2. Mahasiswi dengan penyakit obstruksi atau batu empedu.
3. Mahasiswi yang sedang dalam penggunaan obat pengencer darah,
OAINS, dan antihipertensi.
25
Penghitungan besarnya sampel, berdasarkan rumus:
𝑁
𝑛=
1 + 𝑁(𝑑 2 )
Keterangan :
n = Besar sampel
N = Jumlah populasi
d = Presisi absolut atau margin of error (0,1)
Dalam hal ini jumlah total mahasiswi angkatan 2013, 2014, dan
2015 yang mengalami nyeri haid (dismenore) primer sebesar 48 orang,
maka dapat dihitung besar sampel sebagai berikut:
84
𝑛=
1 + 84(0,12 )
𝑛 = 45,6521739
𝑛 = 46 mahasiswi
26
3.6 Defenisi Operasional dan Kriteria Objektif
Minuman kunyit asam yaitu, filtrat kunyit asam dari 4 gram kunyit
dan 4 gram asam jawa yang dihancurkan dengan cara diparut dan disaring,
kemudian dilarutkan didalam air secukupnya.
b) Derajat dismenore
Derajat dismenore diukur dengan metode VAS yang berisi garis
horizontal atau vertikal sepanjang 10 cm dengan label pada awal 25 garis
tidak nyeri dan pada akhir garis sangat nyeri. Responden akan memberi
tanda pada garis tersebut sesuai tingkat nyeri yang mereka rasakan sebelum
dan setelah pemberian minuman kunyit asam. Panjangnya jarak dari awal
garis sampai tanda yang diberikan oleh responden merupakan indeks derajat
nyeri.
27
3.7 Pengumpulan Data
28
3.9 Alur Penelitian
29
Penelitian dilakukan di fakultas kedokteran
Universitas Muslim Indonesia
Interpretasikan hasil
pengelolahan data
Penyajian hasil
30
3.10 Etika Penelitian
1. Informed consent, berupa lembar persetujuan yang diberikan kepada
responden yang diteliti yang memenuhi kriteria dan bersedia untuk
berpartisipasi dalam penelitian. Dalam hal ini responden telah diberikan
penjelasan tentang maksud dan tujuan penelitian.
2. Anonymity, berupa kerahasiaan identitas responden penelitian yang
dijaga oleh peneliti dan hanya semata–mata untuk kepentingan
penelitian.
3. Right to with drow, berupa hak responden untuk mengundurkan diri
sewaktu-waktu selama proses penelitian apabila menghendakinya tanpa
adanya sanksi atau paksaan.
31
BAB IV
sedikit (45 orang) hingga saat ini mampu menampung kurang lebih 1089
(tahap profesi).
32
Berikut uraian tentang gambaran umum Fakultas Kedokteran
Kota : Makassar
periode sekarang :
33
4.3.2 Misi Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia :
nilai Islam.
Faculty Governance).
dan bermartabat.
berkelanjutan.
34
2. Terwujudnya pembelajaran IPTEKDOK berbasis nilai- nilai Islam
pengembangan usaha
akademika
35
BAB V
36
Berdasarkan tabel 5.1 di atas menunjukan bahwa presentase responden
terbanyak berusia 21 tahun yaitu sebanyak 22 orang (47,8%) dan terendah berusia
18 tahun (2,2%).
Tabel 5.1.2 Distribusi derajat dismenore sebelum pemberian minuman kunyit asam
(n=46)
Tabel 5.1.3 Distribusi derajat dismenore setelah pemberian minuman kunyit asam
(n=46)
37
merasakan nyeri berat sebanyak 6 orang (13%) dan menurun hingga derajat nyeri
ringan sebanyak 23 orang (50%).
Untuk melihat ada atau tidaknya pengaruh pemberian minuman kunyit asam
terhadap penurunan nyeri haid maka dilakukan analisa data menggunakan uji t-
berpasangan (t-paired test). Sebelum dilakukan uji paired sample test, terlebih
dahulu dilakukan uji normalitas data dengan menggunakan kolmogorov-smirnov
untuk mengetahui apakah data terdistribusi normal atau tidak.
Tabel 5.2.3 Hasil analisis data sebelum dan setelah pemberian minuman kunyit
asam terhadap penurunan dismenore
38
Data N Mean Thitung Ttabel Asymp.Sign.(2-
tailed)
Pre test 46 6,870 11,409 1,679427 0,000
Post test 46 2,804
Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 21, 2016
Hasil uji analisis menggunakan paired t-test didapatkan data bahwa Asymp.
