Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa nifas atau post partum adalah masa setelah persalinan selesai sampai 6

minggu atau 42 hari. Setelah masa nifas, organ reproduksi secara berlahan akan

mengalami perubahan seperti sebelum hamil. Selama masa nifas perlu mendapat

perhatian lebih dikarenakan angka kematian ibu 60% terjadi pada masa nifas. Dalam

angka kematian ibu (AKI) adalah penyebab banyaknya wanita meninggal dari suatu

penyebab kurangnya perhatian pada wanita post partum (Maritalia, 2012).

Di Negara berkembang seperti indonesia, masa nifas merupakan masa yang kritis

bagi ibu yang sehabis melahirkan. Dirpekirakan bahwa 60% kematian ibu terjadi

setelah persalinan dan 50% diantaranya terjadi dalam selang waktu 24 jam pertama

(Prawirardjo, 2010). Pada tahun 2013, perdarahan yaitu terutama perdarahan

postpartum menyebabkan kematian ibu sebanyak 30,3% di Indonesia. Selain

perdarahan, penyebab kematian ibu tertinggi lainnya adalah hipertensi dalam

kehamilan, infeksi, partus lama dan abortus (Kemenkes RI, 2014). Di Indonesia angka

kematian ibu menurut Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun

1991 dan 2007 adalah sebesar 390 dan 228 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini

telah mengalami penurunan namun belum mencapai target MDGs (Millennium

Development Goals/ Tujuan Pembangunan Milenium) yaitu sebesar 102 per 100.000

kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2014).

Perdarahan postpartum merupakan penyebab tersering dari keseluruhan kematian

akibat perdarahan obstetrik. Perdarahan postpartum adalah perdarahan yang melebihi

500 ml setelah bayi lahir pada persalinan per vaginam dan melebihi 1000 ml pada

seksio sesarea (Chunningham, 2012), atau perdarahan yang lebih dari normal yang telah

menyebabkan perubahan tanda vital, seperti kesadaran menurun, pucat, limbung,

berkeringat dingin, sesak napas, serta tensi < 90 mmHg dan nadi > 100/menit

(Prawirohardjo, 2010)

1
Asuhan masa nifas diperlukan dalam periode ini karena merupakan masa kritis

baik ibu maupun bayinya. Diperkirakan bahwa 60% kematian ibu akibat kehamilan

terjadi setelah persalinan, dan 50% kematian masa nifas terjadi 24 jam pertama

(Saifuddin, 2010). Menurut WHO (dalam Kemenkes RI, 2014) ada sekitar 800

perempuan meninggal akibat komplikasi kehamilan atau melahirkan. Pada tahun

2010, sekitar 287.000 perempuan meninggal selama dan setelah kehamilan dan

persalinan. Hampir 99% kematian ibu terjadi di negrara berkembang. Lebih dari

setengah kematian tersebut terjadi di sub-Sahara Afrika dan sepertiga terjadi di Asia

Selatan.

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di RSUD Wates di ruang Kenanga

pada tanggal 19-22 Februari 2018 ada sekitar 20 orang ibu dengan post partum baik

secara spontan maupun dengan tindakan pembedahan sectio caesaria.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mahasiswa dapat mengetahui manfaat ambulasi dini untuk meningkatkan involusi

uterus pada ibu post partum.

2. Tujuan Khusus

a. Mahasiswa dapat mengetahui nama peneliti

b. Mahasiswa dapat mengetahui tempat dan waktu penelitian

c. Mahasiswa dapat mengetahui tujuan penelitian

d. Mahasiswa dapat mengetahui metode dalam penelitian

e. Mahasiswa dapat mengetahui hasil penelitian

f. Mahasiswa dapat mengetahui korelasi isi jurnal dengan teori

g. Mahasiswa dapat menerapkan isi jurnal dengan realita klinis

h. Mahasiswa dapat mengetahui analisis SWOT dan penerapan di klinik

i. Mahasiswa dapat mengetahui analisa PICO

j. Mahasiswa dapat mengetahui implikasi keperawatan

2
BAB II

JURNAL

(Terlampir)

3
BAB III

PEMBAHASAN

A. Nama Peneliti

Rajdawinder Kaur, Dr. Karuna Sharma, Ujala Joshi

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian pada jurnal ini adalah Sri Guru Ram Das Hospital, Amritsar Vallah,

sedangkan waktu penelitian dalam jurnal ini tidak disebutkan.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas dari ambulasi dini

terhadap involusi uterus pada ibu dengan post partum.

D. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimental

2. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel, Instrumen Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah 60 orang ibu post partum dengan persalinan

normal. Sampel yang digunakan ada 60 orang ibu post partum dengan persalinan

normal. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik convenience sampling

yaitu sampel yang dipilih dengan pertimbangan kemudahan. Sampel dibagi menjadi

dua grup, yaitu 1 grup kontrol dan 1 grup perlakuan. Instrumen penelitian ini berupa

lembar observasi dan lembar skoring.

E. Hasil Penelitian

Penelitian saat ini mengungkapkan bahwa mayoritas ibu postnatal memiliki involusi

uterus yang moderat pada kelompok eksperimen (53,3%) dimana pada kelompok kontrol

mayoritas ibu memiliki involusi rahim ringan (56,7%). Perbandingan antara involusi pra

uterus uterus pada kelompok eksperimen dan kontrol ibu melahirkan memiliki perbedaan

yang tidak bermakna dengan nilai-t (1,57) sedangkan perbandingan antara konveksi

uterus pasca intervensi pada kelompok eksperimen dan kontrol ibu melahirkan memiliki

perbedaan yang signifikan. dengan nilai-t value (6.06) pada p <0,05. Studi tersebut

menyimpulkan bahwa ambulasi dini memudahkan involusi rahim.

4
F. Korelasi Antara Isi Jurnal Dengan Teori

Menurut Ambarwati dan Wulandari (2011) involusi uterus adalah kembalinya

uterus kekeadaan sebelum hamil baik dalam bentuk maupun posisi yang berlangsung

sekitar 6 minggu. Proses involusi uteri disertai dengan penurunan tinggi fundus uteri

(TFU).Untuk mengetahui proses involusi uteri ini dengan melakukan pemeriksaan

palpasi untuk meraba dimana TFU-nya (tinggi fundus uteri). Dimana pada hari pertama

TFU berada diatas simpisis pubis atau sekitar 12 cm, hal ini terus berlangsung dengan

penurunan TFU 1 cm setiap harinya. Kecepatan involusi uteri dipengaruhi oleh beberapa

faktor, antara lain status gizi, jumlah anak yang dilahirkan (paritas), menyusui, usia dan

mobilisasi dini. Melakukan mobilisasi dini memungkinkan ibu memulihkan kondisinya

dan ibu bisa segera merawat anaknya. Selain itu perubahan yang terjadi pada ibu pasca

persalinan akan cepat pulih misalnya kontraksi uterus (involusi uterus) dengan

penurunan tinggi fundus uteri (TFU), mencegah terjadinya trombosis dan tromboemboli,

dengan mobilisasi sirkulasi darah normal/lancar sehingga resiko terjadinya trombosis

dan tromboemboli dapat dihindarkan.

Menurut Walyani dan Purwoastuti (2015), faktor-faktor yang mempengaruhi

proses involusi uterus salah satunya adalah mobilisasi dini. Mobilisasi dini adalah suatu

upaya mempertahankan kemandirian sedini mungkin dengan cara membimbing

penderita untuk mempertahankan fungsi fisiologis. Mobilisasi menyebabkan perbaikan

sirkulasi, membuat nafas dalam dan menstimulasi kembali fungsi gastrointestinal

normal. Dengan mobilisasi dini kontraksi uterus akan baik sehingga fundus uteri keras,

maka resiko perdarahan yang abnormal dapat dihindarkan, karena kontraksi

menyempitan pembuluh darah yang terbuka.

Dalam jurnal menyebutkan bahwa 53,3% kelompok yang diberi perlakuan

tentang mobilisasi dini menghasilkan involusi uterus yang sedang. Sedangkan 56,7%

kelompok kontrol yang tidak diberi perlakuan memiliki involusi uterus yang ringan.

Artinya mobilisasi dini mempengaruhi involusi uterus.

5
G. Korelasi Antara Isi Jurnal Dengan Realita Klinis

Dalam jurnal ini, meneliti tentang efektifitas ambulasi dini terhadap involusi uterus pada

ibu post partum dengan persalinan spontan dengan hasil bahwa ambulasi dini

mempengaruhi involusi uterus. Dengan hasil bahwa ambulasi dini sangat efektif dalam

involusi uterus sehingga dapat diterapkan ke realita di rumah sakit. Dalam realita klinis

terutama di RSUD Wates sudah menerapkan tentang ambulasi dini, segera setelah

persalinan, ibu post partum diajarkan untuk cara miring kanan miring kiri, duduk, lalu

berdiri hingga berjalan. Hal ini sudah sesuai dengan isi jurnal.

