Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN KASUS

DEMAM BERDARAH DENGUE DERAJAT 2


GIZI BAIK

DISUSUN OLEH :
Andhitya WP Teibang
1620221216

PEMBIMBING :
dr. Endang Prasetyowati, Sp.A

KEPANITERAAN KLINIK DEPARTEMEN ANAK


FAKULTAS KEDOKTERAN UPN “VETERAN” JAKARTA
RSUD AMBARAWA
2018

0
KATA PENGANTAR

Dalam kesempatan ini puji dan syukur penulis hanturkan kehadirat Allah
SWT atas rahmat, nikmat, serta hidayah Nya dalam penulisan tugas laporan kasus
ini. Serta salawat serta salam senantiasa tercurah kepada nabi Muhammad SAW
dan keluarganya serta para sahabat. Tugas laporan kasus yang berjudul Demam
Berdarah Dengue Derajat 2 dan Gizi Baik dapat terselesaikan dengan baik.
Penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada dr. Endang Prasetyowati, Sp.A selaku pembimbing kepaniteraan klinik
anak RSUD Ambarawa.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan
makalah ini, oleh karena itu peneliti memohon maaf yang sebesar-besarnya.
Semoga makalah yang disusun penulis ini dapat bermanfaat bagi bangsa dan
negara serta masyarakat luas pada umumnya di masa yang akan datang.
Ambarawa, Januari 2018

Penulis

1
PENGESAHAN

Laporan Kasus diajukan oleh


Nama : Andhitya WP Teibang
NRP : 1620221216
Program studi : Kedokteran umum
Judul : Demam Berdarah Dengue Derajat 2 dan Gizi Baik
Telah berhasil dipertahankan di hadapan pembimbing dan diterima sebagai syarat
yang diperlukan untuk ujian kepaniteraan klinik anak Program Studi Profesi
Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jakarta.

Pembimbing

dr. Endang Prasetyowati, Sp.A

Ditetapkan di : Ambarawa
Tanggal : 2 Februari 2018

2
BAB I
STATUS PASIEN

1.1 Identitas Pasien


Nama : An. B
Umur : 9 tahun 4 bulan
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Katolik
Alamat : Kalibening 3/4 Kebondalem Jambu Jambu Kabupaten
Semarang
Nama Ayah : Tn M
Pendidikan Ayah : SMA
Pekerjaan Ayah : Buruh pabrik
Nama Ibu : Ny B
Pendidikan Ibu : SMP
Pekerjaan Ibu : Ibu Rumah Tangga
Tanggal masuk RS : 3 Januari 2018
1.2 Anamnesis
Anamnesis dilakukan secara alloanamnesis kepada ibu pasien di Ruang
Anggrek tanggal 3 Januari 2018.
 Keluhan Utama
Demam tinggi sejak 3 hari SMRS
 Riwayat Penyakit Sekarang
 3 hari SMRS, pasien mengeluh demam tinggi, demam naik secara
mendadak, terus menerus sepanjang hari, disertai dengan keringat, dan
menggigil. Pasien juga mengeluhkan nyeri perut. Pasien mengeluhkan
sakit kepala berdenyut, tidak berputar, sakit kepala diperberat saat
beraktivitas dan berkurang saat istirahat. BAK + 5x/hari, berwarna kuning
jernih, tidak ada busa, tidak ada darah, tidak ada pasir, volume + 300
cc/sekali BAK, nyeri saat berkemih tidak ada. Pasien hanya minum obat