Sign (2-tailed) untuk derajat dismenore sebelum dan setelah diberikan perlakuan
sebesar 0,000 dengan α=0,1. Tabel di atas juga menunjukan nilai T hitung = 11,409
lebih besar dari T table = 1,679427 dengan derajat kemaknaan 0,1. Hasil tersebut
menunjukan bahwa H1 diterima dan H0 ditolak yang berarti ada pengaruh
pemberian minuman kunyit asam terhadap penurunan nyeri haid. Adapun nilai
probabilitas/p value uji T paired memperlihatkan hasil 0,000. Artinya terdapat
perbedaan sebelum dan setelah perlakuan sebab nilai p value < 0,1 (90%
kepercayaan).
5.2 Pembahasan
39
berbagai faktor dapat mempengaruhi timbulnya keluhan dismenore pada wanita,
seperti gaya hidup, psikis, riwayat menarche, dan lain-lain.
Dismenore primer seringkali terjadi pada usia dewasa muda, hal ini sesuai
dengan rata-rata usia mahasiswi sebagai responden yakni berusia 18-22 tahun,
dimana tertinggi pada usia 21 tahun sebanyak 22 orang (47,8%). Hal ini karena
pada usia ini terjadi optimalisasi fungsi saraf rahim sehingga sekresi prostaglandin
meningkat.28 Sebagian besar responden hanya mengeluhkan nyeri pada daerah
abdomen bawah saja, namun beberapa responden juga disertai keluhan lain seperti
sakit kepala, nyeri yang menjalar hingga kedaerah paha dan pinggang belakang,
mual, serta muntah.
40
pengaruh yang cukup signifikan antara pemberian minuman kunyit asam dengan
penurunan derajat nyeri haid. Jumlah responden yang sebelumnya mengeluhkan
nyeri berat yaitu sebanyak 28 orang (60,9%) berkurang menjadi 6 orang (13%),
nyeri sedang yang awalnya berjumlah 18 orang (39,1%) menjadi 17 orang (37%),
dan sebagian besar mencapai nyeri ringan sebanyak 23 orang (50%).
Minuman kunyit asam terbuat dari 2 bahan utama yaitu kunyit dan asam
jawa.1 Dalam penelitian ini digunakan proporsi yang sama antara kunyit dan asam
jawa yaitu masing-masing 4 gr. Hal ini dilakukan demi mendapatkan efek baik dari
segi kimia fisik maupun dari segi organoleptik. Minuman kunyit asam sendiri kaya
akan kurkumin, yakni zat aktif utama penyusun kunyit. Berdasarkan penelitian pada
manusia, kurkumin dinilai dapat ditoleransi hingga dosis 8 gr pada pemberian oral
single dose. Namun dosis tersebut dapat tetap memberi beberapa kemungkinan efek
samping seperti mual dan diare pada beberapa orang. Peningkatan konsentrasi
kurkumin selain dapat meningkatkan efektivitas juga dapat meningkatkan toksisitas
sehingga perlu dipertimbangkan dosis yang tepat untuk mengembangkannya
sebagai preventif maupun obat terapi.13,14 Kurkumin berperan dalam memblokade
aktivitas COX, lipooxigenase, serta menghambat pembentukan dan metabolisme
asam arakidonat melalui penghambatan pada jalur transkripsi protein. Sehingga
dengan adanya penghambatan terhadap sintesis asam arakidonat akan
mengakibatkan penurunan sintesis prostaglandin. Penurunan prostaglandin
kemudian akan berujung pada penurunan intesitas nyeri yang dirasakan akibat dari
penurunan kontraktilitas uterus dan sensitifitasi saraf perifer.21,22 Adapun asam
jawa dalam sebuah studi menyebutkan efek analgetiknya dinilai signifikan pada
dosis 60-600 mg/kg. Dilain pihak flavanoid dan saponin sebagai senyawa bioaktif
dalam asam jawa bekerja pada sistem prostglandin dengan menghambat aktivasi
dan biotransformasi prostaglandin, sehingga ikut serta pula dalam mengurangi
derajat nyeri haid.18
Kombinasi kunyit dan asam jawa menjadi minuman asam jawa terbukti
dapat meningkatkan efektivitas kedua komponen tersebut terutama aktivitas
antioksidannya. Selain itu komponen lain seperti gula merah sebagai pemanis alami
41
dan pemberi cita rasa ternyata ikut berkontribusi dalam meningkatkan kapasitas
antioksidannya. Begitu pula dengan pelarut air menghasilkan ekstrak dengan kadar
kurkuminoid yang semakin meningkat seiring penambahan proporsi pelarut.19,20
42
BAB VI
6.1 Kesimpulan
6.2 Saran
Saran yang dapat diberikan berkaitan dengan penelitian ini antara lain
sebagai berikut:
1. Bagi Responden
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan alternatif pengobatan bagi
para mahasiswi maupun wanita lainnya dalam mengatasi nyeri haid.
