HIPERTENSI
HIPERTENSI
EKLAMPSIA
IRMA (NH_04.10.111)
IRMAWATI (NH_04.10.114)
IRNAYANTI (NH_04.10.118)
MAKASSAR
2013
PEMBAHASAN HIPERTENSI
1. DEFINISI
1. ETIOLOGI
2. Faktor keturunan
2. Ciri perseorangan
3. Kebiasaan hidup
1. PATOFISIOLOGI
( Brunner, 2002 ).
Dengan teknik relaksasi yaitu suatu prosedur atau teknik yang bertujuan
untuk mrngurangi ketegangan, kecemasan, dengan cara melatih penderita
untuk dapat belajar membuat rilek otot-otot di dalam tubuh. Teknik relaksasi
dapat dilakukan dalam hipnobirting, dimana dalam relaksasi ibu hamil duduk
dengan tenang, pikiran fokus, tidak menatap cahaya langsung kemudian ibu
hamil dibimbing untuk melakukan relaksasi pada kelompok otot-otot secara
bertahap sampai keseluruh bagian tubuh.( sumber : artikel kesehatan diakses
tanggal 20 maret 2013 ).
PEMBAHASAN PRE-EKLAMPSIA
1. DEFINISI
1. ETIOLOGI
Penyebab pre eklamsia saat ini tak bisa diketahui dengan pasti, walaupun
penelitian yang dilakukan terhadap penyakit ini sudah sedemikian maju.
Semuanya baru didasarkan pada teori yang dihubungkan dengan kejadian.
Itulah sebab pre eklamsia disebut juga “disease of theory”, gangguan
kesehatan yang berasumsi pada teori. Adapun teori-teori yang dihubungkan
dengan terjadinya preeklamsia adalah :
Preeklamsia sering terjadi pada kehamilan pertama dan tidak timbu lagi pada
kehamilan berikutnya. Hal ini dapat ditererangkan bahwa pada kehamilan
pertama pembentukan blocking antibodies terhadap antigen plasenta tidak
sempurna, yang semakin sempurna pada kehamilan berikutnya. Beberapa
data yang mendukung adanya sistem imun pada penderita PE-E, beberapa
wanita dengan PE-E mempunyai komplek imun dalam serum, beberapa studi
juga mendapatkan adanya aktifasi sistem komplemen pada PE-E diikuti
proteinuria.
1. Faktor genetik
Yang jelas preeklamsia merupakan salah satu penyebab kematian pada ibu
hamil, disamping infeksi dan perdarahan, Oleh sebab itu, bila ibu hamil
ketahuan beresiko, terutama sejak awal kehamilan, dokter kebidanan dan
kandungan akan memantau lebih ketat kondisi kehamilan tersebut. (Rukiyah,
2010 hal. 174).
2. Pre-eklampsia Berat
1. PATOFISIOLOGI
PEMBAHASAN EKLAMSI
1. DEFINISI
Eklampsia adalah kelainan akut pada wanita hamil, dalam persalinan atau
masa nifas yang ditandai dengan timbulnya kejang (bukan timbul akibat
kelainan neurologik) dan/atau koma dimana sebelumnya sudah menunjukkan
gejala-gejala preeclampsia.
Eklampsia adalah penyakit akut dengan kejangdan koma pada wanita hamil
dan wanita dalam masa nifas disertai dengan hipertensi, oedema, dan
proteinuria.
Eklampsia berasal dari bahasa yunani dan berarti “halilintar”. Kata tersebut
dipakai karena seolah-olah gejala-gejala eklampsia timbul dengan tiba-tiba
tanpa didahului oleh tanda-tanda lain (Rukiyah dkk, 2010 Hal 186)
1. ETIOLOGI
Preeklampsia sering terjadi pada kehamilan pertama dan tidak timbul lagi
pada kehamilan berikutnya. Hal ini dapat diterangkan bahwa pada kehamilan
pertama pembentukan blocing antibodies terhadap antigen plasenta tidak
sempurna, yang semakin sempurna pada kehamilan berikutnya.Fierlie F.M.
(1992) mendapatkan beberapa data yang mendukung adanya sistem imun
pada penderita preeklampsia dan eklampsia. Beberapa wanita dengan
preeklampsia – eklampsia mempunyai komplek imun dalam serum.Beberapa
studi juga mendapatkan adanya aktivasi sistim komplemen pada
preeklampsia-eklampsia diikuti oleh proteinuria.