3
penurun panas namun demam hanya turun selama + 4 jam lalu kemudian
demam naik lagi.
 2 hari SMRS pasien mengeluh nyeri pada perutnya terasa sangat hebat dan
demam terasa semakin tinggi, akhirnya orang tua pasien memutuskan
untuk membawa pasien ke puskesmas, pasien dibawa ke dokter umum,
dan diberikan obat penurun panas, dan antibiotik untuk mengurangi nyeri
perutnya dan menurunkan demamnya, mual dan muntah tidak berkurang
setelah minum obat, demam dirasa tetap tinggi, pasien tidak timbul bercak-
bercak kemerahan pada lengan bawah dan kaki, tidak ada gusi berdarah,
tidak ada mimisan.
 1 hari SMRS pasien merasakan demamnya semakin tinggi, disertai
keringat yang banyak, tidak menggigil, sakit kepala mulai dirasakan
menyeluruh, timbul bercak-bercak kemerahan pada lengan bawah dan
kaki, mimisan dua kali.
 Beberapa jam SMRS, pasien merasa demam tinggi tidak ada perbaikan
sehingga ibu pasien memutuskan untuk membawa pasien ke Poliklinik
Anak RSUD Ambarawa.
 Menurut orang tua pasien di keluarga dan lingkungan sekitar seperti
tetangga tidak ada yang menderita demam berdarah, pasien juga tidak
memiliki riwayat berpergian ke luar kota atau luar pulau sebelum
terjadinya demam. Pasien mengatakan tidak suka jajan sembarangan.
 Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien tidak pernah sakit DBD sebelumnya, kejang (-), penyakit paru (-),
penyakit jantung bawaan (-), Alergi makanan dan obat (-).
 Riwayat Penyakit Keluarga
Keluhan serupa disangkal, Hipertensi (-), DM (-), penyakit paru (-),
penyakit jantung (-). Pasien merupakan anak perempuan pertama dari dua
bersaudara.

4
Genogram Keluarga Pasien
 Riwayat Pengobatan
Pasien sudah berobat untuk mengatasi demam, namun belum ada perbaikan.
 Riwayat Kehamilan Ibu :
 Morbiditas kehamilan : selama masa kehamilan, ibu pasien menyatakan
bahwa dalam keadaan sehat, tidak mengkonsumsi alkohol, tidak
mengkonsumsi obat-obatan dan tidak merokok.
 Perawatan antenatal : rutin dilakukan satu kali pada Trimester I, dua kali
pada Trimester II dan tiga kali pada Trimester III ke bidan. Dan di USG
pada usia 7 bulan.
 G1P1A0
Kesimpulan : Tidak ditemukan adanya riwayat kelainan pada kehamilan
 Riwayat Kelahiran :
o Tempat Bersalin : Tempat bersalin bidan
o Penolong : Bidan
o Cara persalinan : Spontan
o Berat Badan Lahir : 3100 gram
o Masa Gestasi : 38 minggu (aterm)
o Keadaan Setelah Lahir : Langsung menangis, tidak pucat dan
tidak kuning.
o Kelainan Bawaan : Tidak Ada
o Anak ke : 1 dari 2 bersaudara
Kesimpulan : tidak ditemukan adanya riwayat kelainan pada kelahiran.

 Riwayat Perkembangan :
- Motorik Kasar
1. Tengkurap : ibu lupa
2. Duduk : ibu lupa

5
3. Berdiri : ibu lupa
4. Berjalan : kurang lebih umur 1 tahun
- Bahasa
Bicara : kurang lebih umur 1 tahun
- Motorik halus dan kognitif
1. Menulis : umur 4-5 tahun
2. Membaca : umur 4 tahun
- Sosial
Pasien mampu berinteraksi dan bergaul dengan teman sebayanya.
Kesimpulan : tidak ada kelainan dalam riwayat perkembangan anak
 Riwayat Makanan
Umur
ASI
(Bulan)
0 – 6 bulan ASI
6 bulan – 1 tahun ASI + nasi tim + susu frisian flag
>1tahun Bubur nasi, nasi, sayur, dan lauk

Kesimpulan : pada anak 0-6 bulan wajib diberikan ASI. Pada anak ini
pemberian ASI sesuai dengan usianya, namun seharusnya pada anak
dibawah 1 tahun tidak diberikan susu frisian flag (susu kaleng). Lebih baik
diberikan susu khusus anak dibawah 1 tahun
 Riwayat Imunisasi :
- 0 bulan : hepatitis B 0
- 1 bulan : BCG, polio 1
- 2 bulan : DPT-HB-Hib 1, polio 2
- 3 bulan : DPT-HB-Hib 2, polio 3
- 4 bulan : DPT-HB-Hib 3, polio 4
- 9 bulan : campak
- 18 bulan : DPT-HB-Hib
- 24 bulan : campak
Kesimpulan : pasien mengikuti imunisasi lengkap yang diadakan
puskesmas.
 Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien merupakan pasien BPJS kelas II. Pasien tinggal bersama kedua orang
tua dan kakaknya. Pasien tinggal di perumahan yang tidak padat penduduk
dan sirkulasi rumah baik.
1.3 Pemeriksaan Fisik
Dilakukan di Bangsal Anggrek pada tanggal 3 Januari 2018 pukul 16.00

