Abstrak
Masa pubertas dialami oleh semua remaja. Pengetahuan dan sikap remaja memengaruhi perilaku remaja menghadapi
masa pubertas. Penelitian ini dibuat dengan tujuan memberikan gambaran tingkat pengetahuan dan sikap remaja
mengenai perubahan fisik dan psikososial pada masa pubertas di SMP Taruna Bhakti Depok. Desain penelitian ini
menggunakan desain deskriptif sederhana dengan metode penelitian analisis univariat. Jumlah sampel 96 orang dengan
teknik pengambilan sampel secara Cluster. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas responden memiliki pengetahuan
dan sikap baik terhadap perubahan fisik dan psikososial pada masa pubertas. Peneliti merekomendasikan untuk
memfasilitasi remaja melakukan aktifitas yang dapat membantu remaja berperilaku sesuai dengan pengetahuan dan
sikap baik yang telah dimiliki.
Abstract
Puberty is experienced by all adolescents. Knowledge and attitudes affect the behavior of adolescent facing puberty.
This research aimed to provide an overview of the level of knowledge and attitudes of adolescents regarding physical
and psychosocial changes at puberty in Taruna Bhakti Middle School. This research design used simple descriptive
with univariate analysis research methods. The total sample was 96 chosen by Cluster sampling. The results showed
that majority of the respondents have good knowledge and attitudes towards physical and psychosocial changes at
puberty. Researcher recommended to facilitate adolescents perform activities that help teens behave in line with good
knowledge and attitudes that have been owned.
Masa remaja merupakan suatu periode transisi pubertas, seorang anak akan mengalami
antara masa kanak-kanak dan masa dewasa berbagai macam perubahan sebagai bentuk
kognitif, sosial, dan emosional bagi anak laki- Masa pubertas akan dialami seorang anak
laki dan anak perempuan (Wong, 2009). Masa pada waktu yang bervariasi dan tergantung
transisi ini tidak lepas dari masa pubertas pada jenis kelamin. Biasanya tergambar
yang akan dialami oleh setiap anak. Pubertas dengan adanya penampakan karakteristik seks
menurut Wong (2009) adalah proses sekunder pada sekitar usia 11 sampai 12 tahun
kematangan hormonal dan pertumbuhan yang dan akan berakhir dengan ditandai
terjadi ketika organ-organ reproduksi mulai berhentinya pertumbuhan tubuh pada usia 18
berfungsi dan karakteristik seks sekunder sampai 20 tahun (Wong, 2009). Pada anak
mulai muncul. Dapat juga diartikan sebagai perempuan, awal masa ini ditandai dengan
Pengetahuan dan ..., Islah Akhlaqunnissa Jihadi, FIK UI, 2013
Pengetahuan
dan
Sikap
Remaja
mengenai
Perubahan
Fisik
dan
Psikososial
2
Jatinangor, didapatkan hasil dari 142 Pengolahan data penelitian ini menggunakan
responden, 44% memiliki konsep diri negatif. program komputer SPSS 15.0. Empat tahapan
Metode Penelitian yang dilakukan dalam pengolahan data ini
Desain yang digunakan pada penelitian ini (Notoatmodjo, 2010), yaitu data entry,
yaitu deskriptif sederhana. Tempat penelitian editing, coding, processing, dan cleaning.
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Sikap perubahan yang terjadi pada individu remaja
Responden tentang Perubahan Fisik pada itu sendiri membuat remaja mencari tahu
Masa Pubertas di SMP Taruna Bhakti terhadap perubahan yang sedang dialaminya,
Depok, April 2013 (n= 96) khususnya perubahan yang terjadi selama
No. Sikap Persentase (%) masa pubertas. Rasa aneh dan berbeda yang
1. buruk 15,6 kemungkinan bergejolak dalam diri remaja
3. Baik 84,4
membuat remaja berfikir kritis, teoritis, dan
Total 100
akhirnya dapat mengambil kesimpulan
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Sikap terhadap perubahan yang dialaminya.