Teori yang dewasa ini banyak dikemukakan sebagai sebab pre eklampsia
adalah iskemia plasenta.Akan tetapi dengan teori ini tidak dapat diterangkan
semua hal yang berkaitan dengan penyakit tersebut.Rupanya tidak hanya satu
faktor, melainkan banyak faktor yang menyebabkan pre eklampsia dan
eklampsia. Diantara faktor – faktor yang ditemukan seringkali sukar
ditentukan mana yang sebab dan mana yang akibat.
1. PATOFISIOLOGI
Kenaikan berat badan dan edema yang disebabkan penimbunan cairan yang
berlebihan dalam ruang interstitial. Bahwa pada eklampsia dijumpai kadar
aldosteron yang rendah dan konsentrasi prolaktin yang tinggi dari pada
kehamilan normal. Aldosteron penting untuk mempertahankan volume
plasma dan mengatur retensi air dan natrium.Serta pada eklampsia
permeabilitas pembuluh darah terhadap protein meningkat.
Pada plasenta dan uterus terjadi penurunan aliran darah ke plasenta
mengakibatkan gangguan fungsi plasenta. Pada hipertensi pertumbuhan janin
terganggu sehingga terjadi gawat-janin sampai menyebabkan kematian
karena kekurangan oksigenisasi. Kenaikan tonus uterus dan kepekaan
terhadap perangsangan sering terjadi pada eklampsia, sehingga mudah terjadi
partus prematurus.
Perubahan pada ginjal disebabkan oleh aliran darah ke dalam ginjal menurun,
sehingga menyebabkan filtrasi glomerulus berkurang.Kelainan pada ginjal
yang penting ialah dalam hubungan dengan proteinuria dan mungkin dengan
retensi garam dan air.Mekanisme retensi garam dan air akibat perubahan
dalam perbandingan antara tingkat filtrasi glomelurus dan tingkat
penyerapan kembali oleh tubulus.Pada kehamilan normal penyerapan ini
meningkat sesuai dengan kenaikan filtrasi glomerulus.Penurunan filtrasi
glomelurus akibat spasmus arteriolus ginjal menyebabkan filtrasi natrium
melalui glomerulus menurun, yang menyebabkan retensi garam dan retensi
air.Filtrasi glomerulus dapat turun sampai 50% dari normal, sehingga
menyebabkan diuresis turun pada keadaan lanjut dapat terjadi oliguria atau
anuria.
Pada retina tampak edema retina, spasme setempat atau menyeluruh pada
beberapa arteri jarang terlihat perdarahan atau eksudat. Pelepasan retina
disebabkan oleh edema intraokuler dan merupakan indikasi untuk
pengakhiran kehamilan .Setelah persalinan berakhir, retina melekat lagi
dalam 2 hari sampai 2 bulan. Skotoma, diplopia, dan ambiliopia merupakan
gejala yang menunjukkan akan terjadinya eklampsia. Keadaan ini disebabkan
oleh perubahan aliran darah dalam pusat penglihatan di korteks serebri atau
dalam retina.
Pada eklampsia, kejang dapat menyebabkan kadar gula darah naik untuk
sementara. Asidum laktikum dan asam organik lain naik, dan bikarbonas
natrikus, sehingga menyebabkan cadangan alkali turun. Setelah kejang, zat
organik dioksidasi sehingga natrium dilepaskan untuk dapat bereaksi dengan
asam karbonik menjadi bikarbaonas natrikus.Dengan demikian, cadangan
alkali dapat pulih kembali. Pada kehamilan cukup bulan kadar fibrinogen
meningkat. Waktu pembekuan lebih pendek dan kadang-kadang ditemukan
kurang dari 1 menit pada eklampsia.
Edema paru dapat terjadi setelah kejang, eklampsia paling tidak terdapat 2
mekanisme penyebab :
1. Lidah tergigit
2. Terjadi perlukaan dan fraktur
3. Gangguan pernafasan
4. Perdarahan otak
5. Solutio plasentae
6. Merangsang persalinan
DAFTAR PUSTAKA
http://www.geocities.com/klinikobgin/kelainan-kehamilan/preeklampsi-
eklampsi.htm.
Varney Helen, 2007, Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4 Volume 1, EGC,
Jakarta