6
- Kesadaran : Compos mentis ( GCS 15)
- Keadaan Umum : Tampak sakit sedang, lemah.
Tanda – tanda vital :
- Frekuensi Nadi : 135 mmHg
- Frekuensi Nafas : 24 kali/menit, teratur
- Suhu : 38,8oC (axilla)
- Tekanan darah : 100/60 mmHg
Data Antopometri :
- Berat Badan : 31 Kg
- Tinggi Badan : 134 cm
- Berat badan ideal menurut usia : 29 kg (berdasarkan kurva
CDC)
- Tinggi badan ideal menurut usia : 133 cm (berdasarkan kurva
CDC)
Status Gizi :
Berdasarkan kurva WHO gender perempuan :
Berdasarkan BB/TB = BB Aktual x 100%
BB Baku utk TB Aktual
= 31
29 x 100%
= 106,89 % (gizi baik)Waterlow 1972

Kepala : Normocephal, distribusi rambut merata, tidak mudah


dicabut, kulit kepala sehat, ubun-ubun menutup.
Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
Telinga : bentuk simetris, sekret tidak ada, membran timpani sulit
dinilai
Hidung : bentuk normal, nafas cuping hidung tidak ada, sekret -/-
Mulut : mukosa bibir lembab, tidak sianosis, lidah bersih
Tenggorokan : Tonsil T1-T1, faring tidak hiperemis, uvula di tengah
Leher : tidak teraba pembesaran kelenjar getah bening
Toraks : normochest, bentuk simetris saat statis dan dinamis, tidak
ada retraksi
Paru
Inspeksi : pergerakan dinding dada simetris saat statis dan dinamis
Palpasi : vokal fremitus tidak dilakukan

7
Perkusi : sonor di seluruh lapang paru
Auskultasi : suara napas vesikuler, ronki -/-, wheezing -/-
Jantung
Inspeksi : iktus kordis tidak tampak
Palpasi : iktus kordis teraba di ICS IV linea midclavicularis sinistra,
Perkusi : tidak dilakukan
Auskultasi : BJ I-II reguler, murmur dan gallop tidak ada
Abdomen :
Inspeksi : datar, jejas (-)
Auskultasi : bising usus + normal
Palpasi : supel, nyeri tekan (+) di regio epigastrium, teraba
pembesaran hepar 2 jari dibawah arcus costae, tepi licin.
Splenomegali (-). Tes undulasi (-), puddle sign (-),
shiftting dullness (-).
Perkusi : timpani pada seluruh lapang abdomen
Ekstremitas : akral hangat, sianosis (-), CRT < 2 detik
Kulit : Bercak kemerahan di lengan bawah dan paha kanan, lesi
(-), turgor kulit cepat kembali
1.4 Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Darah Lengkap (4 Januari 2018)
PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN
HEMATOLOGI
Hemoglobin 11,8 g/dl 10,7-13,1 g/dl
Leukosit 8,1 ribu 6-17 ribu
Eritrosit 4,30 jt 3,6-5,2 juta
Hematokrit 40.5 % 40-52 %
Trombosit 129 ribu (L) 150-400 ribu
MCV 82.5 fL 82-98 fL
MCH 27.5 pg 27-32 pg
MCHC 33.4 g/dl 32-37 g/dl
RDW 13.3 % 10-15
MPV 10.5 mm³ 7-11 mm³
Limfosit 2,26 (L) 4-10,5
Monosit 0,39 0-0,8
Eosinofil 0,0 (L) 0,05-0,7
Basofil 0,04 0-0,2
Neutrofil 5.38 1,5-8,5

8
Limfosit % 28,0 25-40 %
Monosit% 4.9 2-8%
Eosinofil% 0,0 (L) 2-4
Basofil% 0,5 0-1
Neutrofil% 66.6 60-70%
PCT 0,236 0,2-0,5
PDW 10,1 10-18
URIN LENGKAP
Warna Kuning
Kekeruhan Jernih
Protein urine Negatif Negatif
Glucose urine Negatif Negatif
Ph 6,0 5-9
Bilirubin urine Negatif Negatif
Urobilinogen Negatif Negatif
Berat jenis urine 1.010 1.000-1.030
Keton urine Negatif Negatif
Leukosit Negatif Negatif
Eritrosit Negatif Negatif
Nitrit Negatif Negatif
Sedimen
Eritrosit 1,0 <8,7
Leukosit 0,8 <7,4
Epitel 1,6 <12,9
Silinder 0,00 <0,47
Bakteri 3.6 <83
Kristal 0,0 Negatif
Yeast 0,0 Negatif
Epitel tubulus 0.3 Negatif
Silinder patologis 0,00 Negatif
Mucus 0,0 Negatif
Anti salmonella IgM 1 <= 2 : negatif
Anti Dengue IgG Negatif 3 : borderline
Anti Dengue IgM Positif 4-5 : positif lemah
>= 6 : positif kuat

