3. Memberi perawatan yang sesuai agar dokter gigi dapat bertindak dengan hati hati terhadap
kondisi sistemik pasien sehingga tidak terjadi komplkasi
LO 2-3
Alergi
Obat-obatan dan substansi lain yang dapat memicu reaksi alergi antara lain: anestetik
lokal, antibiotik, analgesik, obat-obatan anxiolitik, serta berbagai bahan atau produk-produk
dental lainnya.. Reaksi alergi, yang terjadi selama atau setelah perawatan gigi, merupakan
salah satu masalah serius yang mungkin terjadi.
1. Anestetik lokal. Alergi yang disebabkan oleh penggunaan anestetik lokal
biasanya dipicu oleh bahan pengawet dalam ampul, yang berperan sebagai
germisida. Bahan pengawet yang sering digunakan antara lain derivat paraben
(metil-, etil-, propil-, dan butil-paraben). Saat ini, sebagian besar anestetik lokal
tidak mengandung bahan pengawet untuk menghindari timbulnya reaksi alergi,
yang mempersingkat waktu penyimpanan larutan anesteik.
2. Antibiotik. Antibiotik yang harus diperhatikan oleh dokter gigi (untuk
menghindari alergi) adalah penisilin, karena merupakan antibiotik pilihan dalam
sebagian besar kasus prosedur dental. Frekuensi reaksi alergi akibat penggunaan
penisilin berkisar antara 2% sampai 10% dan reaksi bermanifestasi sebagai
reaksi ringan, parah, atau, fatal.
3. Analgesik. Analgesik yang berperan dalam reaksi alergi, meskipun jarang
terjadi, antara lain narkotik (kodein atau fetidin), dan asam asetilsalisilat
(aspirin). Diantara berbagai jenis analgesik, aspirin dinyatakan sebagai obat
yang berperan dalam sebagian besar reaksi alergi, yang berkisar antara 0,2%
sampai 0,9%. Reaksi alergi akibat konsumsi aspirin bervariasi mulai dari
urtikaria biasa sampai syok anafilaktik. Kadang-kadang, timbul gejala asma
atau edema angioneurotik.
4. Obat-obatan anxiolitik. Barbiturat merupakan obat-obatan anxiolitik yang
paling sering menyebabkan reaksi alergi. Biasanya menyerang individu yang
memiliki riwayat urtikaria, edema angioneurotik, dan asma. Reaksi alergi
biasanya bersifat ringan dan hanya berupa reaksi pada kulit (urtikaria).
5. Berbagai bahan dan produk kedokteran gigi. Resin akrilik, antiseptik
tertentu, larutan prosesing radiograf, dan sarung tangan dapat memicu alergi.
Reaksi alergi biasanya bersifat ringan dan berupa stomatitis (eritema inflamasi)
dan urtikaria kulit.
1. Anafilaksis. Ini merupakan tipe reaksi alergi yang paling berbahaya, yang dapat
menyebabkan kematian pasien dalam waktu beberapa menit. Dapat
mengakibatkan kerusakan sistem pernapasan dan sirkulasi akut, yang ditandai
dengan suara serak, disfagia, kecemasan, ruam, rasa terbakar, sensasi nyeri,
pruritus, dispnea, sianosis pada tungkai, bersin-bersin akibat bronkospasme,
mual, diare, kecepatan denyut jantung tidak beraturan akibat hipoksia,
hipotensi, dan kehilangan kesadaran. Anafilaksis dapat berakibat fatal dalam
waktu 5-10 menit.
2. Urtikaria. Ini merupakan tipe alergi yang umum terjadi dan ditandai dengan
munculnya vesikel dalam berbagai ukuran, akibat sekresi histamin dan
serotonin, yang menyebabkan peningkatan permeabilitas struktur vaskuler.
Vesikel akan menginduksi terjadinya pruritus dan sensasi terbakar pada kulit.
Reaksi tersebut dapat bersifat lokal atau menyebar ke seluruh tubuh. Reaksi
yang parah dapat menyebabkan penurunan volume darah, sehingga terjadi
anafilaksis.
3. Edema angioneurotik (Quincke’s edema). Reaksi ini timbul secara
mendadak, dan ditandai dengan pembengkakan berbatas tegas pada jaringan
lunak, terutama pada bibir, lidah, mukosa bukal, kelopak mata, dan epiglotis.