H. Analisa SWOT Penerapan Jurnal di Klinik

S: Pada jurnal ini kelebihan yang ditampilkan adalah manfaat dari ambulasi dini

mempengaruhi involusi uterus. Kelebihan lain adalah ambulasi dini sangat mudah

dan aplikatif untuk diterapkan di bangsal dan tidak memerlukan alat dan bahan yang

mahal yang akan menambah anggaran rumah sakit.

W: Kelemahan dalam jurnal ini adalah tidak diketahuinya berapa lama waktu penelitian.

O: Kesempatan untuk mengembangkan dan menerapkan ilmu pengetahuan tentang

menurunkan angka kejadian kematian ibu akibat perdarahan.

T: Ambulasi dini tidak dibenarkan pada pasien dengan penyakit anemia, jantung, paru-

paru, demam, dan keadaan lain yang masih membutuhkan istirahat

I. Analisa PICO

Person: Responden dalam penelitian ini adalah ibu post partum dengan persalinan

spontan

Intervention: Intervensi dalam penelitian ini adalah pemberian terapi ambulasi dini

Comparison: Perbandingan dalam jurnal ini adalah tidak diberikan terapi apapun hanya

diobservasi

Outcome: Penelitian saat ini mengungkapkan bahwa mayoritas ibu postnatal memiliki

involusi uterus yang moderat pada kelompok eksperimen (53,3%) dimana

pada kelompok kontrol mayoritas ibu memiliki involusi rahim ringan

(56,7%). Perbandingan antara involusi pra uterus uterus pada kelompok

6
eksperimen dan kontrol ibu melahirkan memiliki perbedaan yang tidak

bermakna dengan nilai-t (1,57) sedangkan perbandingan antara konveksi

uterus pasca intervensi pada kelompok eksperimen dan kontrol ibu

melahirkan memiliki perbedaan yang signifikan. dengan nilai-t value (6.06)

pada p <0,05. Studi tersebut menyimpulkan bahwa ambulasi dini

memudahkan involusi rahim.

J. Implikasi Keperawatan

Pemberian ambulasi dini dijadikan intervensi dalam asuhan keperawatan pada post

partum untuk mengurangi perdarahan post partum. Intervensi berupa pendidikan

kesehatan tentang ambulasi dini dan membantu ibu dalam ambulasi dini.

K. Manfaat Jurnal

1. Bagi Mahasiswa

Bagi mahasiswa jurnal ini dapat sebagai referensi dalam proses pembelajaran dan

pengetahuan dalam asuhan keperawatan post partum. Mahasiswa diharapkan dapat

menerapkan ilmu asuhan keperawatan post partum

2. Bagi Institusi (RS)

Bagi institusi dapat dijadikan referensi dan dapat menerapkan ilmu dalam

memberikan asuhan keperawatan post partum.

7
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Jurnal efektivitas ambulasi dini dalam involusi uterus ini cukup bagus dan relevan

untuk diterapkan di dunia ilmu keperawatan maternitas khususnya dalam asuhan

keperawatan post partum.

B. Saran

1. Bagi Peneliti Selanjutnya

Saran untuk penelitian selanjutnya untuk mencantumkan waktu penelitian.

2. Bagi Mahasiswa

Mahasiswa dapat mengembangkan ilmu pengetahuan tentang asuhan keperawatan

post natal

3. Bagi Rumah Sakit

Rumah sakit dapat menambah referensi untuk diaplikasikan dalam pelayanan rumah

sakit sehingga dapat meurunkan angka kejadian kematian ibu akibat perdarahan.

8
DAFTAR PUSTAKA

Maritalia, D. 2012. “Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui”. Editor Sujono


Riyadi.Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Prawirohardjo, Sarwono. 2010. “Ilmu Kebidanan”. Jakarta : Bina Pustaka
Kemenkes RI. 2014. “Infodatin: Situasi Kesehatan Ibu”. Kementerian Kesehatan RI
Cunningham F.G. 2012. “Obstetri Williams”. Cetakan 23. Jakarta: EGC
Abdul Bari, Saifuddin. 2008. “Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal”. Jakarta : Bina
Pustaka.
Ambarwati & Wulandari. 2010.”Asuhan Kebidanan Nifas”.Yogyakarta : Nuha Medika.
Purwoastuti, E., dan Walyani, E.S.2015.”Ilmu Obstetri & Ginekologi Sosial untuk Kebidanan”.
Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Rajdawinder Kaur, dkk. 2017. “A Quasi- Experimental Study To Assess The Effectiveness Of
Early Ambulation On Involution Of Uterus Among Postnatal Mothers Admitted At SGRD
Hospital, Vallah, Sri Amritsar, Punjab”. Jurnal. International Journal Of Health Sciences
And Research.

Anda mungkin juga menyukai