1.5 Diagnosis
 Demam Berdarah Dengue Derajat 2
 Gizi Baik
1.6 Penatalaksanaan
 Infus asering 20 tpm
 Paracetamol 300 mg setiap 4-6 jam
 Injeksi ceftriakson 1x1 gr + NaCl 500 cc
 Sucralfat 3x5 ml

9
 Kebutuhan kalori sesuai berat badan adalah 1720 kkal
o Protein 62-124 gr
o Lemak 62-124 gr
1.7 Follow Up
Hari/tanggal S O A P
Kamis  Demam hari KU: lemah - Obs  Infus asering 20 tpm
4 Januari 2018 ke 3 mulai T: 38,4˚C febris  Paracetamol 300 mg
menurun HR : 90 x/menit H4 setiap 4-6 jam
 Sakit kepala RR : 21 x/mnt  Injeksi ceftriakson 1x1
 Nyeri perut BB : 29 kg gr + NaCl 500 cc
 Bercak Abdomen (palpasi):  Sucralfat 3x5 ml
kemerahan Nyeri tekan
abdomen
Kulit : Bercak
kemerahan di
lengan bawah dan
paha kanan
Jumat  Demam hari KU: lemah  DBD  Infus asering 20 tpm
5 Januari 2018 ke 4 T: 38,8˚C Deraj  Paracetamol 300 mg
 Sakit kepala HR : 90 x/menit at 2 setiap 4-6 jam
berkurang RR : 21 x/mnt  Injeksi ceftriakson 1x1
 Nyeri perut BB : 29 kg gr + NaCl 500 cc
 Bercak - Abdomen  Sucralfat 3x5 ml
kemerahan (palpasi): Nyeri  Urin tampung
berkurang tekan abdomen
- Kulit : Bercak
kemerahan di
lengan bawah dan
paha kanan
Lab :
- Hematokrit 40.5%
-Trombosit 129.000
- Anti dengue IgM :
5
- Urin Rutin : DBN
Sabtu  Demam hari KU: lemah  DBD  Infus asering 20 tpm
6 Januari 2018 ke 5 T: 38,1˚C Deraj  Paracetamol 300 mg
 Nyeri perut HR : 89 x/menit at 2 setiap 4-6 jam
berkurang RR : 20 x/mnt  Injeksi ceftriakson 1x1
 Bercak BB : 29 kg gr + NaCl 500 cc
kemerahan - Abdomen  Sucralfat 3x5 ml
berkurang (palpasi): Nyeri  Urin tampung
tekan abdomen
- Kulit : Bercak
kemerahan di
lengan bawah dan
paha kanan
Urin tampung : 900
ml

10
Minggu  Demam hari KU: lemah  DBD  Infus asering 20 tpm
7 Januari 2018 ke 6 T: 37,8˚C Deraj  Paracetamol 300 mg
 Nyeri perut HR : 89 x/menit at 2 setiap 4-6 jam
berkurang RR : 20 x/mnt  Injeksi ceftriakson 1x1
BB : 29 kg gr + NaCl 500 cc
- Abdomen  Sucralfat 2x5 ml
(palpasi): Nyeri  Urin tampung
tekan abdomen
Urin tampung : 850
ml

Senin  Demam (-) KU: lemah  DBD  Infus asering 20 tpm


8 Januari 2018  Nyeri perut T: 36.9˚C Deraj  Injeksi ceftriakson 1x1
berkurang HR :92 x/menit at 2 gr + NaCl 500 cc
RR : 22 x/mnt  Sucralfat 3x5 ml
BB : 29 kg  Urin tampung
- Abdomen  Cek darah rutin
(palpasi): Nyeri
tekan abdomen
Urin tampung 850
ml