Penggunaan fitofarmaka seperti minuman kunyit asam sangat dianjurkan
sebagai terapi sebab telah terbukti khasiatnya, murah, mudah pembuatannya,
dan yang terpenting ialah efek samping minimal bahkan tidak ada bagi tubuh.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Bagi peneliti lain yang ingin melanjutkan penelitian ini, diharapkan
variabel-variabel luar yang tidak terkontrol dseperti faktor genetik, indeks
massa tubuh, usia dan lainnya dapat lebih diperhatikan. Selain itu diharapkan
pada penelitian dapat memberikan durasi waktu yang lebih panjang, tidak
hanya dilakukan satu kali intervensi dan perlunya keberadaan kelompok
kontrol sebagai perbandingan.
43
DAFTAR PUSTAKA
44
13. Burgos‐Morón, Estefanía, et al. 2010. The dark side of
curcumin. International journal of cancer 126(7).
14. Gupta, Subash C., et al. 2013. "Therapeutic roles of curcumin: lessons
learned from clinical trials." The AAPS journal 15 (1): 195-218.
15. National Tropical Botanical Garden. Tamarindus indica [Internet].
http://ntb.org/plants/plant_details (diakses 02 Juli 2015).
16. Wijayanti, Ruthia dkk. 2016. Pengaruh Proporsi Kunyit (Curcuma longa L.)
dan Asam Jawa (Tamarindus indica) terhadap Karakteristik Leather Kunyit
Asam. Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol.4(1):158-169
17. S.T. Akor, et al., 2015. Antinociceptive and Anti-InflammatoryActivies of
the Aqueous Leaf Extract of Tamarindus indica L. in Albino Rats. Journal
of Plant Studies(4):2
18. Khalid, Syamimi, et al. 2010. In vivo analgesic effect of aqueous extract of
Tamarindus indica L. fruits. Medical principles and practice 19(4):255-259.
19. Ningrum, Setiya. 2010. Kapasitas Antioksidan Minuman Temulawak
(Curcuma xanthorrhiza Roxb.) Menggunakan Gula Kristal Putih, Gula
Kristal Merah, Gula Merah, dan Gula Aren. Skripsi. Fakultas Pertanian
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
20. Susilowati, Triwik. 2010. Kapasitas Antioksidan dan Kadar Kurkuminoid
pada Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthrriza Roxb)
Menggunakan Pelarut Air dengan Variasi Proporsi Proporsi Pelarut dan
Metode Pemanasan. Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
21. Berek, Jonathan S., 2007. Berek and Novak’s Gynecology 15th edition.
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins. Hal 481-484
45
Antidiabetic Activity to Be via Metabolite.Hindawi Publishing Corporation:
Evidence-Based Complementary and Alternative Medicine
25. Winkjosastro, Hanifa dkk., 2007. Buku Ajar Ilmu Kandungan. Edisi II.
Jakarta Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
28. Novia, Ika. 2008. Faktor Risiko yang Memengaruhi Kejadian Dismenore
Primer. The Indonesian Journal of Public Health Vol. 4(2): 96-104.
46
TABEL FREQUENCY
Usia
Sebelum
Setelah
47
TABEL CROSSTABULATION
Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Sebelum Sesudah
N 46 46
Mean 6,870 2,804
Normal Parametersa,b
Std. Deviation 1,7840 2,0615
Absolute ,193 ,195
Most Extreme Differences Positive ,133 ,195
Negative -,193 -,104
Kolmogorov-Smirnov Z 1,311 1,324
Asymp. Sig. (2-tailed) ,064 ,060
N Correlation Sig.
Lower Upper
Pair 1 Sebelum - Sesudah 4,0652 2,4166 ,3563 3,4668 4,6636 11,409 45 ,000
48