Responden tentang Perubahan Psikososial Selain itu, didukung dengan adanya
pada Masa Pubertas di SMP Taruna penyelenggaraan mata ajar bimbingan
Bhakti Depok, April 2013 (n= 96) konseling dan biologi di sekolah tempat
No. Sikap Persentase (%) dilakukannya penelitian, remaja dapat
1. buruk 1 menambah wawasan remaja mengenai
3. Baik 99
Total 100 perubahan yang terjadi saat puber
Dibandingkan dengan hasil penelitian lain,
depresi. Sedangkan di sisi lain, perubahan dicapai pada periode remaja adalah menerima
pubertas pada anak laki-laki, yang diukur keadaan fisik dan menggunakannnya secara
dengan perubahan suara, tidak memengaruhi efektif. Remaja yang mampu menerima
secara signifikan terhadap kejadian depresi perubahan tubuhnya akan percaya diri dengan
pada remaja putera bahkan hal ini dianggap penampilannya.
memiliki efek positif pada citra tubuh. 4. Sikap tentang perubahan psikososial
Dibandingkan dengan hasil penelitian ini, Berdasarkan hasil jawaban dari kuesioner,
mayoritas siswa SMP Taruna Bhakti memiliki gambaran sikap baik ditunjukkan oleh
sikap dengan kategori baik terhadap sebanyak 99% responden. Responden pada
perubahan fisik yang terjadi pada masa penelitian ini, sudah dapat menyadari
pubertas, baik remaja putri maupun putra. bahwasanya lingkungan yang baik akan
Hasil ini juga sesuai dengan wawancara membantu remaja menjadi diri yang memiliki
dengan beberapa siswa yang mengatakan sikap dan perilaku yang baik, begitupun juga
bahwa siswa-siswa tersebut mendukung dan sebaliknya. Responden memiliki sikap
antusias terhadap pengajaran mengenai mendukung terhadap adanya pendidikan
perubahan-perubahan yang akan dialami saat seksual untuk diajarkan pada anak seusia
pubertas karena akan membantu mereka mereka. Hasil wawancara dengan beberapa
melewati masa pubertas dengan baik. Hasil siswa SMP tersebut juga mendukung hasil
penelitian juga mengungkapkan bahwa penelitian ini. Menurut mereka hal ini penting
sebagian besar responden tidak merasa panik sekali mengingat maraknya terjadi seks bebas
saat mengalami menarke atau emisi nokturnal di kalangan remaja di sekitar mereka.
untuk pertama kalinya. Responden merasa Sikap responden yang baik ini, juga di
sudah siap dengan perubahan-perubahan yang dukung dengan kegiatan yang
akan terjadi saat pubertas. diselenggarakan sekolah untuk para siswanya.
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan Kegiatan keagamaan seperti ROHIS (Rohani
penelitian yang dilakukan Asriani, Intang, & Islam) dan (Rohani Kristen) yang diikuti
Sumira pada tahun 2012. Sikap remaja putri siswa telah membantu remaja untuk
SMP Negeri 1 Ranteangin Kabupaten Kolaka menentukan sikap terhadap perkembangan
Utara Sulawesi Tenggara tentang perubahan psikososial yang telah dialaminya. Selain itu
fisik pada masa pubertas, menunjukkan adanya mata ajar bimbingan konseling yang
63,4% (n=93) remaja puteri memiliki sikap dimasukkan ke dalam kurikulum belajar
terhadap pubertas yang mendukung. siswa, memberikan kesempatan pada seluruh
Menurut Havighurst (dalam Prayitno, 2006) siswa untuk berbagi pengalaman seputar
salah satu tugas perkembangan yang harus masalah remaja dan mendiskusikannya untuk
menentukan penyelesaian terbaik. Hal ini terhadap diri sendiri. Sebaliknya, jika anak
sesuai dengan salah satu faktor pembentuk mengalami perasaan yang tidak diinginkan,
sikap yaitu institusi pendidikan dan agama penolakan, ketidakamanan, dan
(Rahayuningsih, 2008). ketidakpedulian, maka anak dapat
Menurut responden, teman sebaya merupakan mengembangkan sikap negatif terhadap diri
tempat berbagi perasaan dan pengalamannya. sendiri.
Teman sebaya juga menjadi bagian dari Faktor yang memengaruhi pembentukan sikap
proses pembentukan identitas diri. Sikap dan baik responden terhadap masa pubertas ini
perilaku remaja dapat dipengaruhi dari dapat dipengaruhi oleh orang tua. Terbukti
tekanan kelompok sebaya (konformitas). Jika dari hasil penelitian ini sebanyak 52,1%
konformitas bersifat positif, remaja akan responden mendapat informasi seputar
mengadopsi hal-hal positif yang akan pubertas dari orang tuanya. Berdasarkan
memengaruhi pembentukan identitasnya. penelitian Supriadi (2006) bahwa remaja
Sebaliknya, jika konformitas bersifat negatif, membutuhkan dukungan keluarga terhadap
remaja dapat terbawa sikap dan perilaku yang respon remaja menghadapi masa pubertas.