Selasa  Demam (-) KU: lemah  DBD  Infus asering 20 tpm


9 Januari 2018 T: 36,5˚C Deraj  Injeksi ceftriakson 1x1
HR : 78 x/menit at 2 gr + NaCl 500 cc
RR : 18 x/mnt  Urin tampung
BB : 29 kg  Acc boleh pulang
Urin tampung 900
ml
Lab darah rutin :
Hematokrit 40.6 %
Trombosit 285.000

Pemeriksaan Laboratorium Darah Rutin (9 Januari 2018)

PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN


HEMATOLOGI
Hemoglobin 12,0 g/dl 10,7-13,1 g/dl
Leukosit 8,1 ribu 6-17 ribu
Eritrosit 4,32 jt 3,6-5,2 juta
Hematokrit 40.6 % 40-52 %
Trombosit 285 ribu 150-400 ribu
MCV 82.5 fL 82-98 fL
MCH 27.5 pg 27-32 pg
MCHC 33.4 g/dl 32-37 g/dl
RDW 13.3 % 10-15
MPV 10.5 mm³ 7-11 mm³
Limfosit 4,26 4-10,5
Monosit 0,39 0-0,8
Eosinofil 0,06 0,05-0,7

11
Basofil 0,04 0-0,2
Neutrofil 5.38 1,5-8,5
Limfosit % 28,0 25-40 %
Monosit% 4.9 2-8%
Eosinofil% 2,0 2-4
Basofil% 0,5 0-1
Neutrofil% 66.6 60-70%

1.8 Diagnosis Akhir

Demam Berdarah Dengue Derajat 2 dan Gizi Baik

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
DEMAM BERDARAH DENGUE PADA ANAK

2.1 Definisi
Demam berdarah dengue adalah penyakit demam akut akibat infeksi virus
dengue, dengan manifestasi yang sangat bevariasi, mulai dari demam akut hingga
sindrom renjatan yang dapat menyebabkan mortalitas.

2.2 Epidemiologi

12
Demam berdarahh dengue paling sering terjadi pada daerah tropis dan
subtropis. Indonesia termasuk negara endemis dengue, morbiditas dan mortalitas
dipengaruhi oleh usia, kepadatan vektor, tingkat penyebaran virus, dan kondisi
iklim.
2.3 Etiologi
Virus dengue termasuk dalam genus flavivirus, famili flaviviridae, dan terdiri
dari 4 serotipe: DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4. Seluruh serotipe beredar di
Indonesia, dengan serotipe DEN-3 yang paling dominan dan ditemukan pada
kasus dengue dengan masa inkubasi sekitar 4-10 hari.
2.4 Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis DBD adalah demam (tinggi, mendadak, berlangsung 2-7
hari) dan gejala konstitusional seperti lesu, tidak mau makan, muntah, facial flush
biasa terjadi pada anak, radang faring, pilek.
Kewaspadaan dalam mengantisipasi kemungkinan terjadinya syok pada
penderita DBD yaitu dengan mengenal tanda dan gejala yang mendahului syok
(warning sign).

Tabel 3 Tanda bahaya/warning sign


KRITERIA GEJALA
Klinis Demam turun tetapi keadaan anak
memburuk, nyeri perut dan nyeri tekan
abdomen, muntah yang menetap,
letargi, gelisah, perdarahan mukosa,
pembesaran hati, akumulasi cairan,
oligouria
Laboratorium Peningkatan kadar hematokrit
bersamaan dengan penurunan cepat
jumlah trombosit

13
Gambar 1. Kurva Perjalanan Klinis DBD

2.5 Diagnosa
2.5.1 Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik
 Demam : awitan akut, tinggi dan bersifat kontinu, berlangsung
selama dua hingga tujuh hari pada kebanyakan kasus.
 Adanya tanda-tanda perdarahan : uji tourniket positif, petekie,
purpura, ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi, dan hematemesis /
melena.
 Temuan hepatomegali, sering ditemukan pada 90-98% pada kasus
anak.
 Tanda-tanda syok: takikardia, perfusi perifer buruk dengan nadi
lemah dan tekanan nadi < 20 mmmHg, atau hipotensi dengan akral
dingin, pucat, dan tampak lemass.
2.5.2 Pemeriksaan Laboratorium