Hidup pasien berada dalam bahaya karena terjadi kerusakan saluran pernapasan
bagian atas, yang menyebabkan dispnea dan kesulitan menelan, jika tidak
segera dirawat, dapat mengakibakan kematian.
4. Asma alergi. Ini merupakan reaksi alergi terisolasi dan berupa bronkospasme
dan dispnea pernapasan.
Bertanya tentang tipe alergi dan obat-obatan atau substansi yang menyebabkan
reaksi
Merujuk pasien ke ahli alergi untuk pemeriksaan, jika riwayat menunjukkan
bahwa pasien alergi terhadap anestetik local
Hindari administrasi obat-obatan yang dapat menimbulkan hipersensitivitas
pasien. Misalnya, dalam kasus alergi aspirin, dapat diberikan asetaminofen
(Tylenol), atau dalam kasus alergi penisilin, dapat diberikan makrolid.
Pasien yang memiliki riwayat penyakit-penyakit atopik, seperti rhinitis alergi,
asma, dan eksema harus diberi perhatian khusus
Dokter gigi harus mempersiapkan diri untuk menghadapi pasien yang alergi
terhadap obat-obatan tertentu (adrenalin, hidrokortison, antihistamin, dan
oksigen)
5) Epilepsi
Kedua bentuk epilepsi ini umumnya berakhir dengan sendirinya dan yang dibutuhkan
hanyalah menunggu sampai kesadaran muncul kembali.
Tanda-tanda Klinis
a. Hilangnya kesadaran petit mal
b. Kontraksi otot-otot secara umum (tahap kronis)
c. Kejang-kejang tubuh yang tidak dapat dikontrol (tahap kronis) grand mal
d. interkontinen
Pencegahan serangan
a. Penderita epilepsi yang dikontrol dengan baik dapat dirawat sama seperti
pasien-pasien lain tanpa pencegahan yang khusus
b. Edukasi mengenai perawatan yang dilakukan kepada pasien.
c. Mengkondisikan ruangan senyaman mungkin agar pasien tidak nervous, karena
nervous dapat memicu kambuhnya epilepsi.
d. Perawatan diberikan 90 menit setelah pasien makan.
e. Harus selalu menyedikan sendok atau handuk
f. Jikan pasien sangat nervous, sebaiknya diberikan obat penenang tambahan
sebelum tiba di rumah sakit.
Penatalaksanaan
Proses penyembuhan pada serangan petit mal berlangsung cepat, dan tidak ada
pencegahan khusus yang perlu dilaksanakan. Jika perawatan gigi sudah dimulai, maka dapat
dilanjukan kembali dan semua peralatan disekitar penderita harus disingkirkan.
Penanganan pada serangan grand mal adalah seperti pada pasien tidak sadar. Sangat
penting untuk mengangkat seluruh benda-benda yang lepas dari dalam mulut, terutama geligi
tiruan penuh, dan melindungi lidah dari kerusakan. Semua peralatan disekitar penderita harus
disingkirkan. Dapat memberikan alat bantu pernafasan Brook. Tahap klonik/ kejang jarang
berakhir lebih dari beberapa menit dan diikuti dengan keadaan mengantuk yang akan
berlangsung selama beberapa menit sampai beberapa jam, dimana selama masa tersebut
pasien akan berbicara dengan ucapan yang tidak jelas, mengeluh sakit kepala dan umumnya
merasa tidak sehat. Jika perawatan gigi sudah dimulai, maka sebaiknya dipersingkat.
Kadang-kadang pada epilepsi yang tidak stabil, serangan mungkin berlangsung lama
atau diikuti dengan serangan lain dalam waktuy yang cepat. Apabila hal ini terjadi, dengan
fase klonik berlangsung lebih dari 10 menit, maka diperlukan advis medis dari dokter ahli
atau bantuan ambulans. Jika bantuan yang diharapkan belum datang, persediaan
benzodiazepines pada praktik dapat diberikan secara intravena. Diazepam atau midazolam
10mg yang diberikan secara intravena, secara perlahan dapat menggagalkan serangan.
Kadang-kadang bila dibutuhkan dosis yang lebih besar, mintalah advis medis dari dokter ahli
sebelum memberikan dosis yang melebihi jumlah ini.