negatif, seperti membolos sekolah, merokok, Penelitian lainnya yang dilakukan Dewi,
dan lain-lain (Santrock, 2003). Penerimaan Haryanti, dan Purwanta (2009) di Kebumen
teman sebaya menjadi sangat penting bagi menyatakan bahwa orang tua memiliki peran
remaja. Menjadi bagian dari kelompok penting dalam mendampingi anak
tertentu, menuntut remaja untuk menghadapi pubertas. Studi korelatif yang
menyesuaikan diri dengan kelompoknya. dilakukan Suprapti dan Indarwati pada salah
Berdasarkan penelitian Pathan pada tahun satu SMPN di Boyolali mengungkapkan
2010, saat masa remaja, orang-orang disekitar bahwa terdapat hubungan antara peran orang
remaja, seperti keluarga, saudara, teman tua dengan pengetahuan pubertas remaja yang
sebaya, dan guru akan menyoroti terhadap akhirnya akan memengaruhi sikap remaja itu
perubahan yang akan dialami remaja sehingga sendiri. Pengaruh orang tua pada penelitian
hal ini akan membentuk pemikiran tentang ini sesuai dengan faktor pembentukan sikap
diri mereka sendiri baik secara positif maupun yaitu significant others (Rahayuningsih,
negatif. Sikap positif atau negatif remaja akan 2008).
memengaruhi kehidupan masa depan remaja Pihak sekolah perlu mempertahankan sikap
itu sendiri. Dalam penelitian Pathan, jika anak siswa yang berdasarkan penelitian ini telah
menerima kasih sayang, penerimaan, dianggap baik. Selain itu, sekolah maupun
perhatian, cinta, dan keamanan dari orang tua, orang tua, perlu mengadakan kerja sama
maka anak akan memiliki sikap positif dalam memantau perkembangan remaja.
Dewi, R., Haryanti, F., & Purwanta. (2009). Iran: Department of Educational Sciences
Penulisan manuskrip. Jurnal Islamic Azad University.
Keperawatan, 2 (2). Diakses di
Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi
http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/220
penelitian kesehatan. Jakarta: PT Rineka
92129.pdf. (12 Desember 2012).
Cipta.
Gandhi, R., Raju, A. S. R., & Seth, G. S .
Pathan, S. S. (2010). Adolescent’s attitude
(2011). Perception of adolescent boys
toward self. Journal of Arts Science &
regarding pubertal changes (physical,
Commerce.
emotional and psychological) from urban
slum area of Mumbai. Indian Journal of Rahayuningsih, S. U. (2008). Sikap (attitude).
Public Health Research & Development. www.nurul_q.staff.gunadarma.ac.id/Dow
Vol.2. nloads/files/9095/bab1. Diunduh 25
Desember 2012.
Levine, M. P., & Smolak, L. (2001). Body
image development in adolescence. In Remschmidt, H. (1994). Psychosocial
T.F. Cash & T. Pruzinsky (Eds.), Body milestones in normal puberty and
image: A handbook of theory, research, adolescence. Hormone Research in
and clinical practice: 74-82). New York: Pediatrics, 41: 19-29. Marburg: Karger
Guilford Press. Medical and Scientific Publishers.
Mangihuttua, N. (2012). Gambaran konsep Ricci, S. S., & Kyle, T. (2009). Maternity and
diri pada remaja yang mengalami pediatric nursing. Philadelphia:
pubertas di SMPN 1 Jatinangor. Lippincott Williams & Wilkins.
http://pustaka.unpad.ac.id/archives/12665
Ryan, S. A.,Millstein, S. G., & Irwin, C. E.
0/. Diakses 28 Juni 2013.
(1996). Puberty questions asked by early
Maspaitella, L. (2011). Ini akibatnya jika adolescents:What do they want to know?.
anak cepat puber. Journal of Adolescent Health, 19: 145-
http://health.detik.com/read/2011/04/06/1 152.
73537/1610272/775/ini-akibatnya-jika-
Santrock, J. W. (2012). Puberty and
anak-cepat-puber. Diakses 22 April 2013.
biological foundations: Chapter 3. US:
Najafianpour, B. (2009). The sources of McGraw-Hill Companies.
pubertal information and their impact on
Suprapti, & Indarwati. (2013). Peran orang
stress and anxiety among adolescents.
tua dan pengetahuan remaja tentang