Trombositopenia < 100.000/mm3

Hemokonsentrasi : peningkatan hematokrit >20% dari nilai awal
atau rata-rata populasi seusia.
2.6 Klasifikasi Derajat Infeksi Dengue (WHO, 2011)
Tabel 4 Klasifikasi Derajat Infeksi Dengue

Grade Tanda dan Gejala Pemeriksaan Laboratorium


-
Demam dengue Demam dengue minimal 2 kriteria : Leukopenia < 5000/mm3
-
- Trombositopenia <
Nyeri kepala
-
Nyeri retroorbita 150.000/mm3
- -
Mialgia Peningkatan hematokrit

14
-
Artralgia/ nyeri tulang 5-10%
- -
Ruam Tidak ada bukti
-
Manifestasi perdarahan
- kebocoran plasma
Tidak ada bukti kebocoran
plasma
-
Demam Demam dan manifestasi perdarahan Trombositopenia <
berdarah dengue (uji tourniket positif) dan adanya bukti 100.000/mm3
-
Peningkatan hematokrit
(I) kebocoran plasma
>20%

-
Demam Sama seperti grade I ditambah adanya Trombositopenia <
berdarah dengue perdarahan spontan 100.000/mm3
-
Peningkatan hematokrit
(II)
>20%
-
Demam Sama seperti grade I dan II ditambah Trombositopenia <
berdarah dengue adanya tanda kegagalan sirkulasi : nadi 100.000/mm3
-
Peningkatan hematokrit
(III) lemah, tekanan nadi < 20mmHg,
>20%
hipotensi, tampak lemas
-
Demam Sama seperti grade III ditambah bukti Trombositopenia <
berdarah dengue nyata adanya syok dengan tekanan 100.000/mm3
-
Peningkatan hematokrit
(IV) darah tidak terukur dan nadi tidak
>20%
teraba
DBD grade III-IV disebut juga sindrom renjatan dengue (dengue shock syndrome)

2.7 Tata Laksana


2.7.1 Manajemen DBD Derajat I dan II (Kasus Non-syok)
Cairan diberikan sejumlah kebutuhan rumatan (untuk 1 hari) + defisit 5%
(oral maupun intravena) selama 48 jam . sebagai contoh, anak dengan BB 20 Kg.
Maka defisit 5% = 50 ml/KgBB x 20 Kg = 1000 ml. Kebutuhan rumatan ialah
1500 mL untuk 1 hari. Dengan demikian total pemberian cairan ialah M +5%
=2500 mL yang diberikan selama 48 jam.
Tabel 5 Kebutuhan Cairan Berdasarkan Berat Badan Ideal

Rumatan (ml) Rumatan + Defisit 5%


BB ideal (Kg)
(ml)
5 500 7500
10 1000 1500
15 1500 2000
20 2000 2500
25 2500 2850
30 3000 3200

Tabel 6 Kecepatan Pemberian Cairan

15
Jumlah cairan Kecepatan (ml/kgBB/jam)
½ rumatan 1,5
Rumatan 3
Rumatan + defisit 5% 5
Rumatan + defisit 7% 7
Rumatan + defisit 10% 10

2.7.2 Manajemen DBD Derajat III (Kasus Syok)


////////////////////////

16
2.7.3. Manajemen DBD Derajat IV (Kasus Syok)

 Pemberian cairan dilakukan lebih agresif : 10 mL/KgBB bolus selama


10-15 menit. Evaluasi tekanan darah; bila ada perbaikan, lanjutkan terapi
seperti manajemen kasus grade III.
 Bila syok belum teratasi, ulangi pemberiancairan bolus 10 mL/KgBB,
serta evauasi dan atasi abnormalitas hasil laboratorium (asidosis,
gangguan keseimmbangan elektrolit, hipoglikemia)
 Transfusi darah (mempertimbangkan kadar hematokrit sebelum
resusitasi) dapat diberikan
 Bila syok belum teratasi , pertimbangkan pemberian inotropik dan rawat
intensif bila jumlah cairan yang diberikan sudah adekuat.

Gambar 2. SSD Dekompensasi

17
/

Gambar 3. SSD Terkompensasi

2.8 Komplikasi

 Ensefalopati dengue: edema otak dan alkalosis


 Kelainan ginjal : akibat syok berkepanjangan
 Edema paru : akibat pemberian cairan berlebihan

2.9 Tanda-tanda penyembuhan

 Frekuensi, nadi, tekanan darah, & frekuensi napas stabil


 Suhu badan normal
 Tidak dijumpai perdarahan baik eksternal maupun internal
 Nafsu makan membaik
 Tidak dijumpai muntah maupun nyeri perut
 Volume urin cukup
 Kadar hematokrit stabil pada kadar basal
 Ruam konvalensens, ditemukan 20-30% kasus

2.10 Kriteria memulangkan pasien DBD



Tidak demam minnimall 24 jam tanpa pemberian antipiretik

Nafsu makan membaik

Perbaikan klinis jelas

Jumlah urin cukup

Minimal 2-3 hari setelah syok teratasi

Tidak tampak distres pernapasan yang disebabkan efusi pleura/asites

Jumlah trombosit >50.000/mm3

2.11 Nasihat kepada orangtua untuk pasien rawat jalan


 Anak harus istirahat

18
 Cukup minum, selain air putih dapat diberikan susu, jus, buah, cairan
elektrolit, air tajin. Cukup minum ditandai dengan frekuensi BAK
tiap 4-6 jam
 Parasetamol 10mg/KgBB/x diberi bila suhu >38 C dengan interval 4-
6 jam. Hindari pemberian aspirin/NSAID/ibuprofen, berikan
kompres hangat
 Pasien rawat jalan harus kembali berobat setiap hari dan dinilai oleh
petugas kesehatan sampai melewati fase kritis
 Pasien harus segera dibawa ke RS bila terdapat > 1 tanda : pada saat
suhu turun keadaan anak memburuk, nyeri perut hebat, muntah terus
menerus, tangan dan kaki dingin dan lembab, letargi atau gelisah /
rewel, anak tampak lemas, perdarahan (BAB hitam atau muntah
hitam, sesak napas, tidak buang air kecil > 4-6 jam, atau kejang.

BAB III
KESIMPULAN

Pasien perempuan usia 9 tahun dengan berat badan 29 kg datang dengan


keluhan 3 hari SMRS. Demam tinggi, menggigil, naik mendadak, terus menerus.
Keluhan disertai nyeri kepala berdenyut, nyeri perut mimisan 2 kali dan timbul
bercak kemerahan di lengan bawah dan paha kanan. Pada pasien ini telah
dilakukan uji tourniquet dan hasilnya positif. Berdasarkan hasil pemeriksaan lab
darah rutin didapatkan trombosit 129.000, serologis anti dengue igM 5 yang

19
menandakan positif. Oleh karena itu pasien di diagnosis DBD derajat 2 yaitu
Demam tinggi disertai bercak kemerahan di lengan bawah dan paha kanan,
mimisan 2 kali, teraba pembesaran hepar, trombositopenia, uji serologis positif
terinfeksi dengue. Sebagai penatalaksanaan pasien diberikan infus asering 20
tpm, paracetamol 300 mg setiap 4-6 jam, sucralfat 3x5 ml, Injeksi ceftriakson 1x1
gr + NaCl 500 cc dan kebutuhan kalori 1720 kkal.

DAFTAR PUSTAKA

Depatemen Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 2009.


Panduan Ilmu Penyakit Dalam UI. Depok. Hal 96-98.

Ikatan dokter anak Indonesia (IDAI) 2009. Pedoman pelayanan medis pada anak.
Jakarta. Hal 23-26.

Ikatan dokter anak Indonesia (IDAI) 2014, Pedoman Diagnosis& Tatalaksana


Infeksi Virus Dengue pada Anak. Jakarta. Hal 35-39.

Kapita Selekta Kedokteran 2014. Essential medicine. Fakultas Kedokteran


Universitas Indonesia. Jakarta. Hal 68-71.

20
Misnadiarly 2009. Demam Berdarah Dengue. Jakarta. Hal 2-6.

Nelson textbook of pediatric pathologist 2010. Childhood asthma chapter 144. Hal
1095-1115.

Sibernagl & Lang 2010. Colour atlas of pathophysiologi : at a glance. University


of Wurzburg Germany. Hal 74.

Soedarto 1996. Penyakit-Penyakit Infeksi Indonesia. Surabaya. Hal 56-60

WHO 2011. Klasifikasi Infeksi Dengue. Hal 115.

Widoyono 2011. Penyakit Tropis. Jakarta. Hal 83-85.

21

Anda mungkin juga menyukai